2. Rasio Likuiditas Bank Liquidity Ratios
a. Quick Ratio :
Deposit Total
Lancar Aktiva
Kegunaannya untuk mengukur kemampuan bank yang membayar kembali simpanan para deposannya dengan alat-alat likuid yang
dimilikinya. Semakin tinggi nilai rasio maka menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditasnya, dan sebaliknya.
b. Banking Ratio :
Deposit Total
Loan Total
Total loan adalah jumlah kredit yang diberikan bersih. Rasio tersebut untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali
kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada
para debiturnya. Semakin tinggi nilai rasio maka menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditasnya, dan sebaliknya.
3. Rasio Solvabilitas Capital Ratios
a. Debt Ratio :
Assets Total
Debts Total
Kegunaannya untuk memperlihatkan proporsi antara kewajiban dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil presentasenya,
cenderunga semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham.
b. Debts to Equity Ratio :
Equity Total
Debts Total
Kegunaannya untuk menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan bank dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
bank tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. 4.
Rata-rata Perubahan Rasio Rentabilitas Earning Ratios, Rasio Likuiditas Liquidity Ratios, dan Rasio Solvabilitas Capital Ratios.
Rata-rata rasio dicari dengan menjumlahkan masing-masing elemen rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas dibagi dengan jumlah
subyek yang diteliti. a.
Rata-rata Perubahan Rasio Rentabilitas Earning Ratios: 1.
Rata-rata Gross Profit Margin :
n Tahun
Per Margin
Profit Gross
∑
2. Rata-rata Net Profit Margin:
n Tahun
Per Margin
Profit Net
∑
b. Rata-rata Perubahan Rasio Likuiditas Liquidity Ratios:
1. Rata-rata Quick Ratio :
n Tahun
Per Ratio
Quick ∑
2. Rata-rata Banking Ratio :
n Tahun
Per Ratio
Banking ∑
c. Rata-rata Perubahan Rasio Solvabilitas Capital Ratios:
1. Rata-rata Debt Ratio :
n Tahun
Per Ratio
Debt ∑
2. Rata-rata Debt to Equity Ratio :
n Tahun
Per Ratio
Equity to
Debts ∑
Keterangan :
n adalah jumlah tahun yang diteliti. Pada pengujian terhadap hipotesis digunakan uji beda untuk
membedakan rasio keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta. Analisis data dilakukan melalui proses sebagai berikut :
a. Pertama-tama dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sampel
berdistribusi normal. Normalitas distribusi data ini akan menentukan jenis analisis yang beda yang akan digunakan selanjutnya. Uji
normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Test. Tingkat signifikansi yang diperlukan dalam penelitian ini
ditetapkan 5 hal ini berarti bila P value 5 maka data distribusi normal dan sebaliknya bila P value 5 maka data distribusi tidak
normal. b.
Pengujian selanjutnya adalah uji beda. Bila data ditribusi normal, maka digunakan alat uji beda parametrik berupa T-test yaitu uji statistik
parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-
rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau rasio Sugiyono dan Eri Wibowo. Uji statistik parametris yang digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel untuk mengetahui siqnifikansi dari pengaruh variabel independent secara individu
terhadap variabel variabel dependent dengan menganggap variabel lainnya konstan. Selanjutnya bila data distribusi tidak normal alat uji
beda non parametrik berupa Rank Wilcoxon. Alat uji beda ini dilakukan untuk menandai apakah semua variabel independent yang
ditentukan berbeda secara siqnifikansi antara bank pemerintah dan bank swasta. Dalam penelitian ini ditetapkan dalam penggunaan
tingkat siqnifikansi sebesar 5 yang akan mempunyai konsekuensi bahwa jika P value 5, maka hipotesis dapat diterima, yang berarti
ada perbedaan yang siqnifikan dan sebaliknya jika P value 5, maka hipotesis ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan yang siqnifikan.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan pengambilan sampel penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya, diperoleh 25 bank sebagai sampel penelitian sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan, terdiri dari 3 bank pemerintah dan 22 bank swasta. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan
tahun 2003 – 2005 yang diperoleh dari www.jsx.com. Laporan keuangan yang digunakan merupakan hasil akhir proses
akuntansi dalam periode tahun yang bersangkutan dan mencerminkan kegiatan usaha pada periode tersebut. Laporan keuangan perusahaan perbankan
merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja yang di dalamnya mencakup informasi aktiva, kewajiban, biaya operasi dan laba perusahaan.
Dalam hal ini pihak manajer bank, investor dan kreditor berkepentingan untuk mengetahui hasil analisa laporan keuangan yang didasarkan pada data
keuangan historis yang tujuan utamanya adalah sebagai dasar pengambilan keputusan serta sebagai alat evaluasi kinerja bank. Kinerja keuangan
perusahaan perbankan dilakukan dengan menghitung rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas
Alat-alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah: rasio rentabilitas GPM dan NPM, rasio likuiditas quick ratio dan banking ratio,
dan rasio solvabilitas debt ratio dan debt to equity ratio.
36
1. Rasio Rentabilitas Earning Ratios
a. Gross Profit Margin GPM
Gross profit margin merupakan perbandingan antara pendapatan operasi dengan biaya operasi yang dikeluarkan. Ratio ini menunjukkan
kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Ratio ini dirumuskan: GPM =
operasi biaya
operasi biaya
- operasi
Pendapatan
Hasil perhitungan GPM tahun 2003-2005 dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini :
Tabel IV.1 Hasil Perhitungan Gross Profit Margin
Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 x Status Bank
2003 2004 2005 Rata-rata
Bank pemerintah 0,32
0,39 0,36
0,36 Bank swasta
0,26 0,27
0,23 0,25
Sumber: Data diolah Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kemampuan bank pemerintah
untuk menghasilkan laba pada tahun 2003 adalah sebesar 0,32 kali. Artinya setiap 1 rupiah pendapatan dapat menghasilkan laba sebesar 0,32
rupiah. Pada tahun 2004 rasio GPM meningkat menjadi 0,39 kali dan kemudian sedikit berkurang pada tahun 2005 menjadi sebesar 0,36. Rata-
rata GPM bank pemerintah selama tahun 2003-2005 sebesar 0,36 kali, artinya setiap 1 rupiah pendapatan dapat menghasilkan laba kotor sebesar
0,36 rupiah. Selanjutnya kemampuan bank swasta untuk menghasilkan laba
pada tahun 2003 adalah sebesar 0,26 kali. Artinya setiap 1 rupiah