PENGARUH PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAM ACHIVIEMENTS DIVISIOAN DENGAN NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KOLOID.
PENGARUH PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KOLOID
Oleh
Sapnita Idamarna Daulay NIM 4101131028
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2014
(2)
(3)
ii
RIWAYAT HIDUP
Sapnita Idamarna Daulay dilahirkan di Medan, pada tanggal 10 Oktober 1991. Ibu bernama Dra. Juliasni Nasution dan Ayah bernama M. Syafaruddin Daulay, B.Sc., dan merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SDN 064977 Bhayangkara Medan, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan, dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di MA. LaboratoriumMedan, dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur PMP dan lulus ujian memepertahankan skripsi pada tanggal 17 Juli 2014. Riwayat Organisasi penulis selama mengikuti pendidikan di Universitas Negeri Medan adalah di amanahkan di Bidang Dakwah Forsimka (Forum Silaturrahim Muslim Kimia) pada tahun 2011-2013 dan juga di amanahkan di Departemen RPK (Rekrutman dan Pembinaan Kader) Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Ar-Rahman Unimed pada tahun 2011-2014.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkah dan ridhoNya yang memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh PenerapanKombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Students Team AchiviementsDivisioan)dengan NHT (Number Head Together)terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Koloid”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : IbuDra. Ani Sutiani, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si., Bapak Agus Kembaren, M.Si., dan Ibu Dra. Nurmalis, M.Si., yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimaksih disampaikan kepada IbuDra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang juga berperan dalam proses penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru kimia (ibu Suyati) dan siswa/i kelas XI IPA-1 dan XI IPA-2 MAN 2 Model Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya sekaligus sebagai motivator dan inspirasi dalam hidup saya, yang berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan saya dengan segala jerih payah kucuran keringat
(5)
v
kedua orang tua yang tak pernah kalian perlihatkan di mata penulis, hanya bisa penulis balas dengan senyuman kecil indah ketika anak kalian ini bisa menyandang gelar sarjana. Semua ini adalah persembahan abadi penulis untuk kedua orang tua ayah dan ibu penulis tercinta. Ucapan terima kasih kepada adinda tercinta Novita Asri Daulay dan Ikhsan Agus Martua Daulayyang selalu memberikan do’a dan semangat kepada penulis dan Kak Rida Sari Surbakti, S.Pd dan Kak Suci Muslihani Dalimunte yang selalu memberikan perhatian, motivasi kepada penulisdengan guyonan-guyonan lepasnya selama ini.
Teristimewa juga kepada sahabat-sahabat saya yang terikat dalam tali kisah persahabatan Ilahi : Erma Suryani, Aiga Elisa, Lufita Wulandari, Maria Sarah, Mustika Roseka, Yuni Muslimah Sari, Ayu Gustina, Rahmania Ramli, Mutia Rahmi, Juni Astuti, Eli Yusnita, Siti Fatimah, Asrina Nasution, Khairatun Nisa Manik dan seluruh mahasiswa Kimia Dik A’10 serta akhwat-akhwat BINTANG’10 (Berjiwa Islam, Intelektual, Tangguh dan Anggun). Terkhusus kepada sahabat-sahabat seperjuangan di jalan dakwah di Departemen RPK : Ridho Erwinsyah, Andi Ramadhan, Solikin, Rahmat Naharin, Agus Huri, Wulan Syahfitri, Romlah, Arizqa Ferina, dan Lufita Wulandari dan seluruh sahabat-sahabat di UKMI Ar-Rahman, semoga Allah SWT selalu meridhoi amal-amal kita yang telah kita ukir bersama.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, 17 Juli 2014 Penulis,
(6)
Pengaruh Penerapan Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dengan NHT (Numbered
Heads Together) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Koloid
Sapnita Idamarna Daulay NIM. 4101131028
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students TeamsAchivments Division) dengan NHT (Number Head Together)Pada Materi PokokKoloid. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN 2 Model yang terdiri dari 6 kelas. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling. Kelas eksperimen I diberi perlakuan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan NHT sedangkan kelas eksperimen II diberi perlakuan model pembelajaranKooperatif Tipe STAD. Hasil belajar siswa dihitung dari rata-rata nilai Post-Test siswa, pada kelas eksperimen I sebesar 77,86 sedangkan hasil belajar siswa kelas eksperimen II sebesar 68,61. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t pihak kanan dengan kriteria thitung> ttabeldan diperoleh thitung = 3,76 sedangkan ttabel = 1,68 untuk α = 0.05 dan db = 37. Dengan demikian thitung> ttabel, maka Ha diterima yaknihasil belajar siswa yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan NHT lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(7)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
DaftarLampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah 1
1.2 Identifikasi masalah 4
1.3 Rumusan masalah 4
1.4 Batasan masalah 4
1.5 Tujuan Penelitian 4
1.6 Manfaat Penelitian 5
1.7 Defenisi Operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 7
2.1.1 Pengertian Belajar 7
2.1.2 Hasil belajar 7
2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 11
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT 16
2.1.5 Kombinasi Model Pembelajaran Tipe STAD dengan NHT 18
2.1.6 Koloid 20
2.2 Kerangka Konseptual 30
2.3 Hipotesis Penelitian 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 32
(8)
3.3 Variabel Penelitian 32
3.4 Instrumen dan Alat Pengumpulan Data 33
3.4.1 Validitas Tes 33
3.4.2 Reabilitas Tes 34
3.4.3 Taraf Kesukaran Tes 35
3.4.4 Daya Pembeda Soal 35
3.5 Rancangan Penelitian 35
3.6 Prosedur Penelitian 36
3.7 Teknik Pengolahan Data 48
3.7.1 Uji Normalitas 39
3.7.2 Uji Homogenitas 40
3.7.3 Perhitungan keberhasilan Belajar 40
3.7.4 Uji Hipotesis 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 42
4.1.1. Deskripsi Data 42
4.2. Analisis Data Hasil Penlitian 43
4.2.1. Uji Normalitas Data 44
4.2.2. Uji Homogenitas Data 45
4.2.3. Menghitung Gain 46
4.2.4. Uji Hipotesis 46
4.2.5. Penentuan kelompok tinggi dan kelompok rendah 47
4.2.6 Hasil Belajar Kelompok tinggi danm rendah 48
4.3 Pembahasan 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 54
5.2. Saran 55
(9)
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbandingan Empat Pendekatan 10
Tabel 2.2 Fase-fase dalam Pembelajaran tipe STAD 14
Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan 14
Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok 15
Tabel 2.5 Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi 21
Tabel 2.6 Perbandingan Sistem Koloid 23
Tabel 2.7 Perbandingan Sifat Sol Hidrofil dengan Hidrofob 30
Tabel 3.1 Klasifikasi Uji Reabilitas 36
Tabel 3.2 Desain Penelitian 37
Tabel 3.4 Tabel Penolong untuk Uji Normalitas 40
Tabel 4.1Hasil Perolehan rata-rata Pretes dan Posttes 45
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes dan Postes 47
Tabel 4.3Hasil Perhitungan Uji Homogenitas 47
Tabel 4.4. Hasil Uji Gain 48
Tabel 4.5Hasil Uji Hipotesis 49
Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Belajar Kelompok tinggi dan kelompok rendah 50
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Penelitian 38
Gambar 4.1 Rata-rata Nilai Pre Test dan Post Test 46 Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar 48 Gambar 4.3 Hasil Belajar Eksperimen I 50 Gambar 4.4 Hasil Belajar Eksperimen II 51
(11)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 57
Lampiran 2 Rencangan Pelaksanaan Pembelajaran 59 Lampiran 3a Kisi-Kisi Instrumen Tes sebelum validasi 77 Lampiran 3b Kisi-Kisi Instrumen Tes setelah validasi 87 Lampiran 4a Instrumen Soal sebelum validasi 94 Lampiran 4b Instrumen Soal setelah validasi 103 Lampiran 5a Kunci Jawaban sebelum validasi 108 Lampiran5b Kunci Jawaban setelah validasi 109 Lampiran 6 Format Lembar Jawaban 110 Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa 111
Lampiran 8 Jawaban LKS 115
Lampiran 9 Perhitungan Validitas Tes 122 Lampiran 10 Perhitungan Reliabilitas tes 124 Lampiran 11 Perhitungan Tingkat kesukaran 127 Lampiran 12 Perhitungan Daya beda 129 Lampiran 13 Tabulasi analisis instrumen 131 Lampiran 14 Uji normalitas 132 Lampiran 15 Uji homogenitas 136 Lampiran 16 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 138 Lampiran 17 Perhitungan uji hipotesis 142 Lampiran 18 Penentuan Kelompok tinggi dan rendah 145 Lampiran 19 Tabulasi Nilai Kelompok tinggi dan rendah 148
Lampiran 20 tabel F 150
Lampiran 21 Tabel t 153
Lampiran 22 Tabel Chi kuadrat 154 Lampiran 24 product Moment 155 Lampiran 26 Jadwal Penelitian 156 Lampiran 27 Dokumentasi 15
(12)
1
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Hakim, 2012).
Penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan, dan kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar. Pendidikan tidak berorientasi kepada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses. Di lain pihak, pendidikan dan pengajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya (Sudjana, 2009).
Berdasarkan pengamatan penulis ketika melaksanakan Program Pelatihan Lapangan Terpadu (PPLT) guru masih mendominasi pembelajaran sehingga keadaan siswa menjadi pasif dan menyebabkan siswa belajar secara individu. Antar siswa tidak saling membantu dan memecahkan/menyelesaikan soal latihan, sebaliknya siswa saling menonjolkan diri untuk menjadi yang terbaik. Akhirnya siswa terbagi atas tiga kelompok yaitu kelompok siswa yang cepat, sedang dan lambat dalam memahami pelajaran. Dengan terbentuknya kelompok tersebut, maka perhatian guru selalu terfokus kepada siswa kelompok cepat dan akan menimbulkan kesenjangan di kalangan siswa di kelas tersebut. Hal seperti inilah yang harus dihindari oleh seorang guru, untuk itu diperlukan metode-metode yang menitikberatkan kerjasama antara ketiga kelompok.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis melalui wawancara dengan guru Kimia MAN 2 Model Medan yakni ibu Dra. Jati Setiasih, M.Si diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
(13)
2
Kimia masih menggunakan metode konvensional. faktor yang mempegaruhi rendahnya hasil belajar siswa tersebut adalah guru jarang menggunakan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan dan kurang bervariasi. Guru hanya menerangkan di depan kelas dan siswa hanya mendengar dan mencatat (Hakim, 2012).
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa keadaan siswa di sekolah-sekolah pada umumnya adalah heterogen. Maksudnya heterogen disini adalah heterogen dalam hal jenis kelamin, agama, tingkat sosial, ekonomi, kemampuan akademik, dan suku. Dalam kegiatan pembelajaran perlu diciptakan lingkungan belajar kelompok yang heterogen. Agus Suprijono (2009) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif, merupakan salah satu alternative yang dapat digunakan karena menuntut kerja sama dan interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur rewardnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat dirancang adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) yang dikombinasikan dengan tipe NHT (Number Head Together). Alasan dipilihnya model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena memiliki kelebihan antara lain membuat suasana belajar lebih menyenangkan karena siswa dikelompokkan dalam kelompok yang heterogen dan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa, sebab dalam pembelajarannya siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam suatu kelompok. Menurut Istarani (2012) kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah dalam diskusi adakalanya hanya dikerjakan oleh beberapa siswa saja, sementara yang lainnya hanya sekedar pelengkap saja sehingga untuk mencegah hal tersebut dapat digunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah model pembelajaran yang dikembangkan untuk meningkatkan tanggungjawab siswa secara bersama, sebab masing-masing kelompok diberi tugas yang berbeda untuk dibahas serta melatih siswa untuk
(14)
menyatukan pikiran, karena model pembelajaran kooperatif tipe NHT mengajak siswa untuk meyatukan persepsi dalam kelompok.
Menurut penelitian Astuti (2013) sering kita jumpai hal-hal disekitar kita yang merupakan bagian dari sistem koloid maka dari itu materi ini sangat penting untuk dipelajari. Pentingnya materi koloid ini belum banyak disadari oleh para siswa disekolah, mereka menganggap materi ini hanya sekedar hafalan. Selain itu pembelajaran koloid dari sekolah yang diteliti hanya menggunakan metode ceramah, hal tersebut yang menyebabkan pembelajaran terasa monoton dan membosankan, interaksi pembelajaran bersifat satu arah, apalagi bila dalam proses pembelajaran tersebut guru tidak menggunakan media. Kondisi siswa yang demikian itu dapat menurunkan prestasi belajar, maka perlu diupayakan suatu bentuk pembelajaran yang tidak hanya mampu secara materi saja tetapi juga mempunyai kemampuan yang bersifat formal.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nawangsasi Ernani (2013) menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif pada kelas yang menggunakan tipe STAD diketahui nilai pretest siswa memiliki rata-rata sebesar 29,3 dan nilai postest memiliki rata-rata sebesar 78,2. Sedangkan pada kelas yang menggunakan tipe STAD-NHT diketahui nilai pretest siswa memiliki rata-rata sebesar 29,1 dan nilai postest memiliki rata-rata sebesar 80,1. Begitu juga, hasil penelitian yang dilakukan oleh Dian (2012) menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) meningkat sebesar 88%. Selanjutnya penelitian Deddy (2012) menyimpulkan bahwa setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terjadi peningkatan hasil belajar kimia siswa sebesar 81,2%.
Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Penerapan Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dengan NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Koloid”
(15)
4
1.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain guru jarang menggunakan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan dan kurang bervariasi.
2. Dalam proses belajar mengajar, guru masih mendominasi pembelajaran sehingga keadaan siswa menjadi pasif.
3. Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa dalam kegiatan belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah penelitian ini, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dengan NHT (Numbered Heads Together) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam pokok bahasan Koloid?
1.4. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan NHT.
2. Materi yang diajarkan adalah Koloid.
3. Hasil belajar siswa diperoleh secara individu baik nilai pretes maupun postest.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Hasil belajar siswa yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dengan NHT (Numbered Heads Together) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada materi pokok Koloid.
(16)
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Bagi siswa : siswa akan termotivasi dalam proses belajarnya karena adanya model yang mendukung pembelajaran siswa, sehingga siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari pelajarannya lebih dalam lagi.
b. Bagi guru : adanya alternatif model pembelajaran, sehingga guru diharapkan tidak mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar terutama pada pokok bahasan Koloid.
c. Bagi sekolah : sebagai informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah.
d. Bagi peneliti : hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai pendidik kelak.
1.7. Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud (Suprijono, 2012).
2. Tipe STAD (Student Teams Achievement Division), pada model pembelajaran ini siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu (Istarani, 2012). 3. Tipe NHT (Numbered Heads Together) merupakan rangkaian penyampaian
materi dengan menggunakan kelompok sebagai wadah dalam menyatukan persepsi/pikiran siswa terhadap pertanyaan yang dilontarkan atau diajukan
(17)
6
guru, yang kemudian akan dipertanggungjawabkan oleh siswa sesuai dengan nomor permintaan guru dari masing-masing kelompok. Dengan demikian, dalam kelompok siswa diberi nomor masing-masing sesuai dengan urutannya (Istarani, 2012).
4. Hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh dari besarnya peningkatan gain yang diperoleh siswa, dimana nilai gain diperoleh dari hasil pre-tes dan post-tes pada kelas eksperimen I dan kelas Eksperimen II yang sudah dihomogenkan dan dinormalkan. Maka dalam hal ini perubahan tingkah laku pada diri siswa dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Secara garis besara hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu; ranah Kognitif, ranah Afektif dan ranah Psikomotorik (Sudjana, 2009).
5. Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Koloid merupakan system heterogen, di mana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen (Purba, 2006).
(18)
54 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Hasil belajar kimia yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT pada materi pokok Koloid memiliki rata-rata pre-test sebesar 35,71 dan hasil rata post-test sebesar 77,86. dengan rata-rata peningkatan hasil belajar diperoleh sebesar 65,24%.
2. Hasil belajar kimia yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Koloid memiliki rata-rata pre-test sebesar 31,67 dan hasil rata-rata post-test sebesar 68,61. dengan rata-rata peningkatan hasil belajar diperoleh sebesar 53,14%.
3. Hasil belajar siswa yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan NHT lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Koloid di kelas XI MAN 2 Model Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
4. Kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan NHT memberikan hasil yang lebih tinggi pada kelompok tinggi yaitu dengan peningkatan hasil belajarnya sebesar 85,00 sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan hasil belajar siswa yang lebih tinggi pada kelompok tinggi yakni sebesar 71,25.
5. Peningkatan hasil belajar kimia siswa dapat disimpulkan pada kelas eksperimen 1 yang menerapkan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan NHT lebih tepat digunakan pada kelompok tinggi, dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yaitu 67,53% dibandingkan dengan kelompok rendah yaitu 61,61%. Sementara pada kelas eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran STAD lebih tepat digunakan pada kelompok rendah yang
(19)
55
dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi yaitu 59,66% bila dibandingkan dengan kelompok tinggi yaitu 53,45%.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti menyarankan hal-hal berikut :
1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan NHT pada materi pokok Koloid dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pokok bahasan yang berbeda yang dapat digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam bidang studi kimia.
(20)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Astuti, H., (2013), Efektivitas Penggunaan Media TTS dan Kartu Soal di Dalam
Metode Diskusi Pada Materi Koloid Kelas XI Semester Genap SMA N Colomadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012,Jurnal Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995.
Baskoro, F., dkk., (2013) Upaya Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar dengan Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dilengkapi LKS pada Materi Termokimia Siswa Kelas XI IPA-3 SMA Negeri 6 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995.
Hakim, A., (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Kalor di Kelas VII SMP Negeri 2 Tapiandolok Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Fisika ISSN 2085-5281.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan. Lie, A., (2010), Cooperative Learning, Grasindo, Jakarta.
Nawangsasi, N. E., dkk., (2013), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division Dipadu Numbered Heads Together Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Laboratorium, Skripsi, Universitas Negeri Malang, Malang.
Purba, M., (2006). Kimia untuk SMA Kelas X. Erlangga, Jakarta.
Setiawan, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. e-Jurnal Program Pascasarjana Vol. 3.
Setiawati, N.T., (2013), Studi Komparasi Tipe STAD dan TGT pada Materi Koloid Ditinjau dari Kemampuan Memori Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 . Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sugiharti, G., (2009), Evaluasi Hasil Belajar, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
(21)
57
Sulaiman, Hakim., (1990), Kimia Dasar untuk Universitas, USU PRESS, Medan. Suprijono, A., (2012), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Penerbit
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Trianto, (2011), Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Perdana Media Group, Jakarta.
(1)
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Bagi siswa : siswa akan termotivasi dalam proses belajarnya karena adanya model yang mendukung pembelajaran siswa, sehingga siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari pelajarannya lebih dalam lagi.
b. Bagi guru : adanya alternatif model pembelajaran, sehingga guru diharapkan tidak mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar terutama pada pokok bahasan Koloid.
c. Bagi sekolah : sebagai informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah.
d. Bagi peneliti : hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai pendidik kelak.
1.7. Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud (Suprijono, 2012).
2. Tipe STAD (Student Teams Achievement Division), pada model pembelajaran ini siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
(2)
guru, yang kemudian akan dipertanggungjawabkan oleh siswa sesuai dengan nomor permintaan guru dari masing-masing kelompok. Dengan demikian, dalam kelompok siswa diberi nomor masing-masing sesuai dengan urutannya (Istarani, 2012).
4. Hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh dari besarnya peningkatan gain yang diperoleh siswa, dimana nilai gain diperoleh dari hasil pre-tes dan post-tes pada kelas eksperimen I dan kelas Eksperimen II yang sudah dihomogenkan dan dinormalkan. Maka dalam hal ini perubahan tingkah laku pada diri siswa dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Secara garis besara hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu; ranah Kognitif, ranah Afektif dan ranah Psikomotorik (Sudjana, 2009).
5. Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Koloid merupakan system heterogen, di mana suatu zat “didispersikan” ke dalam suatu media yang homogen (Purba, 2006).
(3)
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Hasil belajar kimia yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT pada materi pokok Koloid memiliki rata-rata pre-test sebesar 35,71 dan hasil rata post-test sebesar 77,86. dengan rata-rata peningkatan hasil belajar diperoleh sebesar 65,24%.
2. Hasil belajar kimia yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Koloid memiliki rata-rata pre-test sebesar 31,67 dan hasil rata-rata post-test sebesar 68,61. dengan rata-rata peningkatan hasil belajar diperoleh sebesar 53,14%.
3. Hasil belajar siswa yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan NHT lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Koloid di kelas XI MAN 2 Model Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
4. Kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan NHT memberikan hasil yang lebih tinggi pada kelompok tinggi yaitu dengan peningkatan hasil belajarnya sebesar 85,00 sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan hasil belajar siswa yang lebih tinggi pada kelompok tinggi yakni sebesar 71,25.
(4)
dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi yaitu 59,66% bila dibandingkan dengan kelompok tinggi yaitu 53,45%.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti menyarankan hal-hal berikut :
1. Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan NHT pada materi pokok Koloid dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pokok bahasan yang berbeda yang dapat digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam bidang studi kimia.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Astuti, H., (2013), Efektivitas Penggunaan Media TTS dan Kartu Soal di Dalam Metode Diskusi Pada Materi Koloid Kelas XI Semester Genap SMA N Colomadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012,Jurnal Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995.
Baskoro, F., dkk., (2013) Upaya Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar dengan Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together) dilengkapi LKS pada Materi Termokimia Siswa Kelas XI IPA-3 SMA Negeri 6 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995.
Hakim, A., (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Konvensional pada Materi Pokok Kalor di Kelas VII SMP Negeri 2 Tapiandolok Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Fisika ISSN 2085-5281.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Lie, A., (2010), Cooperative Learning, Grasindo, Jakarta.
Nawangsasi, N. E., dkk., (2013), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division Dipadu Numbered Heads Together Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Laboratorium, Skripsi, Universitas Negeri Malang, Malang.
Purba, M., (2006). Kimia untuk SMA Kelas X. Erlangga, Jakarta.
Setiawan, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. e-Jurnal Program Pascasarjana Vol. 3.
Setiawati, N.T., (2013), Studi Komparasi Tipe STAD dan TGT pada Materi Koloid Ditinjau dari Kemampuan Memori Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2 No. 1 . Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
(6)
Sulaiman, Hakim., (1990), Kimia Dasar untuk Universitas, USU PRESS, Medan.
Suprijono, A., (2012), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Trianto, (2011), Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Perdana Media Group, Jakarta.