Strategi pemasaran produk gadai syariah dalam menarik minat Nasabah : penelitian pada unit pegadaian syraiah cabang Pondok Aren

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh

SITI KHADIJAH NIM. 206046103881

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H P R O G R A M S T U D I M U A M A L A T

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A


(2)

iv

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT., karena rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai kelengkapan tugas dan memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan, terutama disebabkan karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa. Tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak tidaklah mungkin skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Euis Amalia, M, Ag. Ketua Program Studi Muamalat dan Ah. Azharudin Lathif, M. Ag. Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH. MA Koordinasi Teknis, dan Drs. Ahmad Yani, M. Ag. Sekretaris Teknis Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(3)

v hentinya.

5. Dr. Hendra Kholid, MA danDr. H. M. Nurul Irfan, MAselaku dosen penguji. 6. Drs. Noryamin Aini, MA selaku dosen Penasehat Akademik.

7. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat.

8. Manajer Pegadaian Syariah Pondok Aren dan Reza Habibie selaku penaksir, yang telah banyak membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kepada Pemimpin dan para staff perpustakaan, baik Perpustakaan Syariah maupun Perpustakaan Utama yang telah memberikan banyak referensi dan inspirasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Orang tua tercinta Ayahanda Ishak dan Ibunda Aminah yang telah merawat dan membesarkan penulis dengan cinta, kasih sayang dan kesabaran, yang selalu memotivasi dengan penuh keikhlasan membantu penulis baik moril maupun materiil, semoga Allah selalu memberikan rahmat dan perlindungan kepada keduanya.


(4)

vi

12. Untuk orang yang selalu mendampingi penulis baik suka maupun duka serta memberikan semangat kepada penulis Yaomil Agus Muharam, terimakasih untuk waktu, tenaga dan sayangnya kepada penulis.

13. Para Penghuni Kos CantiQ, yang telah menjadi rumah dan keluarga kedua penulis yang sudah 4tahun lebih dilewati bersama dalam suka maupun duka, khususnya teman seperjuangan Tika-Dino, Mee-Ucup, Lela-Umam, Uwi-Abi, Resna-Reza-Fajar, Leni-Awal, Anis-Sultan, Dilas-Doyi, Ima-Firman. Teh Mideh. Adik-adikku Fani-Mul, Maya-Tresna, Putri-Rizky, Dewi-Ola, Lilis-Reza, Iche yang selalu membantu, memberikan motivasi dan juga yang pada rese’ penulis sayang kalian semua.

14. Teman-teman Perbankan Syariah Non Reg angkatan 2006 khususnya kelas C, Nihlah, Yuni, Rosma, Wati, Mugi, Ima, Rida, Iis dan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebahagiaan selama kuliah bersama. 15. Untuk Kak Fida dan Kak Syafii yang tidak pernah lelah melayani keluhan kami

dan yang selalu memberikan informasi kepada mahasiswa Non Reguler. 16. Pasukan Budak Berantakan penulis senang bisa berteman dengan kalian.


(5)

vii

Akhirnya penulis hanya bisa berdoa dan berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca dan semoga amal baik mereka diterima oleh Allah SWT. Amin.

Jakarta, 09 Desember 2010 03 Muharram 1432H


(6)

viii

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ……….. iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. ... 7

D. Kerangka Teori ... 8

E. Study Review…... 11

F. Objek Penelitian ……… 13

G. Metode Penelitian……… 13

H. Sistematika Penulisan ………. 17

BAB II : KONSEP UMUM STRATEGI PEMASARAN GADAI SYARIAH A. Gadai Syariah ………... 19

1. Pengertian Gadai Syariah ………...…... 19

2. Landasan Hukum Gadai Syariah .……….…. 20

3. Rukun Gadai Syariah ………. 22

4. Syarat Gadai Syariah ……….. 23

5. Persamaan dan Perbedaan Gadai Syariah dan Gadai Konvensional…….……….…….24


(7)

ix

4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) …………..…………. 40

5. Strategi Pemasaran dalam Menarik Minat Nasabah …..…. 48

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG PEGADAIAN SYARIAH A. Sejarah Singkat dan Perkembangan……... 52

B.Visi dan Misi ………...………... 54

C.Struktur Organisasi ………... 54

D. Produk-produk Yang Dihasilkan……... 57

BAB IV : STRATEGI PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH CABANG PONDOK AREN A. Strategi dan Implementasi Pemasaran Produk Gadai Syariah di Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren ……… 61

B. Analisis Terhadap Strategi Di Lingkungan Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah………... 75

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B.Saran ………... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(8)

x

Lampiran 3. Data Tarif Ijaroh Pegadaian Amanah

Lampiran 4. Data Kriteria Kendaraan Yang Dapat Dibiayai Pegadaian Amanah Lampiran 5. Contoh Surat Bukti Rahn (Gadai Syariah)


(9)

iii

(Penelitian Pada Unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren)

Oleh : Siti Khadijah ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pemasaran produk gadai Syariah dalam menarik minat nasabah. Penelitian ini dilakukan pada unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren. Objek penelitian ini adalah karyawan selaku penaksir pada Pegadaian Syariah Cabang Pondok aren. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan atau library research dan penelitian lapangan (field research). Studi penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analisis.

Hasil penelitian mengindikasi bahwa strategi pemasaran yang dilakukan pada Pegadaian Syariah Pondok Aren telah mampu menarik minat nasabah, ini terbukti dengan peningkatan jumlah uang pinjaman/omzet setiap tahunnya. Peningkatan omzet sebesar 28,5% pada periode Januari-Desember 2008 ke periode Januari-Desember 2009 yakni dari Rp. 26.288.268.000 menjadi Rp. 33.768.983.000.


(10)

79

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di dalam bab-bab sebelumnya mengenai Strategi Pemasaran yang dilakukan oleh pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren terhadap produk Gadai Syariah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara teoritis strategi pemasaran dalam menarik minat nasabah dapat dilakukan melalui 4P, yaituProduk,Price,Promotion danPlace.

Melaluiproduk misalnya dapat dilakukan hal sebagai berikut: penentuan logo dan moto, menciptakan merk, menciptakan keemasan. Perusahaan harus dapat melihat produk apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Melaluiprice misalnya dapat dilakukan hal sebagai berikut: perusahaan sebisa mungkin menawarkan harga yang terendah sehingga lebih banyak menarik minat nasabah. Melalui Promotion misalnya dapat dilakukan hal sebagai berikut: melalui advertising, publicity, dan penjualan pribadi. Melalui Place misalnya dapat dilakukan hal sebagai berikut: mendirikan kantor pusat, kantor cabang dan lain-lain yang memudahkan nasabah untuk memperoleh manfaat dan jasa perusahaan tersebut.


(11)

2. Strategi pemasaran produk gadai syariah yang dilakukan oleh unit pegadaian syariah cabang Pondok Aren dengan menggunakan 4P, yaitu: Pertama, strategi dalam bidang produk dengan mengembangkan dan menyediakan 5 produk, sehingga nasabah bisa memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kedua, strategi dalam bidang distribusi, yaitu dengan cara membuka UPC (Unit Pelayanan Cabang) kecil agar mudah untuk dijangkau oleh nasabah atau masyarakat. Ketiga, strategi dalam bidang promosi yaitu dilakukan dengan cara periklanan, berupa spanduk. Publishitas, dengan menjadi sponsor dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan di masyarakat. Dan melalui penjualan pribadi dengan cara menjelaskan langsung kepada nasabah tentang keunggulan produk-produk yang ada di Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren. DanKeempat strategi dalam bidang harga, dengan memberikan diskon dengan ketentuan yang ada.

3. Dari hasil penelitian penulis, implementasi dari strategi pemasaran produk gadai syariah mampu menarik minat nasabah. Ini dapat dilihat dari terus menigkatnya jumlah nasabah, uang pinjaman/omzet dan jumlah barang jaminan yang di peroleh oleh Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren dari sejak beridirinya hingga saat ini sampai memiliki 5 buah UPC. Keadaan mungkin akan lebih baik lagi bila dalam pemasaran, pegadaian memperbanyak strategi melalui promosi yang belum dilakukan, seperti melalui iklan radio, tv dan Koran-koran nasional.


(12)

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba untuk memberikan saran bahwa hendaknya Pegadaian syariah semakin aktif lagi dalam meningkatkan inovasi dalam kegiatan pemasaran,baik promosi dan sosialisasi kepada masyarakat, telah terbukti bahwa kegiatan pemasaran ini mampu meningkatkan jumlah nasabah. Namun para karyawan harus lebih giat lagi dalam memperkenalkan dan menjelaskan produk-produk gadai yang ada di pegadaian syariah kepada masyarakat.

Dapat dilihat dari tahun ketahun dirasakan sudah cukup berhasil. Oleh karena itu perlu juga diadakan evaluasi terhadap pelaksanaan aktivitas promosi dan sosialisasi secara terus menerus untuk mengetahui seberapa efektif keberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan, mengatasi berbagai kendala yang akan dihadapi dalam melakukan kegiatan promosi dan sosialisasi dimasa yang akan datang.

Untuk kemampuan Sumber daya Manusia sudah cukup baik, karena saat ini untuk menjadi karyawan Pegadaian Syariah sudah dilakukan penyeleksian dan juga sudah diberikan pelatihan yang bertujuan untuk lebih meningkatkan profesionalitas kerja Pegadaian Syariah di semua bidang.

Pegadaian syariah juga hendaknya mendengarkan masukan-masukan yang deberikan oleh nasabah sebagai upaya peningkatan pelayanan dan membangun kekerabatan. Hal ini akan semakin mendekatkan nasabah dengan


(13)

pegadaian syariah, dan ini juga akan menciptakan imej positif sekaligus bagian dari sosialisasi pemahaman, pengetahuan, dan pengenalan produk-produk yang ada di pegadaian syariah.


(14)

1

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk hidup, tidak akan pernah bisa terlepas dari kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada aspek pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari (ekonomi).

Ilmu ekonomi lahir bertujuan untuk membantu manusia dalam pemenuhan kebutuhannya. Dalam ilmu ekonomi dipelajari pemanfaatan suatu benda secara efektif dan efisien, dipelajari pula bagaimana mengelola keuangan dengan baik.

Islam merupakan suatu sistem dan jalan hidup yang utuh dan terpadu, Islam memberikan panduan yang dinamis terhadap semua aspek kehidupan termasuk sektor bisnis dan transaksi keuangan. Hal ini terlihat dengan menggunakan prinsip syariah, karena diharapkan dengan menggunakan prinsip syariah Islam dapat memberikan mashlahat bagi umat manusia dan salah satu kelebihan dari lembaga keuangan syariah adalah tidak boleh meminta kelebihan dari pokok pinjaman, karena hal yang demikian itu termasuk riba. Sebagaiamana kita ketahui bahwa riba di dalam Islam itu sangatlah diharamkan.

Perkembangan lembaga-lembaga keuangan Islam di Indonesia dapat dikategorikan cepat dan yang menjadi salah satu faktor tersebut adalah adanya


(15)

keyakinan pada masyarakat muslim bahwa perbankan konvensional itu mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama Islam.1

Namun hendaknya kita tidak mengabaikan salah satu lembaga lainnya di tengah perkembangan lembaga keuangan ini. Lembaga keuangan itu adalah pegadaian. Perum Pegadaian merupakan salah satu badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai.2

Pegadaian merupakan tempat bagi konsumen untuk meminjam uang dengan barang-barang pribadi konsumen sebagai jaminannya. Mengusung slogan

“Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”.

Pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan yang sangat efektif karena tidak memerlukan persyaratan yang rumit atau yang dapat menyulitkan nasabah untuk memperoleh dana pinjaman. Cukup dengan membawa barang jaminan yang bernilai ekonomis masyarakat sudah bisa mendapatkan dana untuk kebutuhannya, baik secara produktif maupun konsumtif. Di samping itu proses pencairan dana juga terbilang cepat dan sangat mudah.

Sekarang ini selain terdapat pegadaian konvensional telah beroperasi pula pegadaian syariah yang memang didirikan pula oleh Perum Pegadaian.

1

Zainul Arifin,Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah,(Jakarta: Alvabet, 2002), h.8

2

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. (Yogyakarta: Ekonisia, 2003),


(16)

Perkembangan konsep syariah ini merupakan upaya pegadaian untuk menghindari rente atau riba.

Keberadaan pegadaian syariah pada awalnya didorong oleh perkembangan dan keberhasilan lembaga-lembaga keuangan syariah. Di samping itu juga dilandasi oleh kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap hadirnya sebuah pegadaian yang menerapkan prinsip-prinsip syariah.

Implementasi operasional pegadaian syariah hampir mirip dengan pegadaian konvensional. Seperti halnya pegadaian konvensional, pegadaian syariah juga menyalurkan uang pinjaman dengan jaminan barang bergerak. Nasabah dapat memperoleh dana yang diperlukan dalam waktu yang relatif cepat.

Minat masyarakat yang memanfaatkan jasa pegadaian syariah cukup besar. Pegadaian syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari barang yang digadaikan. Meski tanpa bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh keuntungan seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional, yang memberlakukan biaya pemeliharaan dari barang yang digadaikan. Biaya itu dihitung dari nilai barang, bukan dari jumlah pinjaman.

Pada umumnya masyarakat tidak memahami pemasaran, mereka melihat pemasaran sebagai sebuah penjualan. Padahal pemasaran ini mempunyai arti lebih luas karena pemasaran adalah suatu proses yang teratur dan jelas untuk memikirkan dan merencanakan pasar. Proses pemasaran dapat diterapkan tidak sekedar pada barang dan jasa, tetapi juga pada segala sesuatu yang dapat dipasarkan seperti ide, kejadian, organisasi tempat dan kepribadian. Namun


(17)

penting untuk ditekankan bentuk pemasaran tidak dimulai dengan suatu produk atau penawaran, tetapi dengan pencarian peluang pasar.3

Menurut M. Syakir Sula ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi pemasaran, yakni testis (rabbaniyyah), etis (akhlaqiyah), realistis (al-waqi’iyyah), dan humanistis (insaniyyah). Inilah yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi konvensional. Yang menarik pemasaran syariah meyakini bahwa perbuatan yang dilakukan seseorang akan dimintai pertanggung jawabannya kelak. Selain itu, pemasaran syariah mengutamakan nilai-nilai akhlak dan etika moral di dalam pelaksanaannya. Karena itu pemasaran syariah menjadi penting bagi para tenaga pemasaran untuk melakukan penetrasi pasar.4

Strategi pemasaran antara konvensional dengan yang sesuai syariah tentulah berbeda dalam prosesnya, akan tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu bagaimana meningkatkan jumlah nasabah. Maju atau mundurnya perusahaan dapat dilihat dari strategi pemasaran mereka yang berdampak pada meningkatnya minat nasabah sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah dalam menggunakan produk jasa yang dikeluarkan oleh perusahaan, atau dengan kata lain, dapat meningkatkan volume penjualan, sehingga pemasaran yang baik akan berdampak signifikan terhadap pendapatan perusahaan.

3

Hendra, dkk, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol,

(Jakarta: PT Prenhallindo, 1997). Jilid I, h.18

4


(18)

Sehubungan dengan berkembangnya dunia pemasaran yang menimbulkan makin tingginya tingkat persaingan antara perusahaan-perusahaan di Indonesia, maka perusahaan-perusahaan tersebut semakin berusaha untuk memperkuat strategi pemasarannya. Untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis yang kondisi persaingannya terus meningkat maka suatu perusahaan harus dituntut dapat menguasai pasar dengan menggunakan produk yang telah dihasilkan.

Seperti kita ketahui pengetahuan masyarakat tentang keberadaan pegadaian syariah sudah cukup baik. Karena pegadaian syariah saat ini tidak bisa terbilang baru dan kantor cabang syariahnya pun sudah lumayan banyak, berdasarkan pengamatan di lapangan pertumbuhan pegadaian syariah menunjukkan peningkatan yang pesat semenjak pertama kali didirikannya Pegadaian Syariah yang di operasikan pada 04 Januari 2003 di Unit Layanan Gadai Syariah Cabang Dewi Sartika, Jakarta Timur, hingga saat ini 2010 sudah banyak Pegadian Syariah yang didirikan hanya dalam waktu 7 tahun. Sehingga penulis ingin mengetahui strategi pemasaran apa yang digunakan oleh pegadaian syariah atas produk gadai syariah sehingga tumbuh menjadi pesat dan dapat menarik minat nasabah dalam menggunakan jasa tersebut. Dalam menarik minat nasabah memang tidak hanya dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang digunakan oleh pegadaian syariah. Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinya seperti kebutuhan nasabah yang mendesak yang memerlukan


(19)

proses pencairan dana yang cepat, nasabah yang menginginkan transaksi gadai tanpa adanya unsur ribawi (bunga) di dalamnya, dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan ini layak untuk diangkat dan dikaji melalui penelitian dengan topik strategi pemasaran, dan menuangkannya ke dalam bentuk skripsi dengan judul “STRATEGI

PEMASARAN PRODUK GADAI SYARIAH DALAM MENARIK MINAT

NASABAH (Penelitian pada unit pegadaian syariah cabang Pondok Aren) “

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk lebih fokus dalam pembahasan skripsi ini, maka pembatasan hanya dibatasi pada strategi pemasaran yang diterapkan Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren terhadap produk gadai syariah yang dimilikinya serta pengaruhnya terhadap meningkatnya minat nasabah dalam menggunakan jasa pegadaian syariah.

2. Rumusan Masalah

Yang menjadi pokok permasalahan di sini adalah karena pengetahuan masyarakat tentang Pegadaian Syariah sudah lebih baik dan kantor cabang-nya pun saat ini sudah lumayan bacabang-nyak, walaupun hacabang-nya dalam jangka waktu 3 tahun pertumbuhan pegadain syariah menunjukan perkembangan yang cukup pesat. Namun sekripsi terdahulu menemukan penurunan jumlah nasabah bulan januari 2006 sebesar 5,06% dan juni 2008 sebesar 9,3%,


(20)

penurunan jumlah barang jaminan terjadi pada bulan januari 2006 sebesar 8,4%. Maka penulis ingin mengetahui strategi pemasaran apa yang digunakan oleh Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren lalu apakah bertolak belakang dengan hasil skripsi terdahulu dan bagaimana implementasinya sehingga dapat menarik minat nasabah dengan mengajukan beberapa pertanyaan penelitian(Research Question)yaitu:

a. Bagaimana secara teoritis strategi pemasaran yang ampuh dalam menarik minat nasabah?

b. Bagaimanakah strategi pemasaran produk gadai syariah pada unit pegadaian syariah cabang Pondok Aren?

c. Sejauh mana strategi pemasaran produk Gadai Syariah mampu menarik minat nasabah di unit Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian:

a. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Untuk mengetahui strategi apa yang digunakan oleh Pegadaian Syariah cabang Pondok Aren dalam melakukan pemasaran produk gadai syariah yang dimilikinya.


(21)

c. Untuk mengetahui dan menjelaskan penerapan dari strategi pemasaran produk gadai syariah yang diterapkan mampu mempengaruhi perkembangan jumlah nasabah pada Pegadaian Syariah.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan di bidang ekonomi dan dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi, umumnya pada pegadaian syariah dan khususnya Fakultas Syari’ah dan Hukum.

b. Manfaat Praktis

Dengan tersusunnya skripsi ini, diharapkan dapat memberikan informasi dan manfaat bagi masyarakat, akademisi, Pegadaian Syariah, dan penulis sendiri khususnya.

D. Kerangka Teori

Gadai dalam fiqh disebut rahn, yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut syara’ artinya menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan.


(22)

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seseorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang memberi utang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.5

Sistem gadai syariah adalah sistem penyaluran pinjaman secara gadai yang didasarkan pada prinsip syariah Islam dalam transaksi ekonomi, yaitu: menghindari transaksi pinjam meminjam uang yang mengandung unsur riba.6

Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah Ilmu siasat perang: siasat atau akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan.7 Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.8 Sedangkan yang dimaksud dengan strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan

5

Heri sudarsono,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,,h.156.

6

Perum pegadaian, Keputusan Direksi Perum Pegadaian tentang Pemberlakuan Manual

Operasi Unit Layanan Gadai Syariah, Kep. Dir Perum Pegadaian Nomor 06.A/UL.3.00.22.3/2003, pasal 1ayat (1). Dikutip dari skripsi

7

Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka

Amani,1996), h.462.

8

Sofyan Assauri,Manjemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja


(23)

dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu.

Dalam strategi pemasaran terdapat strategi Acuan/Bauran pemasaran (marketing mix) yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen/variabel pemasaran. Untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju maka keempat unsur / variabel tersebut adalah:9

a. Strategi Produk, adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam waktu panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatanshare pasar.10

b. Strategi Harga. Peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam share pasar perusahaan, disamping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusaahaan. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan mempengaruhi konsumen. c. Strategi Distribusi. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran

perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan

9

Sofyan Assauri,Manjemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, h.197-198.

10


(24)

penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan menyampaikan produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.11

d. Strategi Promosi. Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan permintaan atas produk itu, kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi.12

Dari strategi-strategi diatas maka keberhasilan strategi ini dapat dilihat dari minat nasabah.

E. Study Review

Berdasarkan yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, penulis perlu melengkapi ataupun menyempurnakan penelitian ini dengan melakukan study review karena disana ada sumber yang dapat dijadikan tambahan untuk penyelesaian penelitian penulis ini.

Penelitian tersebut antara lain :

1. Judul :Strategi Pemasaran Pembiayaan Musyarakah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah (Studi Pada BMT Al-Fath Pamulang)

Ditulis Oleh: Ibnu Hamim– Perbankan Syariah 2006 Pembahasan :

11

Sofyan Assauri,Manjemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, h.233

12


(25)

Dalam mencapai pasar sasaran , BMT Al-Fath menerapkan strategi pemasaran pembiayaan musyarakah yang diliputi empat komponen yaitu : strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi. Namun perkembangan pembiayaan musyarakah BMT Al-Fath tidak begitu menyenangkan, hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan tahun 2004-2005 dimana pembiayaan musyarakah mengalami penurunan. Dan ini menunjukkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap produk pembiayaan musyarakah. 2. Judul : Strategi Pemasaran Produk Tabungan Mudharabah Dalam Menarik

Minat Masyarakat

Ditulis oleh : Nurhasanah– Perbankan Syariah 2006 Pembahasan :

Dalam melakukan kegiatan pemasaran, PT. BPRS Wakalumi berusaha untuk menerapkan perencanaan secara matang dan terarah menggunakan konsep, segmenting, targeting, dan positioning serta dengan menerapkan empat unsur atau komponen yang terdapat pada bauran pemasaran atau marketing mix, yakni : strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT. BPRS wakalumi, antara lain: kegiatan periklanan (advertising), kegiatan publisitas (publicity), dan kegiatan penjualan pribadi (personal selling).

Dengan metode strategi pemasaran tersebut BPRS mengalami peningkatan jumlah nasabah dari tahun ke tahun.


(26)

3. Judul : Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah Pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika. Ditulis oleh : Faridatun sa’adah – Perbankan Syariah 2008

Pembahasan :

Dalam memasarkan produk pembiayaan, strategi yang digunakan Pegadaian Syariah Dewi Sartika tergabung dalam bauran pemasaran, yaitu: product, price, place, dan promotion.

Dengan strategi pemasaran produk pembiayaan yang digunakan di Pegadaian Dewi Sartika mengalami peningkatan pada omzet yang menyababkan pertumbuhan jumlah nasabah semakin meningkat.

Yang membedakan skripsi penulis dengan skripsi terdahulu adalah saat ini pegadaian telah memiliki 5 produk sedangkan Dewi Sartika pada saat itu hanya memiliki 1 produk saja dan penelitian yang terdahulu perhitungan terhadap jumlah nasabah, omzet dan barang jaminan dilakukan per catur wulan sedangkan penulis melakukan perhitungannya pertahun.

F. Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada CPS. PONDOK AREN, JL. Ceger Raya No. 11 A Jurangmangu Tangerang. Telp. 021 7371035

G. Metode Penelitian

Untuk mencapai sasaran yang tepat bagi penelitian, maka penulis memakai metode penelitian sebagai berikut :


(27)

1. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari penelitian lapangan yang dilakukan. Hal ini karena data yang diambil berasal dari laporan-laporan yang ada dipegadaian Syariah Pondok Aren.

a. Jenis Penelitian

1) Penelitian Kepustakaan

Untuk mendapatkan landasan dan konsep yang kuat agar dapat memecahkan permasalahan maka penulis mengadakan penelitian kepustakaan dengan mencari data tekstual yang bersifat teoritis dengan menggunakan buku-buku ilmiah dan sumber bacaan lainnya sebagai rujukan untuk mencari teori yang mendukung penelitian.

2) Penelitian Lapangan

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian, maka untuk memperoleh data jumlah nasabah dan omzet dari 2005-2010, penulis mengadakan penelitian ke pusat referensi data di Pegadaian Syariah Pondok Aren. b. Jenis dan sumber data

1) Jenis data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif. 2) Sumber data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder.


(28)

a) Data Primer, merupakan informasi yang telah dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya, yaitu dari Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren, yaitu berupa data tentang jumlah omzet/uang pinjaman, jumlah nasabah dan data jumlah barang jaminan.

b) Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan, buku-buku, antara lain Dasar-dasar pemasaran, prinsip-prinsip pemasaran, Marketing Syariah, Mengatasi Masalah dengan Pegadaian Syariah, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, Metode Penelitian Kualitatif, dan sumber lainnya yang relevan dengan skripsi ini. Atau dengan kata lain data sekunder adalah informasi yang telah dikumpulkan pihak lain, jadi peneliti bertindak sebagai pemakai data.13

2. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam teknis pengumpulan data yaitu melalui penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan(Field Research).14

a) Penelitian Kepustakaan(Library Research)

13

Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 1993), h. 69.

14

Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2004),


(29)

Penelitian Kepustakaan, yaitu dimana peneliti melakukan penelusuran literatur atau buku rujukan yang relevan dengan pembahasan skripsi ini. b) Penelitian Lapangan(Field Research)

Interview atau wawancara adalah percakapan dengan tujuan atau pembicaraan yang memiliki tujuan.15 Interview yang sering disebut wawancara lisan adalah sebuah dialog atau pewawancaraan.16

3. Metode Analisis Data

Analisis data adalah sebuah proses percakapan dan pengaturan secara sistematik transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan yang lain dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut. Agar dapat dipresentasikan temuannya kepada orang lain.17 Studi yang merupakan penelitian kepustakaan ini lebih bersifat deskriptif análisis.18

Bersifat deskriptif maksudnya adalah untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang (pada saat penelitian berlangsung) dan menyajikan apa adanya.19

15

Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan,

(Malang : Kalimasahada, Press, 1994) cet I, h. 36.

16

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 1996), cet X, h.144.

17

Imron Arifin,Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-ilmu social dan Keagamaan, h.77

18

Bambang Waluyo,Penelitian Hukum dalam Praktik, (Sinar Grafika Jakarta, 2008), h.9

19

M.Subana dan Sudrajat ,Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung : 2005, h.26. dikutip dari


(30)

Kemudian dari fakta yang ada tersebut, penulis melakukan analisis sebagai dasar untuk dan dalam membuat kesimpulan.

4. Tekhnik Penulisan

Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah “Buku Pedoman Penulisan Skripsi” yang disusun oleh Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum, diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Cetakan Pertama, 2007.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika ini disusun dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Sistematika penulisan merupakan uraian secara garis besar mengenai hal-hal pokok yang dibahas, guna mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan suatu bab dengan yang lainnya. Adapun uraian pada setiap bab adalah sebagai berikut :

Bab Pertama : Berisikan pendahuluan dengan uraian mengungkapkan latar belakang masalah kajian skripsi ini, merumuskan identifikasi pembatasan dan perumusan masalah, menunjukkan tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, Studi Review, objek penelitian, metode penelitian, yang dipergunakan sebagai kerangka menuju uraian yang sistematis, dan yang terakhir sistematika penulisan.


(31)

Bab Kedua : Berisikan tinjauan umum tentang Pegadaian Syariah, yang didalamnya menguraikan pengertian gadai syariah, landasan hukum gadai syariah, rukun gadai syariah, syarat gadai syariah, persamaan dan perbedaan antara gadai syariah dan gadai konvensional. Dan juga strategi pemasaran yang membahas tentang pengertian strategi pemasaran, fungsi dan tujuan strategi pemasaran, segmenting, targeting, positioning, bauran pemasaran (Marketing Mix), dan yang terakhir strategi pemasaran yang ampuh dalam menarik minat nasabah.

Bab Ketiga : Berisikan gambaran Umum mengenai perusahaan pegadaian syariah cabang Pondok Aren, yang berisikan tentang sejarah singkat dan perkembangan, visi dan misi, struktur organisasi, dan produk-produk yang dihasilkan.

Bab Keempat : Berisikan tentang tinjauan umum tentang bagaimana secara teoritis strategi pemasaran yang ampuh dalam menarik minat nasabah,bagaimana strategi pemasaran produk gadai syariah di unit pegadaian syariah cabang pondok aren dan sejauh mana strategi pemasaran produk Gadai syariah mampu menarik minat nasabah di unit Pegadaian Syariah cabang Pondok Aren.

Bab Kelima : Penutup, merupakan bab dimana penulis akan mengemukakan kesimpulan-kesimpulan dan saran yang dapat mendukung kesempunaan skripsi, serta akan dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran dari pegadaian syariah.


(32)

19

BAB II

KONSEP UMUM GADAI SYARIAH DAN STRATEGI PEMASARAN

A. GADAI SYARIAH

1. Pengertian Gadai Syariah(Rahn)

Gadai dalam bahasa Arab disebut Rahn.Rahn menurut bahasa adalah: jaminan hutang, gadaian1, seperti juga dinamai Al-Habsu, artinya: penahanan.2

Ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwarahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.3

Pegadaian menurut kitab undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 yang berbunyi:

“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada

1

A . W. Munawwir,Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), Ed.II. h.

542.

2

A . W. Munawwir,Kamus Al-Munawwir., h.231.

3


(33)

orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannyasetelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.4

Sedang menurut Hasbi Ash Shiddieqy rahn adalah akad yang objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran dengan sempurna darinya.5

Jadi, kesimpulannya bahwa rahn adalah menahan barang jaminan pemilik , baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang diterima memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai tersebut apabila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar hutang tepat pada waktunya.

Pegadaian syariah menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai syariah, untuk solusi pendanaan yang cepat, praktis, dan menentramkan.

2. Landasan Hukum Gadai Syariah(Rahn) a. Firman Allah SWT :

4

Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek). Penerjemah R.Subekti dan R.Tjitrosudibio, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1976), Cet VIII, Ps.1150.

5


(34)

















)

َاْﻟ

َﺒَﻘ

َﺮ

ة ا

/

٢

:

٢ ٨ ٣

(

Artinya:

Jika kamu dalam perjalanan (dan kamu melaksanakan muamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang mengutangkan), tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanat (utangnya) dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah SWT, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barang siapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor (berdosa). Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah/2: 283)

Ayat tersebut secara eksplisit menyebutkan “barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang mengutangkan)”. Dalam dunia financial, barang tanggungan bisa dikenal sebagai jaminan(collateral) atau objek pegadaian.

b. Al-Hadits

ﺎ َﻋ ْﻦ َﻋ

َﺔ َﺸ ﺋ

ْﻦِﻣ ىَﺮَﺘْﺷِإ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ﱠﻲِﺒَّﻨﻠﻟا ﱠنَأ ﺎَﮭْﻨَﻋ ُﷲا َﻲِﺿَر

ُﮫَﻋْرِد ُﮫَﻨَھَرَو ٍﻞَﺟَأ ﻰَﻟِإ ﺎًﻣﺎَﻌَﻃ ﱟيِدْﻮُﮭَﯾ

)

ى ِر ﺎ َﺨ ُﺒ ْﻟ ا ُه ا َو َر

(

Artinya:“Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW membeli makanan dari seorangYahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”. (HR. Bukhari)6

6


(35)

Dari hadist di atas dapat dipahami, bahwa bermuamalah dibenarkan juga bila dilakukan dengan orang yang non muslim dan juga harus memiliki barang jaminan, agar tidak ada kekhawatiran bagi yang memberikan pinjaman atau hutang.

c. Ijtihad ulama

Para ulama semuanya sependapat, bahwa perjanjian gadai hukumnya mubah (boleh). Namun ada yang berpegang kepada zahir ayat, yaitu gadai hanya diperbolehkan dalam keadaan bepergian saja, seperti paham yang dianut oleh Mazhab Zahiri, Mujahid dan al-Dhahak. Sedangkan jumhur (kebanyakan ulama) membolehkan gadai, baik dalam keadaan berpergian maupun tidak, seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW di Madinah, seperti telah disebutkan dalam hadist di atas.7

3. Rukun Gadai Syariah /Rahn Rukunrahn antara lain adalah:8

a. Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian (shigat). Aqid terdiri dari dua pihak yaitu: pertama, rahin (yang menggadaikan), yaitu orang yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang yang

7

M. Ali Hasan,Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat) (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004), Edisi 1 cetke-2 h.255.

8

Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayiri Al-Bakri. Kitab la’Natut Tholibin, (Beirut:


(36)

akan digadaikan. Kedua, Murtahin (yang menerima gadai) yaitu orang, bank, atau lembaga yang yang dipercaya oleh Rahin untuk mendapatkan modal dengan jaminan barang (gadai).

b. Marhun (barang yang digadaikan), yaitu barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan mendapatkan uang.

c. Marhun bih(utang), yaitu sejumlah dana yang diberikanmurtahin kepada rahin atas dasar besarnya tafsiranmarhun.

d. Sighat (Ijab dan Qabul), yaitu kesepakatan antararahin danmarhun dalam melakukan transaksi gadai.

4. Syarat Gadai Syariah

Dalam menjalankan transaksi rahn harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:9

Syarat Aqid, baikrahin danmurtahin adalah harus ahli tabarru’ yaitu orang yang berakal, tidak boleh anak kecil, gila, bodoh, dan orang yang terpaksa. Serta tidak boleh seorang wali.

Marhun Bih (utang) syaratnya adalah jumlah atasmarhun bih tersebut harus berdaarkan kesepakatanaqid.

Marhun (Barang) syaratnya adalah harus mendatangkan manfaat bagi murtahin dan bukan barang pinjaman.

9


(37)

Shighat (Ijab dan Qabul) syaratnya adalah shigat tidak boleh diselingi dengan ucapan yang lain ijab dan qabul dan diam terlalu lama pada waktu transaksi. Serta tidak boleh terikat oleh waktu.

5. Persamaan dan Perbedaan antara Gadai Syariah dan Gadai Konvensional

Persamaan antara gadai syariah dan gadai konvensional adalah jangka waktu jatuh tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika setelah 120 hari si peminjam tidak dapat membayar hutangnya, maka barang jaminan akan dijual atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu tambahan selama 2 hari karena sebelum dilelang dibuat dahulu panitia lelang. Pada saat hari pelelangan, nasabah masih diberi kesempatan dan tambahan waktu selama 2 jam jika ingin menebus barang jaminannya. Jika tidak ditebus maka barang jaminan tersebut dilelang. Uang pelelangan tersebut digunakan untuk membayar hutang rahin. Jika hasil lelang tersebut mengalami kelebihan akan dikembalikan oleh nasabah, tetapi apabila uang kelebihan tersebut tidak diambil dalam waktu satu tahun, maka uang kelebihan tersebut akan dimasukkan ke dalam dana ZIS (Zakat, Infak, dan Sadaqah) pegadaian syariah, sedangkan pada pegadaian konvensional uang kelebihan yang tidak diambil akan menjadi milik pegadaian. Dan apabila dari hasil lelang tersebut ternyata kurang untuk membayar hutang, maka nasabah diharuskan membayar sisa hutangnya. Sedangkan perbedaan mendasar antara gadai syariah dengan


(38)

gadai konvensional adalah dalam pengenaan biayanya. Gadai konvensional memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda. Sedangkan pada gadai syariah tidak berbentuk bunga, tetapi berupa biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan, dan penaksiran. Singkatnya, biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan.10 Jadi sudahlah jelas bahwarahn boleh dilakukan, karena kegiatan tersebut sudah pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW.

B. STRATEGI PEMASARAN

1. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ilmu siasat perang : siasat atau akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan.11

Istilah strategi berasal dari kata Yunani, strategeta (stratus = militer,, danag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.12 Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang, di mana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga bisa diartikan sebagai

10

Wawancara dengan staff Perum pegadaian, Jakarta, 29 Oktober 2010

11

Muhammad Ali, kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka

Amani,1996), h.462.

12


(39)

rencana untuk pembagi dan pengguna kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.13

Sondang Siagian menyebutkan bahwa, “strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai tuntutan perubahan lingkungan”.14

Strategi Menurut Steiner dan Miner, “Strategi adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan meningkatkan kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan implementasinya secara cepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.15

Strategi adalah komprehensif atau orientasi tindakan jangka pengalokasian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan. Strategi ini menunjukkan arah tujuan jangka panjang organisasi dan cara pencapaiannya serta cara pengalokasian sumber daya. Atau lebih singkatnya strategi adalah rencana jangka panjang suatu perusahaan untuk mencapai tujuan.

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.16

13

Fandy Tjiptono.,Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Press, 2001), cet Ke 5, h.3

14

Sondang Siagian,Analisa Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi ,

(Jakarta: PT.Gunung Agung, 1986), cet. Kedua, h. 17.

15

George Stainer dan John Minner,Manajemen Stratejik, (Jakarta : Erlangga, tt), h.70

16

Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta: PT. INDEKS,2003), Edisi


(40)

Pemasaran adalah suatu sistem kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan brang dan jasa kepada pembeli.17 William J. Stanton mendefinisikan pemasaran dalam dua pengertian dasar yaitu:18

1. Dalam arti kemasyarakatan, pemasaran adalah setiap kegiatan tukar menukar yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia.

2. Dalam arti bisnis, pemasaran adalah sebuah system dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan, dan mendistribusikan jasa serta barang-barang pemuas keinginan pasar.

Konsep pemasaran berdasarkan definisi dari Philip Kotler adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak lain. Di dalamnya terdapat konsep yang ditawarkan seperti kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk-produk (barang-barang, layanan, dan ide), value atau nilai, biaya dan kepusan, pertukaran dan transaksi, hubungan dan jaringan pasar dan para pemasar, serta prospek.19

17

Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta : Liberty, 1990) cet. Pertama, h.5.

18

William J. Stanton,Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga,1994),h.34.

19


(41)

Menurut kotler, dasar pemikiran pemasaran bermula dari kebutuhan dan keinginan manusia. Kebutuhan manusia adalah ketidakadaan beberapa kepuasan dasar. Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.20

Orang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka dengan produk yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Produk atau penawaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu barang fisik, jasa, dan gagasan.

Konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing.21

Definisi ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands).

M. Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syariah sebagai sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari satu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam

20

Kotler dan Armstrong,dasar-dasarpemasaran,. h.7-8

21


(42)

keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.22

Syakir mengungkapkan definisi itu dengan merujuk pada definisi yang disepakati pakar marketing dunia. Kemudian mendasarkan pada kaidah fiqh dalam islam, yaitu :23

اَﺮَﺣ ﱠﻞَﺣَا ْوَأ ﺎًﻟﺎَﻠَﺣ َمﱠﺮَﺣ ﺎًﻃْﺮَﺷ ﱠﻻِإ ْﻢِﮭِﻃْوُﺮُﺷ ﻰَﻠَﻋ َنْﻮُﻤِﻠْﺴُﻤْﻟَا

ﺎ ًﻣ

Artinya: “ Kaum muslimin terikat dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis (syarat-syarat) yang mereka buat, kecuali kesepakatan (syarat) yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”.

ِت ﺎ َﻠ َﻣ ﺎ َﻌ ُﻤ ْﻟ ا ﻰ ِﻓ ُﻞ ْﺻ ًﺄ ْﻟ َا

ﱠلُﺪَﯾ ْنَا ﱠﻻِإ ﺔَﺣﺎَﺑِﻹا

ﺎَﮭِﻤْﯾِﺮْﺤَﺗ ﻰَﻠَﻋ ٌﻞْﯿِﻟَد

Artinya : “ Pada dasarnya semua bentuk muamalah (bisnis) boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.

Sehingga menurut Syakir, kata kunci dalam definisi pemasaran syariah adalah bahwa dalam seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah tidak akan terjadi, maka bentuk transaksi apapun dalam bisnis

22

Hermawan Karta jaya dan M. Syakir Sula, , Syariah Marketing. (Bandung: Mizan, 2006),

h.26-27.

23

A. Dzajuli dan Nurol Aen, Ushul Fiqh Metodologi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Raja


(43)

dibolehkan dalam syariat Islam. Karena itu Allah mengingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan yang zalim dalam bisnis termasuk dalam bisnis termasuk dalam proses penciptaan, penawaran, dan proses perubahan nilai dalam pemasaran.24

Jika kita menengok literatur asing makna yang terkandung pada konsep strategi dalam bahasa Inggris. Kebanyakan para penulis memaknai konsep tersebut dengan pernyataan yang agak meluas. Chang and Cam po (1980) melihat marketing strategy sebagai suatu isu sentral dan kruisial dalam fungsi pemasaran.25

Strategi pemasaran dapat dipahami sebagai logika pmasaran yang dengannya unit usaha berharap dapat mencapai tujuan pemasarannya.

Dari beberapa pengertian strategi pemasaran yang dikemukakan oleh para penulis di atas, didapat gambaran bahwa strategi pemasaran pada hakikatnya merupakan serangkaian upaya yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Untuk kepentingan kita dalam merancang strategi pemasaran, kita akan berpijak pada pengertian strategi pemasaran yang disampaikan oleh William Zakmund dan Michael D’Amico.26

24

Hermawan Karta jaya dan M. Syakir Sula, ,Syariah Marketing, h.27

25

www.strategi pemasaran.com

26


(44)

Jadi strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dilaksanakan dengan harapan bahwa unit bisnis akan mencapai sasaran pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari strategi spesisfik untuk pasar sasaran, penentuan posisi produk, bauran pemasaran, dan tingkat pengeluaran pemasaran.27 Atau dengan kata lain strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses penciptaan, penawaran, perubahan nilai, dan pertukaran produk antara suatu pihak dengan pihak yang lainnya.

2. Fungsi dan Tujuan Strategi Pemasaran

Fungsi dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh sebuah perusahaan yaitu:28

1) Menetapkan basis konsumen secara strategis, rasional dan lengkap dengan informasinya.

2) Mengidentifikasikan kebutuhan yang sekarang dan yang akan datang dari konsumen dan calon konsumen.

3) Menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen dengan tepat dan menguntungkan, serta mampu membedakan perusahaan dari pesaing.

27

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran, h.54

28

Puji winah jurini, Kristianti, Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat

Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, (Departemen Pendidikan Nasional, 2003)


(45)

4) Mengkomunikasikan dan mengantarkan produk tersebut kepada pasar sasaran.

5) Memimpin seluruh personel bidang pemasaran untuk menjadi sekumpulan tenaga kerja yang disiplin, potensial, berpengalaman, berdedikasi pada perusahan dalam mencapai tujuan.

Adapun tujuan dari strategi pemasaran yang dijalankan oleh sebuah perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan arah dan tujuan dari kegiatan yang dijalankan oleh sebuah perusahaan.

2) Sebagaimana untuk mengantisipasi berbagai permasalahan dan keadaan yang berubah di masa mendatang.

3) Membantu perusahaan dalam hal peningkatan kegiatan usaha memberikan kemudahan dalam mengontrol dan mengawasi kegiatan dan pemasaran dari sebuah perusahaan.29

3. Segmenting, Targeting, dan Positioning a. Segmentasi Pasar (Segmenting)

Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.30

29

Fandy Tjiptono,Strategi Pemasaran, (Yogyakarta, Andi Press, 2001), Cet. Ke-5, h. 6

30


(46)

Dalam praktiknya segmentasi pasar terdiri dari segmenting pasar konsumen dan segmentasi pasar industrial. Setiap segmen memiliki variable tertentu, namun pada dasarnya variabel yang digunakan tidak jauh berbeda.

Variabel utama yang mungkin dipergunakan dalam segmentasi pasar konsumen adalah:31 Segmenting Geografik, yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik atau membagi pasar berdasarkan wilayah tertentu, seperti Negara, regional, kota, kabupaten, kecamatan, atau lainnya. Segmentasi Demografik, yaitu membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti, umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, dan kebangsaan. Segmentasi Psikografik, yaitu membagi pasar menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup, atau kepribadian. Segmentasi Tingkah Laku, yaitu mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Segmentasi Manfaat, yaitu membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat berbeda yang dicari konsumen dari produk.

Sedangkan variabel untuk melakukan segmentasi pasar industrial adalah:32 Segmentasi berdasarkan demografik yaitu: jenis industry, ukuran perusahaan, lokasi perusahaan, dan lainnya. Karakteristik pengoperasian,

31

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 115-156

32


(47)

yaitu: teknologi yang difokuskan, gaya hidup, status pengguna, kepribadian, atau lainnya. Pendekatan Pembeli, yaitu: sifat hubungan yang ada, kriteria pembeli, atau lainnya. Karakteristik Personil Industri, Yaitu: Kesamaan pembeli, kesetiaan, sikap terhadap resiko, atau lainnnya. Faktor situsional, seperti: urgensi, besarnya pesanan, atau lainnya.

Segmentasi pasar perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena di dalam suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda kebutuhan dan keinginannya. Jadi, segmentasi pasar pada perusahaan dibuat bertujuan untuk dapat mengungkap peluang segmen pasar sebuah perusahaan. Sehingga perusahaan dapat mengetahui segmen pasar mana yang paling efektif.

b. Menentukan Sasaran Pasar (Targeting)

Setelah perusahaan selesai melakukan segmentasi pasar, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran pasar. Menentukan sasaran pasar, artinya mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan.33

Kegiatan menetapkan pasar sasaran adalah:34 Pertama, Evaluasi Segmen Pasar, meliputi: ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tentang

33

Kasmir, Pemasaran Bank,. h. 118-119.

34


(48)

usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin, atau gaya hidup dari setiap segmen. Structural segmen yang menarik dilihat dari segi profitabilitas. Kurang menarik jika terdapat pesaing yang kuat dan agresif. Perhatikan juga ancaman dari produk pengganti (substitusi) misalnya dari lembaga keuangan lainnya, untuk pinjaman seperti bank, kantor pos dan giro, leasing atau money changer. Sasaran dan sumber daya perusahaan dengan memperhatikan energi yang dimiliki perusahaan yaitu ketersediaan sumber daya manusia termasuk keterampilan yang dimilikinya.

Kedua, Memilih Segmen. Memilih segmen adalah menentukan satu atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan. Kemudian menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani. Pemilihan segmen dapat dilakukan dengan cara membagi pemasaran menjadi:35

Pemasaran tanpa pembedaan, melayani semua pasar dan tawaran pasar dalam arti tidak ada perbedaan. Mencari apa yang sama dalam kebutuhan konsumen. Biasanya untuk produk missal seperti tabungan untuk semua orang, baik usia, pendapatan, maupun wilayah. Keuntungan pemasaran tanpa pembedaan adalah hemat biaya.

Pemasaran dengan pembedaan, strategi peliputan pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk memilih beberapa segmen pasar dan merancang barang yang berbeda untuk masing-masing segmen. Contohnya

35


(49)

Procter dan Gamble memperoleh pangsa pasar total yang lebih tinggi dengan sebelas merk deterjen pencuci pakaian dibandingkan dengan hanya satu merk deterjen saja. Strategi ini jelas memerlukan biaya yang lebih tinggi.36

Pemasaran Terkonsentrasi, strategi peliputan pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mencari pangsa pasar besar dalam satu atau beberapa sub pasar. Pemasaran terkonsentrasi, khusus untuk sumber daya manusia yang terbatas.

Menentukan sasaran pasar dilakukan dengan cara mengevaluasi segmen pasar, setelah dievaluasi kemudian langkah selanjutnya yaitu memilih segmen pasar berdasarkan apakah pemasaran perusahaan tersebut cocok dengan pemasaran tanpa pembeda, pemasaran dengan pembeda, atau pemasaran terkonsentrasi.

c. Menentukan Posisi Pasar (Positioning)

Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Produk atau jasa diposisikan pada posisi yang diinginkan oleh nasabah, sehingga dapat menarik minat nasabah untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki dengan cara menentukan dimana posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.37

36

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran, h. 252

37


(50)

Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar perlu dilakukan dengan berbagai tahap agar hasil yang diharapkan optimal. Tahapan dalam memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi sebagai berikut:

Pertama, Identifikasi Keunggulan Kompetitif. Di dalam suatu produk terdapat berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan produk pesaing. Tujuan manajemen mengidentifikasikan keunggulan tersebut sebanyak dan selengkap mungkin. Identifikasi keunggulan kompetitif yang mungkin memberikan cara mengadakan perbedaan, yaitu:

a) Diferensiasi Produk

Sebuah perusahaan dapat mendiferensiasikan produk secara fisik. Contohnya, beberapa perusahaan menawarkan produk dengan standar tinggi yang hanya memungkinkan sedikit variasi.38

b) Diferensiasi Jasa

Beberapa perusahaan memperoleh keunggulan bersaing lewat penyerahan yang cepat, nyaman, dan cermat. Contohnya, Bank One telah membuka cabang di toserba dengan pelayanan lengkap untuk menyediakan lokasi yang mudah dijangkau di hari Sabtu, Minggu, dan di sore hari pada hari kerja.39

c) Diferensiasi Personil

38

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran., h. 256.

39


(51)

Perusahaan dapat meraih keunggulan yang sangat bersaing lewat mempekerjakan dan melatih orang yang lebih baik ketimbang yang bekerja di perusahaan pesaing. Contohnya, Singapore Airlines menikmati reputasi luar biasa karena keramahan pramugari dan pramugara.40

d) Diferensiasi Citra

Ketika pesaing menawarkan bentuk yang serupa, pembeli mungkin menganggap berbeda berdasarkan pada citra perusahaan atau merek. Contohnya, lengkung emas Mc. Donals.41

Kedua, Memilih Keunggulan Kompetitif yang Tepat. Setelah diidentifikasikan keunggulan-keunggulan yang kompetitif, lalu langkah selanjutnya adalah dipilih yang paling memberikan keunggulan yang paling bayak. Pertimbangan pemilihan keunggulan kompetitif adalah berapa banyak perbedaan yang dipromosikan. Banyak pemasar berpendapat bahwa perusahaan harus secara agresif mempromosikan hanya satu manfaat kepada pasar sasaran. Tokoh periklanan Rosser Reeves, misalnya, mengatakan sebuah perusahaan harus mengembangkan Unique Selling Proposition (USP, proposisi penjualan yang unik) untuk setiap merek dan tetap berpegang pada

40

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran., h.257.

41


(52)

proposisi itu. Setiap merek harus mengambil satu atribut dan menyatakan dirinnya sebagai “nomor satu” pada atribut tersebut.42

Kemudian Perbedaan mana yang dipromosikan. Tidak semua pembedaan merk itu berarti atau cukup bernilai. Tidak setiap perbedaan dapat menjadi pembeda yang baik. Setiap perbedaan mempunyai potensi untuk menimbulkan biaya bagi perusahaan dan manfaat bagi pelanggan. Suatu perbedaan itu bernilai jika memenuhi kriteria berikut ini:

1) Penting : Perbedaan memberikan suatu manfaat yang sangat bernilai bagi pembeli sasaran.

2) Khas : Perusahaan dapat menawarkan dengan cara yang khas. 3) Terjangkau harganya : Pembeli dapat membayar perbedaan itu.

4) Dapat dikomunikasikan : Perbedaan itu dapat dikomunikasikan dan dapat dilihat oleh pembeli.43

Ketiga, Mewujudkan dan Mengkomunikasikan posisi yang di pilih. Posisi pasar yang telah di pilih sebaiknya diwujudkan, kemudian dikomunikasikan ke berbagai pihak yang membutuhkan termasuk pihak intern perusahaan.44

42

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran., h. 258

43

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran., h.259.

44


(53)

Dalam menentukan posisi pasar, produk atau jasa suatu perusahaan ditempatkan pada posisi yang banyak diinginkan oleh nasabah. Dalam menentukan posisi pasar mengidentifikasi keunggulan produk yang dimiliki merupakan langkah awal dalam menentukan posisi pasar dengan menggunakan diferensiasi produk, jasa, personil, atau citra. Langkah selanjutnya adalah memilih keunggulan kompetitif yang tepat dengan pertimbangan berapa banyak perbedaan yang dipromosikan atau perbedaan mana yang dipromosikan. Dan langkah terakhir dalam penentuan posisi pasar adalah mewujudkan dan menkomunikasikan posisi yang dipilih.

4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Dalam dunia pemasaran selalu terkait dengan yang dinamakan marketing mix (bauran pemasaran). Marketing mix adalah deskripsi dari suatu kumpulan alat-alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan.45

Kotler dan Armstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan yang banyak itu dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya.

45


(54)

Kemungkinan yang banyak itu dapat digolongkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal dengan “empat P” : Product, Price, Place, dan Promotion (Produk, harga, distribusi, promosi).46 Empat P dalam marketing mix yaitu:

1) Product (Produk)

Menurut Philip Kotler “Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan, atau untuk dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.”47

Dalam definisi secara luas produk meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. Produk biasanya digunakan untuk dikonsumsi baik untuk kebutuhan rohani maupun jasmani. Untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan akan produk, maka konsumen harus mengorbankan sesuatu sebagai balas jasanya.

Dalam perspektif syariah produksi merupakan sesuatu yang penting. Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam arti yang sangat luas. Tekanan Al-Qur’an diarahkan pada manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan

46

Kotler dan Armstrong,Dasar-dasar Pemasaran., h. 48

47

Kotler dan Armstrong,Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta, Erlangga, 2001) Jilid I ed.


(55)

hidup manusia. Berarti barang itu harus diproduksi untuk kebutuhan manusia, bukan untuk memproduksi barang-barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan manusia.

Islam juga mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan produk tersebut. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (gharar) bagi pembeli. Pasalnya di sini berpotensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan terhadap salah satu pihak.

Selain keberadaan suatu produk, Islam juga memerintahkan untuk memperhatikan kualitas produk. Barang yang dijual harus terang dan jelas kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi penilaian.48

Setiap produk yang diluncurkan ke pasar tidak selalu mendapat respon yang positif. Bahkan cenderung mengalami kegagalan jauh lebih besar dibandingkan keberhasilannya. Untuk mengantisipasi agar produk yang diluncurkan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka peluncuran produk diperlukan strategi-strategi tertentu. Khusus dengan yang berkaitan dengan produk, strategi ini kita kenal dengan nama strategi produk.49

Dalam strategi produk yang harus dilakukan untuk mengembangkan suatu produk adalah:

48

Firdaus NH dkk,Dasar & Strategi Pemasaran Syariah., h.23

49


(56)

a) Penentuan logo dan moto. Logo merupakan ciri khas suatu perusahaan sedangkan moto merupakan serangkain kata-kata yang berisi visi dan misi.

b) Menciptakan merk. Karena jasa memiliki beraneka ragam, maka setiap jasa harus memiliki nama. Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat. c) Menciptakan kemasan. Kemasan merupakan pembungkus suatu produk.

Dalam hal ini kemasan lebih diartikan sebagai pemberian pelayanan atau jasa kepada para nasabah.50

Dalam strategi produk, perusahaan harus dapat melihat produk apa yang lebih dibutuhkan dan diinginkan oleh pembeli sehingga perusahaan dapat memperoleh banyak nasabah. Selain itu kualitas dan keberadaan produk juga harus diperhatikan sehingga tidak berpotensi terjadi penipuan.

2) Price(Harga)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk.51 Dalam konsep Islam, penentuan harga ditentukan oleh mekanisme pasar, yakni bergantung pada kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran. Pertemuan antara permintaan dan penawaran itu harus berlangsung secara sukarela. Ini bermakna tidak ada yang menzalimi dan dizalimi.

50

Kasmir,Pemasaran Bank, h. 141-143.

51


(57)

Dalam praktik fiqh muamalah, harga mengambil posisi tengah, tidak berlebih-lebihan, tidak pula merendah-rendahkan. Ini berarti bahwa dalam praktik fiqh muamalah harga mestinya harus proporsional.52

Tujuan penentuan harga secara umum adalah:

Pertama, Untuk Bertahan Hidup. Artinya, dalam kondisi tertentu, terutama dalam kondisi persaingan yang tinggi. Dalam hal ini perusahaan menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang dipasarkan laku di pasaran.

Kedua, Untuk Memaksimalkan Laba. Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.

Ketiga, Untuk Memperbesar Market Share. Penentuan harga ini dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.

Keempat, Mutu Produk. Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin.

Kelima, Karena Pesaing. Dalam hal ini, penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing.53

52


(58)

Strategi harga yang dilakukan perusahaan adalah strategi kedua pada bauran pemasaran. Di mana perusahaan sebisa mungkin menawarkan harga yang terendah sehingga lebih banyak menarik minat nasabah. Tetapi dalam Islam harga haruslah proporsional tidak boleh terlalu tinggi tidak boleh terlalu rendah.

3) Place(Distribusi)

Dalam sektor jasa, distribusi didefinisikan sebagai setiap sarana yang meningkatkan keberadaan atau kenikmatan suatu jasa yang menambah penggunaannya, baik dengan mempertahankan pemakai yang ada, meningkatkan nilai kegunaannya di antara pemakai yang ada ataupun menarik pemakai baru.54 Sarana-sarana tersebut dapat berupa kantor pusat, kantor cabang, dan lain-lain yang dapat memudahkan nasabah untuk memperoleh manfaat dari jasa perusahaan tersebut.

Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Setiap perusahaan haruslah memiliki pandangan saluran distribusi keseluruhan terhadap masalah distribusi dari produknya ke pemakai akhir. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan

53

Kasmir,Pemasaran Bank., h. 153-154.

54


(59)

penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.

Dalam kegiatan distribusinya perusahaan dapat memperhatikan, pertama, kantor pusat pemasaran, yaitu departemen ekspornya atau divisi yang membuat keputusan mengenai saluran distribusi dan elemen-elemen bauran pemasaran lainnya. Kedua, mengenai jenis-jenis perantaranya, yaitu agen, perusahaan perdagangan dalam hal ini adalah kantor cabang yang mudah dijangkau oleh masyarakat dapat mempermudah pendistribusian produk yang ditawarkan kepada nasabah.55

Dalam strategi distribusi tempat yang mudah dijangkau oleh nasabah merupakan hal yang penting. Karena dapat menghemat waktu dan biaya dalam menjangkau kantor atau perusahaan yang menawarkan suatu produk yang dibutuhkan oleh nasabah.

4) Promotion(Promosi)

Promosi merupakan kegiatan bauran pemasaran yang terakhir. Promosi berarti aktivitas yang menkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.56 Kegiatan ini setiap perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung.

55

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan

Pengendalian), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1993), Vol. II ed. Ke-7., h.181.

56


(60)

Dalam Islam mempromosikan suatu barang diperbolehkan. Hanya saja dalam berpromosi tersebut harus mengedepankan faktor kejujuran dan menjauhi penipuan. Di samping itu, metode yang dipakai dalam promosi tidak bertentangan dengan syariah Islam.57

Secara garis besar ada tiga macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu:58

Pertama, Periklanan (Advertising). Merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, Koran, majalah, televisi, atau radio.

Kedua, Publisitas (Publicity). Merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan di depan para calon nasabah atau nasabahnya melalui kegiatan sponsorhip terhadap suatu kegiatan amal atau sosial.

Ketiga, Penjualan Pribadi. Merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan setempat dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah.

Strategi promosi adalah sesuatu yang dapat memperkenalkan atau mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui berbagai macam media dan cara. Tetapi dalam mempromosikan suatu produk harus mengedepankan kejujuran dan menjauhi unsur penipuan.

57

Firdaus,Dasar & Strategi Pemasaran Syariah, h. 27

58


(61)

5. Strategi Pemasaran Dalam Menarik Minat Nasabah

Pemasaran yang ampuh itu adalah pemasaran yang mampu meningkatkan:59

a. Jumlah nasabah b. Loyalitas Nasabah

c. Menaikkan nilai penjualan

d. Perusahaan akan semakin besar dan memiliki banyak cabang Pendapat di atas didasari dengan bermacam-macam cara.

Cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan media melalui jasa pelaporan nasional-majalah, Koran, iklan luar, radio, televisi, Yellow pages, dan Internet. Dan juga melalui media yang tidak di monitor, seperti surat langsung, pameran perdagangan, iklan kerja sama, brosur, kupon, catalog, dan acara-acara khusus.60

Jenis-jenis media periklanan yang digunakan pemasang iklan dalam komunikasi masa. Berikut adalah enam media periklanan besar/media periklanan utama:61

a. Majalah, karena majalah lebih sering ditargetkan pada pelanggan khusus dan dengan demikian meraih lebih banyak pelanggan potensial. Satu keunggulan dari iklan majalah adalah selektivitas

59

www.strategi pemasaran.com

60

Charles W. Lamb,Jr, dkk.Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001),. h. 214.

61


(62)

pasarnya. Majalah dipublikasikan untuk setiap segmen pasar sebenarnya, misalnya Working Mother mentargetkan satu dari segmen konsumen yang pertumbuhannya tercepat; Marketing News merupakan majalah perdagangan untuk pemasar professional, dll. b. Radio, mempunyai beberapa kekuatan sebagai media periklanan. Para

pendengar radio cenderung mendengar karena kebiasaan dan waktunya dapat diperkirakan, dengan waktu mendengar radio yang paling popular adalah selama “waktu berkendaraan”, ketika orang yang setiap hari berangkat pulang pergi bekerja membentuk suatu pendengar tetap yang sangat banyak.

c. Televisi, karena televisi adalah media audiovisual, ini memberikan para pemasang iklan dengan banyak kesempatan kreatif. Penyiaran televisi termasuk jaringan televisi, stasiun independen, televisi kabel, dan pendatang yang relative baru, televisi satelit siaran langsung. d. Media Luar Ruang atau iklan di luar rumah merupakan iklan yang

fleksibel, media yang murah dengan bentuk yang beragam. Misalnya meliputi papan reklame, tulisan asap, balon udara raksasa, papan reklame kecil di mall dan di halte bus, tanda di arena olah raga, lampu bergerak di terminal bis atau bandara dan iklan lukisan di pinggir mobil, truk, bis atau bahkan menara air. Oleh karena itu, biasanya terbatas dalam mempromosikan produk sehari-hari dan produk shopping selektif seperti rokok, jasa bisnis, dan otomatif.


(63)

e. Internet dan World Wide Web dan Internet tidak disangkal lagi mengguncang dunia iklan. Bentuk baru dari periklanan Web adalah mulai untuk melebihi logo suatu perusahaan statis dan pesan dalam suatu iklan banner. Menggunakan teknologi baru seperti Shockwave dan Java, pemasang iklan mengembangkan iklan Web yang menggabungkan keinteraktifan, perdagangan elektronik, suara, dan animasi.

Dari teori di atas dan skripsi yang ada, terlihat bahwa strategi yang ampuh dalam menarik minat nasabah adalah melalui:62

a. Media iklan televisi b. Media iklan surat kabar c. Media iklan majalah d. Media iklan radio

e. Media iklan papan reklame f. Media iklan spanduk

Ini terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Nasir Ibrahim terhadap PT.Aqua Golden Mississippi, hasil yang dilakukan terhadap 126 responden di kota Palembang. Media ini sangat berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli air minum dalam kemasan merek Aqua yang

62

M. Nasir Ibrahim.Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan

Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang. (www.strategi ampuh).


(1)

sampai dengan tahun 2010 terus meningkat. Peningkatan terjadi mulai dari 3,2% sampai dengan yang terbesar peningkatannya mencapai 83,9%.

Berdasarkan tabel yang sudah dilampirkan diatas, maka dapat dilihat pertumbuhan jumlah nasabah produk gadai syariah terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan yang terjadi dari tahun 2005 ke tahun 2006 sangat pesat, dan terus mengalami peningkatan sampai saat ini dan belum pernah mangalami penurunan.

Peningkatan jumlah nasabah ini selain disebabkan karena iklan atau pemasaran juga disebabkan karena kesadaran masyarakat atas pegadaian yang berbasis syariah semakin meningkat karena dirasakan lebih adil, jujur, transparan, dan biaya lebih ringan dari pada konvensional.

Pegadaian syariah Pondok Aren seharusnya bisa mengiklankan atau memasarkan produk yang ada pada media iklan radio, karena ini bisa membantu meningkatkan jumlah nasabah.

Sebagai lembaga keuangan non bank pegadaian syariah harus terus berupaya untuk menyediakan produk dan jasa yang lengkap dengan mengembangkan produk-produk yang ada. Untuk mencapai sasaran tersebut Pegadaian Syariah bertekad untuk menyediakan layanan dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan peraturan pemerintah serta tuntunan syariah.

Hal ini dilaksanakan dengan mengidentifikasi kebutuhan nasabah dan menawarkan produk serta layanan yang beragam dengan lebih menekankan


(2)

pada pembiayaan bagi para pengusaha mikro kecil. Selanjutnya dalam memasarkan produk Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren lebih mengutamakan pada pemeliharaan hubungan baik dengan para nasabah agar tetap setia dan loyal untuk menggunakan jasa Pegadaian Syariah.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim, Departemen Agama RI 1995

Ali, Muhammad. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Amani, 1996.

Al-Bukhari. Shahih Bukhari. Beirut: Maktabah Ashriyah, 1997.

Al-Mashur Bissayiri Al-Bakri, Al-Alamah Abi Bakri.Kitab la’Natut Tholibin. Beirut: Daarul Fikr, 2004. Juz 3

Amstrong, dan Kotler. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT. INDEKS, Edisi Kesembilan Jilid I. 2003.

Arifin, Imron.Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan. Malang : Kalimasahada, Press, cet I, 1994.

Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet, 2002. Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian.Jakarta : PT.Rineka Cipta. 1996

Ashshofa, Burhan. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : PT Asdi Mahasatya. 2004.

Ash-Shiddieqy, Hasbi.Pengantar Fiqh Muamalah. Jakarta: Bulan Bintang, 1984. Assauri, Sofyan. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2004.

Basyir, Ahmad Azhar. Riba, Utang-Piutang, dan Gadai. Bandung: Al-Ma’arif, 1983. Buku Saku Suplemen Pemasaran Perum Pegadaian, Oktober 2009.


(4)

Dzajuli, A dan Aen, Nurol, Ushul Fiqh metodologi Hukum Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

Firdaus NH, Mengatasi Masalah dengan pegadaian Syariah. Jakarta: Renaisan, 2005. Hasan, M.Ali. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Fiqh Muamalat). Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada,2004.

Hendra, Teguh dan Ronny, A Rusli.Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jakarta: PT. Prenhallindo, 1997.

Ibrahim, M. Nasir. Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang. (www.strategi ampuh).

Kamil, Ahmad dan M. Fauzan. Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana,2007.

Kartajaya, Hermawan dan M.Syakir Sula, Syariah Marketing. Bandung: Mizan, 2006.

Kasmir.Pemasaran Bank. Jakarta: Kencana, 2004.

Kotler dan Amstrong,Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta, Erlangga, 2001. Jilid I Ed. Ke-8.

Kotler, Philip.Marketing. Jakarta: Erlangga, 1994. Jilid I.

.Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian). Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1993. Vol. II ed. Ke-7. Kitab Undang-undang Hukum perdata (Burgerlijk Wetboek). Penerjemah R. Subekti


(5)

Lamb,Jr, Charles W, dkk.Pemasaran, Penerjemah David Octarevia. Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Munawwir, A. W.Kamus Al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

Perum pegadaian, Keputusan Direksi Perum Pegadaian tentang Pemberlakuan Manual Operasi Unit Layanan Gadai Syariah, Kep. Dir Perum Pegadaian Nomor 06.A/UL.3.00.22.3/2003, pasal 1ayat (1).

Perum Pegadaian. Manual Operasional Gadai Syariah. Jakarta: Perum Pegadaian, 2003.

Pegadaian Syariah.Manual Operasional ULGS. Jakarta.

Perum Pegadaian.Pedoman Operasional Gadai Syariah. h. I.E.1

Puji winah jurini, Kristianti, Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional, 2003. www.Strategi.com

Sabiq, Sayid. Fiqh Sunnah. Bandung: PT. Al-Ma’arif,1996.

Stanton, William J.Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1994.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2003.

Sumarni, Murti.Marketing Perbankan. Yogyakarta: Liberty, 1997.

Tjiptono, Fandy.Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Press, 2001. cet Ke 5. Waluyo, Bambang.Penelitian Hukum dalam Praktik. Sinar Grafika Jakarta, 2008. Wasito, Hermawan.Pengantar Metodologi Penelitian.Jakarta: PT Gramedia Pustaka


(6)

Wawancara dengan Reza Habibie. Jakarta. www.Pegadaian.co.id

www.Pengertian Fidusia.com