Bedasarkan tabel 7 di atas jika ditinjau dari harga saham masing-masing perusahaan menunjukan bahwa PT. Aqua Golden Tbk tahun 2007 mempunyai harga
saham tertinggi yaitu sebesar Rp. 125.250, sedangkan PT. Cahaya Kalbar Tbk tahun 2005 mempunyai harga saham terendah yaitu sebesar Rp. 486.
Rata-rata harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden Tbk yaitu sebesar Rp. 95.690, sedangkan rata-rata harga saham terendah di miliki oleh PT. Sekar
laut Tbk yaitu sebesar Rp. 245.
4.3. Uji Kualitas Data Sebelum Perbaikan Data
4.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal
dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS Sumarsono, 2004: 40. Tabel 4.5. adalah hasil dari pengujian normalitas.
Tabel 8: Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
36 36
36 36
36 19507.92
3E+011 -5E+011
3E+011 1E+011
33483.290 6E+011
2E+012 1E+012
2E+011 .358
.394 .460
.449 .333
.358 .394
.363 .449
.333 -.281
-.269 -.460
-.353 -.259
2.148 2.363
2.763 2.693
1.995 .000
.000 .000
.000 .001
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a, b
Abs olute Pos itive
Negative Mos t Extreme
Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed Y
X1 X2
X3 X4
Tes t distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan tabel 8 diatas hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov terhadap variabel penelitian pada regresi berganda menunjukkan nilai signifikansi
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel dalam penelitian ini memiliki distribusi yang tidak normal.
4.4. Uji Asumsi Klasik Sebelum Perbaikan Data
Persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan
keputusan yang BLUE maka persamaan regresi harus memenuhi ketiga asumsi klasik.
4.4.1. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
sebelumnya. Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, digunakan uji Durbin-Watson Dw-Test. Suatu data observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika
nilai Durbin Watson berada antara -2 hingga +2 Santoso, 2001 :219. Tabel 4.6. adalah nilai Durbin-Watson yang dihasilkan dari model regresi.
Tabel 9: Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
.140
a
.020 -.107
35226.681 .020
.155 4
31 .959
.619 Model
1 R
R Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate R Square
Change F Change
df1 df2
Sig. F Change Change Statistics
Durbin- Watson
Predictors: Constant, X4, X3, X1, X2 a.
Dependent Variable: Y b.
Sumber: Lampiran 4A
Berdasarkan tabel 4.6. nilai DW sebesar 0.619 terletak diantara -2 sampai +2, berarti bahwa dalam persamaan regresi tidak ada Autokorelasi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa asumsi tidak terjadi autokorelasi dapat dipenuhi.
4.4.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas Ghozali, 2002 : 57.
Tabel 10 : Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Bebas VIF
Keterangan
Arus Kas Oprasi X1 22.320
Multikolinearitas Arus Kas InvestasiX2
27.304 Multikolinearitas
Arus Kas Pendanaan X3 Laba akuntansi X4
14.892 16.772
Multikolinearitas Multikolinearitas
Sumber : Lampiran 4A Berdasarkan tabel 10 di atas menunjukkan nilai VIF lebih dari 10, sehingga
terjadi multikolinieritas yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas penelitian tidak dapat dipenuhi.
4.4.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas Ghozali, 2002: 69. Model regresi yang baik tidak mengandung heteroskedastisitas. Pengujian
Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode Rank Spearman.
Tabel 11 : Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Nilai Signifikansi korelasi
Rank Spearman Keterangan
Arus Kas Operasi X1 0.004
Heteroskedastisitas Arus Kas Investasi X2
0.106 Non Heteroskedastisitas
Arus Kas Pendanaan X3 Laba Akuntansi X4
0.061 0.005
Non Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas
Sumber : Lampiran 4B Berdasarkan tabel 11 di atas diketahui bahwa hasil uji heteroskedastisitas pada
nilai residual variabel bebas penelitian arus kas operasi X1 dan laba akuntansi X4 menunjukkan nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian asumsi tidak terjadi
heteroskedastisitas tidak dapat dipenuhi
4.5. Analisis dan Pengujian Hipotesis