Achievement Theory Expectancy Theory

 Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain.  Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide memberi penilaian dan kritik terhadap sesuatu. b. Hezberg Two Factor Theory Menurut Frederick Herzberg Mangkunegara, 2010: 67 terdapat teori dua faktor diantaranya faktor yang menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas, yaitu faktor pemeliharaan maintenance factors dan faktor pemotivasian motivational factors. Faktor pemeliharaan disebut pula dissatisfiers, hygiene factors, job context, extrinsic factors yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan, hubugan dengan pengawas, hubungan dengan subordinate, upah, keamanan kerja, kondisi kerja, dan status. Sedangkan faktor pemotivasian disebut pula satisfier, motivators, job content, intrinsic factors yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan advancement, work it self, kesempatan berkembang, dan tanggung jawab.

c. Achievement Theory

Prof. Dr. David C. McClelland Mangkunegara, 2010: 67, teori motivasinya mengemukakan bahwa produktivitas seseorang sangat ditentukan oleh “virus mental” yang ada pada dirinya. Virus mental adalah kondisi jiwa yang mendorong seseorang untuk mampu mencapai prestasinya secara maksimal. Virus mental yang dimaksud terdiri dari tiga dorongan kebutuhan, yaitu need of achievement kebutuhan untuk berprestasi, need of affiliation kebutuhan untuk memperluas pergaulan, dan need of power kebutuhan untuk menguasai sesuatu. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki sesuatu dorongan dalam diri untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji. Berikut adalah enam karakteristik orang yang mempunyai motif berprestasi tinggi menurut David C. McClelland. 1 Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi. 2 Berani mengambil dan memikul resiko. 3 Memiliki tujuan yang realistik. 4 Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuan. 5 Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan. 6 Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Adapun menurut Edward Murray 1957 berpendapat bahwa karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut: 1 Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya. 2 Melakukan sesuatu dengan mencapai kesuksesan. 3 Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan. 4 Berkeinginan menjadi orang terkenal dan menguasai bidang tertentu. 5 Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan. 6 Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti. 7 Melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada orang lain.

2. Teori Kognitif tentang Motivasi

a. Expectancy Theory

Teori harapan ini dikembangkan oleh Victor H. Vroom. Namun teori ini diperluas lagi oleh Porter dan Lawler. Dimana menurut Keith Davis Mangkunegara, 2010: 69 mengemukakan bahwa “Vroom explains that motivation is a product of how much one wants something and one’s estimate of the probablity that a certain will lead to it”. Vroom menjelaskan bahwa motivasi merupakan suatu produk dari bagaimana seseorang menginginkan sesuatu, dan penaksiran seseorang memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntutnya. Dari pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: Valensi = kekuatan hasrat seseorang untuk mencapai sesuatu. Harapan = kemungkinan mencapai sesuatu dengan aksi tertentu. Instrumen = insentif atau penghargaan yang akan diberikan. Motivasi = kekuatan dorongan yang mempunyai arah pada tujuan tertentu.

b. Equity Theory