3.2 Teknik Penentuan Sampul
Di dalam penelitian ini, data yang dipergunakan adalah data sekunder. Menurut definisi dari data sekunder merupakan data yang sudah
dipublikasikan untuk konsumsi umum Kinnear dan Taylor : 1992:139, dimana pada data sekunder ini dinyatakan dengan data berkala time series
data dalam periode waktu 10 tahun yaitu dari tahun 1999-2008.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa langkah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Adapun pengumpulan data sebagai berikut : a
Studi Kepustakaan Studi kepustakaan ini, bertujuan untuk mendapatkan suatu informasi
dan gambaran yang berkaitan langsung tentang ekspor udang, serta untuk mendapatkan dasar teori yang digunakan sebagai bahan acuan
dari penelitian ini. Studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca berbagai literatur, makalah, jurnal, dan laporan-laporan yang
berkaitan dengan penelitian ini, studi kepustakaan dilaksanakan dengan mendatangi berbagai perpustakaan yang ada di berbagai
Universitas di Surabaya. b
Studi Lapangan Studi lapangan ini bertujuan untuk mendapatkan sejumlah data statistik
yang diperlukan dalam penelitian ini.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini didapatkan dari sejumlah instansi-instansi pemerintah yang berdomisili di Surabaya.
Pengumpulan data ini dilaksnakan dengan teknik dokumenter yaitu dengan mengumpulkan sejumlah data statistik yang telah tersedia
sebagai sumber data bagi keperluan penelitian ini. Teknik ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang perkembangan ekspor udang di
Indonesia dewasa ini. Adapun instansi-instansi yang telah membantu dalam
pengumpulan data ini : 1.
DISPERINDAG Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur.
2. Kantor BPS Badan Pusat Statistik Jawa Timur.
3. Kantor Bank Indonesia cabang Surabaya.
4. Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur.
3.4 Teknik Analisa dan Uji Hipotesa
3.4.1 Teknik Analisa
Untuk menganalisa
pengaruh yang disebutkan dalam hipotesis
diatas maka analisa data ini dilakukan dengan menggunakan : 1.
Analisis Kuantitatif Penelitian ini menggunakan model analisis linier berganda. Model ini
untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat, yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Y = F X
1
,X
2
,X
3
,X
4
, X
5
,....,X
n
Dalam penulisan penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda, bentuk perumusannya sebagai berikut :
Y = βo + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ β
5
X
5
+. . . . . . . . . . . . . . .
h Jawa Timur
ekspor a
. β
ganggu residual 2.
Ana
engan menggunakan pendekatan a sistematis maupun logis.
3.4.2. Uji H
X3, X4, X5 terhad p variabel terikat Y dengan prosedur sebgai berikut :
3.1 Dimana:
Y = Nilai Ekspor udang Jawa Timur ke Amerika X
1
= Kurs Dollar Amerika terhadap Rupia X
2
= Jumlah produksi udang X
3
= Harga rata-rata X
4
= GDP Amerik X
5
= Luas Lahan βo = Konstanta
β
1 2
. β
3
. β
4.
β
5
= Koefisien regresi μ = Variabel peng
lisis Kualitatif Yaitu analisis data yang menggambarkan penganalisaan terhadap
hal-hal yang menimbulkan masalah d baik secar
ipotesis
Untuk menguji pengaruh variabel bebas X1, X2, a
1. Uji F
secara :
hitung
= . . . . . . . . . . . . . . . . Sudrajat,1998:94
= k, n-k-1 dengan ketentuan :
as parameter regresi
β5 = 0 Tidak terdapat pengaruh variabel bebas
salah satu estimator variabel bebas b
ahui apakah Ho diterima atau
inya variabel bebas secara keseluruhan mempengaruhi variabel terikat.
Uji F dipergunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas simultan terhadap variabel terikat dengan rumus sebagai berikut
KT Regresi KT Galat
F
Dengan menggunakan derajat kebebasan n = Jumlah Sampel pengamatan
k = Jumlah variabel beb KT = Kuadrat Tengah
Dengan formulasi hipotesis nol Ho dan hipotesis alternative Hi : Ho :
β1 = β2 = β3 = β4 = terhadap variabel terikat
Hi : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ 0 Paling tidak
erpengaruh terhadap variabel terikat Uji F dipergunakan untuk menget
ditolak dengan ketentuan sebagai berikut : 1.
Apabila Fhitung ≤ F tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya
variabel bebas secara keseluruhan tidak mempengaruhi variabel terikat. 2.
Apabila Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima, art
Gambar 5 : Distribusi Daerah Penerimaan Penolakan Hipotesis Secara Simultan
Penolakan
Sumber : metrika pemula, cetakan
kedua, CV Armico Bandung, Hal 94.
2. Uji t
as secara
T
hitung
= . . . . . . . . . . . . . . . . . Gujarati, 1997 : 74
riabel bebas terhadap variabel
bebasan sebesar n-k-1, dalam persaman tersebut : Di a
H Daerah
Daerah penerimaan
H
Sudrajat, MSW, 1988, Mengenal ekono
Uji t dipergunakan untuk menguji pengaruh variabel beb parsial terhadap variabel terikat dengan rumus sebagai berikut :
βi Se
βi
Dengan formula hipotesis nol Ho dan hipotesis alternatif Hi : Ho :
βi = 0 tidak terdapat pengaruh va terikat
Derajat ke m na :
βi = Koefisien
Regresi Se
= Standart Error
n = Jumlah paralel
k = Jumlah parameter regresi
Gambar 6 : Distribusi Daerah Penerimaan Penolakan Hipotesis Secara Parsial
Sumber : pemula,
cetakan kedua, CV Armico Bandung, Hal 94.
secara parsial variabel bebas mempengaruhi variabel
rsial tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
3. 5
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan H
o
Daerah Penolakan H
o
-t α 2 ; n–k–1
t α 2 ; n-k-1
Sudrajat, MSW,1998, mengenal ekonometrika
Kaidah Pengujiannya : 1.
Bila t hitung t table, maka Ho ditolak dan Hi diterima, yang artinya
terikat. 2.
Bila t hitung t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak, yang artinya secara pe
Pendekatan Asumsi BLUE Best Linear Unbiased Estimator
Persamaan regresi diatas harus bersifat BLUE Best Linear Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan melaui uji F dan uji t
tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka yang harus dipenuhi oleh linear berganda, yaitu :
1. Nilai tengah mean value dari komponen penggangu Ui, yang
ditimbulkan dari variabel eksplanatori harus sama dengan nol. dan harus
Ui. an stokastik,
natori. harus tersebar mengikuti sebaran normal
h :
Nilai jumlah sampel sangat besar penaksir parameter mendekati nilai parameter
seb 2.
Varian dari komponen pengganggu Ui harus konstan memenuhi syarat homokedasitas.
3. Tidak terjadi autokorelasi antar komponen pengganggu
4. Variabel eksplanatori harus non stokastik atau kalang
harus menyebar bebas dari komponen pengganggunya. 5.
Tidak terjadi multikolineariti antar variabel ekspla 6.
Komponen pengganggu Ui dengan nilai tengah = 0 dengan varian sebesar
σ² Sifat-sifat dari BLUE adala
a. Best
: Pentingnya sifat ini bila diterapkan dalam uji signifikan data terhadap
α dan β. b.
Linier : Sifat ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam penafsiran.
c. Unbiased :
diperoleh dari sampel besar kira-kira lebih enarnya.
d. Estimasi : e diharapkan sekecil mungkin.
Yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara variabel bebas atau regresi bersifat BLUE Best Linear Unbiased Estimator, artinya koefisien
t = 2
t = 1
n tersebut betul-betul linier dan tidak bias atau tidak ter
a
tor lebih besar dari 10, hal rdapat multikolinier pada persamaan regresi linier.
b n dimana kesalahan
nggu dalam suatu periode tertentu berkolerasi dengan kesalahan si dilakukan
d an
atson.
d
taksir dari setiap regresi pada persamaa
jadi penyimpangan-penyimpangan persamaan, seperti :
Multikolinearitas Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat
dilakukan dengan menghitung variance inflation factor VIF. Rumusnya adalah VIF = 11-R.
VIF variance inflation factor menyatakan tingkat “pembengkakan” varians. Apabila VIF variance inflation fac
ini berarti te Pendeteksian multikolinier yang berikutnya adalah dengan mudah
antara variabel bebas yang terjadi korelasi. Autokorelasi
Yang dimaksud dengan autokorelasi yaitu kedaa pengga
pengganggu periode yang lain, pengujian autokorela eng
menggunakan uji statistik Durbin W
t = n
= . . . . . . . . . . . . Gujarati, 1995 : 215
Dimana : et adalah residual perbedaan variabel tak bebas yang sebenarnya dengan variabel tak bebas yang di
Σ
e
t
-e
t-1
²
Σ
e
t
²
t = 2
periaode waktu. Sedangkan e
t1
adala
Ada Autokorelasi
Positif
Menerima Ho atau H duanya
o Atau kedua-
Daerah Keragu-
raguan
Ada Autokorelasi
Negatif
Daerah Keragu-
raguan
d 4 – d
L
4 – d
U
4 d
L
2 h residual dari waktu sebelumnya.
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat table criteria pengujian Durbin Watson Uji DW
Gambar 7 : Statistik Durbin
um
c ah ada
pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Hal rse
gkan sebagai : . . . . . . . . . Gujarati, 1995 : 177
i = 1, 2, 3, 4, . . . . . . . n Apabila didapat varian yang sama maka asumsi Homokestisitas
penyebaran yang sama diterima. .
Watson
S ber : Gujarati, Damodar, 1997, Ekonometrika Dasar, Penerbit.
Erlangga, Jakarta, hal. 216 Heterokedastisitas
Pengujian Heterokedastisitas dilakukan untuk melihat apak kesalahan
te but dilamban
E Ui² = σ² . . . . . . . . . . .
Dimana : σ² = varian
d
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Penelitian ini mengambil daerah Propinsi Jawa Timur dengan obyek penelitian Perkembangan Nilai Ekspor Udang Jatim ke Amerika dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Perkembangan Nilai Ekspor Udang Jatim ke Amerika dari tahun ketahun mengalami peningkatan dan penurunan yang
tidak tentu prosentasenya. Variabel- variabel yang di perhatikan dalam penelitian ini adalah Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, Jumlah Produksi
Udang Jatim, Harga Rata-rata Ekspor Udang, GDP Amerika dan Luas Lahan Tambak.
4.1.1. Keadaan Geografis , Luas Wilayah dan Kondisi Alam di Jawa Timur
Propinsi Jawa Timur merupakan satu propinsi yang terletak di pulau jawa selain Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta , Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Propinsi Jawa Timur terletak anatara 51,0° hingga 54,4° Bujur Timur dan antara 7,12° hingga
8,48 ° Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengan Pulau Kalimantan atau tepatnya dengan Propinsi Kalimantan Selatan. Disebelah
timur berbatasan dengan Pulau Bali. Disebelah selatan berbatasan dengan perairan terbuka yaitu Samudra Indonesia. Sedangkan disebelah barat
berbatasn dengan Propinsi Jawa Tengah.
57
Secara umum, Jawa Timur dapat dibagi menjadi 2 bagian sama besar, yaitu Jawa Timur daratan dan Kepulauan Madura. Dimana luas
wilayah Jawa Timur daratan hampir mencakup 90 persen dari seluruh luas wilayah propinsi Jawa Timur, sedangkan luas Kepulauan Madura hanya
sekitar 5 persen. Propinsi Jawa Timur dapat dibedakan menjadi tiga dataran yaitu
dataran tinggi yang merupakan daerah dengan ketinggian rata-rata diatas 50 meter diatas permukaan laut, dataran sedang mempunyai ketinggian antara
45 meter diatas permukaan air laut, dan dataran rendah mempunyai ketinggian dibawah 45 meter diatas permukaan air laut. Secara
administratif propinsi Jawa Timur terbagi menjadi 640 kecamatan dan 8.464 Desa Kelurahan. Kecamatan Malang memiliki jumlah kecamatan
terbanyak yaitu 44 kecamatan dan Kabupaten Lamongan memiliki jumlah desa kelurahan terbanyak yaitu sebanyak 474 desa kelurahan.
Anonim,2006
4.1.2. Keadaan Perekonomian di Jawa Timur
Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur salah satunya berasal dari kontribusi sektor-sektor yang merupakan sumber dari pendapatan suatu
daerah yang nantinya akan meningkatkan pertumbuhan daerah tersebut. Sektor-sektor tersebut adalah sektor Pertanian, sektor Industri Pengolahan
dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Untuk sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdaganagan, Hotel dan Restoran mempunyai
peranan yang semakin tinggi terhadap kontribusi pertumbuhan ekonomi.