a. Skala Penilaian
Skala penilaian adalah skala yang mengukur penampilan atau perilaku orang lain individu melalui pernyataan perilaku dalam suatu kontinum atau
kategori yang memiliki makna atau nilai. Kategori dibuat dalam bentuk rentangan mulai dari yang tertinggi sampai yang terrendah. Dimana rentang ini dapat
disimbolkan melalui huruf A, B, C, D atau angka 4, 3, 2, 1 atau berupa kata- kata, mulai dari tinggi, sedang, kurang, rendah dan sebagainya.
b. Observasi
Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami sebenarnya maupun situasi buatan. Tingkah laku guru dalam mengajar merupakan hal yang paling cocok
dinilai dengan observasi.
2.1.3 Kompetensi Guru
Kompetensi berasal dari bahasa Inggris yaitu Competency sebagai kata benda Competence yang berarti kecakapan, kompetensi dan kewenangan. Seiring
dengan pendapat Suparno Yamin Maisah, 2010: 5 menjelaskan bahwa “kata
kompetensi biasanya diartikan sebagai kecakapan yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau sebagai memiliki keterampilan dan kecakapan yang
disyaratkan”. Menurut Charles Yamin Maisah, 2010: 6 mengemukakan bahwa
“competency as rational performance which satisfactorily meets the objective for a desired condition kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk
mencapai tujuan yang dipercayakan sesuai dengan kondisi yang diharapkan”. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
Pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai
oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas kepr ofesionalan.”
Adapun menurut Neti dan Leni 2010: 46 bahwa “Kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan
melalui unjuk kerja yang diharapkan bisa dicapai seseorang setelah menyelesaikan suatu program pend
idikan”. Guru merupakan aktor yang memiliki peranan sangat penting dalam
proses kegiatan belajar mengajar, guru pun aktor yang berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia menjadi manusia yang potensial di bidang
pembangunan. Oleh karena itu guru harus berperan aktif dalam menempatkan kedudukannya sebagai guru yang profesional. Peran guru tidak hanya mengajar
dan mendidik saja, dimana menurut Jamal Ma’mur Asmani 2011: 39 menyatakan bahwa peran guru atau fungsi dan tugas guru itu diantaranya
meliputi: a.
Guru sebagai Educator pendidik b.
Guru sebagai Leader pemimpin c.
Guru sebagai Fasilitator d.
Guru sebagai Motivator e.
Guru sebagai Administrator f.
Guru sebagai Evaluator Menurut Broke dan Stone Yamin Maisah, 2010: 6 mengemukakan
bahwa “kompetensi guru sebagai ... descriptive of qualitative nature of teacher
behavior appears to be entirely meaningful. ... kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti”.
Sementara menurut Abdul Majid 2011: 6 mengemukakan bahwa “standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau
dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan berperilaku layaknya seorang guru untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas,
kualifikasi, dan jenjang pendidikan. Standar kompetensi guru bertujuan untuk memperoleh acuan baku dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan
jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran ”.
Selain itu menurut Neti dan Leni 2010: 48 menyatakan bahwa “kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru”.
Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi guru adalah penguasaan seperangkat pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang dimiliki oleh guru dalam mencapai atau menjalankan tujuan pendidikan dan tugas keprofesiannya.
2.1.3.1 Dimensi – Dimensi Kompetensi Guru
Penelitian yang dilakukan oleh Tovey Neti Leni, 2010: 48 menyimpulkan bahwa “dimensi yang berperan dalam pembentukan kompetensi
pegawai adalah pengetahuan, keterampilan, perilaku dan faktor-faktor pengembangan manajemen, tingkat organisasi serta budaya perusahaan”.
Menurut Spencer dan Spencer Neti Leni, 2010: 49, menyatakan bahwa “kompetensi dibentuk oleh lima hal, yaitu motif motive, watak traits, konsep
diri self concept, pengetahuan knowledge, dan keterampilan skill. Motif dan watak merupakan kompetensi inti atau kompetensi sentral, sedangkan
pengetahuan dan keterampilan disebut sebagai kompetensi individu yang bersifat “intent” yang mendorong untuk digunakannya pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki. Berikut adalah gambar yang memeragakan kerangka konseptual kompetensi individu menurut Spencer dan Spencer 1993:
Gambar 2.3 Model Kompetensi Individu Spencer dan Spencer
Sumber: Neti Leni 2010: 49
Berbeda dengan konsep Spencer, Galemon Neti Leni, 2010: 49 mengungkapkan bahwa kompetensi seseorang erat kaitannya dengan kecerdasan
yang dimilikinya. Oleh karena itu, kompetensi seseorang pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua yaitu kompetensi pribadi dan kompetensi sosial.
Kompetensi pribadi meliputi kesadaran diri, pengaturan diri dan motivasi. Sedangkan kompetensi sosial meliputi empati dan keterampilan sosial.
Watak, motive
Keterampilan Konsep Diri
Sikap, Nilai Pengetahuan
Kompetensi Inti
Kompetensi Permukaan
Menurut Sardiman Yamin Maisah, 2010: 12, kompetensi guru merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru yang terdiri dari:
1. Menguasai bahan
2. Mengelola program belajar-mengajar
3. Mengelola kelas
4. Menggunakan mediasumber
5. Menguasai landasan-landasan kependidikan
6. Mengelola interaksi belajar-mengajar
7. Memperlancar kegiatan pengelolaan interaksi belajar
8. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah
9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan
guna keperluan pengajaran Direktorat tenaga kependidikan Depdiknas, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang standar kompetensi guru meliputi empat komponen, yaitu 1 pengelolaan pembelajaran; 2 pengembangan potensi; 3
penguasaan akademik; 4 sikap kepribadian. Dimana secara keseluruhan standar kompetensi terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu:
1 Penyusunan rencana pembelajaran
2 Pelaksanaan interaksi belajar mengajar
3 Penilaian prestasi peserta didik
4 Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik
5 Pengembangan profesi
6 Pemahaman wawasan pendidikan
7 Penguasaan bahan kajian akademik
Dalam Depdiknas 2004 merumuskan ruang lingkup standar kompetensi guru yang meliputi tiga komponen kompetensi, yaitu: Pertama, Komponen
kompetensi pengelolaan pembelajaran yang mencakup: 1 penyusunan perencanaan pembelajaran; 2 pelaksanaan interaksi belajar mengajar; 3
penilaian prestasi belajar peserta didik: 4 pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian. Kedua, Komponen kompetensi pengembangan potensi yang
diorientasikan pada pengembangan profesi. Ketiga, Komponen kompetensi penguasaan akademik yang mencakup: 1 pemahaman wawasan kependidikan;
2 penguasaan bahan kajian akademik. Sebagaimana pendapat di atas, adapun menurut Undang-Undang Guru dan
Dosen No.142005 pasal 10 ayat 1 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi:
1. Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. 2.
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
3. Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan terhadap peserta didik.
4. Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Dalam penelitian ini kompetensi guru yang diambil hanya dua kompetensi yaitu kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik saja, karena dalam
penilaian sertifikasi yang diukur hanyalah kedua kompetensi tersebut. Berikut adalah penjabaran menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No.142005 pasal
10 ayat 1 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007.
Tabel 2.1 Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran Ekonomi di SMAMA
No Kompetensi Inti Guru
Kompetensi Guru Mata Pelajaran Kompetensi Pedagogik
1 Menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
kultural, emosional dan intelektual.
1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang
berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial- emosional, moral, spiritual dan latar belakang sosial-
budaya. 1.2
Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
1.3 Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik
dalam mata pelajaran yang diampu. 1.4
Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.
2 Menguasai teori belajar dan
2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.
3 Mengembangkan kurikulum
yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
3.1 Memahami prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum. 3.2
Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu. 3.3
Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu.
3.4 Memilih materi pembelajaran yang diampu terkait
dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran.
3.5 Menata materi pembelajaran secara benar sesuai
dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik.
3.6 Mengembangkan indikator dan insturmen penilaian.
4 Menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik.
4.1 Memahami prinsip-prinsip perancangan
pembelajaran yang mendidik. 4.2
Mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran.
4.3 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap,
baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan.
4.4 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di
kelas, di laboratorium, dan dilapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang
dipersyaratkan. 4.5
Menggunakan media pembelajaran dna sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6 Mengambil keputusan transaksional dalam
pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
5 Memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran. 5.1
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.
6 Memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
6.1 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal.
6.2 Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk
mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya.
7 Berkomunikasi secara
efektif, empatik dan santun dengan peserta didik.
1.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang
efektif, empatik, dan santun secara lisan, tulisan danatau bentuk lain.
1.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun
dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam berinteraksi kegiatanpermainan yang
mendidik yang terbangun secara siklikal dari a penyiapan kondisi psikologi peserta didik untuk
ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, b ajakan kepada peserta didik untuk ambil
bagian, c respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan d reaksi guru terhadap respons peserta
didik, dan seterusnya 8
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar. 8.1
Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran ekonomi. 8.2
Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran ekonomi 8.3
Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi
proses hasil belajar 8.5
Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan
menggunakan berbagai instrument 8.6
Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar
9 Memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi
untuk menentukan ketuntasan belajar. 9.2
Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.
9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi
kepada pemangku kepentingan. 9.4
Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran 10
Melakukan tindakan refleksi untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. 10.1
Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
10.2 Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan
pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi.
10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi
Kompetensi Profesional
1 Menguasai materi, struktur,
konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung
mata pelajaran yang diampu. 20.1
Memahami materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran ekonomi.
20.2 Membedakan pendekatan-pendekatan ekonomi.
20.3 Menunjukan manfaat mata pelajaran ekonomi.
2 Menguasai standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu. 21.1
Memahami standar kompetensi mata pelajaran ekonomi.
21.2 Memahami kompetensi dasar mata pelajaran
ekonomi. 21.3
Memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran ekonomi.
3 Mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif.
22.1 Memilih materi pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik. 22.2
Mengolah materi pembelajaran secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
4 Mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan 23.1
Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.
23.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka
peningkatan keprofesionalan.
reflektif. 23.3
Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan.
23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari
berbagai sumber. 5
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk mengembangkan diri. 24.1
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.
24.2 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk pengembangan diri. Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007
2.1.4 Motivasi Kerja
Motif atau motivasi berasal dari kata Latin “moreve” yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian
motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau “needs” atau “want”. Kebutuhan adalah suatu “potensi” dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau direspons.
Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, dan hasilnya adalah orang yang
bersangkutan merasa atau menjadi puas. Apabila kebutuhan tersebut belum dipenuhi maka akan selalu berpotensi untuk muncul kembali sampai dengan
terpenuhinya kebutuhan yang di maksud. Menurut Hasibuan Soekidjo Notoatmodjo, 2009: 115, merumuskan
bahwa “motivasi adalah suatu perangsang keinginan want dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Ia menambahkan bahwa setiap motif mempunyai
tujuan tertentu yang ingin dicapai.” Sedangkan menurut Soekidjo Notoatmodjo 2009: 115, mengatakan bahwa “motivasi pada dasarnya merupakan interaksi
seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya.” Di dalam diri seseorang terdapat “kebutuhan” atau “keinginan” wants
terhadap objek di luar diri seseorang tersebut, kemudian bagaimana seseorang tersebut menghubungkan antara kebutuhan dengan “situasi di luar” objek tersebut
dalam rangka memenuhi kebutuhan yang maksud. Oleh sebab itu, motivasi adalah suatu alasan reasoning seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya. Seseorang yang sangat termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya
substansial guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya dan organisasi di mana ia bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi hanya
memberikan upaya minimum dalam hal bekerja. Konsep motivasi merupakan sebuah konsep penting dalam studi tentang kinerja kerja individu.
2.1.4.1 Teori Motivasi
1. Teori Kebutuhan tentang Motivasi
a. Maslow’s Need Hierarchy Theory