Mekanisme pembiayaan gadai emas syariah pada Bank DKI Syariah cabang Fatmawati

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Jandri Panjaitan

Nim.1110053000020

KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015M/1435H


(2)

(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Mei 2015


(5)

Fatmawati”

Persaingan antar Bank pada saat ini semakin ketat, termasuk di dalamnya perbankan syariah. Bank-bank bersaing memperebutkan pasar. Pemasaran merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dari perusahaan, begitu pula dengan perbankan. Sejalan dengan hal tersebut, masing-masing bank harus melakukan analisis-analisis yang tepat sebagai upaya memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabahnya. analisis pembiayaan yang tepat oleh perusahaan bertujuan agar dapat bertahan diera persaingan.

Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini dapat dirumuskan secara umum adalah sebagai berikut: Bagaimanakah Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah mekanisme pembiayaan gadai emas syariah pada Bank Dki Syariah Cabang Fatmawati, apakah telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melakukan Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk memaparkan perumusan masalah pertama dan kedua. Sedangkan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui mekanisme pembiayaan produk gadai emas yang diterapkan di Bank DKI Syariah.

Hasil penelitian yang dilakukan, menyimpulkan bahwa produk gadai emas syariah ini adalah produk unggulan dan banyak diminati oleh masyarakat serta mekanisme pembiayaan yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah dengan menggunakan sttandar kelayakan 5C bagi nasabah. Agar dapat melaksanakan program yang telah direncanakan, Bank DKI Syariah harus bisa memaksimalkan sisi keuangan atau meningkatkan struktur modal guna meningkatkan pelayanan pinjaman bagi para nasabah produk gadai emas.


(6)

i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah ... 4

2. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian ... 5

2. Manfaat Penelitian ... 6

D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian ... 7

2. Subjek dan Objek Penelitian ... 7

3. Sumber Data ... 7

4. Teknik Pengumpulan Data ... 8

5. Teknik Pengolahan Data ... 9

6. Teknik Penulisan Skripsi ... 9

E. Kajian Pustaka ... 9


(7)

ii

1. Pengertian Mekanisme ... 12

2. Analisis Kelayakan Pembiayaan Gadai Emas Syariah ... 12

B. Pembiayaan 1. Pengertian Pembiayaan ... 13

2. Jenis-jenis Pembiayaan ... 15

3. Tujuan Pembiayaan ... 17

C. Gadai Emas Syariah 1. Pengertian Gadai Syariah ... 18

2. Prinsip Gadai Syariah ... 23

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG BANK DKI SYARIAH CABANG FATMAWATI A. Sejarah ... 28

B. Visi dan Misi ... 30

C. Struktur Organisasi ... 33

D. Produk-Produk Bank DKI Syariah ... 34

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMASARAN A. Analisis Pembiayaan Produk Gadai Emas Syariah .... 44

1. Analisis Character Pembiayaan Gadai Emas Syariah ... 46


(8)

iii

Syariah ... 49

4. Analisis Collateral Pembiayaan Gadai Emas Syariah ... 50

5. Analisis Condition Pembiayaan Gadai Emas Syariah ... 52

B. Penerbitan Gadai Emas Syariah Pada Bank Dki Syariah Cabang Fatmawati ... 53

C. Kelebihan Produk Gadai Emas Syariah... 55

1) Antikrisis dan Anti-Inflasi... 55

2) Biaya Gadai ... 55

D. Mekanisme Gadai Emas Syariah pada Bank Dki Syariah Fatmawati ... 57

1. Rukun-rukun Gadai Emas Syariah ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN


(9)

yang tidak diketahuinya. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan berbagai karunia dan nikmat kepada para hamba-Nya. Dia membukakan akal pikiran kita dan pemahaman kepada segenap makhluk-Nya.

Shalawat beserta salam tidak lupa dihaturkan untuk Nabi Muhammad SAW, yang mampu membawa kita dari zaman gelap gulita sampai zaman terang benderang. Tak lupa juga untuk para keluarganya, sahabat, dan serta para pengikutnya yang tetap beristiqomah di jalan-Nya.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa tujuan penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan moril dan materil dari banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., MM dan H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM selaku Ketua

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah membantu penulis menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen Dakwah.

3. H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM selaku Dosen Pembimbing yang tidak pernah bosan dalam memberikan begitu banyak masukan kepada penulis dan telah ikhlas meluangkan


(10)

berupa ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Seluruh karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu penulis dalam mecari referensi mengenai teori Strategi Pemasaran dan Gadai Emas Syariah. 6. Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati yang telah memberikan data-data dan meluangkan

waktu ketika penulis ingin melakukan penelitian.

7. Orang Tuaku Ayah Hisar Panjaitan dan (Alm) Ibu Siti Mariam yang begitu baik hati dan tegar dalam segala hal, ikhlas mengasuh, membimbing, memberikan segenap cintanya dan tidak terlupa selalu menyertai do’a dalam setiap langkahku.

8. Kakak-kakakku khususnya, Alamsyah Panjaitan, Hermansyah Panjaitan dan Juliana Panjaitan. S.H yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan studi dan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Manajemen Dakwah 2010 Lukman, Rendy, Didi, Zaelani, Sirojuddin, dan lain-lain yang namanya tidak dapat saya tulis satu persatu tanpa mengurangi hormat saya, yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Tiada balasan yang dapat penulis berikan selain do’a dan ucapan terimakasih, semoga Allah SWT menerima amal baik dan memberi balasan yang setimpal atas segala jerih payahnya dan semoga kita semua dalam lindungan-Nya. Amiiin.


(11)

Akhirnya penulis panjatkan rasa syukur kepada Alllah SWT yang sangat mendalam dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan kepada semua pihak pada umumnya.

Jakarta, 21 Mei 2015


(12)

1

Pembiayaan yang sering digunakan dalam lembaga keuangan syariah di antaranya menggunakan sistem pembiayaan gadai emas syariah, yakni guna untuk memperlancar roda perekonomian ummat, sebab dianggap mampu menekan terjadinya inflasi karena tidak adanya ketetapan bunga yang harus dibayarkan ke bank, selain itu juga dapat merubah haluan kaum muslimin dalam setiap transaksi perdagangan dan keuangan yang sejalan dengan ajaran syariah Islam.1

Pembiayaan gadai emas syariah secara tidak langsung adalah sebuah bentuk penolakan terhadap sistem bunga yang diterapkan oleh bank konvensional dalam mencari keuntungan, karena itu pelarangan bunga di tinjau dari ajaran Islam merupakan perbuatan riba yang diharamkan dalam Al-Quran, sebab larangan riba tersebut bukanlah meringankan beban orang yang dibantu yang dalam hal ini adalah nasabah, melainkan merupakan tindakan yang dapat memperalat dan memakan harta orang lain.2

Di beberapa negara Islam termasuk diantaranya adalah Malaysia, akad gadai telah dipakai sebagai alternatif dari pegadaian konvensional. Bedanya dengan pegadaian biasa, dalam gadai syariah, nasabah tidak

1

Agustianto, Percikan Pemikiran Ekonomi Islam, Bandung: Cipta Pustaka Media, 2002, hlm. 123.

2

Yusuf Qardawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Perss, 1997, hlm. 184.


(13)

dikenakan bunga, yang dipungut dari nasabah adalah biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan, serta penaksiran.

Adapun yang dapat dijadikan barang jaminan (agunan) dalam gadai syariah (rahn) bukan saja yang bersifat materi, tetapi juga yang bersifat manfaat. Benda yang dijadikan barang jaminan (agunan) tidak harus diserahkan secara actual, tetap boleh juga penyerahannya secara hukum, seperti menjadikan sawah atau kebun sebagai jaminan (agunan), sehingga yang diserahkan adalah surat jaminannnya (sertifikat sawah atau tanah).3Adapun barang jaminan itu telah dikuasai oleh pemberi utang, maka akad ar-rahn bersifat mengikat bagi kedua belah pihak.Bila tidak dapat dilunasi, barang jaminan dapat dijual dan utang dibayar.Apabila dalam penjualan barang jaminan itu ada kelebihan, maka wajib dikembalikan kepada pemiliknya.

Dengan melihat perkembangan pesat yang terjadi di pegadaian, beberapa lembaga keuangan khususnya perbankan syariah mulai membuka produk gadai syariah atau disebut juga dengan rahn.Namun untuk saat ini lembaga keuangan seperti perbankan syariah hanya menerima barang gadai berupa emas lantakan, perhiasan ataupun koin emas. Hal ini disebabkan oleh kecilnya nilai resiko yang akan terjadi dan keberadaan nilai emas itu sendiri yang tetap stabil bahkan cenderung naik dari tahun ke tahun serta tidak terkena dampak inflasi.

3


(14)

Beberapa lembaga keuangan mungkin mempunyai tujuan yang sama akan tetapi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut sudah tentu berbeda. Pada umumnya semua jajaran manajemen suatu lembaga keuangan akanselalu membuat rencana-rencana yang baik dan tepat. Jadi jelaslah masalah strategi bagi suatu lembaga keuangan sangatlah penting sebab strategi tersebut merupakan penentuan tercapainya tujuan yang telah direncanakan.

Suatu lembaga keuangan yang berorientasi terhadap perolehan laba (keuntungan) sudah pasti membutuhkan apa yang disebut Strategi pembiayaan, pengertian pembiayaan bank itu sendiri yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebeut setelah jatuh tempo dengan imbalan atau bagi hasil.4

Sedangkan pembiayaan berpangkal pada kebutuhan ekonomi masyarakat. Pembiayaan bukan satu-satunya penjamin kepuasan, akan tetapi ada beberapa variabel lain yang mempengaruhi kepuasan konsumen yakni harga yang ditawarkan, lokasi dan distribusi. Pembiayaan berhubungan dan berkaitan dengan suatu proses mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat.

4


(15)

Muhammad Syafii Antonio memberikan definisi bahwa “Pembiayaan adalah salah satu tugaspokok bank yaitu memberikan fasilitas dana untuk memenuhi pihak-pihak yang defisit unit”5

Dari pengertian-pengertian diatas bahwa penulis dapat menyimpulkan bahwa pembiayaan merupakan pendanaan berupa uang atau barang modal yang diberikan oleh suatau pihak, baik bank maupun suatu lembaga keuangan lain yang mendukung kegiatan investasi atau kegiatan seseorang, yang dengan itu mewajibkan pengembalian yang disertakan dengan imbalan atau bagi hasil pada waktu yang telah disepakati oleh kedua pihak.

Kebutuhan akan pemasaran tidak dapat dielakan karena perkembangan pasar dan persaingan yang semakin berat. Pembiayaan dibutuhkan tidak hanya oleh perusahan-perusahan akan tetapi digunakan oleh lembaga keuangan syariah misalnya lembaga keuangan syariah pada Bank DKI Syariah Ciputat dalam pengembangan produk-produknya khususnya produk Gadai Emas.

Produk gadai emas pada Bank Mandiri Syariah Ciputat memberikan fasilitas pinjaman kepada masyarakat dengan jaminan berupa emas dengan menggunakan prisip gadai yang sesuai dengan syariah.

Maka dengan melihat pemaparan yang singkat diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian, dengan memberikan gambaran apa dan bagaimana Strategi Pemasaran Pada Produk Gadai

5


(16)

Emas pada Perbankan Syariah bukan pada perum pegadaian syariah yang memang sudah umum. Sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya serta mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada seputar Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah dengan menggunakan Analisis 5C.

2. Perumusan Masalah

Sedangkan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini dapat dirumuskan secara umum adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati?”

Rumusan tersebut dapat dirinci berdasarkan sebagai berikut : a. Bagaimanakah Analisis Kelayakan Pembiayaan Gadai Emas

Syariah pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati?

b. Bagaimanakah Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati ?

A. Tujuan dan Manfaat Penelitian


(17)

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimanakah Analisis kelayakan 5c pada pembiayaan Gadai Emas Syariah di Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati

b. Untuk mengetahui bagaimanakah Mekanisme pembiayaan Gadai Emas Syariah pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diuraikan sebagai berikut : a. Manfaat teoritis

1) Menambah khasanah keilmuan peneliti tentang pengetahuan Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah 2) Memberikan pemahaman bagi pihak akademisi untuk melakukan kajian lebih mendalam tentang Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati.

b. Manfaat praktisi

Hasil dari laporan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan dan saran yang bermanfaat, sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan dan pengimplementasian Strategi Pembiayaan Gadai Emas Syariah.

A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian


(18)

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif adalah penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.6

Dalam pengertian ini penelitian deskriptif hanya menggunakan data dasar semata, tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan atau mendapatkan makna dan implikasi.Pendapat lainnya mengatakan bahwa metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah Bank DKI Syariah CabangFatmawati yang berada di wilayah Pusat Niaga Duta Mas Fatmawati Blok D1 No. 1 Jl. Rs. Fatmawati, Jakarta Selatan 12150.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini diharuskan menggunakan data, maka dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengelompokkan data sesuai dengan karakteristiknya, yaitu :

a. Data Primer

6

Dr. Suharsimi Arikunt o, “ Prosedur Penelit ian Suat u Pendekat an Prakt ik”, (PT. Rineka Cipt a: 1993, Cet .9 Ed. Revisi 11), h. 208


(19)

Data primer merupakan data asli yang diperoleh langsung oleh peneliti dari hasil wawancara yang didapat langsung dari obyek penelitian.Dimana data yang diperoleh hasilnya actual dan dapat dipertanggung jawabkan.Dengan teknik pengumpulan data pada karyawan Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati Pada Bagian Gadai/Rahn dan Nasabah dari hasil pertanyaan melalui wawancara mengenai Gadai Emas Syariah di Bank Mandiri Syariah Ciputat. b. Data Skunder

Data skunder merupakan data yang diperoleh dari kesusastraan, seperti buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitaan dengan materi penulisan skripsi ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan menggunakan beberapa teknik tertentu :

a. Dokumentasi yaitu data-data dan profil Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati Penelitian Kepustakaan.

b. Observasi (Pengamatan)

Mendapatkan data dari obyek penelitian dengan cara mendatangi langsung ke obyek penelitian guna melihat secara dekat bagaimana mekanisme pembiayaan pada Bank Dki Syariah.

c. Wawancara (Interview)

Selama observasi dilakukan, penulis juga melakukan wawancara dan komunikasi dengan staff bagian gadai, karyawan maupun pimpinan


(20)

Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati untuk mendapatkan input-input atau masukkan-masukkan yang berhubungan dan berguna dalam bidang yang akan diteliti sebagai bahan penulisan skripsi ini.

5. Teknik Pengolahan Data

Data yang dihasilkan merupakan data kualitatif dan dikembangkan oleh penulis dengan metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan secara jelas tentang topic penelitian yang diteliti.

6. Teknik Penulisan Skripsi

Adapun teknik penulisan skripsi ini sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan skripsi pada buku “Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-2011.

B. Kajian Pustaka

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber, kepustakaan, penulis meliput bahwa apa yang merupakan masalah pokok penelitian tampaknya sangat penting dan prospektif, karena pembahasan tentang Strategi Pembiayaan Pada Produk Gadai Emas Syariah pada Bank Syariah sangatlah berguna agar masyarakat khususnya masyarakat menengah kebawah mengetahui bahwa di Perbankan Syariah terdapat produk Gadai Emas Syariah yang dapat membantu mereka dalam memperoleh modal guna meningkatkan kinerja usaha mereka ataupun membantu pembiayaan kehidupan sehari-hari mereka.


(21)

Adapun kajian pustaka yang digunakan penulis adalah:

1. Arif Misbahudin, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008

“Strategi Pemasan Produk Gadai Emas (Rahn) pada BPRS PNM Al-Ma’soem dalam meningkatkan pendapatan Bank”. Penelitian ini menggunakan metode destriktif analisi yaitu mendeskripsikan sesuatu pada satuan analisis secara utuh sebagai satuan yang integrasi dalam sekripsi ini menghasilkan bahwasanya BPRS Al-Ma’soem menerapkan strategi segmenting, targeting dan positioningdengan mengembangkan marketing mix, produk perbankan syariah yang ditawarkan oleh BPRS ini dengan menggunakan akad ijarah. Dimana pihak Bank akan menaksir suatu barang jaminan berupa emas dengan harga yang standar dan berlaku dipasaran dengan nilai taksiran itu bank bisa memberikan pembiayaan sebesar 80% dari nilai taksiran agunan.

2. Nuraeni, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004

“Konsep dan Aplikasi Gadai Emas pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada PT. Bank Danamon Syariah)”. metode yang digunakan oleh penulis adalah kualitatif dengan desain penelitannya destriktif. Analisis yaitu kegiatanpenelitian yang dilakukan dengan menguraikan dan menjelaskan berbagai permasalahan gadai emas syariah pada bank


(22)

danamon syariah meliputi, barang jaminan yang dibawa nasabah akan ditaksir oleh spesialis gadai untuk mengetahui besar pinjaman dan biaya penitipan yang ditanggung nasabah. Biaya penitipan didasarkan pada nilai taksir marhun, yaitu 2,2% perbulan sebagai antisipasi terhadap resiko kerusakan dan kehilangan atas barang yang digadaikan.

3. Susan Diyani, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syariah Hidayatullah Jakarta, 2004

“Peranan Media Promosi Dalam Meningkatkan Brand Awareness Public Produk Gadai Emas Syariah (Study Kasus Bank Danamon Syariah)”.

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan metode pengumpulan data yaitu dengan teknik riset kepustakaan, Riset Lapangan serta Analisis Data. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwasanya aplikasi media promosi gadai emas pada Bank Danamon Syariah menggunakan dua media promosi yaitu media Above The Line

seperti promosi melalui jalur media koran, radio, spanduk, televisi, brosur dan Below The Line (BTL) yaitu promosi melalui jalur non media seperti promosi kelokasi pasar keramaian, kemudian media yang paling banyak diakses den dijadikan sumber pengetahuan oleh responden tentang gadai emas di Bank Danamon Syariah adalah “koran” sebesar 33% “spanduk” 30% “radio” 19% “brosur” sebesar 18%.

Sedangkan dalam penelitian skripsi ini membahas tentang “Strategi Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada Bank DKI Syariah Cabang


(23)

Fatmawati”. Yang mana didalam skripsi ini membahas tentang prosedur dan strategi yang digunakan dalam pembiayaan gadai emas oleh Bank DKI Syariah. Kemudian yang membedakan skripsi ini dengan yang terdahulu yaitu dari sisi pembahasannya yaitu dimana penulis mencoba meniliti tentang prosedur, strategi dan alasan dikeluarkannya pembaiayaan gadai emas.

C. Sistematik Penulisan

Pada Bab I penulis membahas tentang pendahuluan dengan sub-sub : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Review Studi Terdahulu, Sistematika Penulisan. Pada Bab IIpenulis membahas tentang pengertian, landasan syariah, rukun dan syarat, serta hal-hal yang berkaitan dengan gadai berdasarkan fatwa DSN meliputi : status barang gadai, pemanfaatan barang gadai, penjualan barang gadai, penjualan barang gadai setelah jatuh tempo, musnahnya barang gadai dan berakhirnya barang gadai.

Pada Bab IIIpenulismenyajikan data yang menjadi bahan penelitian yaitu mengenai profil Bank DKI Syariah Fatmawati, visi misi, fungsi, dan struktur organisasi. Serta produk gadai (rahn) yang ada pada Bank DKI Syariah.

Pada Bab IVini penulis menjelaskan mengenai Analisis Deskriptif terkait Strategi Pembiayaan pada Produk Gadai Emas Syariah dan Prosedur Transaksi Gadai Emas Syariah di Bank DKI Syariah Fatmawati.

Pada Bab VI ini merupakan bagian terakhir penulisan yang akan menunjukkan pokok-pokok penting dari keseluruhan pembahasan ini. Bagian


(24)

ini menunjukkan jawaban ringkas dari permasalahan yang dibahas pada bagian permasalahan di atas yang berisi kesimpulan dan saran.


(25)

12

A. Mekanisme dan Analisis Kelayakan Gadai Emas Syariah 1. Pengertian Mekanisme

Menurut bahasa mekanisme berasal dari kata bahasa Yunani

mechane yang memiliki arti instrumen, mesin pengangkat beban, perangkat, peralatan untuk membuat sesuatu dan dari kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara menjalankan sesuatu.

Menurut istilah mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin tanpa bantuan inteligensi sebagai suatu sebab atau prinsip kerja.1

2. Analisis Kelayakan Pembiayaan Gadai Emas Syariah

Setiap perbankan syariah memiliki cara tersendiri dalam prosedur pembiayaan, dan pembiayaan juga merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan definisit unit.

Bank Dki Syariah Fatmawati menerapkan sistem kelayakan 5c bagi nasabah yang ingin melakukan pembiayaan agar tidak terjadi

1


(26)

saling merugikan antara dua pihak, 5c itu adalah: 1. Character, 2.

Capacity, 3. Capital 4. Colleteral, 5. Condition.

Selain persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh nasabah, maka nasabah pun harus memenuhi 5c sebagai standar kelayakan untuk mendapatkan pembiayaan dari Bank Dki Syariah.2

B. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Berdasarkan UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan bab 1 pasal 1 No. 12 bahwasanya pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagiahan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang membiayai untuk mengembalikan uang tagihan tersebeut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.3

Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang akan direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.4

2

Risa, CustomerService, wawancara, 02-03-2015 3

UUTentangPerbankan, No. 10 tahun 1998, Bab 1 Pasal 1 no. 12. 4

Yusak Laksmana, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009) h. 20


(27)

Agar sesuai dengan aturan norma Islam, lima unsur keagamaan yang ditekankan dalam prinsip pembiayaan Islam yaitu:5

a. Tidak ada transaksi keuangan berbasis bunga (riba) b. Pengenalan pajak religious atau pemberian sedekah, zakat.

c. Pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan hukum Islam (haram)

d. Penghindaran aktivitas ekonomi yang melibatkan maysir (judi), gharar (transaksi yang tidak jelas)

e. Penyediaan takaful (asuransi syariah)

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa strategi pembiayaan adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan penyaluran dana dalam program pembiayaan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam hal untuk mencapai tujuan pembiayaan, baik agama, sosial dan ekonomi.

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pembiayaan adalah “Suatu dana yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk membantu berjalannya suatu perusahaan yang membutuhkan dana, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan demikian diadakan dahulu perjanjian antara sipeminjam dengan yang meminjamkan untuk mengembalikan dana tersebut setelah jatuh tempo yang telah ditentukan dengan imbalan atau bagi hasil”.

5

Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syariah Prinsip dan Prospek, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2001)


(28)

2. Jenis-jenis Pembiayaan

Jenis-jenis pembiayaan di bank syariah maupun non bank pada umumnya dapat dilihat dari.

a. Kegunannya, dibedakan dalam:

1) Pembiayaan Modal Kerja, yakni pembiayaan yang ditunjukan untuk memberikan modal usaha untuk mendukung operasional perusahaan sehari-hari sehingga perusahaan dapat beroperasi secara normal dan lancar. Seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh atau barang yang diperdagangkan. 2) Pembiayaan Investasi, pembiayaan yang ditunjukan untuk

modal usaha pembelian sarana alat produksi atau pemberian barang modal berupa aktiva tetap/inventaris. Atau pembiayaan investasi yaitu pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal yang diperlukan untuk:

a. Pendirian Proyek Baru, yakni pendirian atau pembangunan proyek/pabrik dalam rangka usaha baru

b. Rehabilitasi, yakni penggantian mesin/peralatan lama yang sudah rusak dengan mesin atau peralatan baru dengan mesin atau peralatan baru yang lebih baik

c. Medernisasi, yakni penggantian menyeluruh mesin atau peralatan lama dengan mesin atau peralatan baru yang tingkat tekhnologinya lebih baik atau tinggi.


(29)

d. Ekspansi, yakni penambahan mesin atau peralatan yang telah ada dengan mesin atau peralatan baru dengan tekhnologi sama atau lebih baik.

e. Relokasi Proyek yang sudah ada, yakni pindahan lokasi proyek secara keseluruhan (termasuk sarana penunjang kegiatan pabrik, seperti laboraturium dan gudang) kesuatu tempat ke tempat lain.

3) Pembiayaan Konsumtif, yakni pembiayaan yang ditunjukan untuk pembelian suatu barang yang digunakan untuk kepentingan perseorangan (pribadi) diluar usaha.

Dalam menetapkan akad pembiayaan konsumtif, langkah-langkah yang perlu dilakukan bank adalah sebagai berikut: a) Apabila kegunaan pembiayaan yang dibutuhkan nasabah

adalah untuk kebutuhan konsumtif semata, dilihat dari sisi apakah pembiayaan tersebut terbentuk pembelian barang atau jasa.

b) Jika untuk pembelian barang faktor selanjutnya yang harus dilihat berbentuk ready stock atau good in process.

c) Jika pembiayaan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah dibidang jasa, pemberian yang diberikan adalah ijarah.6

6

Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), edisi-3, h. 231-234


(30)

3. Tujuan Pembiayaan 1) Pembiayaan Produktif

Pembiayaan yang dipergunakan untuk peningkatan usaha produksi atau investasi. Pembiayaan ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa, artinya pembiayaan ini digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan sesuatu, baik berupa barang maupun jasa.

2) Pembiayaan Konsumtif

Merupakan pembiayaan yang dipergunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam pembiayaan ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena untuk dipergunakan oleh seseorang atau badan usaha.

3) Pembiayaan Perdagangan

Pembiayaan yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan dagangan tersebut.7

b. Jangka Waktunya

1) Pembiayaan jangka pendek, pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

7


(31)

2) Pembiayaan jangka menengah, antara 1 s/d 3 tahun, pembiayaan ini dapat diberikan untuk modal kerja, beberapa bank mengklarifikasikan pembiayaan menengah sebagai pembiayaan jangka panjang.

3) Pembiayaan jangka panjang, merupakan pembiayaan yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun atau lima tahun. Biasanya digunakan untuk kredit rumah atau untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan.8

A. Gadai Emas Syariah

1. Pengertian Gadai Syariah (Rahn)

Gadai (Rahn) menurut arti bahasa: tetap. Sedangkan menurut istilah syara: ialah menaruh barang (dijadikan) sebagai uang, untuk penguat perjanjian hutang, dan barang tersebut akan menutup (hutang) ketika terhalang (tidak dapat) melunasinya.9

Gadai tidak sah, kecuali dengan ijab-qabul, dan kedua belah pihak (yang menggadaikan barang dan yang menerima barang tersebut) disyaratkan supaya melaksanakan secara murni. Keterangan : Syarat melaksanakan gadai secara murni (mutlak), dalam arti masing-masing mempunyai hak menjalankan aturan dalam gadai, yaitu telah dewasa dan berakal sehat.10

Dalam istilah bahasa arab, gadai diistilahkan dengan rahn dan

8

Ibid, h. 78

9

Syekh Syamsuddin Abu Abdillah, “Terjemah Fathul Qarib”, (Mutiara Ilmu: Cet. 1, 1431/2010), h. 175

10


(32)

dapat juga dinamai al-habsu, secara etimologis, arti rahn adalah tetap dan lama, sedangkan al-habsu berarti penahanan terhadap suatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut, sedangkan menurut sabiq, rahn adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut padangan syara sebagai jaminan hutang, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu. Pengertian ini didasarkan pada praktek bahwa apabila seseorang ingin berhutang kepada orang lain, ia menjadikan barang miliknya baik berupa barang tak bergerak atau berupa barang ternak berada dibawah penguasaan pemberi pinjaman sampai penerima pinjaman melunasi hutangnya.11

Secara etimologi, rahn berarti ماوﺪﻟاو تﻮﺒﺜﻟا (tetap dan lama), yakni tetap atau berarti موﺰﻠﻟاو ﺲﺒﺤﻟا (pengekangan dan keharusan).

Menurut terminologi syara’, rahn berarti :12 ﮫﻨﻣ هؤﺎﻔﺘﺳا ﻦﻜﻤﯾ ﻖﺤﺑ ءﻲﺷ ﺲﺒﺣ Artinya :

“Penahanan terhadap sesuatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut.”

Transaksi hukum gadai dalam fiqih Islam disebut ar-rahn. Ar-rahn adalah suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai tanggungan utang. Pengertian ar-rahn dalam bahasa arab adalah ats-tsubut wa ad-dawam, yang berarti “tetap” dan “kekal”, seperti dalam kalimat

11

Abdul Ghofur Anshori,“Gadai Syariah Di Indonesia”, Konsep, Implementasi dan Intitusional” (Gadjah Mada University PRESS, 2006), Cet. ke-1, h. 88

12


(33)

maun rahin, yang berarti air yang tenang. Hal itu, berdasarkan firman Allah SWT dalam QS. Al-Muddatsir (74) ayat 38 sebagai berikut :

ﮫﻨﯿھر ﺖﺒﺴﻛ ﺎﻤﺑ ﺲﻔﻧ ﻞﻛ Artinya:

Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. Sedangkan dalam pengertian istilah adalah menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak dan dapat diambil kembali sejumlah harta dimaksud sesudah ditebus.13

Landasan Syariah di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah:14

ﹺﺮﹶﻓ ﺎﺒﺗﺎﹶﻛ ﺍﻭﺪﹺﺠﺗ ﻢﹶﻟﻭ ﹴﺮﹶﻔﺳ ٰﻰﹶﻠﻋ ﻢﺘﻨﹸﻛ ﹾﻥﹺﺇﻭ

ﻦﻤﺗﺅﺍ ﻱﺬﱠﻟﺍ ﺩﺆﻴﹾﻠﹶﻓ ﺎﻀﻌﺑ ﻢﹸﻜﻀﻌﺑ ﻦﻣﹶﺃ ﹾﻥﹺﺈﹶﻓ ﹲﺔﺿﻮﺒﹾﻘﻣ ﹲﻥﺎﻫ

ﻪﺘﻧﺎﻣﹶﺃ

:ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ﴿

٢٨٣

Artinya:

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang)…..” (Al-Baqarah : 283)

ﻦﻣ ﺎﻋرد ﮫﻨھرو ﻞﺟا ﻰﻟا يدﻮﮭﯾ ﻦﻣ ﺎﻣﺎﻌﻃ ىﺮﺘﺷا ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﻲﺒﻨﻟا نا ﺎﮭﻨﻋ ﷲا ﻲﺿر ﺔﺸﺋﺎﻋ ﻦﻋ ﺪﯾﺪﺣ

Artinya:

13

Zainuddin Ali,“Hukum Gadai Syariah”, (Sinar Grafika: Cet.1, 2008), Cet. ke-1, h..1

14


(34)

“Aisyah r.a berkata bahwa Rasullah membeli makanan dari seorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”. (HR Bukhari No. 1926, Kitan Al-Buyu dan Muslim)

ﮫﻨﻣ ﺪﺧاو يدﻮﮭﯾ ﺪﻨﻋ ﺔﻨﯾﺪﻤﻟﺎﺑ ﮫﻟ ﺎﻋرد ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ لﺎﻗ ﮫﻨﻋ ﷲا ﻲﺿر ﺲﻧا ﻦﻋ ﮫﻠھﻻ اﺮﯿﻌﺷ

Artinya:

“Anas r.a berkata, “Rasullah menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi di Madinah da mengambil darinya gandum untuk keluarga beliau”. (HR Bukhari No. 1927, Kitab Al-Buyu, Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Majjah).

Adapun yang dapat dijadikan barang jaminan (agunan) dalam gadai syariah (rahn) bukan saja yang bersifat materi, tetapi juga yang bersifat manfaat. Benda yang dijadikan barang jaminan (agunan) tidak harus diserahkan secara

actual, tetap boleh juga penyerahannya secara hukum, seperti menjadikan sawah atau kebun sebagai jaminan (agunan), sehingga yang diserahkan adalah surat jaminannnya (sertifikat sawah atau tanah).15 Adapun barang jaminan itu telah dikuasai oleh pemberi utang, maka akad ar-rahn bersifat mengikat bagi kedua belah pihak. Bila tidak dapat dilunasi, barang jaminan dapat dijual dan utang dibayar. Apabila dalam penjualan barang jaminan itu ada kelebihan, maka wajib dikembalikan kepada pemiliknya.

Gadai (Ar-Rahn) adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang

15


(35)

menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh dan sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.16

Pegadaian menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150 disebutkan: “Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berhutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.17

Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa “Gadai syariah (rahn) dalam pandangan Islam adalah sesuatu barang bernilai yang ditangguhkan oleh pemiliknya sebagai jaminan hutang, yang dapat dijadikan (seluruh atau sebagiannya) untuk pembayaran hutang apabila orang tersebut tidak dapat membayar hutangnya”.

2. Prinsip Gadai Emas Syariah

Prinsip yang digunakan dalam gadai emas syariah baik di bank syariah

16

Muhammad Syafi’I Antonio, “Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik”, (Gema Insani Press, 2001), Cet. ke-1, h. 128

17

Andri Soemitra,“Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, (Kencana Prenada Media Group, 2009), Ed. Ke-1, Cet. ke-1, h. 387


(36)

ataupun di pegadaian syariah tidak berbeda dengan prinsip gadai pada umumnya. Mulai dari persyaratan, biaya (ongkos) administrasi, biaya pemeliharaan/ penyimpanan, hingga mekanisme penjualan barang gadaian ketika pihak yang menggadaikan tidak dapat melunasi utangnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam gadai emas syariah baik di bank syariah maupun di lembaga yang menawarkan produk gadai emas syariah. Hal yang dimaksud adalah biaya administrasi dan biaya pemeliharaan.18

Dalam website tersebut juga menjelaskan tentang biaya administrasi dan biaya pemeliharan sebagai berikut:

a. Biaya administrasi

Biaya administrasi adalah ongkos atau pengorbanan materi yang dikeluarkan oleh bank dalam hal pelaksanaan akad gadai dengan penggadai (rahin). Para ulama sepakat bahwa segala biaya yang bersumber dari barang yang digadaikan adalah menjadi tanggungan penggadai. Oleh karena itu, biaya administrasi gadai dibebankan kepada penggadai. Karena biaya administrasi merupakan ongkos yang dikeluarkan bank, maka pihak bank yang lebih mengetahui dalam menghitung rincian biaya administrasi. Setelah bank menghitung total biaya administrasi, kemudian nasabah atau penggadai mengganti biaya administrasi tersebut.

Namun, tidak banyak atau bahkan sangat jarang nasabah yang

18

http://ekonomikeadilan.wordpress.com/2011/08/05/ kajian-fiqh-muamalah-tentang-gadai-emas-syariah (14/03/2014, 20.30)


(37)

mengetahui rincian biaya administrasi tersebut. Bank hanya menginformasikan total biaya administrasi yang harus ditanggung oleh nasabah atau penggadai tanpa menyebutkan rinciannya. Keterbukaan dalam menginformasikan rincian biaya administrasi tersebut sangat penting dalam rangka keterbukaan yang kaitannya dengan ridha bi ridha, karena biaya administrasi tersebut dibebankan kepada nasabah atau penggadai.19

Dewan Syariah Nasional dalam Fatwa No. 26/ DSN-MUI/ III/2002 menyebutkan bahwa biaya atau ongkos yang ditanggung oleh penggadai besarnya didasarkan pada pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan. Artinya, penggadai harus mengetahui besar rincian dan pengeluaran apa saja yang dikeluarkan oleh bank untuk melaksanakan akad gadai, seperti biaya materai, jasa penaksiran, formulir akad, foto copy, print out, dll. Hal tersebut diatas yang juga menyebabkan biaya administrasi harus dibayar di depan.20

Intinya adalah pihak bank tidak diperbolehkan untuk mengambil keuntungan dari akad gadai syariah. Karena pada dasarnya akad gadai adalah transaksi pinjam-meminjam (qardh) yang bersifat tabarru’ yang berarti kebaikan atau tolong menolong. Sehingga tidak diperkenankan untuk mengambil keuntungan atau manfaat dari kegiatan pinjam-meminjam (qardh) karena sifatnya

19

http://ekonomikeadilan.wordpress.com/2011/08/05/ 20

Dewan Syariah Nasional MUI dan Bank Indonesia, 2006, “Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI”, Cet 3, CV. Gaung Persada, Ciputat-Jakarta


(38)

adalah tabarru’. Dalam website tersebut mengutip hadist Nabi Muhammad SAW, sebagai berikut:21

ًﺎﺑِر َﻮُﮭَﻓ ًﺔَﻌَﻔْﻨَﻣ ﱠﺮَﺟ ٍضْﺮَﻗ ﱡﻞُﻛ Artinya:

Setiap pinjaman yang menarik suatu manfaat maka itu termasuk salah satu bentuk riba.” [HR Al-Baihaqi]

b. Biaya pemeliharaan (Ujrah)

Biaya pemeliharaan atau penyimpanan merupakan biaya yang dibutuhkan untuk merawat barang gadaian selama jangka waktu pada akad gadai. Sesuai dengan pendapat para jumhur ulama biaya pemeliharaan atau penyimpanan menjadi tanggungan penggadai (rahin). Karena pada dasarnya penggadai (rahin) masih menjadi pemilik dari barang gadaian tersebut, sehingga dia bertanggungjawab atas seluruh biaya yang dikeluarkan dari barang gadai miliknya.

Dalam website tersebut juga menjelaskan tentang Akad yang digunakan untuk penerapan biaya pemeliharaan atau penyimpanan adalah akad ijarah (sewa). Artinya, penggadai (rahin) menyewa tempat di bank untuk menyimpan atau menitipkan barang gadainya, kemudian bank menetapkan biaya sewa tempat. Dalam pengertian lainnya, penggadai (rahin) menggunakan jasa bank untuk menyimpan atau memelihara barang gadainya hingga jangka waktu

21


(39)

gadai berakhir. Biaya pemeliharaan/ penyimpanan ataupun biaya sewa tersebut diperbolehkan oleh para ulama dengan merujuk kepada diperbolehkannya akad ijarah.22

Biaya pemeliharaan/ penyimpanan/ sewa dapat berupa biaya sewa tempat SDB (Save Deposit Box), biaya pemeliharaan, biaya keamanan, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk memelihara atau menyimpan barang gadai tersebut.23

Dengan akad ijarah dalam pemeliharaan atau penyimpanan barang gadaian bank dapat memperoleh pendapatan yang sah dan halal. Bank akan mendapatkan fee atau upah atas jasa yang diberikan kepada penggadai atau bayaran atas jasa sewa yang diberikan kepada penggadai. Oleh karena itu, gadai emas syariah sangat bermanfaat bagi penggadai yang membutuhkan dana tunai dengan cepat dan bagi pihak bank yang menyediakan jasa gadai emas syariah karena bank akan mendapatkan pemasukan atau keuntungan dari jasa penitipan barang gadaian dan bukan dari kegiatan gadai itu sendiri.24

Dari penjelasan prinsip-prinsip gadai emas syariah di atas, penulis menyimpulkan bahwa gadai emas syariah pada dasarnya sama dengan gadai pada umumnya. Gadai emas syariah yang terdapat pada berbagai bank syariah secara konsep sesuai dengan prinsip-prinsip gadai yang terdapat dalam fiqih muamalah. Namun, dalam prakteknya perlu dipertahikan hal-hal seperti keterbukaan

22

http://ekonomikeadilan.wordpress.com/2011/08/05/ 23

Ibid, h. 21

24


(40)

dalam penetapan biaya administrasi, kewajaran biaya pemeliharaan atau penyimpanan dan proses penjualan barang gadai ketika penggadai tidak mampu menebus atau membayar utangnya. Biaya dari produk yang ditawarkan sangat beragam dan cukup bersaing, mulai dari maksimal dana pinjaman yang dapat diperoleh penggadai dari taksiran, besarnya biaya administrasi dan biaya penyimpanan. Oleh karena itu, nasabah atau penggadai diharap untuk lebih selektif dalam memilih produk yang tidak hanya sesuai dengan kebutuhannya akan tetapi juga sesuai dengan syariah.


(41)

28 BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG BANK DKI SYARIAH CABANG FATMAWATI

A. Sejarah

Bank DKI Syariah merupakan Unit Usaha Syariah dari PT. Bank DKI, diresmikan operasional usahanya pada tanggal 16 Maret 2004 oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk. H. Sutiyoso bertempat di Gedung Cabang Syariah Wahid Hasyim Jl. KH. Wahid Hasyim no, 153, Jakarta Pusat1.

Bank DKI Syariah bertekad untuk dapat memberikan pelayanan kepada nasabah sebaik-baiknya berdasarkan prinsip syariah, sehingga Bank DKI Syariah dijadikan mitra bagi pengguna jasa perbankan yang mayoritas berbisnis berdasarkan prinsip syariah.

Sebagai salah satu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah, Bank DKI Syariah senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan kinerja dan layanan Perbankan yang sesuai dengan ketentuan syariah kepada masyarakat, sehingga masyarakat semakin dekat dan mudah untuk bertransaksi dengan Bank DKI Syariah.2

Bank DKI Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT. Bank DKI berdasarkan Surat Izin Bank Indonesia No. 6/371/DPbS tanggal 8 Maret 2004.

1

Bank BNI Syariah, Reliable Banking Partner, h. 10

2


(42)

Bank DKI Syariah diresmikan operasional usahanya pada tanggal 16 Maret 2004 oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk. H. Sutiyoso bertempat di Gedung Cabang Syariah Wahid Hasyim Jl. KH. Wahid Hasyim no, 153, Jakarta Pusat3.

Dengan pemberian modal dari PT. Bank DKI pada saat dibentuknya unit usaha syariah sebesar Rp 2 miliar.Akhir tahun 2007 meningkat menjadi Rp 100 miliar, Bank DKI Syariah bertekad untuk dapat memberikan pelayanan kepada nasabah sebaik-baiknya berdasarkan prinsip syariah, sehingga Bank DKI Syariah dijadikan mitra bagi pengguna jasa perbankan yang mayoritas berbisnis berdasarkan prinsip syariah4.

Dalam waktu 7 tahun, total aset yang dikelola Bank DKI Syariah telah mencapai Rp. 638,31 milyar, Dana Pihak Ketiga yang dihimpun sebesar Rp. 361,45 milyar dan Portofolio pembiayaan yang telah disalurkan sebesar Rp. 602,58 milyar.

Pada tahun 2010, Bank DKI Syariah dapat membukukan laba sebesar Rp. 15,46 milyar.Bank DKI Syariah telah memiliki Jaringan Kantor sebanyak 49 unit, terdiri dari: 2 Kantor Cabang, 3 Kantor Cabang Pembantu, 7 Kantor Kas dan 37 Kantor Layanan Syariah yang tersebar di wilayah Jadebotabek ditambah dukungan fasilitas ATM 24 jam melalui kerjasama dengan ATM Bank DKI dan ATM Bersama.

3

Risa, Customer Service,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 09:24)

4


(43)

B. Visi & Misi5

1. Visi

Menjadi Bank Terbaik Yang Membanggakan 2. Misi

Bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan andalanPemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui pelayanan terpadu dan profesional."

a. Berkinerja Unggul:

1. Berkinerja baik sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan otoritas lainnya.

2. Mampu mengelola risiko dengan memperhitungkan kecukupan modal (capital charge).

3. Tumbuh progresif dan berkelanjutan.

4. Memiliki keunggulan bersaing dalam produk dan layanan. b. Mitra Strategis Dunia Usaha:

1. Meningkatkan kepercayaan mitra bisnis untuk tetap bekerjasama. 2. Memberikan solusi kepada nasabah dengan prinsip saling

menguntungkan.

3. Memberikan nilai tambah kepada nasabah dalam produk dan layanan bank.

c. Mitra Strategis Masyarakat:

5


(44)

Customer Centric, antara lain:

1. Berorientasi pada kebutuhan nasabah (sistem prosedur, produk, layanan).

2. Aktif membangun hubungan baik dengan nasabah Bank pilihan masyarakat.

3. Peka terhadap perubahan dan kebutuhan masyarakat

4. Memberikan/menjadi sumber informasi yang berguna dalam produk dan layanan bank6

d. Andalan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta:

1. Menjadi bank pilihan utama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam pengelolaan keuangan.

2. Memberikan kontribusi deviden tertinggi diantara perusahaan daerah/BUMD sesuai kesepakatan dengan pemegang saham. 3. Mendukung program-program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

secara profesional.

4. Berperan aktif membantu pertumbuhan ekonomi daerah dalam rangka tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya.7

e. Memberi Nilai Tambah Bagi Stakeholder:

1. Menjadikan produk dan layanan yang berkualitas dengan biaya yang efisien.

6

Bahrul Ulum, Branch Office,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 10:30)

7


(45)

2. Menyelaraskan program tanggung jawab sosial perusahaan Bank DKI dengan program program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 3. Meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan dan pengurus secara

berkesinambungan.

4. Memenuhi semua kewajiban hukum dan kesepakatan dengan baik. f. Pelayanan Terpadu:

1. Menyediakan produk dan layanan yang lengkap dengan dukungan Teknologi Informasi yang unggul

2. Memberikan layanan yang efektif dan efisien dengan risiko yang dapat diterima Cepat dan tanggap dalam menangani pengaduan nasabah dan memberikan solusi beragam termasuk cross sellingsecara profesional8

g. Memiliki karyawan yang terlatih dengan kemampuan untuk memberikan informasi yang berkualitasProfesional:

1. Memiliki kompetensi (skill dan knowledge) dan integritas yang tinggi.

2. Memiliki standar kompetensi dan etika yang tinggi.

3. Mendahulukan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi.

8


(46)

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati.

Sumber : Data yang diberikan oleh Bahrul Ulum saat wancara pribadi.

Dari gambar di atas, pimpinan tertinggi di Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati yaitu Pimpinan Cabang yang bertugas untuk memimpin dan bertanggung jawab penuh atas seluruh aktivitas operasional pada Bank.9

Untuk melihat lebih jelas tentang struktur organisasi Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati dapat dilihat pada lampiran.

9

Bahrul Ulum, Branch Office,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 09:24) Branch Manager Operational Manager SME Financing Head General Affairs Head Operation al Head Customer Service Head Business Manager Consumer Processing Head Sub Branch Office/Cash Office Consumer Sales Head


(47)

D. Produk-produk Bank DKI Syariah

Produk-produk Bank DKI Syariah terdiri dari Produk Dana dan Produk Pembiayaan dan Pembiayaan Lain-lainnya, sebagai berikut:

1. Produk Dana10

a. Tabungan IB Simpeda

Tabungan Dengan Prinsip Mudharabah / Bagi Hasil Antara Bank Dan Nasabah Dengan Nisbah Sesuai Kesepakatan Pada Saat Akad Dimuka Atau Dengan Prinsip Wadiah (Titipan) Dari Nasabah Ke Bank

b. Tabungan IB Taharoh

Tabungan Ib TAHAROH (Haji Dan Umroh) Adalah Simpanan Khusus Untuk Haji Dan Umnroh Dengan Prinsip Mudharabah (Bagi Hasil) Dan Atau Wadiah (Titipan) Sesuai Dengan Kemampuan Dan Jangka Waktu Pemberangkatan Yang Terencana. c. Giro IB

Giro IB Adalah Sarana Penyimpanan Dana Dengan Prinsip Wadiah (Titipan) Yang Penarikannya Dapat Dilakukan Setiap Saat Dengan Menggunakan Cek/Bilyet Giro Sebagai Alat Penarikan Simpanan/Titipannya.

d. Deposito IB

Giro IB Adalah Sarana Penyimpanan Dana Dengan Prinsip Wadiah (Titipan) Yang Penarikannya Dapat Dilakukan Setiap Saat Dengan

10


(48)

Menggunakan Cek/Bilyet Giro Sebagai Alat Penarikan Simpanan/Titipannya.

e. Tabunganku IB

Tabungan Untuk Perorangan Dengan Persyaratan Mudah Dan Ringan Yang Diterbitkan Secara Bersama Oleh Bank-Bank Di Indonesia. Tabunganku IB Dikelola Dengan Prinsip Wadiah (Titipan) .

f. Wakaf Uang

Wakaf Uang Adalah Wakaf Dalam Bentuk Mata Uang Rupiah Yang Dikelola Secara Produktif, Hasilnya Dimanfaatkan Untuk Mauquf Alaih (Pihak Yang Ditunjuk Untuk Memperoleh Manfaat Dari Peruntukan Wakaf). Wakaf Uang Bank DKI Syariah Terdiri Dari Wakaf Uang Abadi Dan Wakaf Uang Berjangka.

Bank DKI Syariah Telah Ditetapkan Sebagai Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 94 Tahun 2008 Dan Telah Bekerja Sama Dengan Nazir (Pengelola Wakaf Uang) Yaitu Badan Wakaf Indonesia (BWI).11 "

2. Produk Pembiayaan 12 a. KPR IB

11

Ibid, Hal. 10

12


(49)

Fasilitas Pembiayaan Kepemilikan Rumah diperuntukkan bagi para pegawai PNS, BUMN/BUMD, Swasta, Wirausaha maupun Professional dengan jangka waktu maksimal 15 tahun.

b. Pembiayaan IB Modal Kerja

1) Pembiayaan iB Modal Kerja Menggunakan Skim Musyarakah 2) Pembiayaan iB Modal Kerja Menggunakan Skim Mudharabah 3) Pembiayaan iB Modal Kerja Menggunakan Skim Murabahah 4) Pembiayaan iB Modal Kerja Menggunakan Skim Istishna 5) Pembiayaan iB Modal Kerja Menggunakan Skim Salam c. Pembiayaan IB Investasi

1) Pembiayaan iB Investasi Menggunakan Skim Murabahah 2) Pembiayaan iB Investasi Menggunakan Skim IBMT 3) Pembiayaan iB Investasi Menggunakan Skim Istishna 4) Pembiayaan iB Investasi Menggunakan Skim Salam d. Pembiayaan IB Mikro Syariah

Fasilitas pembiayaan untuk pengembangan usaha mikro dan kecil dengan jangka waktu maksimal 4 tahun. Plafon pembiayaan mulai dari Rp 5 juta s/d Rp 500 juta13

e. Pembiayaan IB Beragunan Tunai

Fasilitas pembiayaan untuk pengembangan usaha mikro dan kecil dengan jangka waktu maksimal 4 tahun. Plafon pembiayaan mulai dari Rp 5 juta s/d Rp 500 juta

13


(50)

f. Gadai Emas

Merupakan Produk Pembiayaan Yang Dimiliki Bank DKI Syariah Dengan Memanfaatkan Jaminan Emas Meliputi : Perhiasan Emas, Koin Emas, Koin Dinar Dan Emas Batangan/Lantakan.

Hanya Dalam Hitungan Menit Nasabah Sudah Bisa Mendapatkan Pembiayaan (Pinjaman) Cukup Menyerahkan Emas Untuk Disimpan Oleh Bank.14

a. Persyaratan Gadai Emas:

1) Memiliki Emas perhiasan atau emas batangan asli minimal 18 karat berat 2 gram

2) Memiliki Kartu Identitas yang masih berlaku

3) Mengisi Form Aplikasi Permohonan & Persetujuan (disediakan Bank DKI Syariah) dan form lainnya15

4) Perhitungan maksimal pembiayaan berdasarkan jenis emas :Jangka waktu Pembiayaan 120 hari dan dapat diperpanjang.

Perhiasan : 85 % dari Nilai Taksir

Batangan / Logam Mulia : 90 % dari Nilai Taksir

14

MizwarAkmal, GadaiSyariah, WawancaraPribadi, , (Jakarta: 10 April 2014, 14:30)

15


(51)

5) Nasabah membayar Biaya Administrasi Rp 25.000,- dan Biaya Penitipan dan Pemeliharaan Emas Rp 1.500 /10 hari / gram* (dapat berubah sesuai kebijakan Bank)

b. Ilustrasi Gadai Emas IB:

Nasabah membutuhkan dana cepat untuk kebutuhan biaya anak masuk universitas. Nasabah mendatangi Bank DKI Syariah dengan membawa emas Logam Mulia (Antam) seberat 100 gram. Berdasarkan asumsi harga dasar emas Bank DKI Syariah, nilai taksir emas nasabah adalah sebesar Rp 50.000.000,-. (Rp 500 ribu / gram). Jangka waktu pembiayaan yang diinginkan nasabah adalah 4 bulan (120 hari).

Jumlah pinjaman yang bisa diterima nasabah dan biaya yang harus dibayar nasabah adalah sebagai berikut :

 Jumlah Pinjaman (Nilai Taksiran x 90%) : Rp 45.000.000,-

 Total biaya yang harus dibayar : Rp 1.825.000,-

 Biaya administrasi Rp 25.000,-

 Biaya Penitipan & Pemeliharaan Rp 1.500 x 12 x 100 = Rp 1.800.000,-


(52)

44 BAB IV

ANALISIS PEMBIAYAAN GADAI EMAS SYARIAH PADA BANK DKI SYARIAH CABANG FATMAWATI

A. Analisis Pembiayaan Gadai Emas Syariah

Prinsip pemberian pembiayaan gadai emas syariah khususnya oleh Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati dilandasi dengan prinsip kehati-hatian

(prudential banking regulation,) bank berdasarkan prinsip syari’ah Islam yang bertujuan untuk mencegah pembiayaan yang bermasalah atau macet. Pembiayaan yang macet inilah yang akhirnya dapat membuat kebanyakan bank berdasarkan prinsip syari’ah mengalami kerugian.

Selain itu Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati dalam memberikan pembiayaannya tidak boleh melanggar norma agama, norma kesusilaan dan usaha yang dilarang pemerintah.

Prinsip 5C adalah merupakan faktor yang paling penting sebelum pihak Bank menyalurkan pembiayaan kepada nasabah, karena semua lembaga keuangan juga akan menerapkan prinsip 5C dalam mengatasi nasabahnya. Dan faktor yang mendasari di terapkan prinsip 5C adalah:

1. Untuk mencegah pembiayaan yang macet

2. Untuk meminimalisir terjadinya resiko pembiayaan yang kemungkinan akan muncul pada saat pembiayaan berjalan.


(53)

4. Untuk mengetahui keadaan calon nasabah sebelum pembiayaan yang diberikan oleh Bank. Dengan melihat dari berbagai segi yaitu Character, Capital, Capacity, Collateral, dan Condition.

Jadi, intinya jika semua analisis 5C memenuhi kriteria dalam pengajuan pembiayaan, maka akan diterima. Tetapi sebaliknya, jika tidak memenuhi kriteria maka pengajuan pembiayaan akan ditolak. Karena dengan diterapkannya analisis 5C diupayakan agar tidak terjadi pembiayaan macet. Diterapkan analisis 5C saja kadang masih macet dalam pengembalian pembiayaan, apalagi tidak diterapkan.1

Dalam proses analisis ini, petugas lapangan akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada calon nasabah yang meliputi: Keterangan mengenai calon nasabah, pendapatan calon nasabah, agunan atau jaminan yang diserahkan, kemampuan pelunasan pinjaman, dan lain-lain. Petugas Bank juga akan mencari informasi tambahan tentang keberadaan calon nasabah kepada masyarakat sekitar tempat tinggal calon nasabah guna untuk menganalisis 5C, yakni Character, Capital, Capacity, Collateral, dan

Condition yang mana bertujuan untuk pengusulan permohonan pembiayaan yang akan diajukan.2

Tujuan dari diterapkannya analisis oleh petugas Bank yaitu untuk menilai seberapa besar kemampuan dan kesediaan calon nasabah membayar kembali pembiayaan yang mereka pinjam dan melunasi pembiayaan sesuai dengan perjanjian pembiayaan.

1

Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, kamis 19 Maret 2015, pkl. 10.00

2


(54)

Data-data yang didapatkan oleh petugas Bank harus valid dan benar- benar apa adanya di lapangan. Sehingga, dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk langkah putusan pembiayaan. Berdasarkan data wawancara yang didapat adalah:

1. Analisis Character Pembiayaan Gadai Emas Syariah

Character yaitu bagaimana sifat, kepribadian dan tingkah laku nasabah dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat dia tinggal. Nasabah itu harus mempunyai kepribadian yang baik, memiliki sifat shiddiq

(jujur), amanah (dapat dipercaya).

Pada tahap ini petugas Bank DKI Syariah Fatmawati mengumpulkan data-data tentang nasabah yang meliputi: Riwayat hidup, latar belakang pendidikan, keadaan keluarga serta kondisi ekonominya. Informasi tersebut diperoleh melalui informasi dari tetangga atau masyarakat sekitar calon nasabah, perangkat desa setempat, dan lain sebagainya. Karena pendapat yang satu dengan yang lain tentunya saling bertentangan. Maka lebih jauh lagi informasi ini nantinya dijadikan acuan atau ukuran oleh Bank DKI Syariah Fatmawati dalam pengambilan keputusan pembiayaan.3

Analisis ini menyangkut sifat dan kepribadian dari nasabah. Penilaian analisis ini bertujuan untuk memperkirakan kemungkinan nasabah pengguna dana yang mengajukan pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya dan beri’tikad baik atau jujur dalam membayar kembali pembiayaan yang akan

3

Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, Kamis 19 Maret 2015, pkl. 10.00


(55)

diterimanya. Karakter di sini lebih diutamakan untuk nasabah yang sudah pernah melakukan pembiayaan sebelumnya. Dengan melihat angsuran sebelumnya bagaimana, apakah lancar atau tidak. Tetapi untuk nasabah baru perlu dilakukan pendataan terlebih dahulu.

Adapun tujuan pemilihan character dalam memberikan pembiayaan adalah untuk meminimalisir terjadinya resiko pembiayaan yang kemungkinan akan muncul pada saat pembiayaan sedang berjalan. Manfaat dari penilaian

character untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya calon nasabah. Oleh karena itu, pemilihan character yang baik dan tepat merupakan salah satu indikasi untuk menentukan baik tidaknya pembiayaan tersebut kelak.4

Jadi,dalam penelitian ini Character pembiayaan Gadai Emas Syariah

pada Bank DKI Syariah Fatmawati menganalisis data tentang kepribadian, watak atau sifat yang ada pada nasabah seperti itikad, tingkat kepatuhan kepada pihak Bank, hubungan yang terjalin dengan pihak Bank, motivasi usaha dan latar belakang keperibadian nasabah. Character ini dianalisa untuk mengetahui bahwa pihak nasabah jujur dalam memenuhi kewajibannya atau tidak.5

Dalam penelitian yang dilakukan oleh pihak Bank DKI Syariah Fatmawati untuk menilai karakter dari pihak nasabah melalui observasi, yakni pihak Bank DKI Syariah Fatmawati menilai baik karakter dari pihak nasabah.

4

Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, Kamis 19 Maret 2015, pkl. 10.00

5


(56)

2. Analisis Capacity Pembiayaan Gadai Emas Syariah

Capacity yaitu bagaimana kemampuan nasabah nantinya dalam mengembalikan pembiayaan setelah dana dicairkan. Disesuaikan dengan pendapatan/usaha yang dimiliki dan pengeluaran biaya untuk hidup nasabah dan keluarganya sehari-hari.

Dalam memberikan pembiayaan pihak Bank DKI Syariah Fatmawati akan mencairkan permohonan pembiayaan dilihat dari taksiran emas atau logam mulia yang digadaikan, agar jangan sampai Bank DKI Syariah Fatmawati memberikan pembiayaan dan menjadikan beban bagi nasabah untuk mengangsur iurannya, dengan tujuan agar nasabah juga bisa memenuhi kebutuhan kehidupannya yang lain dan dalam pembiayaan ini tidak ada yang saling dirugikan agar tetap dalam norma-norma ajaran islam.

Capacity merupakan pengukuran dari ability to pay atau kemampuan dalam membayar, ini bisa dilihat dari angsuran nasabah lancar atau tidaknya, jika angsurannya lancar maka nasabah tersebut akan datang sendiri ke Bank DKI Syariah Fatmawati. Tapi sebaliknya jika angsurannya macet, maka Bank DKI Syariah Fatmawati yang akan menghubungi atau mendatangi tempat tinggal nasabah.

Jadi, Capacity pembiayaan Gadai Emas Syariah dalam penelitian analisa pengajuan pembiayaan yang dilakukan Bank DKI Syariah Fatmawati untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam mampu melaksanakan kewajibannya yakni mampu dalam mengangsur.


(57)

3. Analisis Capital Pembiayaan Gadai Emas Syariah

Capital yaitu berapa besar modal yang akan dibutuhkan nasabah nantinya, dilihat juga dari emas atau logam mulia yang digadaikan.

Pada tahap ini Bank DKI Syariah Fatmawati membuat pertimbangan yang cermat dalam memberikan pembiayaan, hal ini didasarkan atas seberapa besar permohonan pembiayaan yang akan disetujui oleh Bank DKI Syariah Fatmawati.

Analisis capital ini merupakan analisis yang menghubungkan antara permohonan pembiayaan oleh calon nasabah terhadap sejumlah dana yang disetor untuk membiayai suatu barang atau satu usaha, maka akan semakin ringan calon tersebut dalam melunasi pembiayaan tersebut. Akan tetapi sebaliknya, semakin sedikit jumlah dana yang disetor maka akan semakin berat juga calon nasabah tersebut dalam melunasi kewajibannya, yang menjadi pertimbangan dalam analisis ini yaitu jangka waktu yang diambil calon nasabah dalam permohonan pembiayaan. Kondisi seperti ini akan dikembalikan kepada kemampuan calon nasabah dalam pengambilan keputusan permohonan pembiayaan.6

Jadi, dalam penelitian Capital pembiayaan Gadai Emas Syariah ini yang dilakukan pihak Bank DKI Syariah Fatmawati dalam menganalisa

capital atau kondisi kekayaan yang dimiliki oleh pihak debitur, yang tidak lain pihak nasabah. Hal ini bisa dilihat dari aspek keuangan, maka pihak Bank memutuskan bahwa pihak nasabah layak untuk diberi pembiayaan.

6

Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, Kamis 19 Maret 2015, pkl. 10.00


(58)

4. Analisis Collateral Pembiayaan Gadai Emas Syariah

Collateral yaitu barang apa yang nantinya akan digunakan nasabah sebagai jaminan kepada pihak Bank. Jika berupa emas dan logam mulia harus asli dan lihat harga jualnya, apakah masih tinggi di pasaran atau tidak.

Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan atau agunan yang dibebankan oleh calon nasabah sebagai pengaman pembiayaan yang diberikan oleh pihak Bank. Agunan adalah jaminan material, garansi resiko yang disediakan oleh nasabah untuk menanggung pembayaran kembali suatu pembiayaan, apabila nasabah atau debitur tidak dapat melunasi pembiayaan sesuai dengan yang diperjanjikan. Tujuan agunan:7

1. Guna memberikan hak dan kekuasaan kepada Bank untuk mendapatkan pelunasan dengan barang-barang agunan tersebut bilamana nasabah bercidera janji, yaitu tidak bisa membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjiannya. 2. Menjamin agar nasabah berperan dan atau turut serta dalam transaksi

yang dinilainya.

3. Memberi dorongan kepada nasabah untuk mematuhi akad pembiayaan. Khususnya mengenai pembayaran kembali (pelunasan) sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui, agar nasabah tidak kehilangan harta kekayaan yang dijaminkan ke Bank.

7

Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, Kamis 19 Maret 2015, pkl. 10.00


(59)

Pada Bank DKI Syariah Fatmawati, penilaian terhadap collateral ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu:8

1. Segi ekonomis yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan digunakan.

2. Segi yuridis apakah agunan tersebut memenuhi syarat- syarat yuridis untuk dipakai sebagai agunan.

Jika agunan berupa emas atau logam mulia maka dana yang di cairkan 90% dari harga jual emas, dan waktu yang diberikan oleh Bank untuk melunasi angsuran selama empat bulan, dan dalam gadai emas syariah ini akad yang digunakan adalah Qordh (memberikan pinjaman tanpa bunga) jadi yang dipakai oleh pihak bank adalah biaya penitipan atau ujroh.

Jika nasabah dapat melunasi angsurannya sebelum jatuh tempo, maka biaya penitipannya dianggap tidak ada. Dan selanjutnya apabila nasabah telat dalam membayar angsurannya, maka pihak Bank DKI Syariah Fatmawati akan memberitahu lewat telepon dan jika nasabah tidak dapat melunasi hutangnya padahal sudah jatuh tempo, maka pihak Bank akan memberikan SP (Surat Peringatan ), jika nasabah masih belum sadar akan tanggung jawabnya, Bank DKI Syariah Fatmawati akan melelang barang agunan untuk melunasi pembiayaan dengan kesepakatan bersama, tetapai selama ini Bank DKI Syariah Fatmawati belum pernah alami melelang barang nasabah, karena nasabah selalu tepat waktu untuk mengangsur iurannya.9

8

Ibid

9

Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, Kamis 19 Maret 2015, pkl. 10.00


(60)

Agunan tersebut dipandang sebagai agunan yang sah, apabila diketahui dan dinilai dari segi ekonomis dan yuridis (hukum). Dalam hal ini merupakan salah satu tugas karyawan Bank untuk memeriksa kondisi jaminan secara cermat dan lengkap serta menilai kelengkapan surat dari segi yuridisnya.

Jadi, dalam penelitian Collateral pembiayaan gadai emas syaraiah atau jaminan ini, Bank DKI Syariah Fatmawati melakukan analisa bentuk perwujudan dari itikad baik dari calon nasabah yaitu pihak nasabah untuk mempertanggung jawabkan dana yang diterima dengan sebenar-benarnya. 5. Analisis Condition Pembiayaan Gadai Emas Syariah

Condition yaitu bagaimana kondisi ekonomi nasabah pada saat pengajuan pembiayaan gadai emas syariah, juga kondisi ekonomi di lingkungan sekitar tempat tinggal nasabah.

Penilaian ini berhubungan dengan situasi kondisi perekonomian di suatu daerah, yang mana dapat mempengaruhi dengan barang jaminan yang digadainya, apabila nasabah mempunyai hambatan-hambatan dalam angsurannya maka nasabah bisa terlebih dahulu meminjam dengan tetangga untuk membayar sementara angsurannya kepada pihak Bank Syariah, untuk menyelamatkan barang yang digadaikan agar tidak dilelang oleh pihak Bank, disinilah Bank DKI Syariah Fatmawati menunjukkan kehati-hatiannya dalam melakukan pembiayaan gadai agar tidak ada yang saling dirugikan dan tetap menjalankan prinsip-prinsip agama.


(61)

Jadi, dalam penelitian Condition pembiayaan gadai emas syariah, Bank DKI Syariah menganalisa pembiayaan yang akan diberikan dan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan keadaan ekonomi dilingkungan sekitar tempat tinggal nasabah. .

Dari data dan hasil penelitian yang ada menunjukkan, bahwa analisis 5C yang digunakan oleh pihak Bank Dki Syariah Fatmawati untuk menganalisis calon nasabahnya sudah sangat baik sesuai dengan prisnsip 5C dan memenuhi standart penilaian pembiayaan.

Jadi, analisis 5C yang diterapkan oleh Bank Dki Syariah Fatmawati dalam menganalisis pembiayaan gadai emas syariah benar-benar diterapkan dalam prakteknya dengan tujuan untuk lebih memvalidkan data.

B. PENERBITAN GADAI EMAS SYARIAH PADA BANK DKI

SYARIAH CABANG FATMAWATI

Produk gadai emas syariah merupakan produk pengembangan dari produk gadai biasa. Sejak 2007, produk ini mulai hadir sebagai produk unggulan dalam perbankan syariah. Meskipun sudah dikatakan syariah, produk ini, mungkin karena masih dikatakan baru, belum memilikmi fatwa dari Dewan Syariah Nasional (DSN) tentang kehalalannya. Namun, tak perlu khawatir, pengembangan produk ini tentunya tidak lepas dari pengawasan Dewan Pengawas Syariah (DPS) di tiap Lembaga Keuangan Syariah. Jadi, bisa dikatakan produk ini aman dan boleh dikatakan halal. Yang pasti, bebas riba.


(62)

Berbeda dengan produk gadai biasa. Dalam gadai emas, objek yang digadaikan adalah emas. Seperti telah banyak yang diketahui bahwa emas memiliki nilai yang cenderung naik tukar terhadap mata uang, hal ini tentu sangat berbeda dengan objek gadai yang lain yang cenderung mengalami penurunan nilai tukar terhadap mata uang seiring dengan berjalannya waktu. Kelebihan ini serupa seperti tanah, hanya saja emas bisa dibawa kemana-mana fisiknya, sementara tana hanya surat sertifikatnya saja yang bisa dibawa-bawa. Hal inilah yang menjadi perbedaan produk gadai ini dengan produk gadai biasa.10

Faktor yang mendorong PT. Bank Syariah untuk meluncurkan produk rahn (Gadai Emas Syariah) ini tak lepas dari respon masyarakat terhadap sistem syariah yang semakin meningkat, sistem syariah ini banyak diminati karena terbukti bisa bertahan dari krisis moneter. Selain itu, dengan tidak adanya sistem bunga maka tidak ada lagi keraguan untuk memilih produk rahn gadai emas syariah ini. Diantara alasan mengapa perum pegadaian syariah mengeluarkan produk gadai emas syariah yaitu: 1) Telah dikeluarkannya undang-undang atau fatwa yang menghalalkan

praktek gadai emas syariah

2) Adanya dukungan dan keinginan yang sangat tinggi dari masyarakat Islam yang ingin bertransaksi secara islami tanpa adanya unsur riba, gharar, dan maysir.

10

Annisa Auditasari, Alikasi Akad Rahn pada BJB Syariah dan BNI 46Syariah,


(63)

3) Persaingan usaha dimana perum pegadian harus mampu menjawab tantangan supaya tidak ditinggalkan oleh para nasabah.

4) Produk gadai syariah sangat prospek banyak keunggulan dan keuntungan dalam perkembangan usahnya, diantaranya karena nilai emas yang antikrisis dan anti inflasi.

C. KELEBIHAN PRODUK GADAI EMAS SYARIAH

1) Antikrisis dan Anti-Inflasi

Emas, seperti yang sudah dibahas, adalah objek yang antikrisis dan inflasi. Tidak heran jika orang banyak yang menyebut ini sebagai investasi. Karena bisa saja ketika emas itu ditebus, nilai tukar emas terhadap mata uang sudah meningkat akibat inflasi. Akibatnya,nilai emas yang kini ada ditangan kita menjadi lebih tinggi dibandingkan waktu emas itu digadai. Dengan adanya produk rahn emas ini dapat meningkatkan bahan bergerak anda, perhiasan serta emas kesayangan kitapun tetap menjadi milik kita tanpa harus merasa kehilangan dan kitapun tidak akan mengalami kerugian selisih beli baru dan jual.11 2) Biaya Gadai

Biaya gadai hanya dikenakan satu kali dengan presentase tertentu, tergantung kebijakan pegadaian. Biaya ini meliputi biaya administrasi dan biaya penyimpanan.

11Annisa Auditasari, Alikasi Akad Rahn pada BJB Syariah dan BNI 46Syariah, Skripsi S1 Ekonomi Islam 2010), hal. 52


(64)

Sedangkan pada Bank Syariah yang melatarbelakangi alasan dikeluarkan gadai emas ini adalah:

 Ada kesepakatan “universal” bahwa emas adalah logam mulia yang dipersepsikan bernilai diseluruh dunia.

 Memiliki nilai yang tidak berubah hingga sekarang (tahan inflasi).

 Emas memiliki manfaat emosional untuk dinikmati keindahnnya.

 Simbol status pada kultur masyarakat Indonesia

 Komoditi yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar

Dengan melihat kelebihan dari produk gadai emas syariah tersebut, maka Lembaga Keuangan Syariah sekarang ini banyak membuka produk gadai emas dalam trnsaksi bisnisnya karena disamping usahanya juga menguntungkan juga resikonyapun relatif kecil dikarenakan gadai emas syariah memiliki potensi pengembangan bisnis yang cukup signifikan pada tahun belakangan. Hal itu dipicu terus meningkatnya harga emas dibanding mata uang kertas dalam beberpa tahun terakhir. Peningkatan harga itu disebabkan karena emas memiliki nilai intrisik yang lebih stabil dan tahan inflasi dibandingkan mata uang kertas seperti rupiah atau dolar AS, apalagi setelah dikeluarkannya fatwa DSN NO: 26/DSN-MUI/III/2002 Tentang RAHN EMAS. Sehingga masyarakat lebih tertarik mengadikan barang jaminannya berupa emas karena nilai


(65)

ekonominya yang sangat tinggi dari pada barang elektronik dan kendaraan yang terkadang bisa jatuh nilai ekonomisnya disebabkan oleh faktor-faktor ekonomis lainnya.

D. Mekanisme Gadai Emas Syariah pada Bank DKI Syariah Fatmawati Mekanisme gadai syariah atau pinjaman gadai emas pada Bank Dki Syariah adalah berasal dari modal sendiri dan didasarkan pada tiga akad. Diantaranya yaitu, akad (1) Qardh, yaitu pinjaman tanpa kelebihan dari pinjaman tersebut. (2) Rahn, yaitu menahan harta milik sipeminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. (3) Ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barangnya sendiri.12

Salah satu syarat nasabah mendapatkan pinjaman multiguna tersebut adalah dengan menyertakan agunan berupa emas, kemudian nasabah tersebut melampirkan kartu identitasnya yang berupa KTP/SIM.

Setelah syarat tersebut terpenuhi oleh nasabah maka barang agunan (emas) yang dibawa nasabah akan ditaksir oleh penaksir dengan menggunakan tes uji. Yaitu memakai jarum uji emas dan metode berat jenis, kemudian penaksir memberikan nilai taksiran dari harga emas

12

A. Aila Rezannia, “Analisis Pelelangan Benda Jaminan Gadai Pada Pegadaian Syariah Cab. Melati, Sleman, Jogjakarta” (Skripsi S1 Jurusan Ekonomi Islam (STAIN), Surakarta, 2006), h. 28.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agustianto, Percikan Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: Cipta Pustaka Media, 2002),

Yusuf Qardawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Perss, 1997),

Latif Azharudin, Fiqih Muamalah, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2005),

UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan

Antonio Syafi’i Muhammad, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta, Gema Insani, 2001),

Arikunto Suharsimi, “ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik”, (PT. RinekaCipta: 1993,

Cet.9 Ed. Revisi 11),

Lorens Bagus (1996). KamusFilsafat. (Jakarta: Gramedia) hal.

Risa, Customer Service, wawancara, 02-03-2015

UU Tentang Perbankan, No. 10 tahun 1998, Bab 1 Pasal 1 no. 12.

Laksmana Yusak, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah (Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2009),

Lewis Mervyn K. dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syariah Prinsip dan Prospek, (Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta, 2001)

Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004),

edisi-3,

Kashmir, Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), cet-4,

Abdillah Syamsuddin Abu, Terjemah Fathul Qarib, (Mutiara Ilmu: Cet. 1, 1431/2010),

Anshori Abdul Ghofur, Gadai Syariah di Indonesia, Konsep, Implementasi dan Intitusional,

(Gadjah Mada University PRESS, 2006), Cet. ke-1, h. 88

Syafei Rachmat, FIQIH Muamalah, Pustaka Setia,

Ali Zainuddin, Hukum Gadai Syariah, (Sinar Grafika: Cet.1, 2008), Cet. ke-1,

Soemitra Andri , Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Kencana Prenada Media Group,

2009), Ed. Ke-1, Cet. ke-1,

http://ekonomikeadilan.wordpress.com/2011/08/05/

kajian-fiqh-muamalah-tentang-gadai-emas-syariah (14/03/2014, 20.30)

Dewan Syariah Nasional MUI dan Bank Indonesia, 2006, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah

Nasional MUI, Cet 3, CV. Gaung Persada, Ciputat-Jakarta


(2)

Bank DKI Syariah, Reliable Banking Partner,

Ali Muhammad, Security, WawancaraPribadi, (Jakarta: 5 April 2014, 13:24)

Risa, Customer Service,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 09:24)

Bahrul Ulum, Branch Office,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 10:30)


(3)

Hasil Wawancara

Nama

: Risa

Jabatan

: Customer Service

Tempat

: Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati

Tanggal

: Jakarta, 05 Februari 2015

1. Apa yang dimaskud dengan gadai emas syariah itu?

Jawab : gadai emas syariah adalah produk fasilitas pinjaman dari bank yang

diberikan kepada nasabah dengan jaminan atas emas dan kemudian bank memberikan fasilitas yang terkait dengan nasabah gadai.

2. Apa saja alasan serta tujuan dikeluarkannya produk rahn (gadai emas syariah) pada Bank DKI Syariah Fatmawati?

Jawab : pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati yang melatar belakangi alasa dikeluarkan gadai emas ini adalah:

 Ada kesepakatan “Universal” bahwa emas adalah logam mulia yang dipersepsikan bernilai diseluruh dunia

 Memiliki nilai yang tidak berubah hingga sekarang (tahan inflasi)  Emas memiliki manfaat emosional untuk dinikmati keindahannya.  Simbol status pada kultur masyarakat Indonesia.

 Komoditi yang tidak terpengaruh fluktuasi pasar.

 Dari sisi bisnis nilai emas kebal dengan inflasi yang mengakibatkan harga emas tersebut semakin naik.


(4)

Tujuannya sendiri yaitu membantu pemerintah pemerintah dalam meningkatkan pedagang kecil (UMKM) dalam pembiayaannya agar lebih mandiri dan sejahtera.

3. Akad apa saja yang dipakai dalam praktek gadai emas syariah pada Bank DKI Syariah Fatmawati?

Jawab : Untuk mempermudah mekanisme perjanjian gadai antar rahin (pemberi gadai) dan murtahin (penerima gadai), maka dapat menggunakan tiga akad perjanjian masing-masing akad yang disetujui oleh kedua belah pihak, terdapat dalam

pernyataan perjanjian gadai emas Bank Syari’ah yaitu: Akad Qard, Akad Ijarah, Akad Rahn.

4. Apa saja yang dapat membatalkan akad pembiayaan gadai emas anatara nasabah dan Bank DKI Syariah Fatmawati?

Jawab : Yang dapat membatalkan akad pembiayaan gadai emas syariah yaitu apabila nasabah tidak dapat memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan oleh Bank

5. Apa saja prosedur yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam mengajukan pembiayaan gadai emas?

Jawab : Yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam mengajukan pembiayaan gadai emas syariah yaitu membayar biaya admiministrasi dan ujroh, serta jaminan yang diberikan oleh nasabah dan mengisi formulir.

6. Strategi apa saja yang digunakan Bank DKI Syariah Fatmawati dalam mengembangkan produk gadai emas?

Jawab : Strategi yang digunakan Bank DKI Syariah Fatmawati dalam menjalankan usaha gadai emas yaitu dengan aplikasi media promosi gadai emas pada Bank DKI Syariah Fatmawati yaitu seperti media sosial dan juga pada non media seperti dipromosikan kepusat lokasi keramaian, dan promosi kesetiap nasabah yang datang.


(5)

7. Strategi apa yang digunakan oleh Bank DKI Syariah dalam mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syaraiah?

Jawab : Strategi yang digunakan oleh Bank DKI Syariah dalam mekanisme

pembiayaan gadai emas syariah yaitu dengan prinsip 5c. Charakter, Capacity, Capital, Colleteral, dan Condition.

8. Strategi apa saja yang dilakukan Bank DKI Syariah untuk menarik minat nasabah? Jawab : Strategi yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati untuk menarik minat nasabah yaitu dengan cara proses cepat dan mudah, administrasi murah, ujroh murah.

9. Apakah dalam operasionalnya produk gadai emas ini telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)?

Jawab : proses operasional gadai emas syariah pada Bank DKI Syariah Fatmawati telah memenuhi rukun, syarat dan ketentuan umum Gadai Syariah serta sesuai dengan kaidah fiqih yang telah ada, tetapi masih banyak yang diperbaiki dan ditinjau kembali berdasarkan fatwa dan ketentuan yang ada supaya gadai syariah tidak dianggap sama dengan produk pegadaian konvensioanal.

10. Bagaimana cara mengiklankan produk gadai emas kepada masyarakat?

Jawab : Cara mengiklankan produk gadai emas syariah kepada masyarakat yaitu dengan cara mengiklankan melalui media, seperti koran, spanduk, brosur, mengikuti pameran dan cross seling.

11. Bagaimana cara menghitung taksiran nilai gadai emas syariah pada PT Bank DKI Syariah Fatmawati?

Jawab : Cara menghitung taksiran nilai gadai emas syariah di Bank DKI Syariah Fatmawati yaitu 90% dari harga Dasar Emas (LM) yang berlaku di Bank DKI.


(6)

12. Apa keunggulan produk gadai emas syariah dibandingkan dengan produk gadai lainnya?

Jawab : Keunggulan dari produk gadai emas syariah yaitu, proses cepat, mudah dan administrasi murah, ujroh murah.

13. Bagaimana proses pelelangan gadai emas syariah yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah Fatmawati?

Jawab : Sejauh ini Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati belum pernah mengadakan pelelangan, karena pembiayaan selalu lancar.

TTD