Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2 terhadap Setting Time dan Kekuatan Kompresi

pengeringan dengan oven. 4 Menurut Shen C, dkk. 1981, kekuatan kompresi dapat berkurang dengan bertambahnya bahan kimia seperti aselerator dan retarder diakibatkan oleh bahan kimia ini menempati ruang interkristalin sehingga menurunkan kohesi interkristalin dan menghasilkan jalinan interkristalin yang buruk. 24

5.2.3 Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2 terhadap Setting Time dan Kekuatan Kompresi

NaCl20 bertindak sebagai aselerator yang berfungsi untuk mempercepat reaksi pengerasan dengan cara meningkatkan kelarutan hemihidrat menjadi dihidrat, sedangkan penambahan NaCl20 akan bertindak sebagai retarder yang berfungsi memperlambat reaksi pengerasan akibat penumpukan NaCl pada permukaan kristal gips yang akan menghalangi pertumbuhan kristal gips. 1,15,36 Menurut Ratwita DF, penggunaan NaCl20 bertindak sebagai aselerator, namun sebaliknya bila konsentrasinya 20 maka NaCl akan bertindak sebagai retarder yang justru memberikan pengaruh memperlambat reaksi pengerasan. 15 Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada tabel 2 terlihat bahwa kelompok C memiliki rerata setting time terpanjang 10,94±1,21 menit dibandingkan dengan kelompok A 7,17±0,56 menit dan kelompok B 4±0,5 menit. Dari hasil penelitian pada tabel 4 terlihat bahwa ada pengaruh penambahan larutan garam pada gips tipe III terhadap setting time karena diperoleh signifikansi p=0,000 p0,05. Pada tabel 5 hasil uji LSD menunjukkan adanya perlakuan yang bermakna antar kelompok perlakuan: kelompok B dengan p=0,000 p0,05 dan kelompok C dengan p=0,000 p0,05. Adanya perlakuan bermakna disebabkan karena penambahan NaCl20 akan Universitas Sumatera Utara meningkatkan kelarutan hemihidrat menjadi dihidrat sehingga memperpendek setting time gips. 15,36 Pada penelitian ini menunjukkan setting time kelompok C lebih panjang dibandingkan dengan kelompok A dan B, berarti dengan penambahan larutan garam 2 mengandung NaCl maka setting time akan semakin pendek. Menurut Ratwita DF, penggunaan NaCl20 bertindak sebagai aselerator, namun sebaliknya bila konsentrasinya 20 maka NaCl akan bertindak sebagai retarder yang justru memberikan pengaruh memperlambat reaksi pengerasan. 15 NaCl dapat menurunkan setting time gips, hal ini mungkin disebabkan karena NaCl dapat meningkatkan laju pendinginan sehingga reaksi eksotermis yang terjadi menjadi lebih singkat. Rizal MT 2005 menyatakan bahwa NaCl mampu meningkatkan laju pendinginan apabila dilarutkan dalam air. 37 Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada tabel 3 terlihat bahwa kelompok A memiliki nilai rerata kekuatan kompresi terbesar 28,34±2 MPa dibandingkan dengan kelompok B 23,67± 2,1MPa dan kelompok C 25,71±2,22 MPa. Dari hasil penelitian tabel 6 terlihat bahwa ada pengaruh penambahan larutan garam pada gips tipe III terhadap kekuatan kompresi karena diperoleh signifikansi p=0,000 p0,05. Adanya pengaruh penambahan larutan garam pada gips tipe III disebabkan karena setiap penambahan larutan garam baik sebagai aselerator maupun retarder akan menurunkan kekuatan kompresi gips setelah mengeras. 38 Pada tabel 7 hasil uji LSD menunjukkan adanya perlakuan yang bermakna antar kelompok perlakuan: kelompok B NaCl 2 dengan p=0,000 p0,05 dan kelompok C dengan p=0,014 p0,05. Hal ini sesuai Universitas Sumatera Utara dengan penelitian Ratwita DF 2005 yang menyatakan bahwa penambahan NaCl berpengaruh terhadap kekuatan kompresi gips. 26 Menurut Shen C, dkk. 1981, penggunaan aselerator dalam bentuk larutan jauh lebih efisien dalam menurunkan setting time dan meningkatkan kekuatan kompresi dibandingkan dalam bentuk bubuk terutama larutan dalam konsentrasi yang rendah. 24 Jika dilihat dari aspek klinis, setting time model kerja yang lebih pendek diperlukan selain untuk menganalisa apakah preparasi gigi yang dilakukan telah sejajar satu sama lain pada kasus GTC yang memerlukan banyak gigi penyangga, juga agar pasien dapat dengan segera menggunakan GTC sementara untuk mengembalikan estetis atau fungsi pengunyahannya kembali untuk sementara waktu sambil menunggu selesainya pembuatan mahkota gigi permanen pada kasus pembuatan GTC. Kekuatan kompresi model kerja yang lebih besar juga dibutuhkan agar model kerja tidak pecah saat dikeluarkan dari cetakan. Jika dilihat dari aspek laboratoris, setting time model kerja yang lebih pendek diperlukan pada saat pengisian kuvet agar proses pembuatan gigitiruan atau mahkota gigi permanen lebih singkat, sedangkan kekuatan kompresi model kerja yang lebih besar juga dibutuhkan agar model kerja tidak pecah saat dilakukan pengepresan kuvet. 5.2.4 Korelasi antara Setting Time dan Kekuatan Kompresi pada Gips Tipe III yang Ditambahkan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2 Pada tabel 8 memperlihatkan hasil analisis statistik Korelasi Pearson yang menunjukkan bahwa pada α=0,05 diperoleh hasil tidak adanya korelasi antara setting time dengan kekuatan kompresi pada gips tipe III yang ditambah larutan garam dapur Universitas Sumatera Utara Dolphin ® dan NaCl 2 dengan signifikansi p=0,141 p0,05, artinya setting time dan kekuatan kompresi pada gips tipe III yang ditambahkan larutan garam dapur Dolphin ® dan NaCl 2 pada penelitian tidak dapat dilihat korelasinya. Hal ini terjadi karena pada penelitian ini pengujian setting time dan kekuatan kompresi dilakukan pada sampel yang berbeda, yang disebabkan oleh sampel telah rusak saat dilakukan pengujian setting time sehingga tidak dapat diuji lagi kekuatan kompresinya. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah dengan penambahan larutan garam NaCl 2 terjadi penurunan setting time dan kekuatan kompresi namun dengan penambahan larutan garam dapur Dolphin ® terjadi penurunan setting time dan peningkatan kekuatan kompresi sehingga waktu kerja pembuatan model kerja gigitiruan menjadi lebih singkat dan dihasilkan model kerja yang lebih kuat dan tahan terhadap abrasi yang berguna saat dilakukannya pengukiran malam, penanaman model kerja dalam kuvet serta pencocokan kembali gigitiruan pada model kerja dalam proses pembuatan gigitiruan. Penambahan larutan garam yang mengandung NaCl20 ke dalam gips tipe III menurunkan setting time dan kekuatan kompresi. Pada penelitian Ratwita DF 1994 dan 2005 menyatakan bahwa dengan penambahan larutan NaCl 2 selain dapat menurunkan setting time hingga 210 detik, dapat juga menurunkan kekuatan kompresi namun masih dalam nilai yang dapat diterima secara ilmiah. 15,26

5.3 Kelemahan Penelitian

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kekuatan Kompresi Gipsum Tipe III Pabrikan, Gipsum Tipe III Daur Ulang Dengan dan Tanpa Penambahan Larutan Garam Dapur 1,5% Sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

4 50 70

Pengaruh Penambahan NaCl dan Garam Dapur terhadap Perubahan Dimensi Gips Tipe III pada Pembuatan Model Kerja Gigitiruan

1 57 70

Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur Dan Nacl 2%Terhadap Setting Time Dan Kekuatan Kompresi Gips Tipe Iii Sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

10 57 81

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Untuk Pembuatan Gigitiruan - Pengaruh Penambahan NaCl dan Garam Dapur terhadap Perubahan Dimensi Gips Tipe III pada Pembuatan Model Kerja Gigitiruan

0 0 17

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN NaCl DAN GARAM DAPUR TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI GIPS TIPE III PADA PEMBUATAN MODEL KERJA GIGITIRUAN

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2% terhadap Setting Time dan Kekuatan Kompresi Gips Tipe III sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2% terhadap Setting Time dan Kekuatan Kompresi Gips Tipe III sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

0 0 7

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN GARAM DAPUR DAN NaCl 2 TERHADAP SETTING TIME DAN KEKUATAN KOMPRESI GIPS TIPE III SEBAGAI BAHAN MODEL KERJA GIGITIRUAN

0 0 16

BAB 1 PENDAHULUAN - Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur Dan Nacl 2%Terhadap Setting Time Dan Kekuatan Kompresi Gips Tipe Iii Sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

0 0 7

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN GARAM DAPUR DAN NaCl 2 TERHADAP SETTING TIME DAN KEKUATAN KOMPRESI GIPS TIPE III SEBAGAI BAHAN MODEL KERJA GIGITIRUAN

0 2 16