ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi Empiris Pada Bank Go public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2005).

(1)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA

KEUANGAN PERBANKAN

(Studi Empiris Pada Bank Go public di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2003-2005)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

NENDRA AGATYA VANDY B 200 030 097

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2008


(2)

KEUANGAN PERBANKAN (Studi Empiris Pada Bank Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2005)”.

Yang ditulis oleh: NENDRA AGATYA VANDY

B 200 030 097

Penandatanganan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.

Surakarta, 2008

Pembimbing

Fatchan Ahyani, SE, M.Si

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta


(3)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS EKONOMI

Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta - 57102

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : NENDRA AGATYA VANDY

NIM : B 200 030 097

NIRM : 03.6.106.02030.50097

JURUSAN : ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK

MENILAI KINERJA

Judul Skripsi : ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA

: KEUANGAN PERBANKAN (Studi Empiris Pada Bank Go Public

: di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2005)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat dan serahkan ini merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila dikemudian hari terbukti dan atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi apapun dari Fakultas Ekonomi dan atau gelar dan ijazah yang diberikan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta batal saya terima.

Surakarta, 2008 Yang membuat pernyataan,


(4)

kepadanya tujuh laut lagi sesudahnya, niscaya tidak akan habis-habisnya ilmu-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

(Luqman : 27)

Dan minta tolonglah kepada Allah dengan sabar dan sholat, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk, yaitu orang-orang yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhan-Nya dan bahwa mereka akan kembali.

(Al- Baqarah 45-46)

Masa depan adalah milik mereka yang percaya tentang keindahan mimpi-mimpi mereka. (Elanor Roosevelt)

Tuhan telah memasang pelita dalam hati kita yang menyinarkan hidayah dan pengetahuan, berdosalah mereka yang mematikan pelita itu dan menguburkan bersama abu.


(5)

PERSEMBAHAN

Setiap goresan tinta ini adalah wujud dari keagungan dan kasih sayang yang diberikan Allah SWT

kepada umatnya.

Setiap detik waktu penulisan karya ini adalah doa restu kedua orang tuaku dan kakak-kakakku

Setiap pancaran semangat yang tertoreh dalam skripsi ini adalah dorongan dari seorang terkasih yang telah

mengisi hari-hariku semoga kau adalah pendamping hidupku didunia dan akhirat.

Untuk setiap bait makna dalam pokok bahasan pada bab dalam skripsi ini adalah hasil hempasan kritik dan saran dari sahabat-sahabatku.


(6)

Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan hidayah-Nya, juga sholawat dan salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya, serta dengan usaha sungguh-sungguh, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi Empiris Pada Bank Go Public Tahun 2003-2005)” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Menyadari dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak dapat terlepas dari bantuan, dorongan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Syamsudin, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Bapak Fatchan Ahyani, SE, M.Si selaku dosen pembimbing utama yang dengan arif dan bijak telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Banu Witono SE, Ak selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan hingga penulis dapat menyelesaikan studi.


(7)

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah mengajarkan banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

5. Orang tuaku yang selalu mendoakan dalam setiap langkahku, memberikan dukungan, kasih sayang dan atas semua pengorbanannya.

6. Mbak Vieta dan Mas Dhian, kakak-kakakku yang telah memberikan perhatian yang besar kepadaku.

7. Special Thanks to my soulmate Ninik Arum Ardani, makasih ya atas dorongan semangat, cinta, kasih sayangmu kepadaku, dan setia mengisi hari-hariku selalu. Semoga Allah SWT menjaga dan merestui hubungan kita dan engkau menjadi pendamping hidupku selama-lamanya,amin.

8. Fathur, Fai, Hendik, dan Fardan, makasih ya dah boleh ngetik dan ngeprint di komputernya kalian. Kalo ga ada kalian, pasti skripsiku ga jadi-jadi.he.he.makasih sekali lagi.

9. My best friend David, Hanggita, Rowi, dan Ndoro, makasih selalu menemaniku selama ini. Tingkatkan terus maen PS-nya!he.he.

10. Sahabat-sahabatku di kosnya Hanggita semuanya makasih ya. Kalian semua adalah sahabat-sahabatku yang terbaik.

11. Teman-temanku kelas B semua yang gak bisa aku sebutin satu persatu, makasih semuanya atas segala kenangan selama aku kuliah.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.


(8)

skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Februari 2008 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAKSI... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank ... 10


(10)

F. Penilaian Kinerja Keuangan Bank ... 23

G. Penilaian Pelaksana Rasio Keuangan... 24

H. Tinjauan Penelitian Sebelumnya. ... 26

I. Kerangka Teoritis ... 27

J. Hipotesis. ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Data dan Sumber Data ... 29

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data... 30

F. Metode Analisis Data ... 30

G. Alat Analisis Data ... 31

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36

B. Analisis Data ... 45

1. Uji Normalitas... 45


(11)

BAB V P E N U T U P

A. Kesimpulan ... 50 B. Keterbatasan Penelitian ... 51 C. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

Perbankan Periode Tahun 2003-2005 ... 37 Tabel IV.2. Hasil Perhitungan Net Profit Margin Perusahaan

Perbankan Periode Tahun 2003-2005 ... 38 Tabel IV.3. Hasil Perhitungan Quick Ratio Perusahaan

Perbankan Periode Tahun 2003-2005 ... 40 Tabel IV.4. Hasil Perhitungan Banking Ratio Perusahaan

Perbankan Periode Tahun 2003-2005 ... 41 Tabel IV.5. Hasil Perhitungan Debt Ratio Perusahaan

Perbankan Periode Tahun 2003-2005 ... 43 Tabel IV.6. Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio Perusahaan

Perbankan Periode Tahun 2003-2005 ... 44 Tabel IV.7. Hasil Uji Normalitas ... 45 Tabel IV.8. Hasil Uji Independen sample t-test... 46


(13)

DAFTAR GAMBAR


(14)

Lampiran 2. Rasio Likuiditas Perusahan Perbankan Tahun 2003-3005 Lampiran 3. Rasio Solvabilitas Perusahan Perbankan Tahun 2003-3005

Lampiran 4. Tabulasi Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan Perbankan Tahun 2003-2005

Lampiran 5 Data Hasil Penelitian Lampiran 6. Statistik Deskriptif Lampiran 7. Uji Normalitas

Lampiran 8. Uji Beda Rasio Rentabilitas Lampiran 9. Uji Beda Rasio Likuiditas Lampiran 10. Uji Beda Rasio Solvabilitas


(15)

ABSTRAKSI

Di dalam perkembangan dunia perbankan saat ini, informasai mengenai kinerja keuangan perbankan semakin dibutuhkan. Salah satu upaya untuk membantu para pelaku bisnis dalam menilai kondisi keuangan perusahaan (tanpa kecuali perbankan) yaitu dengan melakukan analisis laporan keuangan. Untuk memahami laporan tersebut dilakukan analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta melalui rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas.

Populasi dalam penelitian ini adalah bank yang telah go public dan melaporkan laporan keuangannnya secara lengkap tahun 2003, 2004, dan 2005. sampel yang diambil berjumlah 25 bank yang masuk dalam kriteria pengambilan sampel. Data sekunder dalam penelitian ini berupa rasio-rasio keuangan dalam laporan keuangan bank yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory dan Jakarta Stock Exchange Statistic.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil uji t variabel GPM memperoleh nilai t hitung > t tabel (2,182 > 2,069) yang menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan laba kotor pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta, NPM t hitung > t tabel (3,029 > 2,069) menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta, Quick Ratio t hitung > t tabel (3,890 > 2,069) menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk membayar kembali simpanan para deposannya dengan alat likuid yang dimiliki pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta, Banking Ratio t hitung > t tabel (4,003 > 2,069) menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk membayar kembali simpanan para deposannya dengan melikuidasi surat-surat berharga yang dimiliki pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta, Debt Ratio t hitung > t tabel (-3,038 > 2,069) menunjukkan bahwa risiko keuangan yang ditanggung para kreditor dan pemegang saham pada bank pemerintah lebih rendah daripada bank swasta,dan Debt to Equity Ratio t hitung > t

tabel (2,580 > 2,069) yang menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk memenuhi seluruh kewajiban dengan modal sendiri yang dimiliki pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta.

Kata kunci: Rasio Rentabilitas (GPM dan NPM), Rasio Likuiditas (Quick Ratio dan Banking Ratio), Rasio Solvabilitas (Debt Ratio dan Debt to Equity Ratio), Bank Pemerintah, Bank Swasta, Kinerja Keuangan.


(16)

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan sistem keuangan industri dalam dekade terakhir dapat dikatakan cukup dramatis. Krisis perbankan beberapa waktu yang lalu masih menyisakan trauma bagi para pelaku ekonomi dalam menjalankan kegiatan bisnis. Meski beberapa analisis menyatakan bahwa krisis keuangan selalu didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makroekonomi yang menyebabkan terdepresinya mata uang domestik secara siqnifikan dan menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi, yang berujung pada krisis perbankan, beberapa analisis lain berpendapat bahwa ketidakstabilan makroekonomi justru disebabkan lemahnya sistem perbankan. Peristiwa likuidasi puluhan bank merupakan peristiwa yang tidak terduga yang menimbulkan kepanikan dalam masyarakat.

Untuk itu seiring dengan perkembangan dunia perbankan saat ini, informasi mengenai kinerja keuangan perbankan semakin dibutuhkan. Salah satu upaya untuk membantu para pelaku bisnis dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan (tanpa kecuali perbankan) yaitu dengan melakukan analisis laporan keuangan. Adapun informasi yang tersaji antara lain mencakup informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan dan informasi lainnya yang terkait dengan laporan keuangan. Untuk memahami laporan tersebut dilakukan analisis


(17)

2

laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Analisis dengan rasio akan memberikan hasil yang terbaik, jika digunakan dalam suatu kombinasi untuk menunjuk suatu perubahan kondisi keuangan atau kinerja operasional selama periode tertentu, lebih lanjut dapat memberikan gambaran suatu trend dan pola perubahan, yang pada akhirnya bisa memberikan indikasi adanya risiko dan peluang bisnis (Mudjarad Kuncoro Suhardjono, 2002: 557).

Analisis rasio laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan. Untuk menilai kinerja keuangan perbankan umumnya digunakan lima aspek penilaian yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity). Empat dari lima aspek tersebut masing-masing capital, assets, management,

earning, liquidity dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini

menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan. Bahkan lebih dari itu, rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan (Penman, 1992 : Machfoedz, 1994).

Keadaan kinerja keuangan perbankan sangat penting untuk diketahui sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan manajemen di segala aspek. Dengan adanya kinerja yang baik maka para pihak investor dan pihak lain diluar perbankan tidak akan ragu-ragu untuk menanamkan investasinya kepada bank-bank yang bersangkutan.


(18)

Menurut Harianto dan Sudono (1998) para pengguna dan pemanfaat laporan keuangan adalah pemegang saham, investor, manajer, karyawan, pemasok dan kreditur, pelanggan, pemerintah dan pengguna lainnya. Antara pengguna laporan keuangan yang satu dengan yang lainnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Pemegang saham akan menilai kinerja manajemen sebagai pihak yang diberi tanggung jawab untuk menjalankan dana pemegang saham. Investor memerlukan informasi keuangan untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasinya. Karyawan berkepentingan terhadap laporan keuangan agar perusahaan selalu berkembang dan menghasilkan laba, disamping itu untuk melihat rencana pensiun di masa depan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja seta perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.

Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan ini diharapkan akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan ekonomi (Harnanto, 1994 : 9).

Ukuran kinerja keuangan SK Men. Keu. Nomor KEP. 792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 tentang lembaga keuangan yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan keputusan Menteri Keuangan no. 280/KMK/10/1989 tanggal 25 Maret 1989 tentang pengawasan dan


(19)

4

pembinaan lembaga keuangan bukan bank serta ditindak lanjuti dengan surat edaran Bank Indonesia No. SE. 23/21/BPPP disebutkan bahwa kinerja lembaga keuangan adalah mengenai permodalan, kualitas aktiva produktif, aspek manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Dalam penelitian inin peneliti menggunakan rasio keuangan untuk menilai kinerja antara bank pemerintah dan bank swasta yang didasarkan pada laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan alat untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Pada dasarnya standar yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perbankan adalah rasio CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning,

Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk) yang diambil dari surat edaran BI

yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum. Secara international BIS (Bank for International

Settlement) menerapkan CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity) sebagai standar ukuran kinerja perbankan yang telah menjadi acuan

hampir seluruh negara. Namun dalam penelitian ini pengukuran rasio yang digunakan adalah rasio rentabilitas (earning ratios), rasio likuiditas (liquidity

ratios), rasio solvabilitas (capital ratios). Alasan mengapa peneliti hanya

mengambil tiga dari lima rasio adalah sebagai berikut:

1. Belum adanya keseragaman rasio keuangan yang harus dicantumkan perusahaan dalam propektus pada saat go public.

2. Mengingat aspek manajemen merupakan aspek yang penilaian berdasarkan pada kualitatif tidak pada nilai kuantitatif, sehingga penerapan


(20)

manajemen hanya digunakan sebagai faktor pendukung hasil penilaian kuantitatif.

3. Dengan mengukur melalui rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas, maka dapat dijadikan dasar penilaian kinerja keuangan bank. Kinerja keuangan bank merupakan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan segera, mendayagunakan aktiva secara optimal, memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, serta menghasilkan laba.

Perbedaan antara bank pemerintah dan bank swasta adalah terletak pada segi kepemilikannya. Bank pemerintah merupakan bank yang pendirian dan modalnya dimiliki oleh pemerintah, sedangkan bank swasta merupakan bank yang pendirian dan modalnya dimiliki swasta. Agar bank pemerintah dan bank swasta dapat tumbuh dan berkembang, tentunya harus mempunyai kinerja keuangan yang baik. Informasi yang disajikan dalam kinerja keuangan ini dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait seperti investor, kreditor, dan pihak-pihak diluar perbankan untuk memprediksikan kinerja keuangan yang sebenarnya pada setiap periode (dalam hal ini tahun 2003-2005).

Dengan berdasarkan pada laporan kinerja keuangan bank pemerintah dan swasta, maka dalam penelitian ini, penulis mengambil judul “ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi Empiris Pada Bank Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2005)”.


(21)

6

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah dimaksudkan untuk menunjukkan inti masalah yang akan diteliti sehingga mudah dipahami secara jelas dan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari masalah sebenarnya. Dari uraian latar belakang yang dikemukakan diatas, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Adakah perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta tahun 2003-2005?”

C. Pembatasan Masalah

Karena adanya keterbatasan waktu dalam penyusunan skripsi ini pembahasan masalah akan dibatasi pada dua jenis bank yaitu bank pemerintah dan bank swasta dengan melihat rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas. Data yang dipakai adalah bank-bank yang go public, yang diterbitkan laporan keuangannya pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2003-2005.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta tahun 2003-2005 melalui rasio rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity), dan solvabilitas (capital).


(22)

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada banyak pihak diantaranya:

1. Bagi pemilik dana investasi, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan keputusan dalam menanamkan investasinya pada bank yang bersangkutan.

2. Bagi bank yang diteliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan manajerial yang berhubungan dengan kelangsungan hidup usaha perbankan.

3. Bagi peneliti, kegiatan penelitian ini merupakan penerapan untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang telah dipelajari selama kuliah ke dalam dunia penelitian.

4. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi mengenai kinerja keuangan perbankan yang dihitung dengan rasio rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity), dan solvabilitas (capital).

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam penyusunan skripsi ini agar dapat disusun karya yang mudah dipahami dan pembahasannya terarah, maka dibuat suatu sistematika skripsi sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN

Bab ini memberikan informasi kepada pembaca tentang latar belakang masalah yang diteliti, perumusan masalah, pembatasan


(23)

8

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini bertujuan menjelaskan mengenai teori-teori yang ada hubungannya dengan penelitian yang meliputi tentang: Pengertian Bank, Peran dan Fungsi Bank, Jenis-Jenis Bank di Indonesia, Pengertian Laporan Keuangan Bank, Kinerja Keuangan, Penilaian Kinerja Keuangan Bank, dan Penilaian Pelaksana Rasio Keuangan, Tinjauan Penelitian Sebelumnya, Kerangka Teoritis, dan Hipotesis.

Bab III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini bertujuan menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan antara lain: Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel, Data dan Sumber Data, Variabel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Metode Analisis Data, dan Alat Analisis Data.

Bab IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai deskripsi hasil penelitian rasio keuangan bank pemerintah dan bank swasta dengan rasio rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, hasil uji normalitas, hasil uji hipotesis dan pembahasan.


(24)

Bab V PENUTUP

Pada bab ini bertujuan untuk menjelaskan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, keterbatasan dalam pelaksana penelitian, dan saran-saran yang dapat diberikan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank

UU Pokok Perbankan menjelaskan definisi bank sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU No. 10 tahun 1998 Tentang Perbankan). Bank adalah perantara antara sektor yang kelebihan dana atau surplus dan sektor yang kekurangan dana atau minus (Jusuf, 2004 : 1). Secara umum bank didefinisikan sebagai perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit dalam jangka waktu yang ditentukan dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang kekurangan dana.

B. Peran dan Fungsi Bank

Dari berbagai definisi bank yang ada, timbul pendapat bahwa bank dapat dikelompokkan menurut fungsinya yaitu (Kuncoro dan Suhardjono, 2002 : 68-80) :

1. Fungsi Menghimpun Dana

Dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari, bank harus mempunyai dana agar memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah,


(26)

Bank Indonesia, pihak-pihak diluar negeri, dan masyarakat dalam negeri. Dana masyarakat dihimpun oleh bank menggunakan instrumen produk simpanan yang terdiri dari : Giro, Deposito, dan Tabungan.

2. Fungsi Menyalurkan Dana (Kredit)

Dana yang dihimpun oleh bank harus disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit. Hal ini dilakukan karena fungsi bank adalah sebagai lembaga perantara antara pihak-pihak yang kelebihan dana dan pihak-pihak yang kekurangan dana, dan keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dana tersebut dikurangi dengan biaya operasional.

3. Fungsi Melancarkan Pembayaran Perdagangan dan Peredaran Uang

Fungsi bank dalam melancarkan pembayaran transaksi perdagangan dapat terlaksana karena bank mempunyai jasa-jasa bank. Jasa-jasa tersebut dapat dibedakan menurut pihak-pihak yang berkepentingan yaitu nasabah saja atau nasabah dan bank. Dalam fungsi melancarkan pembayaran perdagangan, bank membedakan transaksi menjadi dua yaitu :

a. Transaksi perdagangan dalam negeri, artinya setiap transaksi perdagangan selalu diikuti pula dengan penyerahan barang dan pembayaran.

b. Transaksi perdagangan luar negeri, artinya setiap transaksi perdagangan tidak selalu diikuti dengan pengiriman atau penyerahan barang dan pembayarannya. Hal ini terjadi karena adanya kendala


(27)

12

seperti kendala geografis, hukum dan politik, bahasa, mata uang, dan kendala resiko suatu negara.

Pada dasarnya ada tiga prinsip yang harus diperhatikan oleh bank yaitu (Reksoprayitno, 1992 : 48-51) :

1. Prinsip Likuiditas, yaitu prinsip dimana bank harus bisa memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya segera.

2. Prinsip Solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

3. Prinsip Rentabilitas, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

C. Jenis-Jenis Bank di Indonesia

Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir, 2001 : 32-39) :

1. Dilihat dari segi fungsinya

Dalam UU Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1998 jenis perbankan terdiri dari :

a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah


(28)

yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya terdiri dari :

a. Bank Pemerintah, bank dimana pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah antara lain :

• Bank Negara Indonesia 46 (BNI)

• Bank Rakyat Indonesia (BRI)

• Bank Tabungan Negara (BTN)

• Bank Pembangunan Daerah (BPD)

b. Bank Milik Swasta Nasional, bank dimana sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendirianpun didirikan oleh swasta, pembagian keuntungannya juga untuk swasta nasional. Contoh bank swasta nasional :

• Bank Muamalat

• Bank Central Asia

• Bank Bumi Putra

• Bank Danamon

• Bank Lippo

• Bank Niaga

• Bank Duta


(29)

14

• Bank Nusa Internasional

• Bank Internasional Indonesia

c. Bank Milik Koperasi, bank dimana kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia.

d. Bank Milik Asing, merupakan bank cabang dari bank yang ada di luar negeri yang kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya :

• ABN AMRO Bank

• Deutsche Bank

• American Express Bank

• Dan bank asing lainnya

e. Bank Milik Campuran, merupakan bank yang dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan saham mayoritas di pegang oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain :

• Sumitomo Niaga Bank

• Bank Merincorp

• Bank Sakura Swadarma

• Mitsubishi Buana Bank

• Dan bank campuran lainnya 3. Dilihat dari segi statusnya


(30)

a. Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Pernyataan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.

b. Bank Non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.

4. Dilihat dari cara menentukan harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok yaitu :

a. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional

Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya menggunakan metode menetapkan bunga sebagai produk simpanan dan produk pinjamannya. Penentuan harga seperti itu disebut spread

based. Sedangkan untuk jasa bank lainnya menerapkan biaya dalam

nominal atau prosentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah

Dalam mencari keuntungan dan menetapkan harga berdasarkan prinsip syariah, yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasar pada prinsip penyertaan modal


(31)

16

(musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah),dan pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah). Sedang penentuan biaya jasa bank lainnya juga sesuai dengan Syariah Islam dan sebagai dasar hukumnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rosul.

D. Pengertian laporan Keuangan Bank

Setiap jenis usaha atau perusahaan mempunyai catatan laporan keuangan yang berguna untuk menguji dan mengetahui serta menilai kondisi dan posisi keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data aktivitas perusahaan tersebut (Mulyono, 1986 : 6).

Menurut PSAK No. 1 (2002; par 12-14) tujuan dari laporan keuangan adalah :

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai untuk pengambilan keputusan ekonomi dan menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.


(32)

3. Menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Laporan keuangan disusun dan disajikan kepada semua pihak yang membutuhkan. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan antara lain:

1. Pemilik, dibutuhkan untuk sarana memantau prestasi perusahaan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang ditanam mampu memberikan keuntungan.

2. Manajer perusahaan, menggunakan laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

3. Kreditur, memanfaatkan laporan keuangan untuk mempelajari prospek perusahaan sehubungan dengan kredit yang diberikan.

4. Pemerintah, digunakan untuk memungut pajak dan melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan yang berlaku.

Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi Indonesia dan standar khusus akuntansi perbankan Indonesia. Laporan keuangan bank yang dimaksud terdiri dari (Taswan, 1996 : 41) :

1. Neraca

Dalam hal ini menyajikan neraca secara umum, aktiva dan pasiva tidak dikelompokkan menurut lancar atau tidak lancar, namun sedapat mungkin disusun menurut lingkaran likuiditas dan jatuh temponya. Kemudian pos-pos-pos neraca yang bersifat umum mengacu kepada Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI).


(33)

18

a. Aktiva, terdiri dari : 1. Kas

2. Giro pada Bank Indonesia

3. Giro pada bank lain, saldo rekening giro bank di bank lain 4. Penempatan pada bank lain, atau disebut Bank-Bank Lain (BBL) 5. Surat Berharga

6. Kredit yang diberikan

7. Pendapatan yang masih akan diterima 8. Pernyataan

9. Biaya Dibayar Dimuka 10.Aktiva tetap

11.Antar bank aktiva 12.Rupa-rupa aktiva b. Pasiva, terdiri dari :

1. Giro 2. Tabungan

3. Deposito berjangka 4. Cadangan tujuan 5. Cadangan umum 6. Pinjaman yang diterima

7. Kewajiban-kewajiban lainnya yang harus segera dibayar 8. Cadangan penghapusan piutang


(34)

10.Rupa-rupa pasiva 11.Pinjaman subordinasi 12.Modal pinjaman 13.Modal

2. Perhitungan Laba/Rugi

Bahwa laporan laba/rugi harus disusun dalam bentuk berjenjang (multiple

step) yang menggambarkan pendapatan dan biaya yang berasal dari

kegiatan utama bank dan kegiatan utama lainnya dalam suatu periode tertentu secara rinci mengenai unsur pendapatan dan beban baik yang utama maupun yang diluar usaha.

a. Pendapatan usaha bank

Adalah pendapatan langsung dengan kegiatan utama bank. Pendapatan ini terdiri dari :

1. Hasil bunga, adalah pendapatan bunga baik dari kredit yang diberikan maupun dari penempatan pada giro, deposito, obligasi, atau surat berharga lainnya.

2. Pendapatan provisi dan komisi.

Komisi adalah imbalan yang diterima atas pemberian jasa tertentu dalam pelaksanaan transaksi, sedangkan promisi adalah imbalan yang diperhitungkan bank sehubungan dengan jasa yang diberikan untuk pelaksanaan transaksi tertentu.

3. Pendapatan rupa-rupa, adalah pendapatan lainnya yang merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya pada bank.


(35)

20

b. Pendapatan non operasional

Adalah pendapatan yang diterima dan tidak berhubungan langsung dengan kegiatan utama bank, misalnya pendapatan sewa ruang kantor.

c. Biaya operasional

Adalah biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan utama bank. Biaya-biaya ini terdiri dari :

1. Biaya bunga, yaitu semua yang dikeluarkan atas dana-dana berasal dari Bank Indonesia, bank lain dan pihak ketiga bukan bank.

2. Biaya tenaga kerja, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank unutk membiayai pegawainya.

3. Biaya penyusutan, yaitu untuk menampung pengakuan atas biaya-biaya aktiva tetap dan inventaris sebagai akibat aus atau usang. 4. Biaya rupa-rupa, yaitu biaya-biaya yang langsung dikeluarkan

bank yang belum dicantumkan dalam butir diatas. d. Biaya non operasional

Adalah semua biaya yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha bank, misalnya kerugian karena kehilangan, denda dan sebagainya.


(36)

3. Laporan Komitmen dan Kontijensi a. Komitmen

Adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan dalam sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati dipenuhi. Komitmen ini terdiri dari :

1. Tagihan komitmen, adalah komitmen yang diterima dari pihak lain dan akan menimbulkan suatu tagihan bagi bank itu sendiri.

2. Kewajiban komitmen, adalah komitmen yang diberikan kepada nasabah atau pihak lain, misalnya komitmen akan memberikan kredit kepada calon debitur dan sebagainya.

b. Kontijensi

Adalah suatu keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai kemungkinan memperoleh laba atau rugi oleh suatu bank, yaitu baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih dimasa yang akan datang. Kontinjensi ini terdiri dari :

1. Tagihan kontinjensi, yaitu tagihan bersyarat tergantung terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang. 2. Kewajiban kontinjensi, yaitu kewajiban bersyarat tergantung

terjadi atau tidaknya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.

4. Laporan Arus Kas

Adalah laporan keuangan yang menunjukkan bank dalam menghasilkan dan menggunakan kas atau setara dengan kas. Laporan arus kas


(37)

22

memberikan informasi tentang kas masuk dan kas keluar selama satu periode akuantansi. Laporan arus kas dibagi menjadi aktivitas operasi,

aktivitas investasi dan aktivitas financing (Fraser dan Ormiston, 2004 :

132).

a. Aktivitas operasi, adalah aktivitas utama penghasil pendapatan bank dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.

b. Aktivitas investasi, adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Dengan kata lain, bahwa arus kas investasi adalah arus kas yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

c. Aktivitas pendanaan (financing), adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan dan harus dibaca sejalan dengan memahami penyajian laporan keuangan.

E. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu tampilan selama periode tertentu. Kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik tampilan keuangan berdasarkan sasaran, standar, dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya


(38)

(Mulyadi, 1993: 480). Mengukur kinerja keuangan digunakan analisis keuangan karena analisis keuangan melibatkan penilaian terhadap keuangan dimasa yang akan datang, dan untuk menentukan kekuatan-kekuatan yang handal. Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari kinerja untuk tahun yang lalu maupun yang sedang berjalan dengan menganalisis laporan keuangan.

F. Penilaian Kinerja Keuangan Bank

Penilaian kinerja keuangan yaitu suatu penilaian yang dilakukan secara sistematis mandiri (independence), obyektif dengan berorientasi ke masa depan, atas kebijakan atau keputusan manajemen di dalam mengelola sumber daya dan dana yang dipercayakan kepadanya dalam rangka meningkatkan kemampuan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang lebih (Mulyono, !999: 63). Secara teknis penilaian performance atau kinerja antara lain meliputi:

1. Pengukuran rate of growth

2. Pengukuran perkembangan market share 3. Penilaian variasi anggaran terhadap realisasinya 4. Penilaian likuiditas bank

5. penilaian rentabilitas bank 6. Penilaian efisiensi usaha 7. Penilaian resiko usaha 8. Penilaian biaya usaha


(39)

24

10.Penilaian efisiensi biaya usaha 11.Penilaian kasus

12.Penilaian kesehatan bank 13.Rekapitulasi

G. Penilaian Pelaksana Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan

Tujuan utama penyajian laporan keuangan bank adalah untuk memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode yang telah lalu. Sedangkan fungsi laporan keuangan bank adalah sebagai alat pertanggungjawaban manajemen bank kepada pemilik maupun otoritas moneter serta instansi-instansi lainnya yang berkepentingan. Financial Ratios (rasio keuangan) adalah perhitungan yang dipakai untuk menstandarisasi data keuangan, disajikan dalam istilah hubungan matematis dalam bentuk presentase atau kali (Fraser dan Ormiston, 2004 : 284).

2. Macam-macam Rasio Keuangan

Rasio-rasio keuangan perbankan dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok rasio yaitu (Sawir, 2001 : 28-42) :

1. Rasio Likuiditas

Suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali


(40)

semua depositnya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.

2. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama priode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan.

3. Rasio Resiko Usaha Bank

Setiap jenis usaha selalu dihadapkan pada berbagai resiko, begitu juga didalam bisnis perbankan ini banyak resiko yang dihadapinya.

4. Rasio Permodalan

Modal merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank dalam rangka mengembangkan usaha dan menopang resiko kerugian yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva-aktiva produksi yang mengundang resiko serta untuk membiayai penanaman dalam aktiva lainnya.

5. Rasio Efisiensi Usaha

Untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio keuangan disini dapat diukur kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang bersangkutan.


(41)

26

H. Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai analisis rasio keuangan terhadap kinerja keuangan pernah dilakukan oleh Wijaya (1998) yang meneliti tentang perbedaan kinerja bank devisa dan non devisa sebelum krisis ekonomi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja bank devias dan non devisa sebelum krisis ekonomi.

Anita dan Rahadian (2003) meneliti tentang perbandingan tingkat efisiensi pada industri perbankan dengan melakukan penelitian empiris terhadap tingkat efisiensi antara bank penerintah dan bank swasta nasional pada periode 200-2001. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan kinerja antara bank pemerintah dan bank swsta nasioanal jika dilihat dari ROA dan ROE.

Anita (2006) meneliti tentang kemampuan rasio keuangan dalam manilai kondisi kesehatan perusahaan perbankan go public yang terdiri negeri dan swasta yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2003. Rasio yang digunakan adalah Capital, Assets, Management, Earning, Liability, yang sering disebut dengan metode CAMEL. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan metode CAMEL khususnya CAR dapat dugunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank, sehingga dapat memacu kinerja bank kearah yang lebih baik.


(42)

I. Kerangka Teoritis

Kinerja Keuangan Bank

Pemerintah Kinerja

Keuangan Bank Pemerintah Kinerja

Keuangan Bank Pemerintah

Gambar Kerangka Teoritis

J. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

Ha : Ada perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta di Bursa Efek Indonesia.


(43)

(44)

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian ini adalah empiris yaitu cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan (Sugiyono, 2002). Penelitian ini pada bank-bank yang telah go public, yaitu dengan menerangkan kinerja keuangan bank dan dengan membandingkan antara beberapa bank yang diteliti.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2002). Adapun dalam penelitian ini akan menggunakan populasi bank yang telah go public. Nama-nama bank tersebut diperoleh dari Indonesian Capital

Market Directory yang diterbitkan oleh Institute for Economics and Financial Research.

Sedang sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik judgement sampling. Menurut Jogiyanto (2004 : 79) judgement

sampling adalah purposive sampling dengan kriteria berupa suatu

pertimbangan tertentu.


(45)

29

Ciri-ciri yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Bank yang telah go public.

2. Bank yang tercatat di JSX Statistik tahun 2006 sebagai 50 besar Perusahaan yang perdagangan sahamnya paling aktif (50 Most Active

Stocks by trading Value).

Berdasarkan kriteria diatas, peneliti mendapatkan 25 bank yang terdiri dari bank pemerintah dan bank swasta.

C. Data dan Sumber Data

Pengambilan data penting artinya dalam suatu penelitian. Data menjadi dasar dan alat mencapai tujuan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut berupa rasio-rasio keuangan dalam laporan keuangan masing-masing bank pemerintah dan bank swasta yang telah go public periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory dan JSX Statistic.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah rasio-rasio keuangan yang terdiri dari :

1. Rasio Rentabilitas (Earning Ratios), indikator yang dipakai adalah Gross


(46)

2. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios), indikator yang dipakai adalah Quick

Ratio (QR), dan Banking Ratio (BR).

3. Rasio Solvabilitas (Capital Ratios), indikator yang dipakai adalah Debt

Ratio (DR), dan Debt to Equity Ratio (DER).

4. Rata-rata Rasio Rentabilitas, Rasio Likuiditas, dan Rasio Solvabilitas.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui pengetahuan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan dokumen-dokumen perusahaan perbankan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari perpustakaan UMS dan BEJ FE UMS.

F. Metode Analisis Data

1. Penganalisa melakukan pengumpulan data yang diperlukan antara lain : laporan keuangan bank pemerintah dan bank swasta tahun 2003-2005 dan keterangan lain yang berhubungan dengan kinerja keuangan perbankan. 2. Dari laporan keuangan perbankan tersebut, kemudian dilakukan

pengukuran dengan menggunakan analisa rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan perbankan bank pemerintah dan bank swasta.

3. Kemudian penganalisa mencari rata-rata rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas tahun 2003-2005.


(47)

31

4. Setelah itu dilakukan analisa terhadap rasio tersebut sehingga dapat diketahui perbedaan tingkat kinerja keuangan perbankan bank pemerintah dan bank swasta.

G. Alat Analisis Data

Penulis menggunakan alat analisis rasio perbankan berupa (Mulyono, 1999 : 92-101) :

1. Rasio Rentabilitas Bank (Earning Ratios)

a. Gross Profit Margin :

Operasi Biaya

Operasi Biaya

-Operasi Pendapatan

Kegunaannya untuk mengetahui kemampuan bank yang bersangkutan dalam menghasilkan laba operasi usahanya yang murni, dengan cara membandingkan antara profit margin dengan pendapatan operasi. Semakin tinggi tingkat GPM rasio bank yang bersangkutan menunjukkan hasil yang semakin baik, demikian sebaliknya.

b. Net Profit Margin:

Operasi Pendapatan

Bersih Pendapatan

Kegunaannya untuk mengetahui kemampuan bank yang bersangkutan dalam menghasilkan laba bersih ditinjau dari pendapatan operasinya, dengan cara membandingkan antara laba bersih dengan pendapatan operasi. Semakin tinggi NPM rasio bank yang bersangkutan menunjukkan hasil yang semakin baik, demikian sebaliknya.


(48)

2. Rasio Likuiditas Bank (Liquidity Ratios)

a. Quick Ratio :

Deposit Total

Lancar Aktiva

Kegunaannya untuk mengukur kemampuan bank yang membayar kembali simpanan para deposannya dengan alat-alat likuid yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai rasio maka menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditasnya, dan sebaliknya.

b. Banking Ratio :

Deposit Total

Loan Total

Total loan adalah jumlah kredit yang diberikan bersih. Rasio tersebut untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi nilai rasio maka menunjukkan semakin tinggi tingkat likuiditasnya, dan sebaliknya.

3. Rasio Solvabilitas (Capital Ratios)

a. Debt Ratio :

Assets Total

Debts Total

Kegunaannya untuk memperlihatkan proporsi antara kewajiban dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil presentasenya, cenderunga semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun pemegang saham.


(49)

33

b. Debts to Equity Ratio :

Equity Total

Debts Total

Kegunaannya untuk menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan bank dan menunjukkan kemampuan modal sendiri bank tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

4. Rata-rata Perubahan Rasio Rentabilitas (Earning Ratios), Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios), dan Rasio Solvabilitas (Capital Ratios).

Rata-rata rasio dicari dengan menjumlahkan masing-masing elemen rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas dibagi dengan jumlah subyek yang diteliti.

a. Rata-rata Perubahan Rasio Rentabilitas (Earning Ratios): 1. Rata-rata Gross Profit Margin :

n Tahun Per Margin Profit Gross ∑

2. Rata-rata Net Profit Margin:

n Tahun Per Margin Profit Net ∑

b. Rata-rata Perubahan Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios): 1. Rata-rata Quick Ratio :

n Tahun Per Ratio Quick ∑

2. Rata-rata Banking Ratio :

n Tahun Per Ratio Banking ∑


(50)

c. Rata-rata Perubahan Rasio Solvabilitas (Capital Ratios): 1. Rata-rata Debt Ratio :

n

Tahun Per Ratio Debt

2. Rata-rata Debt to Equity Ratio :

n

Tahun Per Ratio Equity to

Debts

Keterangan :

n adalah jumlah tahun yang diteliti.

Pada pengujian terhadap hipotesis digunakan uji beda untuk membedakan rasio keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta. Analisis data dilakukan melalui proses sebagai berikut :

a. Pertama-tama dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal. Normalitas distribusi data ini akan menentukan jenis analisis yang beda yang akan digunakan selanjutnya. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov Test. Tingkat signifikansi yang diperlukan dalam penelitian ini ditetapkan 5% hal ini berarti bila P value > 5% maka data distribusi normal dan sebaliknya bila P value < 5% maka data distribusi tidak normal.

b. Pengujian selanjutnya adalah uji beda. Bila data ditribusi normal, maka digunakan alat uji beda parametrik berupa T-test yaitu uji statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif


(51)

rata-35

rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau rasio (Sugiyono dan Eri Wibowo). Uji statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel untuk mengetahui siqnifikansi dari pengaruh variabel independent secara individu terhadap variabel variabel dependent dengan menganggap variabel lainnya konstan. Selanjutnya bila data distribusi tidak normal alat uji beda non parametrik berupa Rank Wilcoxon. Alat uji beda ini dilakukan untuk menandai apakah semua variabel independent yang ditentukan berbeda secara siqnifikansi antara bank pemerintah dan bank swasta. Dalam penelitian ini ditetapkan dalam penggunaan tingkat siqnifikansi sebesar 5% yang akan mempunyai konsekuensi bahwa jika P value < 5%, maka hipotesis dapat diterima, yang berarti ada perbedaan yang siqnifikan dan sebaliknya jika P value > 5%, maka hipotesis ditolak, yang berarti tidak ada perbedaan yang siqnifikan.


(52)

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan pengambilan sampel penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya, diperoleh 25 bank sebagai sampel penelitian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, terdiri dari 3 bank pemerintah dan 22 bank swasta. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2003 – 2005 yang diperoleh dari (www.jsx.com).

Laporan keuangan yang digunakan merupakan hasil akhir proses akuntansi dalam periode tahun yang bersangkutan dan mencerminkan kegiatan usaha pada periode tersebut. Laporan keuangan perusahaan perbankan merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja yang di dalamnya mencakup informasi aktiva, kewajiban, biaya operasi dan laba perusahaan. Dalam hal ini pihak manajer bank, investor dan kreditor berkepentingan untuk mengetahui hasil analisa laporan keuangan yang didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya adalah sebagai dasar pengambilan keputusan serta sebagai alat evaluasi kinerja bank. Kinerja keuangan perusahaan perbankan dilakukan dengan menghitung rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas

Alat-alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah: rasio rentabilitas (GPM dan NPM), rasio likuiditas (quick ratio dan banking ratio), dan rasio solvabilitas (debt ratio dan debt to equity ratio).


(53)

37

1. Rasio Rentabilitas (Earning Ratios) a. Gross Profit Margin (GPM)

Gross profit margin merupakan perbandingan antara pendapatan

operasi dengan biaya operasi yang dikeluarkan. Ratio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Ratio ini dirumuskan:

GPM =

operasi biaya

operasi biaya

-operasi Pendapatan

Hasil perhitungan GPM tahun 2003-2005 dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini :

Tabel IV.1

Hasil Perhitungan Gross Profit Margin Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 (x)

Status Bank 2003 2004 2005 Rata-rata Bank pemerintah 0,32 0,39 0,36 0,36

Bank swasta 0,26 0,27 0,23 0,25

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kemampuan bank pemerintah untuk menghasilkan laba pada tahun 2003 adalah sebesar 0,32 kali. Artinya setiap 1 rupiah pendapatan dapat menghasilkan laba sebesar 0,32 rupiah. Pada tahun 2004 rasio GPM meningkat menjadi 0,39 kali dan kemudian sedikit berkurang pada tahun 2005 menjadi sebesar 0,36. Rata-rata GPM bank pemerintah selama tahun 2003-2005 sebesar 0,36 kali, artinya setiap 1 rupiah pendapatan dapat menghasilkan laba kotor sebesar 0,36 rupiah.

Selanjutnya kemampuan bank swasta untuk menghasilkan laba pada tahun 2003 adalah sebesar 0,26 kali. Artinya setiap 1 rupiah


(54)

pendapatan dapat menghasilkan laba sebesar 0,26 rupiah. Pada tahun 2004 rasio GPM meningkat menjadi 0,27 kali dan kemudian sedikit berkurang pada tahun 2005 sebesar 0,23. Rata-rata GPM bank swasta selama tahun 2003-2005 sebesar 0,25 kali, artinya setiap 1 rupiah pendapatan dapat menghasilkan laba kotor sebesar 0,25 rupiah. Nilai GPM bank swasta lebih rendah dari GPM bank pemerintah, hal ini menunjukkan bahwa bank pemerintah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghasilkan laba dibandingkan bank swasta.

b. Net Profit Margin (NPM)

Net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih

dengan pendapatan operasi Ratio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih. Ratio ini dirumuskan:

NPM =

operasi pendapatan

bersih Laba

Hasil perhitungan NPM tahun 2003-2005 dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini :

Tabel IV.2

Hasil Perhitungan Net Profit Margin

Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 (x)

Status Bank 2003 2004 2005 Rata-rata Bank pemerintah 0,18 0,17 0,17 0,17

Bank swasta 0,11 0,10 0,06 0,09

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kemampuan bank pemerintah untuk menghasilkan laba bersih pada tahun 2003 adalah sebesar 0,18 kali. Artinya setiap 1 rupiah pendapatan dapat menghasilkan laba bersih sebesar


(55)

39

0,18 rupiah. Pada tahun 2004 rasio NPM berkurang menjadi 0,17 kali dan tetap stabil tahun 2005 pada angka 0,17. Rata-rata NPM bank pemerintah selama tahun 2003-2005 sebesar 0,17 kali, artinya setiap 1 rupiah pendapatan dapat menghasilkan laba bersih sebesar 0,17 rupiah.

Selanjutnya kemampuan bank swasta untuk menghasilkan laba bersih pada tahun 2003 adalah sebesar 0,11 kali. Artinya setiap 1 rupiah pendapatan dapat menghasilkan laba bersih sebesar 0,11 rupiah. Pada tahun 2004 rasio NPM sedikit berkurang menjadi 0,10 kali dan berkurang kembali pada tahun 2005 menjadi sebesar 0,06. Rata-rata NPM bank swasta selama tahun 2003-2005 sebesar 0,09 kali, artinya setiap 1 rupiah pendapatan dapat menghasilkan laba bersih sebesar 0,09 rupiah. Nilai NPM bank swasta lebih rendah dari NPM bank pemerintah, hal ini menunjukkan bahwa bank pemerintah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghasilkan laba bersih dibandingkan bank swasta.

2. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) a. Quick Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara aktiva dan total simpanan nasabah. Perhitungan ratio ini akan menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kembali seluruh simpanan nasabah dengan alat-alat likuid yang dimiliki. Adapun rumus quick ratio adalah sebagai berikut:

Quick Ratio =

Deposit Total

Lancar Aktiva


(56)

Hasil perhitungan quick ratio tahun 2003-2005 dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini :

Tabel IV.3

Hasil Perhitungan Quick Ratio

Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 (%)

Status Bank 2003 2004 2005 Rata-rata Bank pemerintah 15,52 15,56 16,36 15,82

Bank swasta 9,79 9,56 9,60 9,65

Sumber: Data diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kemampuan bank pemerintah untuk membayar kembali simpanan nasabah dengan aktiva lancar pada tahun 2003 sebesar 15,52%. Artinya setiap 1 rupiah simpanan nasabah dijamin dengan kas+efek+piutang (aktiva lancar) sebesar Rp. 0,155. Pada tahun 2004 quick ratio meningkat menjadi 15,56% dan kemudian meningkat kembali pada tahun 2005 menjadi sebesar 16,36%. Rata-rata quick ratio bank pemerintah selama tahun 2003-2005 sebesar 15,82%, artinya setiap 1 rupiah simpanan nasabah dijamin dengan aktiva lancar sebesar 0,158 rupiah.

Selanjutnya bahwa kemampuan bank swasta untuk membayar kembali simpanan nasabah dengan aktiva lancar pada tahun 2003 sebesar 9,79%. Artinya setiap 1 rupiah simpanan nasabah dijamin dengan kas+efek+piutang (aktiva lancar) sebesar Rp. 0,098. Pada tahun 2004

quick ratio berkurang menjadi 9,56% dan kemudian sedikit meningkat

pada tahun 2005 menjadi sebesar 9,60%. Rata-rata quick ratio bank swasta selama tahun 2003-2005 sebesar 9,65%, artinya setiap 1 rupiah simpanan


(57)

41

nasabah dijamin dengan aktiva lancar sebesar 0,097 rupiah.. Nilai quick

ratio bank swasta lebih rendah dari quick ratio bank pemerintah, hal ini

menunjukkan bahwa bank pemerintah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menjamin simpanan nasabah dibandingkan bank swasta. b. Banking Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara nilai surat berharga yang dimiliki dengan total simpanan nasabah. Perhitungan ratio ini akan menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kembali seluruh simpanan nasabah dengan melikuidasi surat-surat berharga yang dimiliki. Adapun rumus banking ratio adalah sebagai berikut:

Banking Ratio =

Deposit Total

Loan Total

x 100%

Hasil perhitungan banking ratio tahun 2003-2005 dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini :

Tabel IV.4

Hasil Perhitungan Banking Ratio

Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 (%)

Status Bank 2003 2004 2005 Rata-rata Bank pemerintah 8,61 7,94 9,44 8,66

Bank swasta 4,82 4,77 4,01 4,53

Sumber: Data diolah

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa kemampuan bank pemerintah untuk membayar kembali simpanan nasabah dengan menjual surat-surat berharga pada tahun 2003 sebesar 8,61%. Artinya setiap 1 rupiah simpanan nasabah dijamin dengan surat berharga sebesar Rp. 0,086. Pada tahun 2004


(58)

pada tahun 2005 menjadi sebesar 9,44%. Rata-rata banking ratio bank pemerintah selama tahun 2003-2005 sebesar 8,66%, artinya setiap 1 rupiah simpanan nasabah dijamin dengan aktiva lancar sebesar 0,087 rupiah.

Selanjutnya bahwa kemampuan bank swasta untuk membayar kembali simpanan nasabah dengan surat berharga pada tahun 2003 sebesar 4,82%. Artinya setiap 1 rupiah simpanan nasabah dijamin dengan surat berharga sebesar Rp. 0,048. Pada tahun 2004 banking ratio berkurang menjadi 4,77% dan kemudian kembali berkurang pada tahun 2005 menjadi sebesar 4,01%. Rata-rata banking ratio pada bank swasta selama tahun 2003-2005 sebesar 4,53%, artinya setiap 1 rupiah simpanan nasabah dijamin dengan surat berharga sebesar 0,045 rupiah.. Nilai banking ratio pada bank swasta lebih rendah dari banking ratio bank pemerintah, hal ini menunjukkan bahwa bank pemerintah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menjamin simpanan nasabah dibandingkan bank swasta.

3. Rasio Solvabilitas (Capital Ratios) a. Debt Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara utang (kewajiban) dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. Ratio ini menunjukkan besarnya risiko yang dimiliki pemegang saham dan kreditor. Ratio ini dirumuskan:

Debt Ratio =

Assets Total

Debts Total

Hasil perhitungan debt ratio tahun 2003-2005 dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini:


(59)

43

Tabel IV.5

Hasil Perhitungan Debt Ratio

Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 (%)

Status Bank 2003 2004 2005 Rata-rata Bank pemerintah 45,83 53,67 61,21 53,57

Bank swasta 75,17 78,08 77,03 76,76 Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bank pemerintah membayar seluruh kewajiban pada tahun 2003 adalah sebesar 45,83%. Artinya setiap Rp. 0,46 dari setiap rupiah kekayaan (total aktiva) digunakan untuk jaminan utang. Pada tahun 2004 rasio debt ratio meningkat menjadi 53,67% dan kemudian kembali meningkat pada tahun 2005 menjadi sebesar 61,21%. Rata-rata debt ratio bank pemerintah selama tahun 2003-2005 sebesar 53,57%, artinya setiap Rp. 0,54 dari setiap rupiah kekayaan digunakan untuk jaminan utang.

Selanjutnya bank swasta membayar seluruh kewajiban pada tahun 2003 adalah sebesar 75,17%. Artinya setiap Rp. 0,75 dari setiap rupiah kekayaan (total aktiva) digunakan untuk jaminan utang. Pada tahun 2004 rasio debt ratio meningkat menjadi 78,08% dan kemudian sedikit berkurang pada tahun 2005 menjadi sebesar 77,03%. Rata-rata debt ratio bank swasta selama tahun 2003-2005 sebesar 76,76%, artinya setiap Rp.0,77 dari setiap rupiah kekayaan digunakan untuk jaminan utang. Nilai

debt ratio bank swasta lebih tinggi dari debt ratio bank pemerintah, hal ini

menunjukkan bahwa bank pemerintah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam membayar utang. Atau dengan kata lain risiko pemegang


(60)

saham dan kreditor bank swasta untuk dilikuidasi lebih tinggi dari bank pemerintah.

b. Debt to Equity Ratio

Rasio ini merupakan perbandingan antara utang (kewajiban) dengan seluruh ekuitas yang dimiliki. Ratio ini menunjukkan besarnya kemampuan modal sendiri untuk membayar seluruh utang. Ratio ini dirumuskan:

Debt Ratio =

Equity Total

Debts Total

Hasil perhitungan debt to equity ratio tahun 2003-2005 dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini :

Tabel IV.6

Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio

Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 (%)

Status Bank 2003 2004 2005 Rata-rata Bank pemerintah 912,69 1019,11 987,78 973,19

Bank swasta 595,97 524,70 508,39 543,02 Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa kemampuan bank pemerintah untuk membayar seluruh kewajiban dengan modal sendiri pada tahun 2003 adalah sebesar 912,69%. Artinya setiap Rp. 9,13 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk jaminan utang. Pada tahun 2004 rasio debt to

equity ratio meningkat menjadi 1019,11% dan kemudian berkurang pada

tahun 2005 menjadi sebesar 987,78%. Rata-rata debt to equity ratio bank pemerintah selama tahun 2003-2005 sebesar 973,19%, artinya setiap Rp. 9,73 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk jaminan utang.


(61)

45

Selanjutnya kemampuan bank swasta untuk membayar seluruh kewajiban dengan modal sendiri pada tahun 2003 adalah sebesar 595,97%. Artinya setiap Rp. 5,96 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk jaminan utang. Pada tahun 2004 rasio debt to equity ratio berkurang menjadi 524,70% dan kemudian berkurang pada tahun 2005 menjadi sebesar 508,39%. Rata-rata debt to equity ratio bank swasta selama tahun 2003-2005 sebesar 543,02%, artinya setiap Rp. 5,43 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk jaminan utang. Nilai debt to equity ratio bank swasta lebih rendah dari debt to equity ratio bank pemerintah, hal ini menunjukkan bahwa bank pemerintah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam membayar seluruh kewajiban dengan modal sendiri.

B. Analisis Data 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah sebaran data dari masing-masing variabel memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Untuk menerima atau menolak hipotesis dengan cara

membandingkan p-value dengan taraf signifikansi (α) pada 0,05. Jika

p-value > 0,05, maka data berdistribusi normal. Adapun hasil perhitungan uji

normalitas dapat dilihat sebagai berikut (Lampiran 7):

Tabel IV.7


(62)

Variabel

Kolmogorov-Smirnov p-Value Sig. Keterangan

GPM 0,721 0,676 p>0,05 Normal

NPM 0,630 0,822 p>0,05 Normal

Quick Ratio 0,797 0,549 p>0,05 Normal

Banking Ratio 0,768 0,597 p>0,05 Normal

Debt Ratio 0,627 0,627 p>0,05 Normal

Debt Equity 0,585 0,884 p>0,05 Normal Sumber: Data diolah

Dari hasil perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui bahwa harga p-value untuk semua variabel ternyata memiliki sebaran data normal, karena nilai signifikansi lebih besar dari α (p>0,05), maka analisis data menggunakan statistik parametrik yaitu test (independent sample

t-test).

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan independen sample t-test, yaitu uji uji beda mean untuk dua sampel independen. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut (Lampiran 8, 9, 10):

Tabel IV.8

Hasil Uji Independen Sample t-test

Variabel thitung ttabel p-value Keterangan

GPM 2,182 2,069 0,041 Berbeda

NPM 3,029 2,069 0,006 Berbeda

Quick Ratio 3,890 2,069 0,001 Berbeda

Banking Ratio 4,003 2,069 0,001 Berbeda

Debt Ratio -3,038 2,069 0,006 Berbeda

Debt Equity 2,580 2,069 0,017 Berbeda Sumber: Data diolah

ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan db=23

Berdasarkan hasil uji di atas, maka hasil pengujian hipotesis dapat


(63)

47

1. Hasil uji t variabel GPM memperoleh nilai thitung > ttabel (2,182 > 2,069)

pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka terdapat perbedaan rasio

Gross Profit Margin (GPM) antara bank pemerintah dan bank swasta.

Hal ini menunjukkan bahwa rasio kemampuan bank dalam menghasilkan laba kotor pada bank pemerintah lebih tinggi daripada

bank swasta.

2. Hasil uji t variabel NPM memperoleh nilai thitung > ttabel (3,029 > 2,069)

pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka terdapat perbedaan rasio Net

Profit Margin (NPM) antara bank pemerintah dan bank swasta. Hal ini

menunjukkan bahwa rasio kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta.

3. Hasil uji t variabel quick ratio memperoleh nilai thitung > ttabel (3,890 > 2,069) pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka terdapat perbedaan

quick ratio antara bank pemerintah dan bank swasta. Hal ini

menunjukkan bahwa rasio kemampuan bank untuk membayar kembali simpanan para deposannya dengan alat likuid yang dimiliki pada bank

pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta.

4. Hasil uji t variabel banking ratio memperoleh nilai thitung > ttabel (4,003

> 2,069) pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka terdapat perbedaan

banking ratio antara bank pemerintah dan bank swasta. Hal ini


(64)

simpanan para deposannya dengan melikuidasi surat-surat berharga

yang dimiliki pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta. 5. Hasil uji t variabel debt ratio memperoleh nilai thitung > ttabel (-3,038 >

2,069) pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka terdapat perbedaan

debt ratio antara bank pemerintah dan bank swasta. Hal ini

menunjukkan bahwa risiko keuangan yang ditanggung para kreditor dan pemegang saham pada bank pemerintah lebih rendah daripada

bank swasta.

6. Hasil uji t variabel debt to equity ratio memperoleh nilai thitung > ttabel

(2,580 > 2,069) pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka terdapat perbedaan debt to equity ratio antara bank pemerintah dan bank

swasta. Hal ini menunjukkan bahwa rasio kemampuan bank untuk memenuhi seluruh kewajiban dengan modal sendiri yang dimiliki pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta.

Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan terhadap 6 rasio keuangan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta dan Ha dapat diterima. Ditinjau dari rasio rentabilitas GPM, kemampuan bank pemerintah (0,360) untuk menghasilkan laba kotor lebih tinggi daripada bank swasta (0,254). Rasio NPM yaitu kemampuan untuk menghasilkan laba bersih pada bank pemerintah (0,173) untuk lebih tinggi daripada bank swasta (0,088).

Selanjutnya ditinjau dari rasio likuiditas quick ratio, kemampuan bank pemerintah (15,817) untuk membayar kembali seluruh simpanan


(65)

49

deposannya lebih tinggi daripada bank swasta (9,647). Kemudian banking

ratio yaitu kemampuan untuk membayar kembali seluruh simpanan

deposannya pada bank pemerintah (8,660) lebih tinggi daripada bank swasta (4,530).

Kemudian ditinjau dari rasio solvabilitas debt ratio, risiko kreditor dan pemegang saham pada bank pemerintah (53,570) lebih rendah daripada bank swasta (76,763). Rasio debt to equity ratio yaitu kemampuan untuk membayar seluruh kewajiban pada bank pemerintah (973,190) lebih tinggi daripada bank swasta (543,022).


(66)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil uji t pada rasio rentabilitas yaitu GPM (2,182) dan NPM (3,029) diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk menghasilkan laba pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta.

2. Hasil uji t pada rasio likuiditas yaitu quick ratio (3,890), banking ratio (4,003) diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk membayar kembali seluruh simpanan deposan pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta.

3. Hasil uji t pada rasio solvabilitas yaitu debt ratio (-3,038), dan debt to

equity ratio (2,580) diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka

terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk memenuhi seluruh kewajiban pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta.


(67)

51

B. Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain adalah:

1. Bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya terbatas 25 bank saja, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan.

2. Periode penelitian yang cukup pendek yaitu dua tahun (2003-2005), sehingga hasil penelitian kurang mencerminkan fenomena yang sesungguhnya.

3. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini hanya 6 saja, masih terdapat beberapa rasio lain yang belum dianalisis, sehingga diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat memperbanyak rasio keuangan yang digunakan.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Perlu diupayakan peningkatan kinerja pada bank-bank swasta agar lebih meningkatkan kinerjanya melalui peningkatan tabungan masyarakat.

2. Pemilihan sampel penelitian sebaiknya dilakukan terhadap seluruh perusahaan perbankan, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan. 3. Penelitian selanjutnya hendaknya mencoba meneliti seluruh rasio

keuangan sehingga hasil penelitian dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.


(68)

4. Periode pengamatan penelitian selanjutnya hendaknya lebih diperpanjang, sehingga hasil penelitian dapat mencerminkan fenomena yang sesungguhnya.


(69)

Daftar Pustaka

Ahmad Sakhowi, 2005, Analisis Kinerja Lembaga Keuangan Bank yang Terdaftar di Bursa

Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.8, No.1, Juni 2004.

Agnes Sawir, 2001, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anita Febriani dan Rahadian Zulfadin, 2003, Analisis Kinerja Bank Devisa dan Bank Non

Devisa Di Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.

Anita Widyastuti Ikawati, 2006, Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Menilai Kondisi

Kesehatan Perusahaan Perbankan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Harnanto, 1994, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: AMP YKPN.

Jogiyanto, 2004, Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, BPEE, Yogyakarta.

Jopie Jusuf, 2004, Panduan Dasar Untuk Accounting Office, UPP AMP, Yogyakarta. Kasmir, 2001, Bank dan Laopran Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Lyn M Fraser dan Aiken Ormiston, 2004, Memahami Laporan Keuangan, PT. Indeks, Jakarta.

Mabruroh, 2004, Manfaat dan Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Analisis Kinerja Keuangan

Perbankan, Benefit, Vol. 8, No. 1, Juni 2004.

Mudjarad Kuncoro, 2003, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta. Mudjarat Kuncoro dan Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan, BPEE, Yogyakarta. Mulyadi, 1992, Pemeriksaan Akuntansi, STIE YKPN, Yogyakarta.

PSAK No. 1 Tahun 2002 tentang Penyajian Laporan Keuangan.

Soediyono Rekso Prayitno, 1992, Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Bank Umum

Penerapannya di Indonesia, BPEE, Yogyakarta.

Sugiyono, 2002, Statistika Penelitian, Alfa Beta, Bandung.

Undang-Undang RI No.10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.


(70)

Teguh Pudjo Muljono, 1999, Aplikasi Management Audit Dalam Industri Perbankan, BPEE, Yogyakarta.

Wijaya, P. Helen, 1998, Kinerja Bank Umum Swasta Indonesia Sebelum Krisis Perbankan, Jurnal Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara, Tahun III, No. 02.


(71)

Lampiran 1

Rasio Rentabilitas Perusahaan Perbankan Tahun 2003-2005

GPM (x) NPM (x)

No. Nama Bank 2003 2004 2005 2003 2004 2005 Bank

Pemerintah

1 Bank Negara Indonesia 0.49 0.47 0.46 0.15 0.16 0.13

2 Bank Mandiri 0.27 0.41 0.28 0.14 0.18 0.18

3 Bank Rakyat Indonesia 0.21 0.30 0.35 0.24 0.17 0.20

Rata-rata 0.32 0.39 0.36 0.18 0.17 0.17

Bank Swasta

1 Bank Artha Niaga Kencana 0.42 0.35 0.18 0.16 0.16 0.08

2 Bank BTPN 0.37 0.37 0.32 0.12 0.10 0.08

3 Bank Buana Indonesia 0.47 0.43 0.23 0.07 0.10 0.10

4 Bank Bumi Putera 0.15 0.23 0.30 0.02 0.04 0.12

5 Bank Central Asia 0.38 0.57 0.20 0.04 0.04 0.04

6 Bank CIC International 0.48 0.35 0.46 0.06 0.05 0.02

7 Bank Danamon 0.29 0.32 0.09 0.16 0.12 0.09

8 Bank Danpac 0.19 0.22 0.18 0.03 0.03 0.02

9

Bank Eksekutif

Internasional 0.23 0.29 0.20 0.15 0.15 0.04

10 Bank Global Internasional 0.31 0.32 0.31 0.18 0.04 0.06

11 Bank Intenational Indonesia 0.15 0.15 0.20 0.11 0.03 0.01

12 Bank Jasa Arta 0.26 0.27 0.33 0.05 0.02 0.07

13 Bank Kesawan 0.28 0.17 0.13 0.06 0.05 0.03

14 Bank Mayapada 0.18 0.23 0.19 0.05 0.05 0.03

15 Bank Mega 0.17 0.18 0.21 0.07 0.08 0.05

16 Bank Niaga 0.15 0.14 0.20 0.12 0.06 0.05

17

Bank Nusantara

Parahyangan 0.13 0.18 0.33 0.09 0.12 0.25

18 Bank Permata 0.32 0.22 0.13 0.10 0.16 0.12

19 Bank Prima Master 0.15 0.18 0.22 0.17 0.13 0.02

20 Bank Swadesi 0.29 0.23 0.31 0.09 0.05 0.03

21 Bank Victoria Internasional 0.19 0.22 0.11 0.02 0.28 0.03

22 Bank Yudha Bhakti 0.24 0.31 0.20 0.39 0.25 0.04

Rata-rata 0.26 0.27 0.23 0.11 0.10 0.06


(72)

No. Nama Bank 2003 2004 2005 2003 2004 2005 2003 2004 2005 2003 2004 2005 2003 2004 2005

Bank

Pemerintah 1 Bank Negara Indonesia 14,143,980 15,467,512

15,885,811

5,252,882 6,260,195

8,272,389 93,279,081 101,273,059 104,303,767 15.16 15.27 15.23 5.63 6.18 7.93

2 Bank Mandiri 2,348,763 2,256,736 3,266,878

1,731,618 1,814,014

2,122,247 15,067,768 17,184,990 20,215,653 15.59 13.13 16.16 11.49 10.56 10.50

3 Bank Rakyat Indonesia 4,298,836 6,250,455 6,219,761

2,364,297 2,417,560

3,473,605 27,177,683 34,185,933 35,150,725 15.82 18.28 17.69 8.70 7.07 9.88

Rata-rata 15.52 15.56 16.36 8.61 7.94 9.44

Bank Swasta 1 Bank Artha Niaga Kencana 282,488 277,122

230,214

139,469 193,166

198,516 2,436,050 4,458,830 4,584,912 11.60 6.22 5.02 5.73 4.33 4.33

2 Bank BTPN 906,307 988,811 1,029,194

406,266 407,644

477,490 7,266,186 7,153,358 8,251,641 12.47 13.82 12.47 5.59 5.70 5.79

3 Bank Buana Indonesia 430,088 577,464 599,411

197,468 289,196

291,857 3,129,542 5,148,150 5,216,729 13.74 11.22 11.49 6.31 5.62 5.59

4 Bank Bumi Putera 228,626 234,848 286,744

118,541 118,322

129,369 2,268,442 2,298,556 2,421,262 10.08 10.22 11.84 5.23 5.15 5.34

5 Bank Central Asia 11,342,163 12,304,749 12,312,039

4,139,585 4,225,427

4,576,557 88,059,879 96,300,166 98,432,263 12.88 12.78 12.51 4.70 4.39 4.65

6 Bank CIC International 111,247 135,197 147,321

16,633 7,981

15,300 9,159,362 9,161,796 9,256,902 1.21 1.48 1.59 0.18 0.09 0.17

7 Bank Danamon 1,696,908 1,672,575 2,534,368

1,016,239 1,067,241

1,020,855 18,195,347 18,246,288 22,230,588 9.33 9.17 11.40 5.59 5.85 4.59

8 Bank Danpac 280,800 388,983 542,656

125,009 201,135

115,988 2,168,211 3,795,365 7,172,953 12.95 10.25 7.57 5.77 5.30 1.62

9 Bank Eksekutif Internasional 194,010 177,511 141,510

75,719 74,586

33,014 1,744,671 1,476,937 1,429,753 11.12 12.02 9.90 4.34 5.05 2.31

10 Bank Global Internasional 159,002 230,839 301,986

96,591 104,713

163,848 2,229,212 2,294,059 2,427,588 7.13 10.06 12.44 4.33 4.56 6.75

11 Bank Intenational Indonesia 1,494,139 1,498,795 1,627,779

715,263 983,976

948,943 12,279,279 12,445,091 18,441,141 12.17 12.04 8.83 5.82 7.91 5.15

12 Bank Jasa Arta 555,647 773,292 919,860

163,772 192,338

199,636 5,917,518 8,292,124 9,222,503 9.39 9.33 9.97 2.77 2.32 2.16

13 Bank Kesawan 265,400 271,007 598,629

208,973 126,181

180,001 3,396,446 3,446,889 5,722,319 7.81 7.86 10.46 6.15 3.66 3.15

14 Bank Mayapada 1,076,978 1,198,624 1,707,021

474,632 426,389


(1)

Data Hasil Penelitian

No. Nama Bank Status Rentabilitas Likuiditas Solvabilitas GPM NPM QR BR DR DER 1 Bank Negara Indonesia 1 0.47 0.15 15.22 6.58 60.05 1017.42 2 Bank Mandiri 1 0.32 0.17 14.96 10.85 54.83 1064.38 3 Bank Rakyat Indonesia 1 0.29 0.20 17.27 8.55 45.83 837.77 4 Bank Artha Niaga Kencana 2 0.32 0.13 7.61 4.80 80.67 144.09 5 Bank BTPN 2 0.35 0.10 12.92 5.69 82.51 415.69 6 Bank Buana Indonesia 2 0.38 0.09 12.15 5.84 89.84 564.75 7 Bank Bumi Putera 2 0.23 0.06 10.71 5.24 89.98 263.01 8 Bank Central Asia 2 0.38 0.04 12.72 4.58 86.22 815.97 9 Bank CIC International 2 0.43 0.04 1.43 0.14 78.52 859.22 10 Bank Danamon 2 0.23 0.12 9.96 5.34 55.85 1058.45 11 Bank Danpac 2 0.20 0.03 10.25 4.23 90.42 265.27 12 Bank Eksekutif Internasional 2 0.24 0.11 11.01 3.90 71.40 384.14 13 Bank Global Internasional 2 0.31 0.09 9.88 5.22 83.98 533.48 14 Bank Intenational Indonesia 2 0.17 0.05 11.01 6.29 47.81 1080.83 15 Bank Jasa Arta 2 0.29 0.05 9.56 2.42 88.20 674.30 16 Bank Kesawan 2 0.19 0.05 8.71 4.32 69.38 367.51 17 Bank Mayapada 2 0.20 0.04 7.41 2.61 77.82 608.58 18 Bank Mega 2 0.19 0.07 10.98 6.10 58.69 798.35 19 Bank Niaga 2 0.16 0.08 9.62 5.39 60.04 778.09 20 Bank Nusantara Parahyangan 2 0.21 0.15 8.89 4.26 69.87 426.50 21 Bank Permata 2 0.22 0.13 10.77 5.22 95.64 767.42 22 Bank Prima Master 2 0.18 0.11 11.91 6.03 84.05 213.42 23 Bank Swadesi 2 0.28 0.06 10.95 6.50 67.40 160.54 24 Bank Victoria Internasional 2 0.17 0.11 4.19 1.43 84.96 506.90 25 Bank Yudha Bhakti 2 0.25 0.23 9.60 4.12 75.54 259.97

Keterangan: 1 = Bank pemerintah


(2)

Statistik Deskriptif

Oneway

Descriptives

3 ,360 ,096 ,056 ,290 ,47

22 ,254 ,078 ,017 ,160 ,43

25 ,266 ,086 ,017 ,160 ,47

3 ,173 ,025 ,015 ,150 ,20

22 ,088 ,047 ,010 ,030 ,23

25 ,098 ,053 ,011 ,030 ,23

3 15,817 1,265 ,731 14,960 17,27

22 9,647 2,669 ,569 1,430 12,92

25 10,388 3,248 ,650 1,430 17,27 3 8,660 2,137 1,234 6,580 10,85

22 4,530 1,625 ,347 ,140 6,50

25 5,026 2,137 ,427 ,140 10,85

3 53,570 7,193 4,153 45,830 60,05 22 76,763 12,790 2,727 47,810 95,64 25 73,980 14,375 2,875 45,830 95,64 3 973,190 119,605 69,054 837,770 1064,38 22 543,022 281,084 59,927 144,090 1080,83 25 594,642 301,130 60,226 144,090 1080,83 Bank Pemerintah

Bank Swasta Total

Bank Pemerintah Bank Swasta Total

Bank Pemerintah Bank Swasta Total

Bank Pemerintah Bank Swasta Total

Bank Pemerintah Bank Swasta Total

Bank Pemerintah Bank Swasta Total

GPM

NPM

Quick Ratio

Banking Ratio

Debt Ratio

Debt Equity Ratio


(3)

Uji Normalitas

NPar Tests

Descriptive Statistics

25 ,266 ,086 ,160 ,470

25 ,098 ,053 ,030 ,230

25 10,388 3,248 1,430 17,270

25 5,026 2,137 ,140 10,850

25 73,980 14,375 45,830 95,640 25 594,642 301,130 144,090 1080,830 GPM

NPM Quick Ratio Banking Ratio Debt Ratio Debt Equity Ratio

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

25 25 25 25 25 25

,266 ,098 10,388 5,026 73,980 594,642 ,086 ,053 3,248 2,137 14,375 301,130

,144 ,126 ,159 ,154 ,125 ,117

,144 ,126 ,144 ,154 ,114 ,112

-,108 -,098 -,159 -,139 -,125 -,117

,721 ,630 ,797 ,768 ,627 ,585

,676 ,822 ,549 ,597 ,827 ,884

N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

GPM NPM Quick Ratio Banking Ratio Debt Ratio

Debt Equity Ratio

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(4)

Uji Beda Rasio Rentabilitas

T-Test

Group Statistics

3 ,360 ,096 ,056

22 ,254 ,078 ,017

3 ,173 ,025 ,015

22 ,088 ,047 ,010

Status Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Pemerintah Bank Swasta GPM

NPM

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

,118 ,734 2,162 23 ,041 ,106 ,049

1,830 2,373 ,188 ,106 ,058

1,168 ,291 3,029 23 ,006 ,085 ,028

4,819 4,282 ,007 ,085 ,018 Equal variances

assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed GPM

NPM

F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference t-test for Equality of Means


(5)

Uji Beda Rasio Likuiditas

T-Test

Group Statistics

3 15,817 1,265 ,731

22 9,647 2,669 ,569

3 8,660 2,137 1,234

22 4,530 1,625 ,347

Status Bank Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Pemerintah Bank Swasta Quick Ratio

Banking Ratio

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

,534 ,472 3,890 23 ,001 6,169 1,586

6,663 4,987 ,001 6,169 ,926

,143 ,709 4,003 23 ,001 4,130 1,032

3,222 2,327 ,069 4,130 1,282 Equal variances

assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Quick Ratio

Banking Ratio

F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference t-test for Equality of Means


(6)

Uji Beda Rasio Solvabillitas

T-Test

Group Statistics

3 53,570 7,193 4,153

22 76,763 12,790 2,727 3 973,190 119,605 69,054 22 543,022 281,084 59,927 Status Bank

Bank Pemerintah Bank Swasta Bank Pemerintah Bank Swasta Debt Ratio

Debt Equity Ratio

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

1,601 ,218 -3,038 23 ,006 -23,193 7,634

-4,668 4,025 ,009 -23,193 4,968

2,750 ,111 2,580 23 ,017 430,168 166,722

4,705 5,832 ,004 430,168 91,431 Equal variances

assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Debt Ratio

Debt Equity Rati

F Sig. Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference t-test for Equality of Means