PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan Oleh :

AMINUDDIN

0613010188/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

Yang diajukan

AMINUDDIN

0613010188/FE/EA

Disetujui untuk Ujian Lisan Oleh

Pembimbing Utama

DRA. EC. ERNA SULISTYOWATI, MM Tanggal:……….

NIP. 030 217 166

Mengetahui

Wakil Dekan fakultas Ekonomi

DRS. EC. SAIFUL ANWAR. MSi NIP. 030 194 437


(3)

LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG GO PUBLIK

DI BURSA EFEK INDONESIA

Disusun oleh :

AMINUDDIN 0613010188/FE/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal, 26 November 2010

Pembimbing Utama : Tim Penguji Utama Ketua

Dra. Ec. Erna Sulistyowati, MM Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi

Sekretaris

Drs. Ec. Eko Riyadi, MAks

Anggota

Dra. Ec. Erna Sulistyowati, MM

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM NIP. 030.202.389


(4)

menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan food and baverage yang go public di Bursa Efek Indonesia”

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya. 3. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya 4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas


(5)

6. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

7. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu menghantarkan penulis menyelesaikan studinya.

8. Teman-teman genk Ambarowo dan Oky yang selalu membantu penulis dari awal sampai terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, November 2010


(6)

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ………. viii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. ix

ABSTRAK ……….. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah……….... 8

1.3 Tujuan Penelitian ..………..………..………. 8

1.4 Manfaat Penelitian ………. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ……… 10

2.2 Landasan Teori ………..………..….. 16

2.2.1. Laporan Keuangan ………... 16

2.2.1.1 Pengertian dan Tujuan analisa Laporan Keuangan ……… 16

2.2.1.2 Pentingnya Laporan Keuangan sebagai Alat Komunikasi ……… 18

2.2.1.3 Unsur Laporan Keuangan ……….. 21

2.2.1.4 Penyajian Laporan Keuangan ……… 21

2.2.2. Arus Kas ……….. 24

2.2.2.1 Pengertian arus Kas ……….. 24

2.2.3. Laba ……… 27

2.2.3.1 Pengertian Laba ……….... 27


(7)

2.2.4. Pasar Modal ……… 31

2.2.4.1 Pengertian Pasar Modal ……….. 31

2.2.4.2 Fungsi Pasar Modal ……… 32

2.2.5. Harga Saham ………. 34

2.2.6. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham ………. 35

2.2.7. Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap Harga Saham ………. 35

2.2.8. Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Harga Saham ………. 36

2.2.9. Prediksi Laba Akuntansi terhadap Harga Saham ………. 37

2.3. Kerangka Pikir ……….. 38

2.4. Hipotesis ……… 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variable ……….. 41

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 45

3.2.1 Populasi ………...… 45

3.2.2 Sampel ………....…… 46

3.3 Teknik Pengumpulan Data …...…………...….. 47

3.3.1 Sumber dan Jenis Data ……….. 47

3.3.2 Pengumpulan Data ……… 47

3.4 Uji Kualitas Data……….. 47


(8)

3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ………. 51

3.6.1 Teknik Analisis ………. 51

3.6.2 Uji Hipotesis ………. 51

3.6.2.1 Uji f……… 51

3.6.2.2 Uji t ………... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ………. 54

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ……… 61

4.2.1 Variabel Arus Kas Operasi ………. 61

4.2.2 Variabel Arus Kas Investasi ……… 63

4.2.3 Variabel Arus Kas Pendanaan ……… 65

4.2.4 Variabel Laba Akuntansi ………. 67

4.2.5 Variabel Harga Saham ………. 69

4.3 Uji Kualitas Data Sebelum Perbaikan Data ……….. 71

4.3.1 Uji Normalitas ………. 71

4.4 Uji Asumsi Klasik Sebelum Perbaikan Data……... 72

4.4.1 Uji Autokorelasi ……….. 72

4.4.2 Uji Multikolinieritas ……… 73

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ……… 73

4.5 Analisis dan Pengujian Hepotesisi sebelum Perbaikan Data ………. 74

4.5.1 Persamaan Regresi ……….. 75

4.5.2 Koefisien Determinasi (R Square) ………….. 77

4.5.3 Hasil Pengujian Hepotesis ……….. 77

4.5.3.1 Hasil Uji Kecocokan Model ………. 77


(9)

4.7.2 Uji Multikolinieritas ……… 83

4.7.3 Uji Heteroskedastisitas ……… 83

4.8 Analisis dan Uji Hipotesis Sesudah Perbaikan Data ……… 84

4.8.1 Persamaan Regresi ……… 84

4.8.2 Koefisien Determinasi (R Square) ……… 87

4.8.3 Hasil Pengujian Hepotesis ……… 87

4.8.3.1 Hasil Uji f ………. 87

4.8.3.2 Hasil Uji t ………. 88

4.9 Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 91

4.9.1 Implikasi Penelitian ……….. 91

4.9.2 Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ……… 92

4.9.3 Keterbatasan Penelitian ……… 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……….. 96

5.2 Saran ……… 97

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ………..… 6

2. Harga saham perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ………..…. 7

3. Data Arus Kas Operasi pada Perusahaan Food and Baverage yang go publik pada tahun 2005 sampai 2008 ... 62

4. Data Arus Kas Investasi pada Perusahaan Food and Baverage yang go publik pada tahu 2005 sampai dengan 2008 ... 64

5. Data Arus Kas Pendanaan pada Perusahaan food and baverage yang go publik pada tahun 2005 sampai dengan 2008 ... 66

6. Data laba akuntansi pada perusahaan food and baverage yang go publik pada tahun 2005 sampai dengan 2008 ... 68

7. Data harga saham perusahaan Food and Baverage yang go publik pada tahun 2005 sampai dengan 2008 ... 70

8. Hasil Uji Normalitas ………..… 71

9. Hasil Uji Autokorelasi ……….. 72

10. Hasil Uji Multikolinieritas ……….. 73

11. Hasil Uji Heteroskedastisitas ………. 74

12. Koefisien Determinasi ………. 77

13. Uji Kecocokan Model (Uji F) ……… 78

14. Hasil Uji Parsial ………. 79

15. Hasil Uji Normalitas ………. 81

16. Hasil Uji autokorelasi ……… 82

17. Hasil Uji Multikolinieritas ………. 83

18 Hasil Uji Heteroskedastisitas ……… 84

19 Koefisien Determinasi ……….. 87

20 Uji f ... 88


(11)

(12)

Lampiran 3 Uji Normalitas (Sebelum Perbaikan Data)

Lampiran 4A Uji Asumsi Klasik (Sebelum Perbaikan Data)

Lampiran 4B Uji Asumsi Klasik (Sebelum Perbaikan Data)

Lampiran 5 Persamaan Regresi (Sebelum Perbaikan Data)

Lampiran 6 Uji Hipotesis (Sebelum Perbaikan Data)

Lampiran 7 Uji Normalitas (Setelah Perbaikan Data)

Lampiran 8A Uji Asumsi Klasik (Setelah Perbaikan Data)

Lampiran 8B Uji Asumsi Klasik (Setelah Perbaikan Data)

Lampiran 9 Persamaan Regresi (Setelah Perbaikan Data)


(13)

Aminuddin

ABSTRAK

Pasar modal merupakan sarana untuk mempertemukan dua pihak yang saling berkepentingan. Pihak pertama adalah perusahaan, sebagai pihak yang membutuhkan dana dan pihak kedua adalah investor, sebagai pihak penyedia dana. Dalam hal ini pasar modal memberikan alternative yang dibutuhkan untuk masyarakat. Informasi laba, nilai buku saham dan laba perlembar saham merupakan informasi yang dibutuhkan oleh para investor di pasar modal. Namun demikian, informasi akuntansi seperti tersebut bukan merupakan informasi yang sifatnya absolute dalam pengambilan keputusan bagi pemodal. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan pengaruh kandungan informasi arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan laba akuntansi dalam memprediksi harga saham.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan laba akutansi dalam memprediksi harga saham pada perusahaan food and baverage yang Go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2004 sampai dengan tahun 2008.

Dari hasil analisis, didapat kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Begitu juga secara parsial pun juga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Keywords : Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, Laba Akuntansi, Harga saham


(14)

1.1. Latar Belakang

Perusahaan sebagai suatu kesatuan usaha yang bersifat profit motive pada dasarnya didirikan dan dijalankan untuk suatu tujuan tertentu baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.tujuan jangka pendek pada umumnya adalah memperoleh laba semaksimal mungkin dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa laba memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan ekonomi (economic decision) dan merupakan tolak ukur prestasi bagi perusahaan, sehingga memperoleh kepercayaan dari pihak ekstern khususnya investor. Sedangkan tujuan jangka panjang perusahaan pada umunya adalah untuk mempertahankan kesinambungan usaha. Oleh karena itu, demi mempertahankan kelangsungan hidup agar dapat berkembang di tengah-tengah tingkat persaingan yang terjadi, laba yang diperoleh juga akan digunakan untuk meningkatkan usaha perusahaan (Parawiyati dan Baridwan :1998).

Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang dimana perekonomiaannya terus mengalami dinamika, maka alternatif investasi sangat dibutuhkan. Pelaporan keuangan menjadi fokus utama bagi para investor dan kreditor khususnya mengenai informasi mengenai laba. Pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam statement


(15)

of financial accounting concepts (SFAC) No.1, bahwa untuk menilai kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir resiko dalam investasi atau kredit.

Selain laba-rugi, laporan keuangan lainnya yang dibutuhkan untuk menilai suatu perusahaan adalah laporan arus kas. Menurut (SAK: 2009) laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu. Dalam pengajiannya, laporan arus kas di klasifikasikan menjadi tiga yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas menentukan apakah dari operasinya perusahaan mendapatkan penghasilan yang cukup untuk melunasi pinjaman, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa meminjam dana dari pihak lain.

Ketika dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan ,laba dan arus kas, investor dan kreditor harus merasa yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi focus perhatian mereka adalah yang mampu secara baik menggambarkan kondisi ekonominya serta prospek prusahaan dimasa depan. Investor dan, kreditor berkepentingan untuk mengetahui informasi yang lebih bermanfaat untuk mengefaluasi kinerja perusahaan pada suatu saat tertentu. Untuk itu, faktor kerangka ekonomis yang dihadapi perusahaan pada saat tersebut harus dipertimbangkan, yang dicapai dengan memasukkan siklus hidup perusahaan ( Parawiyati dan Baridwan : 1998 )

Penyajian data mengenai arus kas menyediakan informasi yang diasumsikan akan membantu para investor dan kreditor untuk meramalkan


(16)

jumlah arus kas yang mungkin terdistribusi di masa yang akan datang, dalam bentuk deviden atau bunga dan dalam bentuk distribusi likuiditas, dan juga membantu dalam mengevaluasi resiko yang meliputi baik variabilitas yang diharapkan dari hasil pengembalian mendatang maupun kemungkinan insolvabilitas sehingga data arus kas dianggap menyajikan informasi utama dalam megevaluasi harga pasar surat-surat berharga (Parawiyati dan Baridwan : 1998).

Dalam menanamkan dananya seorang investor perlu untuk mempertimbangkan kinerja suatu perusahaan yang dibuat dalam bentuk laporan keuangan. Hal ini berkaitan dengan tujuan investor untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar di masa yang akan datang, sehingga semakin banyak kinerja keuangan yang di hasilkan, maka semakin banyak pula investor yang menanamkan dananya pada perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan tersebut disajikan sebagai informasi yang menyangkut masalah posisi keuangan, laporan suatu kinerja, perubahan posisi keuangan dan laporan aliran kas yang bermanfaat bagi para pemakainya, khususnya investor maupun kreditor dalam pengambilan keputusan ekonomi (Bandi dan Rahmawati : 2005).

Keputusan-keputusan ekonomi yang diambil oleh para pemakai laporan keuangan, tentu saja membutuhkan evaluasi terlebih dahulu atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas, serta kepastian dari hasil tersebut. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi


(17)

para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas ddan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian keperolehannya (Parawiyati dan Baridwan : 1998).

Pasar modal merupakan sarana untuk mempertemukan antara dua pihak yang saling berkepentingan. Pihak pertama adalah perusahaan sebagai pihak yang membutuhkan dana sedangkan pihak kedua adalah sebagai investor, sebagai pihak penyedia dana.

Didalam pasar modal meskipun informasi akuntansi merupakan yang di butuhkan investor, namun informasi akuntansi tersebut bukan merupakan informasi yang bersifat absolute dalam pengambilan suatu keputusan bagi investor. Untuk kondisi pasar modal di Indonesia, pertimbangan membeli atau menjual saham dalam prakteknya didasarkan pada informasi non akuntansi seperti dengan melihat daftar peringkat saham, situasi politik dan ekonomi bangsa Indonesia dan perkembangan pasar modal lain diluar negeri. Meskipun demikian besar kemungkinan bahwa informasi akuntansi akan menjadi suatu informasi yang penting bagi para pengambil keputusan. Hal ini di karenakan penyampaian informasi tersebut mempunyai potensi sebagai pengurangan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal.


(18)

Dalam hal ini pasar modal memberikan alternatif yang dibutuhkan oleh masyarakat. Informasi laba, nilai buku saham dan laba perlembar saham merupakan informasi yang dibutuhkan oleh para investor di pasar modal. Namun demikian, informasi akuntansi seperti tersebut bukan merupakan informasi yang sifatnya absolute dalam pengambilan keputusan bagi pemodal. Untuk kondisi pasar modal Indonesia perkembangan membeli atau menjual saham dalam praktiknya banyak didasarkan informasi akuntansi seperti melihat daftar peringkat saham (Bandi dan Rahmawati : 2005).

Informasi arus kas memberikan informasi tambahan bagi para pemakai laporan keuangan. Harga mengandung informasi tentang perubahan laba masa depan dan data akuntansi mengandung informasi yang tidak relevan. (Triyono dan Jogiyanto : 2000).

Berikut ini data tentang laporan arus kas dan closing price yang diperoleh dari kelompok perusahaan food and beverage yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2005 – 2008.


(19)

Tabel 1

Data arus kas perusahaan food and beverage

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Sumber : www.idx.co.id, diolah

No Perusahaan 2005 2006 2007 2008

1

PT.Aqua Golden

Mississippi, Tbk 98.104.826.199 36.576.849.174 44.200.124.158 60.938.360.436

2 PT.Cahaya Kalbar, Tbk 9.907.010.845 16.341.458.593 12.868.794.487 6.156.893.578

3 PT.Delta Djakarta, Tbk 135.171.999.000 117.968.365.000 164.549.503.000 289.951.365.000

4

PT.Fast Food

Indonesia, Tbk 77.402.236.000 98.340.482.000 174.835.763.000 211.495.305.000

5

PT.Indofood Sukses

Makmur, Tbk 970.911.000.000 1.794.451.000.000 4.536.937.000.000 4.271.208.000.000

6 PT.Mayora Indah, Tbk 113.158.490.613 54.255.385.079 120.002.105.073 316.330.699.463

7

PT.Multi Bintang

Indonesia, Tbk 10.514.000.000 4.759.000.000 44.207.000.000 276.849.000

8 PT.Sekar Laut, Tbk 6.063.661.362 6.764.185.152 7.094.730.077 12.851.579.724

9

PT.Sinar Mas Agro

Resources, Tbk 383.354.492.773 323.764.478.647 329.623.024.370 480.277.284.158

10

PT.Ultra Jaya Milk,

Tbk 46.783.703.269 75.213.787.855 39.992.003.196 12.851.579.724

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa total arus kas dari kelompok perusahaan food and beverage berfluktuatif dari tahun 2005 sampai 2008 ada yang mengalami penurunan dan ada yang mengalami kenaikan, hal ini disebabkan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi terdapat kenaikan dan penurunan laba / penghasilan bunga setiap periode ,dan dari aktivitas investasi juga mengalami kenaikan dan penurunan setiap periode karena pembelian dan penjualan aktiva, begitu juga dengan aktivitas pendanaan mengalami hal yang sama yang disebabkan karena arus kas masuk dan keluar untuk pembayaran / penerimaan deviden.


(20)

kenaikan dan penurunan arus kas ini kemudian direspon investor yang tercermin dalam harga saham, sehingga mengakibatkan harga saham mengalami fluktuatif seperti pada tabel dibawah ini :

Tabel 2

Harga saham perusahaan food and baverage

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2005 – 2008 (closing price Rata-rata Tahunan)

No Perusahaan 2005 2006 2007 2008

1 PT.Aqua Golden Mississippi, Tbk 50.600 87.033 125.250 119.875

2 PT.Cahaya Kalbar, Tbk 486 493 620 1.200

3 PT.Delta Djakarta, Tbk 22.292 30.517 20.979 16.800

4 PT.Fast Food Indonesia, Tbk 959 1.385 2.163 2.771

5 PT.Indofood Sukses Makmur, Tbk 959 1.094 1.938 20.85

6 PT.Mayora Indah, Tbk 963 1.078 1.666 1.288

7 PT.Multi Bintang Indonesia, Tbk 45.458 51.350 53.267 54.958

8 PT.Sekar Laut, Tbk 404 359 133 85

9 PT.Ultra Jaya Milk, Tbk 308 312 520 640

Sumber : Indonesian Capital Market Directory (ICMD), diolah

Berdasarkan hasil – hasil penelitian terdahulu, maka peneliti ingin mengajukan suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas dan Laba Akuntansi terhadap Harga Saham pada perusahaan food and beverage yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia”


(21)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang dapat didefinisikan adalah sebagai berikut :

“ Apakah Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan dan Laba Akuntansi dapat memprediksi Harga Saham ? “

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan yang dapat dicapai dari penelitian ini adalah “ Untuk menguji dan membuktikan pengaruh kandungan informasi arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba akuntansi dalam memprediksi harga saham.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan pada perusahaan yang bersangkutan, dunia keilmuan dan pengetahuan maupun informasi bagi individu sebagai berikut :

 Bagi perusahaan yang bersangkutan

Sebagai bahan evaluasi pada bagian keuangan perusahaan untuk lebih memperhatikan komponen arus kas dan laba dalam memprediksi harga saham pada perusahaan food and baverage yang go public di bursa efek


(22)

 Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan bagi peneliti supaya dapat lebih memahami dan memberikan manfaat tambahan khususnya mengenai analisis pengaruh komponen arus kas dan laba akuntansi dalam memprediksi harga saham pada perusahaan food and baverage yang go public di bursa efek serta mengaplikasikan teori-teori yang telah diperoleh

 Bagi Universitas

Hasil penelitiaan ini di harapkan dapat memberi manfaat sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam upaya untuk memahami dunia usaha khususnya masalah permodalan diindonesia, dan dapat memberikan tambahan koleksi di perpustakaan UPN “Veteran” jawa timur yang berkaitan dengan topic penelitian tentang analisis pengaruh komponen arus kas dan laba akuntansi dalam memprediksi harga saham pada perusahaan food and baverage yang go public di bursa efek Indonesia.


(23)

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain dapat dipakai sebagai bahan masukan yang berkaiatan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh

1. Triyono dan Jogiyanto Hartono (2000) Judul :

“ Hubungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga saham atau return saham.”

Perumusan Masalah :

1. Apakah ada hubungan antara total arus kas dengan harga saham ? 2. Apakah ada hubungan antara perusahaan arus kas total dengan

Return saham ?

Hipotesis :

1. Diduga ada hubungan signifikan antara arus kas total dengan Harga Saham

2. Diduga ada hubungan signifikan antara perubahan arus kas total dengan return saham


(24)

Kesimpulan :

1. Hipotesis pertama tidak sesuai dengan ekspektasi peneliti, sehingga dapat dikatakan bahwa total arus kas tidak mempunyai kandungan informasi terhadap harga saham

2. Hipotesis kedua sesuai dengan ekspektasi peneliti, yang berarti laba akuntansi mempunyai kandungan informasi terhadap harga saham . hal ini ditunjukan dengan Pvalue sebesar 0,00 atau signifikan

tingkat 1%

2. Bandi dan Rahmawati (2005). Judul :

“ Relevansi Kandungan Informasi Komponen Arus Kas dan Laba dalam memprediksi arus kas masa depan .”

Perumusan masalah :

Apakah yang lebih relevan dalam pengembalian pengambilan keputusan di Indonesia, komponen arus kas,arus operasi ,arus pendanaan,dan arus investasi ataukah laba ?

Hipotesis :

Diduga komponen arus kas ,meliputi kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan, dan laba mempunyai kemampuan untuk memprediksi arus kas dimasa yang akan datang.


(25)

Kesimpulan :

Hasil koefisien regresi menunjukan bahwa predictor earnings tidak secara mutlak memiliki kemampuan memprediksi yang lebih baik dari pada predictor komponen arus kas.berarti ini menunjukan bahwa predictor komponen adalah predictor yang lebih baik dalam memprediksi arus kas dimasa yang akan datang dibanding dengan

predictor earnings.

3. Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998) Judul :

“ Kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus kas perusahaan yang go public di Indonesia”

Perumusan Masalah :

1. Apakah laba dan arus kas merupakan predictor dalam memprediksi laba di masa mendatang?

2. Apakah laba dan arus kas merupakan predictor dalam memprediksi arus kas di masa mendatang?

Hipotesis :

1. Diduga predictor laba lebih baik dalam memprediksi laba dimasa mendatang dibandingkan dengan predictor arus kas dalam memprediksi laba tersebut.


(26)

2. Diduga predictor laba lebih baik dalam memperediksiarus kas dimasa mendatang dibandingkan dengan predictor arus kas dalam

Kesimpulan :

1. Bahwa nilai koefisien korelasi menunjukan adanya korelasi diatas 40% ini berarti bahwa predictor laba dan arus kas signifikan dalam memprediksi laba untuk satu tahun kedepan,

2. Dengan nilai koefisien korelasi menunjukan adanya korelasi diatas 40% ini berarti bahwa predictor laba dan arus kas adalah signifikan sebagai alat predictor.

4. Ririn Agustiningrum (2003) Judul :

“ Pengaruh komponen arus kas laba akuntansi terhadap saham pada perusahaan farmasi yang go public di BEI “

Perumusan Masalah :

a. Apakah komponen arus kas (operasi , investasi , pendanaan)dan laba akuntansi secara simultan mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang go public di BEI ?

b. Apakah komponen arus kas operasi , investasi , pendanaan)dan laba akuntansi secara parsial mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang go public di BEI ?


(27)

c. Manakah diantara komponen arus kas (operasi , investasi, pendanaan ) dan laba akuntansi secara parsial mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang go public di BEI ?

Hipotesis :

a. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara komponen arus kas (operasi , investasi, pendanaan ) dan laba akuntansi secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang go public di BEI

b. Diduga terdpat pengaruh yang signifikan antara komponen arus kas (operasi , investasi, pendanaan ) dan laba akuntansi secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan farmasi yang go public di BEI

c. Diduga laba akuntansi mempunyai pengaruh yang dominan dari komponen arus kas terhadap harga saham.

Kesimpulan :

a. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang simultan antara arus kas operasi , arus kas investasi dan arus kas pendanaan serta laba akuntansi terhadap harga saham telah terbukti kebenarannya.hal ini berdasarkan nilai F hitung sebesar 10,069 > F tabel 3,33 sehingga nilai F hitung berada di daerah penolakan H0

yang berarti variable arus kas dan laba akuntansi berpengaruh secara simultan terhadap harga saham


(28)

b. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang parsial antara arus kas operasi , arus kas investasi dan arus kas pendanaan serta laba akuntansi terhadap harga saham telah terbukti kebenarannya.hal ini berdasarkan nilai t hitung masing-masing 1,0616 , 0,2396 , 0,3667 ,dan -1,3684 <t tabel sehingga nilai t hitung berada di daerah penerimaan Ho yang berarti variable arus

kas dan laba akuntansi tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga saham

c. Hipotesis ketiga yang menyatakan laba akuntansi mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap harga saham terbukti kebenarannya.hal ini terbukti dengan nilai determinasi parsial (r) untuk laba akuntansi paling besar dari pada komponen arus kas Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan faktor–faktor yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham.

Perbedaannya yaitu terletak pada periode penelitian yaitu tahun 2005 – 2008 dan objek penelitian yaitu perusahaan food and beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia, maka penelitian yang pernah dilakukan tersebut di atas digunakan sebagai pendukung penelitian yang dilakukan sekarang ini, oleh karena itu penelitian sekarang bukan merupakan duplikasi.


(29)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Laporan Keuangan

2.2.1.1. Pengertian dan Tujuan Analisa Laporan Keuangan

Sebelum membahas secara mendalam tentang bagaiman cara melakukan penelitian terhadap laba dan arus kas, maka ada baiknya terlebih dahulu mengetahui beberapa pengertian dari analisa laporan keuangan dimana laba dan arus kas ada didalam laporan keuangan tersebut.

Dalam membuat keputusan rasional yang sesuai dengan tujuan perusahaan, seorang manajer keuangan mempunyai alat-alat analisa tertentu. bagi perusahaan sendiri, analisa terhadap keadaan keuangannya akan membantu dalam perencanaan perusahaan.

Menurut Sawir (2005: 45), tehnik analisa laporan keuangan ada dua yaitu Analisis Horizontal (perbandingan laporan keuangan) dan Analisis Vertikal ( perkomponen).

Analisis horizontal adalah analisis dengan cara membandingkan neraca dan laporan laba rugi beberapa tahun terakhir berurutan. Maksudnya memperoleh gambaran mengenai perubahan-perubahan yang terjadi baik dalam neraca maupun laporan laba rugi, sehingga dapat diperoleh gambaran selam beberapa tahun terakhir apakah terjadi penaikan atau penurunan.

Analisis Vertikal adalah analisis yang dilakukan dengan jalan menghitung proporsi pos-pos dalam neraca dengan suatu jumlah


(30)

tertentu dari neraca atau proporsi dari unsure-unsur tertentu laporan laba rugi dengan jumlah tertentu dari laporan laba rugi.

Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada mas sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja suatu perusahaan pada masa yang akan datang, (Prastowo, 2002: 53 ).

Menurut Prastowo (2002: 13), tujuan analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger

2. sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa yang akan datang

3. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi dan masalah lainnya.

4. Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen

Dari penjelasan itulah maka dapat dicari suatu kesimpulan bahwa laporan keuangan dapat membantu kinerja masa lalu dan prospeknya di masa depan. Dan dari hasil analisis laporan keuangan maka dapat digunakan untuk mendiaknosis suatu kegagalan suatu perusahaandan memprediksi apa yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang.


(31)

2.2.1.2. Pentingnya Laporan Keuangan Sebagai Alat Komunikasi

Pihak–pihak yang mempunyai kepentingan terhadap

perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan tercermin pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.oleh karena itu, laporan keuangan dapat di pakai sebagai alat berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingandengan data keuangan perusahaan untuk memenuhi beberapa kebutuhan inormasi yang berbeda. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan tersebut adalah pimpinan perusahaan, pemilik, kreditor, investor, penyalur, karyawan, lembaga pemerintah dan masyarakat umum (SAK : 19)

Menurut SAK (2007: 2), pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi:

a) Investor

Penanaman modal beresiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi tersebut.


(32)

b) Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. c) Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d) Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan infotmasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

e) Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan.

f) Pemerintah

Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional dan ststistik lainnya.

g) Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan

informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir kemakmuran,


(33)

Demikian pula halnya dengan perusahaan yang go public yang sebagian saham-sahamnya dimiliki oleh masyarakat atau public

berkewajiban untuk mengumumkan kondisi keuangannya. Apabila suatu perusahaan bermaksud untuk menawarkan sahamnya melalui pasar modal, hal ini dapat menimbulkan perubahan yang amat mendasar. Status perusahaan akan berubah dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka dengan segala konsekuensinya. Perusahaan akan mempunyai status baru yaitu perusahaan public. Perusahaan yang mempunyai status baru sebagai perusahaan public diharuskan memenuhi kewajiban-kewajiban (terutama dalam pelaporan ) sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh BAPEPAM (badan pengawas pasar modal )

Secara umum tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan mengenai suatu badan yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai badan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi Bandi dan Rahmawati (2005 : 27)

Peramalan laporan keuangan yaitu laporan keuangan yang diharapkan dimasa depan berdasarkan kondisi yang diharapkan oleh manajemen untuk terjadi dan tindakan yang di harapkan dilakukan meliputi perkiraan seluruh aktiva dan kewaiban dan diharapkan ditambah perkiraan laporan laba rugi.


(34)

2.2.1.3. Unsur Laporan Keuangan

Menurut Prastowo (2002: 8), laporan keuangan mengambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalm beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan. Unsur ini dapat dikelompokkan menjadi :

1. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas (yang disajikan pada laporan keuangan yang disebut neraca)

2. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja perusahaan disajikan dalam laporan keuangan yang disebut laporan laba rugi. Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasr bagi ukuran lainnya, misalnya return of investment atau earning pershare. Unsur langsung yang berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih ini adalah penghasilan (income) dan beban (expense).

2.2.1.4. Penyajian Laporan Keuangan

a. Neraca

Menurut Prastowo (2002: 16), neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi laporan keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas ) perusahaan pada saat tertentu. Neraca melaporkan sebagaian bagian dari sebuah titik waktu


(35)

tertentu, sumber sebuah perusahaan (aktiva), kewajiban perusahaan (hutang), dan perbedaan bersih diantara aktiva dan utang ,yang menunjukan modal pemilik (shousen, 2001: 8).

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi melaporkan untuk interval tertentu, aktiva bersih yang dibangkitkan melalui aktiva bisnis (pendapatan), aktiva bersih yang dikonsumsi (kecuali) dan perbedaan yang disebut laba bersih. Laporan laba rugi adalah usaha terbaik akuntan dalam mengukur kinerja ekonomi suatu perusahaan selama periode tertentu (Shousen, 2001: 8)

Menurut Fabozzi (1999: 38), laporan laba rugi menunjukan penghasilan, biaya /beban, dan pendapatan perbedaan antara penghasilan dan beban sebuah perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Menurut Djarwanto (1999: 38), unsur-unsur penting dari laporan laba rugi adalah sebagai berikut :

1. Penghasilan utam (operating revenue atau sales) 2. Harga pokok penjualan (cost of good sold) 3. Biaya usaha (operating expenses)

4. Penghasilan dan biaya diluar usaha pokok(other income and expense atau non operating)

5. Pos-pos insidentil atau pos-pos luar biasa (extraordinary items)


(36)

Terdapat dua pendekatan dalam memperhitungkan hasil perusahaan, yaitu :

a. Current operating performance b. All inclusive income

Perbedaan dari kedua pendekatan tersebut hanya terletak pada perlu tidaknya memperhitungkan laba rugi insidentil dan koreksi atas laba periode sebelumnya pada laporan laba rugi.pada pendekatan “all-inclusive” pos-pos insidentil di perhitungan dalam laporan laba rugi, sedangkan pada pendekatan “current operating performance” pos-pos insidentil tidak dimasukkan dalam laporan laba rugi tetapi diperhitungkan dalam laporan laba yang ditahan. Sedangkan laporan laba yang ditahan adalah bagian laba yang ditanamkan kembali dalam perusahaan.

Laporan laba rugi dibagi ke dalam 2 komponen yaitu, pendapatan yang merupakan ukuran asset yang yang dihasilkan produk dan jasa yang dijual dan beban.suatu ukuran arus keluar asset (biaya) yang berkaitan dengan penjualan produk dan jasa. Laba atau rugi bersih dalam laporan laba rugi ditentukan dengan menerapkan proses pengaitan (matching process) yang melibatkan 2 langkah yaitu langkah pertama, pendapatan dicatat selama periode berjalan dan langkah kedua, beban yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan tadi lalu dikaitkan atau ditandingkan


(37)

dengan pendapatan guna menentukan laba atau rugi bersih (Simamora, 2000: 22).

Tujuan laba rugi mencakup pemaparan informasi yang berfaedah yang berkaitan dengan imbalan investasi, resiko, fleksibilitas keuangan, dan kapabilitas operasi. Imbalan investasi (return on investment) merupakan ukuran dari keseluruhan kinerja suatu perusahaan (Simamora, 2000: 23).

2.2.2. Arus Kas

2.2.2.1. Pengertian Arus Kas

Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas, (PSAK nomor 2 paragraf 5). Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian keperolehannya. Tujuan pernyataan tentang informasi arus kas ini adalah memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama satu periode akuntansi (PSAK: 221).


(38)

Arus kas menurut pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK: 2) diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:

1. Aktivitas Operasional

Menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan, karena itu operasi perusahaan mempengaruhi laporan laba rugi yang dilaporkan dengan dasar akrual.sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasional antara lain:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa b. Penerimaan kas dari royalti dan pendapatan lain c. Pembayaran kas pada pemasok

d. Pembayaran kas pada karyawan

e. Penerimaan kasa atau pembayaran kas oleh perusahaan asuransi

f. Pembayaran kasa atau retrebusi pajak

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha

2. Aktivitas Investasi

Meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatan .beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi antara lain:


(39)

b. Mengakuisisi dan melepaskan investasi dan aktiva jangka panjang yang produktif

3. Aktivitas Pendanaan

Meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan perusahaan, beberapa contoh dari aktivitas pendanaan antara lain:

a. Mendapatkan modal dari kreditur dan membayar kembali jumlah yang dipinjam

b. Mendapatkan modal dari pemilik dan memberikan kembali kepada mereka hasil atas investasi

Menurut PSAK nomor 2 paragraf 12, bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasional meupakan indicator yang menentukan apakah dari opersinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi yang lain berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.


(40)

2.2.3. Laba

2.2.3.1. Pengertian Laba

Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktivitas atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (Suprihatmi, 2005: 2).

Sedangkan menurut Tuanakotta (1999: 177), laba yang terjadi karena penjualan atau pertukaran asset merupakan selisih antara segi-segi yang favourable (yakni asset yang diterima) dan yang

unfavourable (yakni asset yang diberikan). Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2001: 663), laba adalah perbedaan antara pendapatan dan biaya, berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa laba suatu pendapatan yang diperoleh suatu perusahaan dari hasil produksi yang dipasarkan, dimana jumlah pendapatan yang dihasilkan tersebut merupakan lebih besar dari segala biaya-biaya yaitu biaya produksi dan biaya operasi yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

Laba adalah perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pada financial accounting standart board

(FASB) statement of accounting financial concept no.1 menyatakan bahwa para investor, kreditur dan pihak lainnya ingin daya laba (earnings power), meramal laba yang akan datang, atau menaksir resiko


(41)

berinvestasi atau memberikan pinjaman kepada perusahaan. Jadi, diasumsikan ada hubungan antara laba yang dilaporkan dan arus kas termasuk distribusi kas kepada pemilik (Bandi dan Rahmawati, 2005: 27)

2.2.3.2. Karakteristik Laba

Menurut belkaouni (2007: 229) menyebutkan bahwa laba akuntansi memiliki 5 karakteristik sebagai berikut :

1. laba akuntansi didasarkan pada transaksi actual terutama yang berasal dari penjualan barang atau jasa.

2. laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.

3. laba akuntansi didasarkan pada prinsip laba dan membutuhkan definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.

4. laba akuntansi memerlukan biaya dalam bentuk cost histories.

5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pemadanan (matching)

antara penghasilan yang terealisasi diperiode tersebut dengan biaya-biaya relevan yang berkaitan.

2.2.3.3 Kegunaan Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukan pendapatan pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.


(42)

1. Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan atau pelunasan utangnya selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha. 2. Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau

timbulnya utang selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa,atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

3. Penghasilan adalah selisih penghasilan penghasilan sesudah dikurangi biaya biaya.

4. Laba adalah kenaikan modal yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suetu badan usaha dan dari semua transaksiatau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama periode kecuali yang timbul dari pendapatan atau investasi pemilik.

5. Rugi adalah penurunan modal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari biaya atau distribusi pada pemilik.

6. Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh barang atau jasa (Baridwan, 1992 :30-31)


(43)

2.2.3.4. Elemen-elemen non Operasional dalam Laporan Laba Rugi

Terdapat dua konsep yang digunakan untuk menentukan elemen laba perusahaan, yaitu konsep laba periode (current operating concepts) dan laba komprehensif (all inclusive concepts income), yang dimaksud dengan konsep laba periode yaitu konsep yang memusatkan perhatiannya pada laba operasi berjalan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan.sedangkan konsep laba komprehensif yaitu total perubahan aktiva bersih (ekuitas) perusahaan selama satu periode,yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan lain dari sumber selain sumber yang berasal dari pemilik.

Menurut Chariri dan Ghozali (2001: 322), elemen-elemen non operasional dalam laporan laba rugi meliputi:

1. Pos luar biasa (extraordinary item), adalah merupakan peristiwa atau transaksi yang memiliki pengaruh yang bersifat material,dan diharapkan jarang terjadi serta tidak berasal dari factor yang sifatnya berulang-ulang dalam kegiatan usaha normal perusahaan. 2. Kegiatan yang dihentikan (discontinuedoperation), berarti

kegiatan operasional bisnis tersebut dapat dihentikan atau dijual.apabila penghentian segmen bisnis dilakukan maka harus ada pengakuan untung atau rugi penghentian tersebut pada tanggal penggukuran.

3. Perubahan akuntansi (accounting changer), dapat dikelompokkan dalam 3 jenis:


(44)

a. Perubahan prinsip akuntansi, yaitu perubahan yang terjadi dimana perusahaan memiliki metode akuntansi yang berbeda dengan metode yang digunakan sebelumnya.

b. Perubahan estimasi akuntansi, yaitu perubahan taksiran jumlah tertentu atas jumlah taksiran yang telah ditetntukan pada periode sebelumnya.perubahan estimasi pelaporan ,yaitu perubahan yang berkaitan dengan status entitas pelapor sebagai akibat konsolidasi,perubahan anak perusahaan tertentu atau perubahan jumlah perusahaan yang dikonsolidasikan.

2.2.4. Pasar Modal

2.2.4.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang atau long-term financial asset, jenis surat berharga yang diperjual belikan dipasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, pasar modal memungkinkan terpenuhinya kebutuhan dana jangka panjang (Sartono, 2001: 21)

Dalam pengertian yang lebih operasional pasar modal dipahami sebagai “bursa”, yang merupakan tempat bertemunya penawar dan penerima dana jangka panjang dalam bentuk efek. Namun terdapat perbedaan antara pasar modal (stock market) dan bursa efek (stock exchange). Undang-undang no.8 tahun 1995 secara


(45)

lebih operasional memberikan definisi mengenai pasar modal yaitu segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran dan permintaan dana jangka panjang dalam bentuk efek (Sartono, 2001: 22), sedangkan definisi dari bursa efek menurut undang-undang no.8 tahun 1995 yaitu pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau saran untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Pada dasarnya terdapat 2 pasar yang memperdagangkan saham yaitu: 1. Pasar primer atau pasar perdana yaitu pasar tempat penjualan

surat berharga untuk pertama kali. Pasar primer terdiri dari perusahaan yang mengeluarkan surat berharga dan kumpulan individu serta lembaga investasi yang akan membeli surat berharga baru itu (Sartono, 2001: 33)

2. Pasar sekunder yaitu tempat penjualan dan pembelian surat berharga yang telah beredar (Yulianti, 1996: 4). Setelah perusahaan menjual surat berharganya dipasar primer, surat berharga dapat diperjualbelikan di pasar sekunder.

2.2.4.2. Fungsi Pasar Modal

Pasar modal memiliki beberapa fungsi yang membuat lembaga ini memiliki daya tarik bagi pihak yang memerlukan dana, pihak yang meminjamkan dana dan juga pemerintah.menurut keppres No.52 tahun 1976 fungsi pasar modal adalah (Yulianti, 1996: 10):


(46)

1. Mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam pemilikan-pemilikan saham perusahaan, guna pemerataan pendapatan masyarakat.

2. Lebih menggairahkan partisipasi masyarakatpengerahan dan penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif dalam pembiayaan pembangunan nasional.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pasar modal (Yulianti , 1996: 3) :

1. Ketersediaan informasi (availability of information), seorang calon investor sangat membutuhkan informasi yang relevan,akurat dan tepat waktu. Informasi yang ada akan mempengaruhi proses pembentukan harga jual dan harga beli suatu sekuritas.

2. Likuiditas (likuidity), likuiditas menunjukan kemampuan untuk membeli atau menjual sekuritas tertentu secara tepat dan pada harga yang tidak berbeda dengan harga sebelumnya dengan asumsi tidak ada informasi baru yang timbul.

3. Efisiensi internal (ixternal efficiency), pasar modal akan semakin memiliki effisiensi internal apabila biaya transaksi semakin rendah.

4. Efisiensi external (external efficiency), effisiensi ekternal akan semakin efisien apabila penyesuaian harga sekuritas terhadap informasi baru semakin cepat, informasi inti diantaranya


(47)

menyangkut penawaran dan permintaan sekuritas, perubahan faktor fundamental perusahaan dan keadaan perekonomian.

2.2.5 Harga Saham

Pasar modal atau Bursa Efek merupakan suatu tempat dimana terjadi tawar menawar atas harga suatu efek atau saham suatu perusahaan, maka harga yang terjadi dipasar modal tersebutlah yang disebut harga pasar saham atau kurs saham. Menurut Widoatmodjo (2001 : 43), harga saham adalah nilai dari kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Sedangkan menurut Sunariyah (2007: 128), harga saham dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

1. Harga Nominal

Harga ini merupakan harga saham pertama yang tercantum pada sertifikat badan usaha dan merupakan harga yang sudah diotorisasi oleh RUPS (shareholders).

2. Harga Perdana

Harga ini merupakan harga saham ketika saham tersebut dijual saat pertama kali di pasar perdana, yang harganya ditentukan oleh penjamin emisi dan emiten.

3. Harga Pasar

Harga ini merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek


(48)

Dalam penelitian ini harga saham yang digunakan adalah harga saham penutupan (Closing Price) rata-rata bulanan.

Rumus Harga Saham :

12

Bulan Akhir Penutup

Saham Harga

Saham

Harga 

2.2.6. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham

Menurut SAK (2009: 2-3), arus kas dari aktivitas operasi merupakan faktor penentu apakah melalui operasinya perusahaan dapat melunasi pinjaman, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Menurut livnat dan zarowin (1990) dalam triyono dan jogiyanto (2000) menyatakan bahwa

unexpected cash inflow or outflow dari operasi periode tertentu akan mempengaruhi harga saham melalui pengaruhnya pada arus kas, sehingga diharapkan komponen arus kas dari operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan return saham. Hasil studi Raybun (1986) dalam Triyono dan Jogiyanti (2000) menemukan adanya hubungan antara arus kas dari operasi dan laba akrual dan abnormal return.

2.2.7. Pengaruh Arus Kas Investasi terhadap Harga Saham

Menurut SAK (2002: 2-4), jumlah arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan


(49)

dengan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung atau peralatan juga termasuk dalam kegiatan investasi, sehingga dari kegiatan investasi tersebut. Kemungkinan juga bisa mempengaruhi harga saham. Miller dan Rock (1985) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) melakukan pengujian mengenai pengaruh investasi return sahan. Hasil studi ini menemukan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas dan mempunyai pengaruh positif dengan return

saham pada saat penggumuman investasi baru.

Bentuk investasi mungkin mempunyai implikasi yang berbeda terhadap kepemilikan pemegang saham. Jensen dan Ruback (1983) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) memberikan bukti bahwa adanya reaksi pasar yang negative terhadap penggumuman investasi yang berupa

takeover.

2.2.8. Pengaruh Arus Kas Pendanaan terhadap Harga Saham

Menurut SAK (2009: 2-5), arus kas masuk dari aktivitas pendanaan biasanya berasal dari penerbitan sekuritas yaitu harga saham atau obligasi. Penerbit sekuritas seperti obligasi biasanya merupakan sinyal sinyal yang baik untuk menaksir arus kas karena dapat mempertahankan posisi kepemilikan dibanding dengan penerbit saham, sehingga pasar akan bereaksi positif dan mempengaruhi harga saham.


(50)

Leland dan Pyle (1977) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) berargumen bahwa penerbitan hutang merupakan sinyal yang baik untuk menaksir arus kas karena pemilik dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya dari pada menerbitkan saham. Miller dan Rock (1985) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) berargumen bahwa pasar akan beraksi negative terhadap arus kas dari operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang.

2.2.9. Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Harga Saham

Laba akuntansi erat kaitannya perusahaan dan deviden. Suatu perusahan jika mempunyai tingkat laba yang tinggi maka kemungkinan besar deviden yang dibagikan kepada pemegang saham juga akan tinggi. Sehingga tingginya deviden yang diterima akan berdampak terhadap harga saham, dengan kata lain laba akuntansi mempengaruhi harga saham.

Brown (1970) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) menemukan bahwa laba bersih mempunyai kandungan informasi yang relevan bagi investor.Brown dan Hancock (1977) dalam Triyono dan Jogiyanto (2000) menemukan bahwa publikasi laba akuntansi mempunyai pengaruh pada perubahan harga saham serta menemukan adanya hubungan positif antara pengumuman deviden dan laba akuntansi dengan harga saham.


(51)

2.3. Kerangka Pemikiran

Dari teori dan hasil pemikiran terdahulu, maka dapat dibuat premis-premis yang berfungsi untuk membuat kerangka pikir penelitian.berikut ini adalah premis-premis yang disusun dari penelitian terdahulu dan teori-teori yang dikemukakan sebelumnya:

Premis 1 : Terdapat pengaruh simultan antara arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, serta laba akuntansi terhadap harga saham (Ririn Agustiningrum, 2003). Premis 2 : Penggungkapan informasi arus kas dapat memberikan

nilai tambahan bagi pemakai laporan keuangan, sehingga perlu disajikan secara terpisah (Triyono dan Jogiyanto, 2000).

Premis 3 : Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Triyono dan Jogiyanto, 2000)

Premis 4 : Total arus kas tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Troyono dan Jogiyanto, 2000)

Premis 5 : Penerbitan hutang merupakan sinyal yang baik untuk menaksir arus kas dari aktivitas pendanaan karena pemilik dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya sehingga pasar akan bereaksi positif (Leland dan Pyle, 1997 dan Triyono dan Jogiyanto, 2000).


(52)

Premis 6 : Publikasi laba akuntansi mempunyai pengaruh pada perubahan harga saham (Brown dan Hancock, 1977 dalam Triyono dan Jogiyanto 2000).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disusun sebuah kerangka pikir seperti ini ditunjukkan pada gambar 1, sebagai berikut :

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir

Arus Kas Operasi (X1)

Arus Kas Investasi (X2)

Laba Akuntansi (X4)

Arus Kas Pendanaan (X3)

Harga saham (Y)

Uji Regresi Linier Berganda


(53)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, Perumusan masalah, serta landasan teori yang mendukung dalam penelitian ini, maka dapat diajukan suatu hipotesis dala penelitian ini:

“Diduga kandungan informasi arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba akuntansi berpengaruh terhadap harga saham”.


(54)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas yang berupa arus kas terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu:

a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasilan tama perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umunya bersala dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih (PSAK 2: 2009). Tekhnik pengukurannya adalah selisih antara penerimaan kas dengan pengeluaran kas dari aktivitas operasi perusahaan

Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:

 Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa

 Penerimaan kas dari royalti,komisi dan pendapatan lain.  Pembayaran kas kepada karyawan

 Penerimaan dan pembayaran kasoleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya.


(55)

 Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian daqri aktivitas pendanaan dan investasi.

 Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan perusahaan terutama laporan arus kas .dan untuk pengukurannya menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).

b. Arus Kas Investasi

Penggungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan (PSAK 2009).

Teknik pengukurannya adalah selisih antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dari aktivitas investasi perusahaan.

Beberapa contoh arus kas dari aktivitas investasi :

 Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak

berwujud,dan asset jangka panjang lainnya, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan asset tetap yang dibagun sendiri.


(56)

 Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lainya.

 Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.

 Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lainserta pelunasanya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan)

 Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan perusahaan terutama laporan arus kas.dan untuk pengukurannya dengan menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).

c. Arus Kas Pendanaan

Penggungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal (PSAK: 2009)


(57)

teknik pengukurannya adalah selisih antara penerimaan kas dengan pengeluaran kas dari aktivitas pendanaan perusahaan.

Beberapa contoh arus kas dari aktivitas pendanaan :

 Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainya.

 Pembayaran kas kepada para pemengang saham untuk menarik saham perusahaan.

 Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman lainnya.

 Pelunasan pinjaman

 Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease)

Data dalam penelitian variabel ini diambil dari laporan keuangan perusahaan terutama laporan arus kas.an untuk pengukurannya menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).

d. Variabel bebas yang lainnya adalah Laba Akuntansi (X4)

Adalah laba bersih sebelum extraordanary items dan discontinued operation. Alasan mengeluarkan kedua item tersebut adalah untuk menghilangkan elemen yang mungkin menyebabkan pertumbuhan laba meningkat dalam satu periode yang tidak akan timbul dalam periode lainnya,sehingga laba akuntansi yang digunakan adalah


(58)

laba usaha yang sudah ditambah dan dikurangi elemen-elemen seperti pendapatan bunga dan beban bunga (triyono, 2000: 60). Data dalam variabel ini diambil dari laporan keuangan perusahaan terutama laporan laba rugi. Dan untuk pengukurannya menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).

2. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini yaitu harga saham

Adalah harga saham dari perusahaan yang tercatat dalam pasar modal pada saat closing price (harga pada saat terkhir hari bursa), setelah terjadi pengumuman laporan keuangan pada periode pengamatan (Triyono, 2000; 60).

Variable ini pengukurannya menggunakan arus kas tahun berikutnya dengan pengukuran skala rasio dan satuan pengukur rupiah (Rp).

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapka oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005: 55). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar pada PT bursa efek Indonesia sebanyak 17 perusahaan dengan 68 laporan keuangan. periode 2005 – 2008.


(59)

3.2.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode “purposive sampling” adapun pengertian purposive sampling adalah teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan atas tujuan tertentu (sugiyono, 2005: 61), maka kreteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan yang masuk kategori perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005-2008. 2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dan catatan atas

laporan keuangan tahun 2005-2008 secara berturut-turut. 3. Perusahaan yang memperoleh laba selama tahun 2005-2008

Berdasarkan kreteria sampel yang digunakan maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 9 perusahaan dengan 36 laporan keuangan

Adapun perusahaan tersebut adalah: 1. PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk 2. PT. Cahaya Kalbar, Tbk

3. PT. Delta Djakarta, Tbk 4. PT. Fast Food Indonesia, Tbk 5. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk 6. PT. Mayora Indah, Tbk

7. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 8. PT. Sekar Laut, Tbk


(60)

9. PT. Ultra Jaya Milk, Tbk

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Sumber dan Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari indonesian capital market directory (ICMD) tahun 2005 – 2008 dan berasal dari situs www.idx.co.id yang berupa laporan keuangan perusahaan. Ditinjau dari sifatnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

3.3.2. Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik dokumentasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mempelajari dan menggunakan laporan keuangan (laba sebelum pos luar biasa dan laporan arus kas) khususnya arus kas dari aktivitas operasional, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan serta laba.

3.4. Uji Kualitas Data

3.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS (Sumarsono, 2004: 40).


(61)

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

- Jika nilai signifikan (nilai profitabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

- Jika nilai signifikasi (nilai profitabilitasnya) lebih besar dari nilai 5%, maka distribusi adalah normal.

3.5. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka persamaan regresi harus memenuhi ketiga asumsi klasik ini:

1. Tidak boleh ada autokorelasi 2. Tidak boleh ada multikolinieritas 3. Tidak boleh ada heteroskedasitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias (Gujarati, 1999: 218).

3.5.1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antar data observasi yang diurutkan berdasarkan urutan waktu (data time series)


(62)

atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross-sectional)” (Gujarati,1999: 201). Menurut Santoso (2001: 219) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, digunakan uji Durbin-Watson (Dw-Test), dengan ketentuan sebagai berikut:

 Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

 Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi  Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.5.2. Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2005: 91). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adala sebagai berikut:  Koefisien determinasi berganda (R square) tinggi

 Koefisien korelasi sederhanannya tinggi

 Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor


(63)

Akibat adanya multikolinier adalah:

1. Nilai standar error (galat baku) tinggi sehingga taraf kepercayaan (confidence intervalnya) akan semakin melebar. Dengan demikian, pengujuan koefisien regresi secara individu menjadi tidak signifikan.

2. Profiitabilitas untuk menerima hipotesa Ho diterima (tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat) akan semakin besar.

VIF menyatakan tingkat “pembengkakan” varians. Apabila varians lebih besar dari 10. Hal ini berarti terdapat multikolinier pada persamaan regresi linier.

3.5.3. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam, odel regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi Keteroskedastisitas (Ghozali, 2005: 105).

Menurut Santoso, 2002: 301 deteksi adanya heteroskedastisitas adalah: - Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas - Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas


(64)

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.6.1. Teknik Analisis

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Persamaan regresi berganda tersebut dirumuskan sebagai berikut:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ei

(Sugiyono, 2007: 251) Dimana:

Y = Harga Saham X1 = Arus Kas Operasi X2 = Arus Kas Investasi

X3 = Arus Kas Pendanaan X4 = Laba Akuntansi

β0 = Konstanta

β1…β4 = Koefisien Regresi ei    =    Kesalahan Pengganggu

3.6.2. Uji Hipotesis

3.6.2.1. Uji f

Uji f digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan dan Laba Akuntansi terhadap Harga Saham pada industri food and beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia dengan prosedur sebagai berikut :


(65)

1. H0 : β1,β2,β3,β4 = 0 (artinya model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan dan Laba Akuntansi terhadap Harga Saham)

H1 : β1,β2,β3,β4 ≠ 0 (artinya model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan dan Laba Akuntansi terhadap Harga Saham).

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05. 3. Dengan F hitung sebesar :

F hitung =

1 1 2

2

  R n k

k R

( Sugiyono, 2006: 223 ) Dimana :

F hitung = F hasil perhitungan

R² = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel independent n = Jumlah sampel

4. Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima

3.6.2.2. Uji t

Uji t bertujuan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan dan Laba


(66)

Akuntansi terhadap Harga Saham pada industri food and beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia dengan prosedur sebagai berikut : 1. H0 : βj = 0 (artinya Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus

Kas Pendanaan dan Laba Akuntansi tidak berpengaruh positif atau negatif terhadap Harga Saham)

H1 : βj ≠ 0 (artinya Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan dan Laba Akuntansi berpengaruh positif atau negatif terhadap Harga Saham)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 3. Dengan nilai t hitung :

t hitung =

Sb b

Dimana :

b = koefisien regresi Sb = Standart Error

4. Kriteria Pengujian sebagai berikut :

a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima


(67)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Sejarah Umum PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.

PT Aqua Golden Mississippi Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta notaris Tan Thong Kie, SH No. 24 tanggal 23 Pebruari 1973. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/213/22 tanggal 19 Juni 1973 serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara No. 84 tanggal 19 Oktober 1973.

Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, perubahan terakhir dengan akta notaris Lindasari Bachroem, SH No. 13 tanggal 17 Oktober 2008 dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini masih dalam proses pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

PT Aqua Golden Mississippi merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan dan pembotolan air minum dalam kemasan. Perusahaan ini memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. PT Aqua Golden Mississippi berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jalan Pulo Lentut No. 3, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Pabrik Perusahaan berlokasi di Bekasi, Citeureup dan Mekarsari, Jawa Barat. Induk Perusahaan adalah PT Tirta Investama dan Induk Utama Perusahaan adalah Groupe Danone, sebuah perusahaan yang berdiri dan berkedudukan di Perancis.


(68)

No. 1 tanggal 3 Februari 1968 yang dibuat di hadapan Mochamad Damiri, Notaris di Pontianak. Anggaran dasar perusahaan mengalami beberapa kali perubahan yang tertuang dalam Akta Tommy Tjoa Keng Liet, S.H. dan Mochamad Damiri, Akta-akta tersebut telah mendapat persetujuan dan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C21390.HT.01.01.TH.88. Tanggal 17 Februari 1988.

Anggaran Dasar Perusahaan beberapa kali mengalami perubahan, antara lain dengan Akta tanggal 18 April 1996 No. 83 yang dibuat di hadapan Ny. Siti pertiwi Henny Singgih, S.H., Notaris di Jakarta. Sesuai dengan Surat Persetujuan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) .

Perubahan Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir berdasarkan akta No. 19 tanggal 20 Juni 2008 yang di buat oleh Merry Susanti Siaril, S.H., terkait dengan penyesuaian Anggaran Dasar Perseroan terhadap Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat No. AHU-74160.A.H.01.02 Tahun 2008 tanggal 15 Oktober 2008.

3. Sejarah Umum PT. Delta Djakarta Tbk.

PT Delta Djakarta Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-Undang penanaman modal asing No. 1 tahun1967 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan Akta No. 35 tanggal 15 juni 1970 dari Abdul Latief, SH,


(69)

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris no. 56 tanggal 15 Agustus 2008 dari Lindasari Bachroem, SH, notaris publik di Jakarta, dalam rangka penyesuaian Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia masih dalam proses.

Perusahaan dan pabriknya berlokasi di jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa Barat. Sesui dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “Kuda putih”, dan “San Mig Light”. Perusahaan juga memproduksi dan menjual produk minuman non-alkohol dengan merek “Sodaku” dan “Soda Ice”. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri.

4. Sejarah Umum PT. Fast Food Indonesia Tbk

PT. Fast Food Indonesia (“perusahaan”) didirikan berdasarkan akta No.20 tanggal 19 juni 1978 yang dibuat dihadapan Sri Rahayu, S.H., notaries di Jakarta. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui surat keputusan No.Y.A.5/245/12 tanggal 22 Mei 1979 dan telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta No.4491 tanggal 1 Oktober 1979, dimuat dalam Tambahan No.682 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.90 tanggal 9 November 1979.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir No.75 tanggal 13 Juni 1997 dari Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., notaris di


(70)

No.8 tahun 1995. Akta ini juga memuat perubahan nama Perusahaan dengan menambahkan kata Tbk. Pada akhir nama Perusahaan untuk selanjutnya menjadi PT Fast Food Indonesia Tbk.

Perusahaan bergerak di bidang makanan danrestoran. Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak tahun 1979.

Pada tanggal 31 Maret 1993 Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat sebanyak 4.462.500 saham dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp4.462.500. Sejak tanggal 11 Mei 1993, saham Perusahaan yang telah ditawarkan kepada masyarakat telah dicatat di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 2000 Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham Perusahaan dari Rp1.000 per saham menjadi Rp.100 per saham.

5. Sejarah Umum PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma, berdasarkan akta notaris Benny Kristianto, S.H., No. 228. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dalam Surat Keputusan No. C2-2915.HT.01.01.Th’91 tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara RI No.12 Tambahan No. 611 tanggal 11 Februari 1992.

Perubahan terakhir dalam Akta Notaris No. 2 mengenai perubahan Direksi dan Dewan Komisaris dan untuk memenuhi ketentuan dalam Surat Keputusan Ketua Badan


(71)

umum efek bersifat ekuitas dan perusahaan publik, telah diterima dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-66708.A.H.01.02. Tahun 2008 tanggal 22 September 2008.

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain, pembuatan mie, penggilingan tepung terigu, kemasan, jasa manajemen, serta penelitian dan pengembangan. Saat ini, Perusahaan terutama bergerak di bidang pembuatan mie dan penggilingan tepung terigu. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta, Indonesia, sedangkan pabriknya berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Suulawesi. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990.

6. Sejarah Umum PT. Mayora Indah Tbk.

PT Mayora Indah Tbk (“Perusahaan”) didirikan dengan akta No. 204 tanggal 17 Februari 1977 dari Poppy Savitri Parmanto, S.H., pengganti dari Ridwan Suselo, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/5/14 tanggal 3 Januari 1978 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 39 tanggal 15 mei 1990, Tambahan No.1716.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 25 tanggal 30 Juni 2008 dari Saifudi Arif S.H., mengenai


(1)

96

4.9.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan oleh peneliti telah dilakukan secara optimal, namun demikian peneliti merasa dalam hasil penelitian ini masih adanya beberapa keterbatasan antara lain :

1. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan food and baverage yang go public di Bursa efek Indonesia dan sedikitnya sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu 9 perusahaan food and beverage selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 dapat mempengaruhi hasil penelitian.

2. Dari hasil penelitian dapat dilihat tidak adanya pengaruh dari variabel yang di teliti, sehingga untuk penelitian yang akan datang hendaknya memperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap harga saham.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan Food and baverage yang go public di Bursa Efek Indonesia. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil pengujian secara simultan antara arus kas operasi (X1), arus kas investasi (X2), arus kas pendanaan (X3), dan laba

akuntansi (X4) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (Y)

pada perusahaan food and baverage yang go public di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan Uji F yang menghasilkan nilai signifikansi 0,079 lebih dari tingkat signifikan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel arus kas operasi (X1), arus

kas investasi (X2), arus kas pendanaan (X3), dan laba akuntansi (X4) tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (Y)pada perusahaan food and baverage yang go public di Bursa Efek Indonesia, dan Hasil analisis ini juga menunjukkan bahwa model regresi ini tidak cocok dan tidak mampu menjelaskan perubahan variabel Harga Saham.

Bedasarkan uji parsial (uji t) semuanya tidak signifikan, artinya bahwa variabel arus kas operasi (X1), arus kas investasi (X2), arus kas pendanaan (X3), dan laba

akuntansi (X4) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (Y)

pada perusahaan food and baverage yang go public di Bursa Efek Indonesia. Karena nilai signifikansi dari variabel arus kas operasi sebesar 0.912, variabel arus kas investasi

96   


(3)

97   

sebesar 0.915, variabel arus kas pendanaan sebesar 0.375, laba akuntansi sebesar 0.753, lebih besar dari 0.05, berarti variabel arus kas operasi (X1), arus kas investasi (X2), arus

kas pendanaan (X3), dan laba akuntansi (X4) tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham (Y)pada perusahaan food and baverage yang go public di Bursa Efek Indonesia.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis serta kesimpulan yang diambil maka penulis akan memberikan saran dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan.

1. Bagi Investor

Para investor atau calon investor sebelum menginvestasikan modalnya hendaknya memperhartikan informasi yang tersaji dalam laporan keuangan dan menjadikannya bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini perlu dilakukan agar modal yang akan diinvestasikan mendapat hasil yang maksimal sesuai dengan apa yang diinginkan.

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan diharapkan dapat menyajikan informasi yang benar – benar dapat dipercaya oleh para investor, misalnya dengan menyediakan informasi keuangan yang dapat dipercaya dan diaudit oleh auditor yang benar-benar kompeten dan independent, hal ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan secara khusus dan secara umum dapat membuat para investor tidak ragu-ragu lagi untuk menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut.


(4)

98   

   

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini telah dilakukan secara optimal oleh peneliti, namun dirasa masih adanya keterbatasan. Diharapkan pada peneliti selanjutnya jika melanjutkan penelitian dengan topik yang sama dapat memperbanyak jumlah sampel, jumlah variabel maupun periode pengamatan yang dilakukan, Sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat digeneralisasikan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku teks :

Anis Chariri dan Imam Ghozali, 2000, Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit, Universitas Diponegoro, Semarang.

Baridwan, Zaki, 1997, Intermediate Accounting, Edisi ke-7, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Djarwanto, 1999, Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-1, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Fabozzi, Frank. J,1999, Manajemen Investasi, Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi ke-11, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, 1999, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hansen and Mowen, 2001, Akuntansi Manajemen, Jilid 4, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta

.Prastowo, Dwi, 2002, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, Edisi Revisi, Unit Penerbitan dan Percetakan AMP-YKPN, Yogyakarta. Sartono,R, Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi ke-4,

Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sawir, Agnes, 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia, Jakarta.

Shousen, K. Fred, S. Earl. K, Stiace, James, 2001, Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 1, Penerbit Salemba Emapt, Jakarta.


(6)

Sugiyono, 2005, Statistik untuk penelitian, Cetakan ke-5, Penerbit CV. Alphabeta, Bandung.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, FE UPN “VETERAN”, Surabaya

TuanaKota, Theodorus M, 1999, Teori Akuntansi, Edisi ke-1, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

.

Yulianti, Sri Handari, Handoyo Prasetyo dan Tjiptono, 1996, Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi, Penerbit Andi Yogyakarta.

Jurnal :

Bandi dan Rahmawati, Relevansi Kandungan Informasi Komponen Arus Kas dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan, Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol 5. No.1 Februari.

Parawiyati dan Zaki Baridwan, 1998, Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Perusahan yang Go Publik di Indonesia, Jurnar Riset Akuntansi, Vol 1, No.1, Januari.

Hepi Syafriadi, 2000, Kemampuan Earning dan Arus Kas dalam Memprediksi Earning dan Arus Kas Masa Depan, Studi di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol2, No.1, April.

Triyono dan Jogiyanto Hartono, 2000, Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga atau Return Saham, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol 3, No.1, januari.

Skripsi :

Suwito, Moh Hari, 2008 “Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham pada Perusahaan food and Beverage yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia, Skripsi FE, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Website


Dokumen yang terkait

Pengaruh Informasi Laba Akuntansi, Total Arus Kas Dan Komponen Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia

2 32 127

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, KEBIJAKAN DEVIDEN, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHDAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

PENGARUH ARUS KAS OPERASI DAN LABA BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 13 115

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 79

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 1 93

PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 5 84

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI ARUS KAS DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 22

PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 21

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 22

PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SKRIPSI

0 0 19