13. Alat uji tekan Torsee’s Electronic Universal Testing Machine, Japan
Gambar 5. Alat uji tekan Torsee’s Electronic Universal
Testing Machine, Japan
3.6 Cara Penelitian
3.6.1 Pembuatan larutan garam A dan B
a. Timbang berat garam A dan B masing-masing sebesar 0,6 gr dengan
menggunakan timbangan digital merek Sartorius sebanyak 18 sampel untuk masing- masing tindakan.
b. Ukur volume air sebanyak 30 mL dengan suhu ± 25
o
C untuk mengencerkan garam sebanyak 18 sampel dengan menggunakan gelas ukur Pyrex
®
, USA.
c. Larutkan masing-masing garam A dan B ke dalam air sebanyak 30 mL dengan suhu ± 25
o
C.
d. Timbang berat gips tipe III sebesar 100 gr sebanyak 54 sampel dengan menggunakan timbangan digital merek Sartorius.
3.6.2 Pembuatan Sampel
Universitas Sumatera Utara
3.6.2.1 Pembuatan Sampel Kelompok A dan B Untuk Mengukur Setting Time
a. Masukkan larutan garam A yang telah diukur ke dalam mixer merek Mixyvac, lalu tambahkan bubuk gips tipe III yang telah ditimbang ke mixer merek Mixyvac secara
perlahan-lahan dan aduk selama 30 detik waktu diukur dengan menggunakan
stopwatch hingga homogen.
b. Tuang adonan ke dalam cetakan silinder stainless steel dengan ukuran diameter 25 mm x tinggi 25 mm yang beralaskan plat kaca dengan bantuan spatula.
c. Prosedur pembuatan sampel untuk kelompok B sama dengan prosedur pembuatan sampel untuk kelompok A dengan larutan garam B.
3.6.2.2 Pembuatan Sampel Kelompok A dan B Untuk Mengukur Kekuatan Kompresi
a. Masukkan larutan garam A yang telah diukur ke dalam mixer, lalu tambahkan bubuk gips tipe III yang telah ditimbang ke mixer merek Mixyvac secara perlahan-lahan
dan aduk selama 30 detik waktu diukur dengan menggunakan stopwatch hingga
homogen.
b. Tuang adonan ke dalam cetakan silinder stainless steel dengan ukuran diameter 20 mm x tinggi 40 mm yang beralaskan plat kaca dengan bantuan spatula sambil
digetarkan dengan vibrator selama beberapa detik.
c. Adonan yang berlebih diratakan dengan plat kaca kedua yang diletakkan diatas cetakan dan ditekan kuat hingga menyentuh permukaan atas cetakan.
Universitas Sumatera Utara
d. Keluarkan adonan dari dalam cetakan setelah 1 jam pengadukan 1 jam setelah pengadukan adonan telah mengeras 80 dan biarkan adonan gips hingga mengeras
sepenuhnya selama 1 hari setelah pengadukan sebelum dilakukan pengujian sampel. pengerasan maksimum gips dicapai pada 1 hari setelah pengadukan.
4,8
e. Prosedur pembuatan sampel untuk kelompok B sama dengan prosedur pembuatan sampel untuk kelompok A dengan larutan garam B.
3.6.3 Pengujian Setting Time dan Kekuatan Kompresi 3.6.3.1 Pengujian Setting Time
a. Segera setelah adonan dituang ke dalam cetakan, masukkan termometer dan amati permukaan adonan, bila permukaan adonan hilang kekilapannya atau suhu pada
termometer mulai meningkat setting awal gips, hidupkan stopwatch dan tunggu hingga suhunya mencapai suhu maksimum, catat waktu sebagai setting time.
2
c. Tunggu hingga suhu adonan mencapai suhu kamar dan adonan telah dapat dikeluarkan dari cetakan. ± 1 jam setelah pengadukan dan gips telah mengeras 80
sehingga aman untuk dikeluarkan dari cetakan.
3.6.3.2 Pengujian Kekuatan Kompresi
a. Uji sampel yang telah sepenuhnya mengeras dengan menggunakan Torsee’s Universal Testing Machine, Japan sampel ditekan hingga pecah.
b. Besar beban dicatat dari alat uji tekan Torsee’s Universal Testing Machine, Japan dalam satuan kilogramforce kgf dan dikonversikan ke dalam satuan newton
N. Hasil pengujian kekuatan dihitung dan dicatat dalam satuan megapascals MPa.
Universitas Sumatera Utara
Adapun rumus yang dipakai untuk menghitung kekuatan kompresi compressive strength=CS dari penelitian adalah:
32-34
CS= πd
2
4F
dimana: CS = Compressive Strength MPa F = kekuatan saat sampel hancur N = kgf x 9.807
π = konstanta 3,14 d = diameter sampel mm
3.7 Analisis Data
Data dianalisis secara statisik dengan menggunakan: 1. Uji ANOVA satu arah untuk mengetahui pengaruh penambahan larutan garam
dapur dan NaCl 2 terhadap setting time dan kekuatan kompresi gips tipe III. 2. Uji LSD untuk mengetahui pasangan perlakuan mana yang bermakna antara
kelompok yang diberi perlakuan. 3. Uji Korelasi Pearson untuk mengetahui korelasi antara setting time dan
kekuatan kompresi pada gips tipe III yang ditambah larutan garam dapur dan NaCl 2.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Setting Time Gips Tipe III dengan Penambahan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2
Setting time diuji dengan menghitung waktu dimulai dari setelah terjadinya hilang kekilapan setting awal pada permukaan gips tipe III hingga mencapai suhu maksimum
sebagai setting time dengan menggunakan stopwatch dan dinyatakan dalam menit. Setting time terpendek gips tipe III dengan penambahan larutan garam dapur Dolphin
®
kelompok A adalah 6,5 menit, terpanjang adalah 8 menit, serta rerata±SD adalah 7,17±0,56 menit. Setting time terpendek gips tipe III dengan penambahan larutan garam
NaCl 2 kelompok B adalah 3,5 menit, terpanjang adalah 5 menit, serta rerata±SD adalah 4±0,5 menit. Setting time terpendek gips tipe III tanpa penambahan larutan
garam adalah 9,5 menit, terpanjang adalah 12,5 menit, serta rerata±SD adalah 10,94±1,21 menit. Pada tabel 2 terlihat setting time kelompok C lebih panjang
dibandingkan dengan kelompok A dan B, berarti dengan penambahan larutan garam 2 mengandung NaCl maka setting time akan semakin pendek.
Tabel 2. SETTING TIME GIPS TIPE III DENGAN PENAMBAHAN LARUTAN GARAM DAPUR DAN NaCl 2 DALAM MENIT
Kelompok A Kelompok B
Kelompok C Sampel I
6,5 3,5
11 Sampel II
8 3,5
11,5 Sampel III
7 4
12,5 Sampel IV
8 3,5
9,5
Universitas Sumatera Utara
Sampel V 7,5
4,5 10
Sampel VI 7
4 10,5
Sampel VII 7,5
4 11
Sampel VII 6,5
4 10
Sampel IX 6,5
5 12,5
X ± SD 7,17±0,56
4±0,5 10,94±1,21
Nilai Terbesar Nilai Terkecil
4.2 Kekuatan Kompresi Gips Tipe III dengan Penambahan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2
Kekuatan kompresi diuji dengan memberikan beban tekanan pada sampel hingga pecah dengan menggunakan alat uji tekan dan dinyatakan dengan satuan kgf yang
kemudian dikonversikan menjadi MPa. Kekuatan kompresi terkecil gips tipe III dengan penambahan larutan garam dapur Dolphin
®
kelompok A adalah 25,77 MPa, terbesar adalah 32,15 MPa, serta rerata±SD adalah 28,34±2 MPa. Kekuatan kompresi terkecil
gips tipe III dengan penambahan larutan garam NaCl 2 kelompok B adalah 20,6 MPa, terbesar adalah 27 MPa, serta rerata±SD adalah 23,67±2,1 MPa. Kekuatan
kompresi terkecil gips tipe III tanpa penambahan larutan garam adalah 22,13 MPa, terbesar adalah 28,3 MPa, serta rerata±SD adalah 25,71±2,22 MPa. Pada tabel 3 terlihat
kekuatan kompresi kelompok A lebih besar dibandingkan dengan kelompok B dan C, berarti kekuatan kompresi tertinggi terdapat pada kelompok larutan garam dapur
Dolphin
®
.
Tabel 3. KEKUATAN KOMPRESI GIPS TIPE III DENGAN PENAMBAHAN LARUTAN GARAM DAPUR DAN NaCl 2 DALAM KGF MPA
Universitas Sumatera Utara
Kelompok A Kelompok B
Kelompok C Sampel I
25,77 20,6
22,67 Sampel II
27,91 20,99
27 Sampel III
27,62 23,56
28,3 Sampel IV
28,87 24,15
27,23 Sampel V
26,86 27
24,83 Sampel VI
26,5 25,3
28,15 Sampel VII
29,23 22,73
22,13 Sampel VII
32,15 23,17
25,68 Sampel IX
30,16 25,57
25,41 X ± SD
28,34±2 23,67±2,1
25,71±2,22 Nilai Terbesar
Nilai Terkecil
4.3 Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2 pada Gips Tipe III terhadap Setting Time dan Kekuatan Kompresi
Pengaruh penambahan larutan garam dapur dan NaCl 2 terhadap setting time gips tipe III dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA satu arah. Sebelum pengujian
ANOVA, dilakukan uji homogenitas data dengan menggunakan uji Levene untuk mengetahui bahwa data benar-benar homogen. Hasil uji homogenitas diperoleh nilai
4,403 dengan tingkat signifikansi p=0,054 p0,05. Hal ini berarti data yang diperoleh homogen. Pada tabel 4 dari hasil uji ANOVA diperoleh signifikansi p=0,000 p0,05
hal ini berarti ada pengaruh penambahan larutan garam pada gips tipe III terhadap setting time.
Tabel 4. HASIL UJI ANOVA SATU ARAH PADA SETTING TIME
Universitas Sumatera Utara
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
217,574 2
108,787 160,945
,000 Within Groups
16,222 24
,676 Total
233,796 26
Untuk mengetahui pasangan perlakuan mana yang bermakna, dilakukan uji LSD Least Significant Different. Pada tabel 5 hasil uji LSD menunjukkan adanya perlakuan
yang bermakna antar kelompok perlakuan: kelompok B dengan p=0,000 p0,05 dan kelompok C dengan p= 0,000 p0,05.
Tabel 5. UJI LSD PADA SETTING TIME
Kelompok A X=7,17
SD=0,56 Kelompok B
X= 4 SD=0,5
Kelompok C X= 10,94
SD= 1,21 Kelompok A
- P=0,000
P=0,000 Kelompok B
P=0,000 -
P=0,000 Kelompok C
P=0,000 P=0,000
- Signifikan
Pengaruh penambahan larutan garam dapur dan NaCl 2 terhadap kekuatan kompresi gips tipe III dianalisis dengan menggunakan uji ANOVA satu arah. Sebelum
pengujian ANOVA, dilakukan uji homogenitas data dengan menggunakan uji Levene untuk mengetahui bahwa data benar-benar homogen. Hasil uji homogenitas diperoleh
nilai 4,403 dengan tingkat signifikansi p=0,950 p0,05. Hal ini berarti data yang diperoleh homogen. Pada tabel 6 dari hasil uji ANOVA diperoleh signifikansi p=0,000
p0,05 hal ini berarti ada pengaruh penambahan larutan garam pada gips tipe III terhadap kekuatan kompresi.
Tabel 6. HASIL UJI ANOVA SATU ARAH PADA KEKUATAN KOMPRESI
Universitas Sumatera Utara
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
98,528 2
49,264 11,083
,000 Within Groups
106,684 24
4,445 Total
205,212 26
Untuk mengetahui pasangan perlakuan mana yang bermakna, dilakukan uji LSD
Least Significant Different. Pada tabel 7 hasil uji LSD menunjukkan adanya perlakuan yang bermakna antara kelompok perlakuan: kelompok B dengan p=0,000 p0,05 dan
kelompok C dengan p=0,014 p0,05.
Tabel 7. UJI LSD PADA KEKUATAN KOMPRESI
Kelompok A X= 28,34
SD= 2 Kelompok B
X= 23,67 SD= 2,1
Kelompok C X= 25,71
SD= 2,22 Kelompok A
- P=0,000
P=0,014 Kelompok B
P=0,000 -
P=0,052 Kelompok C
P=0,014 P=0,052
-
Signifikan
4.4 Korelasi antara Setting Time dan Kekuatan Kompresi pada Gips Tipe III yang Ditambahkan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2
Hasil dari pengukuran setting time dan kekuatan kompresi dari enam kelompok sampel dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Korelasi Pearson untuk
melihat hasil korelasi antara setting time dan kekuatan kompresi pada gips tipe III yang ditambahkan larutan garam. Pada tabel 8 terlihat bahwa tidak ada korelasi antara setting
time dengan kekuatan kompresi pada gips tipe III yang ditambah larutan garam dapur Dolphin
®
kelompok A dan larutan garam NaCl 2 kelompok B dengan signifikansi p=0,141 p0,05.
TABEL 8. ANALISIS STATISTIK KORELASI ANTARA SETTING TIME DAN KEKUATAN KOMPRESI PADA GIPS TIPE III YANG DITAMBAHKAN
LARUTAN GARAM DAPUR DAN NaCl 2
Universitas Sumatera Utara
r P
Setting time dan kekuatan kompresi pada gips tipe III + larutan garam
dapur Dolphin
®
, larutan garam NaCl 2 dengan kontrol
0,291 0,141
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Metodologi Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris yang bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh terhadap setting time dan
kekuatan kompresi gips tipe III yang timbul akibat adanya penambahan larutan garam dapur dan NaCl 2. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menyelidiki adanya
pengaruh penambahan larutan garam dapur dan NaCl 2 pada gips tipe III terhadap setting time dan kekuatan kompresinya dengan cara memberikan perlakuan kepada satu
atau lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil dari kelompok yang diberi perlakuan tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol.
34-35
5.2 Hasil Penelitian 5.2.1 Setting Time Gips Tipe III dengan Penambahan Larutan Garam Dapur
dan NaCl 2
Setting time didapat dengan cara menghitung waktu dimulai dari setelah terjadinya hilang kilap atau suhu gips mulai meningkat setting awal pada permukaan
gips tipe III hingga mencapai suhu maksimum dengan menggunakan stopwatch dan dinyatakan dalam menit. Setting time bervariasi tiap sampel, hal ini dapat disebabkan
oleh tekanan atmosfer lingkungan sekitar yang dapat berbeda setiap pengujian sampel. Faktor-faktor yang mempengaruhi setting time bukan hanya berupa waktu dan
kecepatan pengadukan, aselerator dan retarder, rasio WP, suhu, dan kemurnian bubuk
gips namun juga tekanan atmosfer lingkungan sekitar.
2,5,7,9
Menurut Yosi KE, dkk.
Universitas Sumatera Utara
1998, suhu dan kelembaban ruang yang lebih tinggi mempercepat waktu pengerasan secara bermakna pada gips tipe III.
21
Pada penelitian ini diperoleh nilai rerata±SD setting time pada kelompok gips tipe III dengan penambahan larutan garam dapur Dolphin
®
adalah 7,17±0,56 menit, kelompok gips tipe III dengan penambahan larutan garam NaCl 2 adalah 4±0,5 menit, dan
kelompok gips tipe III tanpa penambahan larutan garam adalah 10,94±1,21 menit. Hal ini menunjukkan setting time kelompok gips tipe III tanpa penambahan larutan garam
kelompok C lebih panjang dibandingkan dengan gips tipe III dengan penambahan larutan garam dapur Dolphin
®
kelompok A dan NaCl 2 kelompok B, berarti dengan penambahan larutan garam 2 mengandung NaCl maka setting time akan semakin
pendek. Hal ini disebabkan penambahan NaCl20 akan meningkatkan kelarutan hemihidrat menjadi dihidrat.
15,36
Hasil penelitian ini juga menunjukkan setting time kelompok A lebih panjang dibandingkan dengan kelompok B, hal ini disebabkan garam
B mengandung NaCl murni 100 sedangkan garam A hanya mengandung NaCl minimal 94,7 menurut standar SNI.
19
Perbedaan kandungan NaCl inilah yang menyebabkan adanya perbedaan setting time antara kelompok A dan B.
Hasil penelitian yang diperoleh kelompok NaCl 2 pada penelitian ini sama dengan hasil penelitian Ratwita DF 1994 sebesar 210 detik atau 3,5 menit.
15
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Shen C, dkk. 1981 dengan
menggunakan aselerator lain berupa K
2
SO
4
, hasil setting time yang diperoleh pada kelompok dental stone yang ditambahkan K
2
SO
4
2 6,78±0,3 menit menit lebih pendek daripada kelompok kontrol 15,17±0,46 menit. Setting time pada kelompok
kontrol yang diperoleh dari penelitian Shen C, dkk. 1981 lebih panjang daripada hasil
Universitas Sumatera Utara
setting time pada kelompok kontrol yang diperoleh pada penelitian ini. Hal tersebut dapat disebabkan karena pada penelitian Shen C, dkk. 1981 menggunakan dental
stone yang mengandung sedikit partikel dihidrat yang dilapisi dengan retarder yang dapat memperlambat setting time gips tersebut.
24
5.2.2 Kekuatan Kompresi Gips Tipe III dengan Penambahan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2
Kekuatan kompresi didapat dengan cara memberikan beban tekanan pada sampel hingga pecah dengan menggunakan alat uji tekan dan dinyatakan dengan satuan kgf
yang kemudian dikonversikan menjadi MPa. Kekuatan kompresi bervariasi tiap sampel, hal ini dapat disebabkan oleh tekanan atmosfer lingkungan sekitar yang dapat berbeda
setiap pengujian sampel. Faktor-faktor yang mempengaruhi setting time bukan hanya berupa waktu dan kecepatan pengadukan,
aselerator dan retarder, rasio WP, suhu, dan kemurnian bubuk gips namun juga tekanan atmosfer lingkungan sekitar.
2,5,7,9
Menurut Yosi KE, dkk. 1998, suhu dan kelembaban ruang yang lebih tinggi menurunkan kuat
tekan gips tipe III secara bermakna.
21
Pada penelitian ini diperoleh nilai rerata±SD kekuatan kompresi pada kelompok gips tipe III dengan penambahan larutan garam dapur Dolphin
®
adalah 28,34±2 MPa, kelompok gips tipe III dengan penambahan larutan garam NaCl 2 adalah 23,67±2,1
MPa, dan kelompok gips tipe III tanpa penambahan larutan garam adalah 25,71±2,22 MPa. Hal ini menunjukkan kekuatan kompresi gips tipe III dengan penambahan larutan
garam dapur Dolphin
®
lebih besar dibandingkan dengan gips tipe III dengan penambahan larutan garam NaCl 2 dan tanpa penambahan larutan garam, berarti
kekuatan kompresi tertinggi terdapat pada kelompok A. Hal ini kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh komposisi larutan garam Dolphin
®
yang tidak hanya mengandung NaCl namun juga timbal Pb, tembaga Cu, raksa Hg dan arsen As yang
merupakan unsur logam yang umumnya bersifat keras. Hal inilah yang kemungkinan turut meningkatkan kekuatan kompresi gips tipe III.
Menurut Ratwita DF 2005, penambahan NaCl berpengaruh terhadap kekuatan kompresi gips keras dan NaCl
dengan konsentrasi 2 mempunyai kekuatan kompresi yang dapat diterima secara ilmiah.
26
Hasil penelitian pada kelompok NaCl 2 sama dengan hasil yang diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh Ratwita DF 2005 yaitu kekuatan kompresi gips masih
dapat diterima secara ilmiah pada kisaran 20,7-34,5 MPa.
7,26
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Shen C, dkk. 1981 dengan menggunakan
aselerator lain berupa K
2
SO
4
, hasil kekuatan kompresi yang diperoleh pada kelompok dental stone yang ditambahkan K
2
SO
4
2 26,58±5,07 MPa lebih kecil daripada kelompok kontrol 30,57±2,48 MPa. Kekuatan kompresi pada kelompok kontrol yang
diperoleh dari penelitian Shen C, dkk. 1981 lebih besar daripada hasil kekuatan kompresi pada kelompok kontrol yang diperoleh pada penelitian ini. Hal tersebut dapat
disebabkan karena pada penelitian Shen C, dkk. 1981 menggunakan dental stone yang mengandung sedikit partikel dihidrat yang dilapisi dengan retarder. Partikel dihidrat
dapat menambah jumlah nukleus kristalisasi gips sehingga dapat meningkatkan kekuatan kompresi gips.
24
Hasil penelitian Hasan RH, dkk. 2005 menunjukkan bahwa kekuatan kompresi maksimum gips diperoleh setelah pengeringan udara selama 1 jam
dan pengeringan sampel gips dengan metode pengeringan udara secara signifikan lebih kuat dibandingkan dengan metode pengeringan dengan microwave dan metode
Universitas Sumatera Utara
pengeringan dengan oven.
4
Menurut Shen C, dkk. 1981, kekuatan kompresi dapat berkurang dengan bertambahnya bahan kimia seperti aselerator dan retarder diakibatkan
oleh bahan kimia ini menempati ruang interkristalin sehingga menurunkan kohesi interkristalin dan menghasilkan jalinan interkristalin yang buruk.
24
5.2.3 Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2 terhadap Setting Time dan Kekuatan Kompresi