NaCl 2 Proses Pembuatan NaCl

dikonversikan kedalam satuan newton N. Hasil pengujian kekuatan dihitung dan dicatat dalam satuan megapascals MPa. 10

2.5 Natrium Klorida NaCl

NaCl adalah garam yang paling berperan penting dalam salinitas laut dan dalam cairan ekstraseluler dari banyak organisme multiseluler. NaCl adalah garam yang berbentuk kristal atau bubuk berwarna putih. NaCl dapat larut dalam air tetapi tidak larut dalam alkohol. NaCl juga merupakan senyawa natrium yang berlimpah di alam. 23 Garam merupakan benda yang mengandung dua zat kimia, yakni natrium dan klorida yang keduanya merupakan zat yang sangat dibutuhkan tubuh. Natrium sangat berguna untuk nutrisi bagi sel tubuh. Natrium juga mengatur tekanan darah dan membantu sistem saraf, sedangkan klorida merupakan zat yang membantu pembentukan asam di lambung yang berguna untuk membunuh bakteri sekaligus membantu proses pencernaan makanan. 25

2.5.1 NaCl 2

Penggunaan NaCl sebagai aselerator membawa dampak yang signifikan dalam pembuatan model gigitiruan. Hal ini dikarenakan NaCl dapat menyebabkan penurunan setting time dan menurunkan kekuatan kompresi. Menurut Ratwita DF 1994 dan 2005, dengan penambahan NaCl 2 dapat memberikan dampak memperpendek setting time dan menurunkan kekuatan kompresi dalam nilai yang masih dapat diterima secara klinis. 15,26 NaCl 2 didefinisikan sebagai 2 gr NaCl per 100 mL air. Menurut Earnshaw cit Luk WK dkk. 2003 dan Nakai cit Al-Ali AA 2007, penambahan NaCl pada gips menyebabkan penurunan kekuatan kompresi, namun tidak Universitas Sumatera Utara mempengaruhi pengerutan gips. 16-17 Menurut Shen C, dkk. 1981, penggunaan aselerator dalam bentuk larutan jauh lebih efisien dalam menurunkan setting time dan meningkatkan kekuatan kompresi dibandingkan dalam bentuk bubuk terutama larutan dalam konsentrasi yang rendah. 24

2.5.2 Proses Pembuatan NaCl

Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-langkah proses pemekatan dengan menguapkan airnya dan pemisahan garamnya dengan kristalisasi. Bila seluruh zat yang terkandung diendapkandikristalkan, akan terjadi campuran bermacam-macam zat yang terkandung, tidak hanya NaCl yang terbentuk tetapi juga beberapa zat yang tidak diinginkan ikut terbawa impurities. Proses kristalisasi yang demikian disebut kristalisasi total. Namun bila kristalisasi komponen garam tersebut diatur pada tempat-tempat yang berlainan secara berturut-turut, dapat dilakukan pemisahan komponen garam yang relatif murni yang disebut kristalisasi bertingkat. 27 NaCl dapat diperoleh dari air laut melalui proses: 18 a. Multiple-effect evaporation P a d a Pada proses ini biasanya digunakan leburan garam jenuh saturated brine alami, yang terkandung didalam tanah atau danau. Saturated brine dapat juga diperoleh dari Mud Sodium chloride Caustic soda Soda ash Brine Air Brine Mixer Washer Filter Purified Brine Multiple- effect evaporators Setting tanks Dryer Screens Chlorine Aerator Hydrogen sulfide Brine Universitas Sumatera Utara hasil sampingan produksi natrium karbonat dengan proses Solvey. Pertama-tama saturated brine dari air dalam tanah dengan kadar hidrogen sulfida H 2 S yang terlarut dalam garam NaCl maksimum 0,015. Leburan garam di-aerasi-kan terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan H 2 S. Penambahan sedikit klorin untuk mempercepat penghilangan H 2 S dalam leburan garam. Setelah proses aerasi, leburan garam dialirkan kedalam tangki pengendap untuk mengendapkan lumpur atau endapan yang tidak diinginkan. Pengendapan dibantu dengan penambahan campuran caustic soda, soda ash, dan leburan garam sehingga didapat larutan garam. Setelah proses pengendapan, kemudian larutan garam dipekatkan pada evaporator multi efek. Larutan garam pekat kemudian dicuci dengan brine untuk memurnikan garam. Larutan garam kemudian difiltrasi pada filter untuk proses pemisahan garam dan larutan leburan garam. Garam yang terpisah kemudian ditambahkan kalium iodat untuk penambahan kandungan yodium pada garam sehingga dihasilkan garam dapur. Garam dapur kemudian dikeringkan dengan dryer dan kemudian disaring untuk mendapatkan ukuran partikel yang seragam. Garam dapur kemudian siap dikemas dan dipasarkan. Kandungan NaCl yang dihasilkan pada proses ini adalah 99,8. 18 b. Open pan evaporation, Brine Recirculating brine Heater Graveller Flasher Grainer pan Centrifuge Dryer Screen Sodium Chloride Flake salt Calcium sulfate Universitas Sumatera Utara Pembuatan garam dengan proses ini menggunakan bahan baku leburan garam yang berasal dari proses pemanasan air laut. Proses ini disebut juga proses “Grainer”, dimana air laut dijenuhkan dengan cara memanaskannya dengan heater pada suhu 230 °F 110°C. Leburan garam panas kemudian dialirkan pada graveller yang berfungsi untuk memisahkan kalsium sulfat pada larutan leburan garam. Leburan garam kemudian didinginkan pada flasher dengan suhu yang dijaga agar garam NaCl masih dalam kondisi larut dalam air. Leburan garam dingin kemudian dialirkan ke open pan yang berfungsi untuk menguapkan air dengan suhu operasi 205 °F 96°C sehingga dihasilkan kristal garam yang kemudian dipisahkan dari cairannya pada centrifuge. Cairan hasil pemisahan tersebut kemudian di-recycle kembali pada open pan, sedangkan kristal garam yang terpisah kemudian ditambahkan kalium iodat untuk penambahan kandungan yodium pada garam sehingga dihasilkan garam dapur. Garam dapur kemudian dikeringkan pada dryer dan kemudian disaring untuk mendapatkan ukuran partikel yang seragam. Garam dapur kemudian siap dikemas dan dipasarkan. Kandungan NaCl yang dihasilkan pada proses ini adalah 99,9. 18 c. Rock salt mining Penambangan batuan garam yang dihasilkan pada beberapa tambang garam akan mendapatkan kualitas garam yang masih kurang bagus, yaitu warna garam agak coklat dan ada yang berwarna abu-abu. Kemurnian garam berkisar antara 98,5 sampai 99,4. Setelah penambangan batuan garam, batuan garam kemudian dihancurkan dengan penghancur crusher, dan kemudian dihancurkan lagi sampai mendapatkan kualitas akhir. Beberapa peralatan yang umum digunakan dalam Universitas Sumatera Utara penambangan garam ini adalah beberapa buah penghalus grinder dan screen dengan berbagai ukuran. Penggunaan garam dengan kualitas rendah mempunyai harga jual yang rendah pula, akan tetapi masih diperlukan pada industri es krim maupun industri kulit. 18 d. Evaporasi matahari solar evaporation, Proses ini merupakan proses yang paling tradisional dibandingkan proses yang telah diuraikan diatas. Proses ini dimulai dengan mengumpulkan air laut ke suatu kolam seperti tambak di tepi pantai kemudian dengan bantuan sinar matahari, air laut diuapkan hingga kristal NaCl-nya tertinggal di tambak. Kemudian para petani garam mengumpulkan kristal kristal tersebut untuk dicuci ulang agar bersih, lalu dijemur kembali. Proses pencucian pada garam dapur ini dilakukan berulang-ulang kali hingga kotorannya benar-benar hilang dan dihasilkan butiran-butiran kecil garam. 28 Garam yang dihasilkan dari proses penguapan air laut dengan tenaga matahari ini sangat bergantung pada kondisi iklim pada daerah yang diaplikasikan serta bergantung pada luas areanya dengan kondisi air laut yang rata-rata mengandung garam sekitar 3,7. Garam-garam yang terkandung dalam air laut bukan hanya NaCl, melainkan terdapat juga unsur kalsium, magnesium, kalium, sulfat dan bromida. Setelah melewati proses kristalisasi, garam yang dihasilkan hanya memiliki kemurnian 75. Kemudian dengan proses penghancuran, pencucian, pengeringan, dan klasifikasi, kadar garam dapat dinaikkan sampai dengan 95. 18

2.5.3 Garam Dapur

Dokumen yang terkait

Perbedaan Kekuatan Kompresi Gipsum Tipe III Pabrikan, Gipsum Tipe III Daur Ulang Dengan dan Tanpa Penambahan Larutan Garam Dapur 1,5% Sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

4 50 70

Pengaruh Penambahan NaCl dan Garam Dapur terhadap Perubahan Dimensi Gips Tipe III pada Pembuatan Model Kerja Gigitiruan

1 57 70

Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur Dan Nacl 2%Terhadap Setting Time Dan Kekuatan Kompresi Gips Tipe Iii Sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

10 57 81

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Untuk Pembuatan Gigitiruan - Pengaruh Penambahan NaCl dan Garam Dapur terhadap Perubahan Dimensi Gips Tipe III pada Pembuatan Model Kerja Gigitiruan

0 0 17

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN NaCl DAN GARAM DAPUR TERHADAP PERUBAHAN DIMENSI GIPS TIPE III PADA PEMBUATAN MODEL KERJA GIGITIRUAN

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2% terhadap Setting Time dan Kekuatan Kompresi Gips Tipe III sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

0 0 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur dan NaCl 2% terhadap Setting Time dan Kekuatan Kompresi Gips Tipe III sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

0 0 7

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN GARAM DAPUR DAN NaCl 2 TERHADAP SETTING TIME DAN KEKUATAN KOMPRESI GIPS TIPE III SEBAGAI BAHAN MODEL KERJA GIGITIRUAN

0 0 16

BAB 1 PENDAHULUAN - Pengaruh Penambahan Larutan Garam Dapur Dan Nacl 2%Terhadap Setting Time Dan Kekuatan Kompresi Gips Tipe Iii Sebagai Bahan Model Kerja Gigitiruan

0 0 7

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN GARAM DAPUR DAN NaCl 2 TERHADAP SETTING TIME DAN KEKUATAN KOMPRESI GIPS TIPE III SEBAGAI BAHAN MODEL KERJA GIGITIRUAN

0 2 16