Landasan Hukum Gadai Syariah Rahn

orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannyasetelah barang itu digadaikan, biaya- biaya mana harus didahulukan. 4 Sedang menurut Hasbi Ash Shiddieqy rahn adalah akad yang objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran dengan sempurna darinya. 5 Jadi, kesimpulannya bahwa rahn adalah menahan barang jaminan pemilik , baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang diterima memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai tersebut apabila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar hutang tepat pada waktunya. Pegadaian syariah menjawab kebutuhan transaksi gadai sesuai syariah, untuk solusi pendanaan yang cepat, praktis, dan menentramkan.

2. Landasan Hukum Gadai Syariah Rahn

a. Firman Allah SWT : 4 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Burgerlijk Wetboek. Penerjemah R.Subekti dan R.Tjitrosudibio, Jakarta: Pradnya Paramita, 1976, Cet VIII, Ps.1150. 5 Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, Jakarta: Bulan Bintang, 1984, h. 86-87.                                           َاْﻟ َﺒَﻘ َﺮ ة ا ٢ : ٢ ٨ ٣ Artinya: Jika kamu dalam perjalanan dan kamu melaksanakan muamalah tidak secara tunai sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan oleh yang mengutangkan, tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanat utangnya dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah SWT, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, karena barang siapa menyembunyikannya, sungguh, hatinya kotor berdosa. Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS. Al-Baqarah2: 283 Ayat tersebut secara eksplisit menyebutkan “barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan oleh yang mengutangkan”. Dalam dunia financial, barang tanggungan bisa dikenal sebagai jaminan collateral atau objek pegadaian. b. Al-Hadits ﺎ َﻋ ْﻦ َﻋ َﺔ َﺸ ﺋ ْﻦِﻣ ىَﺮَﺘْﺷِإ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ ﱠﻲِﺒَّﻨﻠﻟا ﱠنَأ ﺎَﮭْﻨَﻋ ُﷲا َﻲِﺿَر ُﮫَﻋْرِد ُﮫَﻨَھَرَو ٍﻞَﺟَأ ﻰَﻟِإ ﺎًﻣﺎَﻌَﻃ ﱟيِدْﻮُﮭَﯾ ى ِر ﺎ َﺨ ُﺒ ْﻟ ا ُه ا َو َر Artinya: “Aisyah r.a berkata bahwa Rasulullah SAW membeli makanan dari seorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”. HR. Bukhari 6 6 Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: maktabah Ashriyah, 1997, Jilid I, h.753. Dari hadist di atas dapat dipahami, bahwa bermuamalah dibenarkan juga bila dilakukan dengan orang yang non muslim dan juga harus memiliki barang jaminan, agar tidak ada kekhawatiran bagi yang memberikan pinjaman atau hutang. c. Ijtihad ulama Para ulama semuanya sependapat, bahwa perjanjian gadai hukumnya mubah boleh. Namun ada yang berpegang kepada zahir ayat, yaitu gadai hanya diperbolehkan dalam keadaan bepergian saja, seperti paham yang dianut oleh Mazhab Zahiri, Mujahid dan al-Dhahak. Sedangkan jumhur kebanyakan ulama membolehkan gadai, baik dalam keadaan berpergian maupun tidak, seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW di Madinah, seperti telah disebutkan dalam hadist di atas. 7

3. Rukun Gadai Syariah Rahn