DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Perbandingan Empat Pendekatan
10 Tabel 2.2 Fase-fase dalam Pembelajaran tipe STAD
14 Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan
14 Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok
15 Tabel 2.5 Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi
21 Tabel 2.6 Perbandingan Sistem Koloid
23 Tabel 2.7 Perbandingan Sifat Sol Hidrofil dengan Hidrofob
30 Tabel 3.1 Klasifikasi Uji Reabilitas
36 Tabel 3.2 Desain Penelitian
37 Tabel 3.4 Tabel Penolong untuk Uji Normalitas
40 Tabel 4.1Hasil Perolehan rata-rata Pretes dan Posttes
45 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes
47 Tabel 4.3Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
47 Tabel 4.4. Hasil Uji Gain
48 Tabel 4.5Hasil Uji Hipotesis
49 Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Belajar Kelompok tinggi dan kelompok rendah 50
Tabel 4.7 Persen Peningkatan Hasil belajar 51
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1
Skema Penelitian 38
Gambar 4.1 Rata-rata Nilai Pre Test dan Post Test 46
Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar
48 Gambar 4.3
Hasil Belajar Eksperimen I 50
Gambar 4.4 Hasil Belajar Eksperimen II
51
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Silabus 57
Lampiran 2 Rencangan Pelaksanaan Pembelajaran
59 Lampiran 3a
Kisi-Kisi Instrumen Tes sebelum validasi 77
Lampiran 3b Kisi-Kisi Instrumen Tes setelah validasi 87
Lampiran 4a Instrumen Soal sebelum validasi
94 Lampiran 4b Instrumen Soal setelah validasi
103 Lampiran 5a Kunci Jawaban sebelum validasi
108 Lampiran5b
Kunci Jawaban setelah validasi 109
Lampiran 6 Format Lembar Jawaban
110 Lampiran 7
Lembar Kerja Siswa 111
Lampiran 8 Jawaban LKS
115 Lampiran 9
Perhitungan Validitas Tes 122
Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas tes 124
Lampiran 11 Perhitungan Tingkat kesukaran 127
Lampiran 12 Perhitungan Daya beda 129
Lampiran 13 Tabulasi analisis instrumen 131
Lampiran 14 Uji normalitas 132
Lampiran 15 Uji homogenitas 136
Lampiran 16 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 138
Lampiran 17 Perhitungan uji hipotesis 142
Lampiran 18 Penentuan Kelompok tinggi dan rendah 145
Lampiran 19 Tabulasi Nilai Kelompok tinggi dan rendah 148
Lampiran 20 tabel F 150
Lampiran 21 Tabel t 153
Lampiran 22 Tabel Chi kuadrat 154
Lampiran 24 product Moment 155
Lampiran 26 Jadwal Penelitian 156
Lampiran 27 Dokumentasi 15
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang system pendidikan nasional, pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara Hakim, 2012.
Penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan, dan kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar.
Pendidikan tidak berorientasi kepada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses. Di lain pihak, pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-
perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya Sudjana, 2009.
Berdasarkan pengamatan penulis ketika melaksanakan Program Pelatihan Lapangan Terpadu PPLT guru masih mendominasi pembelajaran sehingga
keadaan siswa menjadi pasif dan menyebabkan siswa belajar secara individu. Antar siswa tidak saling membantu dan memecahkanmenyelesaikan soal latihan,
sebaliknya siswa saling menonjolkan diri untuk menjadi yang terbaik. Akhirnya siswa terbagi atas tiga kelompok yaitu kelompok siswa yang cepat, sedang dan
lambat dalam memahami pelajaran. Dengan terbentuknya kelompok tersebut, maka perhatian guru selalu terfokus kepada siswa kelompok cepat dan akan menimbulkan
kesenjangan di kalangan siswa di kelas tersebut. Hal seperti inilah yang harus dihindari oleh seorang guru, untuk itu diperlukan metode-metode yang
menitikberatkan kerjasama antara ketiga kelompok. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis melalui wawancara dengan
guru Kimia MAN 2 Model Medan yakni ibu Dra. Jati Setiasih, M.Si diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
Kimia masih menggunakan metode konvensional. faktor yang mempegaruhi rendahnya hasil belajar siswa tersebut adalah guru jarang menggunakan metode-
metode pembelajaran yang menyenangkan dan kurang bervariasi. Guru hanya menerangkan di depan kelas dan siswa hanya mendengar dan mencatat Hakim,
2012. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa keadaan siswa di sekolah-
sekolah pada umumnya adalah heterogen. Maksudnya heterogen disini adalah heterogen dalam hal jenis kelamin, agama, tingkat sosial, ekonomi, kemampuan
akademik, dan suku. Dalam kegiatan pembelajaran perlu diciptakan lingkungan belajar kelompok yang heterogen. Agus Suprijono 2009 menyatakan bahwa
model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif, merupakan salah satu alternative yang dapat digunakan karena
menuntut kerja sama dan interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur rewardnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat dirancang adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student
Teams Achievement Division yang dikombinasikan dengan tipe NHT Number Head Together. Alasan dipilihnya model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
karena memiliki kelebihan antara lain membuat suasana belajar lebih menyenangkan karena siswa dikelompokkan dalam kelompok yang heterogen dan
dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa, sebab dalam pembelajarannya siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam suatu kelompok. Menurut Istarani
2012 kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah dalam diskusi adakalanya hanya dikerjakan oleh beberapa siswa saja, sementara yang lainnya
hanya sekedar pelengkap saja sehingga untuk mencegah hal tersebut dapat digunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model pembelajaran
kooperatif tipe NHT adalah model pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan tanggungjawab siswa secara bersama, sebab masing-masing
kelompok diberi tugas yang berbeda untuk dibahas serta melatih siswa untuk