3.3. Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data yang dapat dikumpulkan atau diperoleh dari instansi yang ada hubungannya dengan penelitian ini, atau data yang sudah dipublikasikan
dan dapat diambil dari instansi yang bersangkutan. Cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan cara studi
kepustakaan, yaitu dengan cara membaca litelatur-litelatur yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan tujuan untuk memperdalam
teori-teori yang dipakai dalam membahas dan memecahkan masalah- masalah dalam penelitian ini.
b. Sumber Data Data yang dapat digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
instansi yang terkait, diantaranya adalah : 1. Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur
2. Kantor Badan Penanaman Modal Daerah Propinsi Jawa Timur Adapun teknik yang dilakukan di lapangan dalam rangka
memperoleh data adalah :
Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap hal-hal yang dianggap perlu dan ada hubungannya dengan
penelitian.
Dokumentasi, yaitu pengumpulan data sekunder dengan cara mencatat langsung data instansi-instansi yang berhubungan dengan penelitian
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linear berganda, dimana menurut Husein Umar, 1998 : 529 adalah untuk
memperkirakan atau memperhitungkan biasanya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan beberapa variabel bebas terhadap variabel tergantung.
Metode regresi linear berganda menggunakan rumus dibawah ini : Y =
+
1
X +
2
X
2
+
3
X
3
+ U ............................Sulaiman, 2004 : 80.
D i di Jawa Timur PDRB
Tenaga kerja si
X U =
ngganggu yang
tidak dimasukkan
dalam
ormulasi dari teknik analisis tersebut adalah : Iwan Jaya Azis, 1993.
imana : Y = Pertumbuhan Ekonom
X
= Jumlah X
2
= Investa X
3
= Inflasi
= Konstanta
,
Koefisien regresi X
,
2,
X
3
Variabel pe
perhitungan. Selanjutnya apakah model analisis yang digunakan untuk
menentukan kategori suatu sektor termasuk dalam sektor basis atau bukan basis. F
VAJi VALi QJi =
L PDBJ PDRBI
LQJi h j
ur
lebih besar dari 1, menunjukkan bahwa sektor tersebut adalah sektor basis.
3.4.2. Uji Hipotesis
a. Uji bel
nden, maka digunakan uji F. bagai berikut :
H :
1
=
2
=
3
= 0 tidak
H
i
:
1
2
3
0 ruhan ada
Keterangan : =
Location Quatient sektor i daera
VAJi = Nilai tambah sektor i nasional j
VALi = Nilai tambah sektor i propinsi jawa tim
PDBJ = Produk Domestik Bruto nasional J PDRBI = Produk Domestik Regional Bruto propinsi jawa timur
Dari hasil perhitungan yang diperoleh, dapat diartikan dalam dua kategori, yaitu : Bila nilai LQ lebih kecil atau sama dengan 1, menunjukkan
bahwa sektor tersebut bukan sektor non basis. Bila nilai LQ
F Selanjutnya untuk menguji pengaruh secara simultan varia
independen terhadap variabel variabel depe Dengan langkah-langkah se
Merumuskan hipotesis variabel independen secara keseluruhan
ada pengaruh dengan variabel dependen. variabel independen secara keselu
pengaruh dengan varib
F-tabel
Soelistyo, 2001, Dasar – dasar Ekonometrika, BPFE, Yogyak el dependen.
antara t dengan rumus sebagai berikut :
Soelistyo, 2001 : 325.
k, n-k-l, dengan ketentuan :
ambar. 8. Kurva Distribusi F
olakan Penerimaan
Sumber : arta,
. 326
1. a variabel
2. artinya variabel
Menentukan Level of Significant sebesar 5
Menghitung nilai F untuk mengetahui hubungan secara simultan variabel bebas dan variabel terika
KT Regresi Fhitung =
KT Galat
Menggunakan derajat kebebasan = k = jumlah parameter
n = jumlah sampel KT = Kuadrat Tengah
G
Daerah Daerah Pen
Jakarta, hal Kaidah pengujinya :
Apabila F
hitung
≤ F
table,
maka Ho diterima dan Hi ditolak, artiny babas secara keseluruhan tidak mempengaruhi variabel terikat.
Apabila F
hitung
≤ F
table,
maka Ho ditolak dan Hi diterima,
Daerah Permintaan Ho Daerah Penolakan
Ho Daerah Penolakan
Ho
bebas secara keseluruhan mempengaruhi variabel terikat.
b. Uji t , maka akan diuji
l terikat :
Nachrowi dan Usman, 2006 : 19 .
Ho :
i
= 0 tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel
ada pengaruh variabel bebas terhadap vriabel terikat. an
esi
resi
Gambar. 9. Kurva Distribusi t
Dan apabila telah diuji secara simultan pengaruhnya secara parsial terhadap variabe
Uji t dapat dirumuskan sebagai berikut :
i
t
hitung
=
Se
Merumuskan hipotesis sebagai berikut :
terikat. Hi :
i
0 Dim
a :
= Koefisien Regr Se
= Standart Error n
= Jumlah sampel k
= Jumlah parameter reg
-t 2
2 ; n-k-l
Sumber : Widarjono, Agus. 2005, Ekonometrika, Teori dan Aplikasi, Edisi
Ka
abel terikat. 2. Bila
bebas m mpu variabel terikat maka perlu diketahui nilai
adju JK Regresi
Sulaiman, 2004 : 86 .
i
. Tidak mempunyai nilai negatif
; n-k-l t
Pertama, Ekonosia FE UII, Yogyakarta, hal. 59. idah pengujinnya :
1. Bila t
hitung
≤ t
table,
maka Ho diterima dan Hi ditolak, yang artinya secara parsial tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap vari
t
hitung
t
table
, maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang artinya secara parsial variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.
Untuk mengetahui apakah model analisis tersebut layak digunakan dalam pembuktian selanjutnya dan untuk mengetahui sejauh mana variabel
a menjelaskan
sted R
2
atau koefisien nilai determinasi dengan menggunakan rumus:
Jadi R
2
=
JK Total
Dimana : R
2
= koefisien determinas JK total = jumlah kuadrat
Karateristik utama dari R
2
adalah : 1
2. Nilainya berkisar antara 0 nol dan 1 satu atau 0 R
2
1
3.5. Pendekatan Asumsi BLUE Best Linear Unbiased Estimator
Tujuan utama penggunaan uji asumsi klasik adalah untuk
mendapatkan koefisien regresi yang terbaik linier dan tidak bias BLUE, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, uji t
dan uji F yang dilakukannya menjadi tidak valid dan secara statistik dapat impulan yang diper
mengacaukan kes oleh. Sifat dari BLUE itu sendiri adalah:
b. Linier : c. Unbiased
: sangat besar penaksir parameter
endekati nilai
, artinya koefisien an tersebut betul-betul linier dan tidak bias atau tidak
a. k ada atau tidaknya gejala multikolinier
linier pada persamaan regresi linier. Pendeteksian multikolinier yang berikunya adalah dengan
a. Best : Pentingnya sifat ini bila diterapkan dalam uji signifikan data terhadap
dan Sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam penafsiran.
Nilai jumlah sampel diperoleh dari sampel besar kira-kira lebih m
parameter sebenarnya. d. Estimasi : e diharapkan sekecil mungkin.
Yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara variabel bebas atau regresi bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator
regresi pada persama terjadi penyimpangan-penyimpangan persamaan, seperti :
Multikolinearitas Indifikasi secara statisti
dapat dilakukan dengan menghitung Varience Inflation Factor VIF rumusnya adalah VIF= 11-R
2
. VIF Varience Inflation Factor menyatakan tingkat
“pembengkakan” varians. Apabila VIF Varience Inflation Factor lebih besar dari 10, hal ini berarti terdapat multiko
mudah antara variabel bebas yang terjadi korelasi.
b.
entu berkorelasi dalam ganggu periode yang lain, penguji Autokorelasi dilakukan
t=n
e
2
Widarjono, 2005 : 181 .
DW=
t=n
e
t
2
tu ke-t e
t-1
idual dari waktu sebelumnya. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel kriteria
pengujian Durbin Watson Uji DW. Autokorelasi
Yang dimaksud dengan Autokorelasi yaitu keadaan dimana kesalahan pengganggu dalam suatu periode tert
kesalahan peng dengan menggunakan uji statistik Durbin Watson.
e
t
–
t-1 t = 2
t = 1
Keterangan : DW = nilai Durbin Watson
e
t
= residual pada wak = residual pada waktu ke-1 satu periode sebelumnya
N = banyaknya data Dimana e
t
adalah residual perbedaan variabel tak bebas yang sebenarnya dengan variabel tak bebas yang ditaksir dari setiap periode
waktu. Sedangkan e
t-1
adalah res
Autokorelasi Negatif
2 4 U 4 L 4 Sumber
ngujian heterokedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada kesalahan
Suliyanto, 2005 : 115 .
im
2
=
Apabila didapat varian yang sama maka asumsi homokedastisitas penyebaran yang sama diterima.
Gambar. 10. Statistik d Durbin -Watson
Daerah
keraguan Daerah
Keraguan Tidak ada
Ada Autokorelasi Positif
Autokorelasi Ada
Autokorelasi
Positif
dan tidak ada
Negatif
dL dU -d
-d : Gujarati, 1995, Basic Ekonometrik Edisi ke-3, Hal. 216.
c. Heterokedastisitas Pe
pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Hal tersebut dilambangkan sebagai :
E Ui
2
=
2
D ana :
varian i = 1,2,3,4........n
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1.
Gambaran Geografis Propinsi Jawa Timur
Propinsi Jawa Timur merupakan Propinsi paling Timur pulau Jawa, yang berdiri pada tanggal 4 Maret 1950. Wilayah ini terletak pada
posisi antara 110° 54’ Bujur Timur dan 5° 37’ - 8° 48’ Lintang Selatan, serta mempunyai batasan - batasan sebagai berikut :
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali dan Laut Bali.
c. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia.
Selain pulau Madura, beberapa pulau kecil yang tersebar disekitar pulau Madura, perairan laut Jawa, perairan Selat Bali, dan
perairan Samudra Hindia secara administratif termasuk ke dalam wilayah Jawa Timur.
Luas Propinsi Jawa Timur adalah 157.922 km
2
yang terdiri atas luas lautan 110.000 km
2
dan luas daratan 47.922 km
2
. Luas daratan tersebut merupakan 36 dari luas Pulau Jawa dan 1,5 luas Indonesia.
Secara administratif Propinsi Jawa Timur dibagi menjadi 7 daerah pembantu Gubernur, 29 Kabupaten, 8 Kotamadya, 2 kota
administratif, 140 daerah pembantu Bupati, 5 daerah pembantu Walikota,
68