Kedudukan, Tugas dan Fungsi DISPERINDAG Kota Surakarta Visi Struktur Organisasi

commit to user 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta.

2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi DISPERINDAG Kota Surakarta

a. Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang perindustrian dan perdagangan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. b. Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas umum pemerintah Kota Surakarta pada bidang perindustian dan perdagangan dalam rangka pengembangan perekonomian di daenah Kota Surakarta. c. Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta 1 Penyelenggaraan kesekretariatan dinas 2 Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi pelaporan. 3 Penyelenggaraan bimbingan terhadap perindustrian 4 Pembinaan dan pengembangan pengusaha industri menengah, besar, kecil dan pengendalian pencemaran 5 Penyelenggarian perlindungan terhadap konsumen 6 Penyelenggaraan sosialisasi 7 Pembinaan jabatan fungsional. commit to user 4

3. Visi

, dan Misi DISPERINDAG Kota Surakarta a. Visi : Terwujudnya Kota Solo sebagai kota perdagangan dan industri yang maju dan berwawasan budaya. b. Misi : 1 Terciptanya kesempatan berusaha di sektor perdagangan dan industri yang berwawasan lingkungan dan budaya. 2 Meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.

4. Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta adalah sebagai berikut : Tabel I.1 JABATAN ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN No Jabatan Nama NIP 1. Kepala Dinas Drs. Slamet, Msi. 1960811 198103 1 010 2. Sekretaris Ariani Indriastuti, S.H. 19601212 198603 2 016 3. Kasubag Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Tri Lestari, S.Teks. 19631211 199303 2 005 4. Kasubag Umum dan Kepegawaian Mastuti, SH. 19610805 198303 2 014 5. Kasubag Keuangan Endang Onto Siam, SE. 19580403 198303 2 008 6. Kabid Perindustrian Dra. Sri wahyuni, MM. 19580628 198503 2 004 7. Kasi Industri Kecil Dra. Sapti Maini Nurbaiti 19620507 198803 2 003 8. Kasi Industri Menengah dan Besar CH. Dwi Puspandari, SE, MM. 19610331 199003 2 002 9. Kabid Perdagangan Eko Prajudhy N.A, SE, MM. 19621015 198303 1 014 10. Kasi Perdagangan Luar Negeri Dra. Endang Kurnia M, S.Sos. 19701030 199703 2 004 11. Kasi Perdagangan Dalam Negeri Dra. Corina Endang Puji A. 19640303 199203 2 008 12. Kabid Pengawasan dan Perlindungan Konsumen Dra. Sri Redjiki Ida S, MM. 19630522 198703 2 009 13. Kasi Pengawasan Sulastri, MM. 19630205 198303 2 012 14. Kasi Perlindungan Konsumen Joko Wiwoho, SH. 19630101 198509 1 001 Sumber: DISPERINDAG Surakarta commit to user 5 Gambar I.1 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA Sumber : DISPERINDAG Surakarta Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Walikota Surakarta No.21 Tahun 2008 tentang pedoman Uraian Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Surakarta. a. Uraian Tugas Kepala Dinas Peindustrian dan Perdagangan Kepala Dinas memiliki tugas pokok melaksanakan administrasi urusan pemerintahan di bidang perindustrian dan perdagangan. KEPALA DINAS SEKRETARIS Ka Sub Bag. Umum Kepegawaian Ka Sub Bag. Perencanaan Evaluasi dan Ka Sub Bag. Keuangan Ka. Bidang Perdagangan Kasi Perdagangan Luar Negeri Kasi Perdagangan Dalam Negeri Ka Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen Ka Seksi Pengawasan Ka. Seksi Perlindungan Konsumen Ka Bidang Perindustrian Ka. Seksi Industri Kecil Ka. Seksi Industri Menengah Dan Besar commit to user 6 b. Uraian Tugas Seketariat sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi, dan pelaporan, keuangan, umum, dan kepegawaian. Untuk melaksanakan tugasnya secretariat mempunyai fungsi : 1 Penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan. 2 Penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis, pembinaan pengkoordinasian penyelenggara tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang keuangan. 3 Penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggara tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan dibidang umum dan kepegawaian. Bagian sekretariat terdiri dari : 1 Subbagian perncanaan, evaluasi, dan pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu di bidang perencanaan evaluasi dan pelaporan. commit to user 7 2 Subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan, meliputi : pengelolahan keuangan, verifikasi, pembekuan dan akuntansi di lingkungan dinas. 3 Subbagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijaksanaan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi : pengelolahan administrasi dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi : pengelolahan administrasi, kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tata laksana, ketatausahaan, rumah tangga, dan perlengkapan di lingkungan dinas. c. Uraian Tugas Bidang Perindustrian Bidang Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang industry kecil dan industry menengah dan industry besar. Untuk melaksnakan tugasnya di bidang perindustrian mempunyai fungsi : 1 Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis dibidang industry menengah, besar dan kecil commit to user 8 2 Menyelenggarakan pameran dan promosi di bidang industry, menyelenggarakan pembinaan dan pendampingan keterampilan industry, mengelolah magang dan ahli teknologi 3 Menyelenggarakan penyelenggaraan mutu atau kualitas hasil industry sesuai dengan Standart Nasional Industri SNI, ISO 9000 dan Gugus Kendali Mutu GKM 4 Menyelengarakan pelatihan keterampilan teknik industry meliputi : Achievement Motivation Traning AMT, Creation and formation of entrepreneur CEFEdan kewirausahaan. 5 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai tugas dan fungsinya. Bidang Perindustrian terdiri dari : 1 Seksi Industri Kecil Industri Kecil mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dim pelaksanaan di bidang perindustrian kecil. Yaitu meliputi pembinaan dan pengembangan industri kccil. 2 Seksi Industri Menengah dan Besar Industri Menengah dan Besar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaaan dan pelaksanaan di bidang industri menengah dan besar. Yaitu meliputi pembinaan dan pengembangan industri menengah dan besar. commit to user 9 d. Uraian Tugas Bidang Perdagangan Sub Dinas Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan bidang perdagangan luar negeri, perdagangan dalam negeri serta kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas. Untuk menjalankan tugasnya, Sub Dinas Perdagangan mempunyai fungsi : 1 Melaksanakan pembinaan teknis pengembangan ekspor daerah dan perdagangan luar negeri, melaksanakan pembinaan, koordinasi dan pengawasan pendaftaran perusahaan, pemantauan, penyediaan dan penyaluran barang dan jasa serta bimbingan usaha dan promosi. 2 Melaksanakan penyelesaian proses perijinan perdagangan, rekomendasi perijinan perdagangan dalam dan luar negeri serta pengelolahan dokumen penyerta barang ekspor Certificate Of Origin, melaksanakan pembinaan tertib niaga, menyelenggarakan pendataan, kinerja ekspor dan impor perusahaan. Bidang Perdagangan terdiri dari : 1 Seksi Perdagangan Dalam Negeri mempunyai tugas memberikan bimbingan teknis pembinaan dan pengembangan perdagangan dalam negeri mempunyai fungsi : a Mendata jumlah, jenis dan harga di bidang perdagangan dalam negeri khususnya bahan pokok, barang penting, dan barang umum lainnya, menyusun dan melaksanakan program pembinaan dan pengembangan perdagangan dalam negeri. commit to user 10 b Memfasilitasi program kemitraan perdagangan dan pembentukan asosiasi perdagangan. 2 Seksi Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas memberikan bimbingan teknis dan pembinaan pengembangan perdagangan luar negeri. Untuk melaksanakan tugasnya, Seksi PerdaganganLuar Negeri mempunyai fungsi : a Mendata jumlah dan jenis perdagangan luar negeri, menyusun dan melaksanakan program pembinaan dan pengembangan perdagangan luar negeri, memfasilitasi program kemitraan antar eksportir dengan industry dagang kecil dan menengah. b Melaksanakan pembinaan teknis perdagangan internasional, menyusun teknis pembinaan dan pengembangan ekspor impor, melaksanakan penerbitan dokumen pengantar barang ekspor Certificate Of Origin. e. Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengawasan dan perlindungan konsumen. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen mempunyai fungsi : 1 Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang pengawasan. commit to user 11 2 Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang perlindungan konsumen. 3 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pengawasan dan Perlindungan terdiri dari : 1 Seksi pengawasan mempunyai tugaas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengawasan, meliputi : pengawasan kelayakan dan kualitas produk kemasan. 2 Seksi Perlindungan Konsumen mempunyai tugas menyusun rencana dan melaksanakan program bimbingan usaha dan perlindungan konsumen. Untuk melaksanakan tugasnya, seksi perlindungan dan pengawasan konsumen mempunyai fungsi : a Melaksanakan penyelesaian perijinan dan penelitian lapangan dalam rangka penerbitan rekomendasi Surat Ijin Usaha Perdagangan SIUP minuman beralkohol, perdagangan berjangka, perdagangan berjenjang multilevel marketing dan ijin pasar modern, melaksanakan pendaftaran perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b Meyusun bahan dan melaksanakan pembinaan bidang perlidungan konsumen serta penggunaan alat ukur takar timbangan dan perlengkapannya, melaksanakan pengawasan commit to user 12 kelayakan dan kualitas produk yang dikemas dalam rangka perlindungan konsumen. f. Uraian Tugas Kelompok Fungsional, terdiri dari : 1 Prana Komputer 2 Arsiparis 3 Penguji Mutu Barang 4 Statistik 5 Penyuluh Industri Uraian Tugas Kelompok Jabatan Fungsional mengikuti pedoman uraian tugas sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. B. LATAR BELAKANG Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Produk tembakau yang utama diperdagangkan adalah daun tembakau dan rokok hasil tembakau. Tembakau dan rokok merupakan produk bernilai tinggi, sehingga bagi beberapa negara termasuk Indonesia berperan dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai salah satu sumber devisa, sumber penerimaan pemerintah dan pajak cukai, sumber pendapatan petani dan lapangan kerja masyarakat Muchjidin Rachmat dan Sri Nuryanti. Tembakau adalah jenis komoditi yang dikenakan cukai oleh negara. Pemungutan cukai tembakau tersebut dilakukan dengan cara yang legal, didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Industri Hasil Tembakau IHT secara umum merupakan penyumbang cukai terbesar di berbagai negara penghasil tembakau di dunia, juga bagi commit to user 13 Indonesia. Cukai IHT menyumbang Rp 54,4 triliun pada tahun 2009, dana yang begitu besar ini jauh lebih tinggi dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan serta pajak jenis lainnya di luar Pajak Penghasilan PPh dan Pajak Pertambahan Nilai N. Natasya Sirait, 2009. Indonesia menyumbang 2,1 dari persediaan daun tembakau di seluruh dunia http:www.naikkan- hargarokok.com. Hampir seluruh produksi daun tembakau digunakan untuk produksi rokok domestik dan produk-produk tembakau lainnya. Penerimaan negara melalui IHT diterima dengan cara menerapkan cukai terhadap IHT yang dihasilkan setiap perusahaan. IHT berkontribusi bagi penerimaan negara melalui cukai. Pemungutan cukai tembakau sekarang ini memperlihatkan peningkatan rata-rata 13,64 dari Rp 29 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 49 triliun pada tahun 2008 Wisnu Hendratmo, 2009. Cukai hasil tembakau tersebut menyumbang Rp 50,2 triliun yang merupakan jumlah penerimaan cukai pada tahun 2008 Anton Aprianto, 2008. Pada tahun 2009 penerimaan negara dari cukai mencapai Rp 54,4 triliun serta pada tahun 2010 ini telah melampui target yang ditargetkan sebesar Rp 55,9 triliun Majalah Warta Ekonomi, 2009. Berdasarkan gambaran tersebut, maka pada dasarnya penerimaan cukai dari IHT berupa rokok memiliki potensi yang cukup besar dalam meningkatkan peranannya sebagai salah satu sumber dana pembangunan. tembakau juga memegang peranan yang cukup penting. Meskipun mengalami sedikit perlambatan pertumbuhan pada tahun 2008, namun secara keseluruhan nilai ekspor tembakau menunjukkan tren yang terus meningkat. Secara rata-rata nilai ekspor tembakau mencatat pertumbuhan commit to user 14 sebesar 9,2 dalam lima tahun terakhir, dengan rata-rata nilai ekspor mencapai sebesar US. 65,7 juta dalam kurun waktu tahun 2004 – tahun 2008 N. Natasya Sirait 2009. Salah satu obyek yang dapat menjadi sumber penerimaan daerah adalah cukai rokok. Dengan berkembangnya industri rokok di Kota Surakarta, pemerintah daerah memiliki potensi yang cukup besar untuk meningkatkan pendapatan kota Surakarta. Hal ini berkaitan dengan mengenai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau DBH CHT. Pada tahun 2010, DBH CHT digunakan untuk pembinaan kemampuan dan keterampilan kerja masyarakat di lingkungan IHT dan daerah penghasil bahan IHT, peningkatan sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan bagi tenaga kerja IHT. Kebijakan DBH CHT dengan adanya Peraturan Menteri Keuangan tersebut, diperkirakan sebanyak 2 dari penerimaan cukai tembakau, akan dibagikan kepada lima provinsi penghasil cukai tembakau, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sumatera Utara. Namun harus diingat bahwa instrumen kebijakan “cukai” akan sangat menentukan terhadap perkembangan IHT. Hal ini didasarkan pada fungsinya yang berbanding terbalik dengan pengembangan IHT. Semakin tinggi tarif cukai ditetapkan, maka akan semakin besar pula beban yang dipikul IHT. Bidang administrasi perekonomian sekretaris daerah kota Surakarta mencatat penganggaran alokasi DBH CHT di tahun pertama Kota Surakarta pada tahun 2008 sebesar Rp1.158.259.124,- Satu Milyard seratus lima puluh delapan juta dua ratus lima puluh Sembilan seratus dua puluh empat Rupiah namun realisasi penggunaan DBH CHT Satuan Kerja Pemerintah Daerah commit to user 15 SKPD Kota Surakarta tahun 2008 sebesar Rp257.940.125,- Dua Ratus Lima Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Ribu Seratus Dua Puluh Lima Rupiah sehingga jumlah alokasi DBH CHT tahun 2008 yang belum digunakan sebesar Rp900.318.999,- Sembilan Ratus juta tiga ratus delapan belas ribu Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan rupiah. Penganggaran tahun kedua DBH CHT di kota Surakarta pada tahun 2009 sebesar Rp2.764.989.068,- Dua Milyard Tujuh Ratus Enam Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Enam Puluh Delapan rupiah ditambah dengan sisa tahun 2008 sebesar Rp900.318.999,- Sembilan Ratus juta tiga ratus delapan belas ribu Sembilan ratus Sembilan puluh Sembilan rupiah maka besar anggaran DBH CHT yang belum digunakan hingga tahun 2009 sebesar Rp3.665.308.067,- Tiga Milyard enam ratus enam puluh lima juta tiga ratus delapan ribu enam puluh tujuh Rupiah dan realisasi anggaran tahun 2009 sebesar Rp3.120.821.175,- Tiga Milyard Seratus Dua Puluh Juta Delapan Ratus Dua Puluh Satu Ribu Seratus Tujuh Puluh Lima Rupiah dari Rencana Anggaran Kegiatan untuk 11 sebelas SKPD sebesar Rp3.329.480.609,- Tiga Milyard Tiga Ratus Dua Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Delapan Puluh Ribu Enam Ratus Sembilan Rupiah. Penganggaran tahun ketiga DBH CHT di kota Surakarta pada tahun 2010 menurun, hanya sebesar Rp2.913.664.000,- Dua Milyard Sembilan Ratus Tiga Belas Juta Enam Ratus Enam Puluh Empat Ribu Rupiah dan realisasinya sebesar Rp2.520.380.500,- Dua Milyard Lima Ratus Dua Puluh Juta Tiga Ratus Delapan Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah. Penggunaan sisa realisasi anggaran commit to user 16 DBHCHT tergantung kebijakan daerah masing-masing sesuai ketetapan Peraturan Menteri Keuangan No.20PMK.072009. DBH CHT merupakan salah satu potensi besar dalam peningkatan pendapatan kota Surakarta, dilihat dari tingkat pengalokasian yang terus bertambah. Kebijakan DBH CHT di kota Surakarta merupakan salah satu bentuk kontribusi IHT dalam peningkatan pendapatan kota Surakarta yang pengalokasiannya dapat digunakan dalam mendanai kegiatan peningkatan kualitas bahan baku tembakau, pembinaan industri, pembinaan sosial, sosialisasi di bidang cukai dan pemberantasan barang kena cukai ilegal di kota Surakarta. Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan tersebut, penulis mengambil judul “ANALISIS ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DI KOTA SURAKARTA“ C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan pada latar belakang masalah yang melatarbelakangi penelitian, maka penulis mengambil masalah sebagai berikut: 1. Apakah mekanisme alokasi DBH CHT untuk kota Surakarta sesuai dengan PMK No.20PMK.072009? 2. Berapakah alokasi DBHCHT yang diterima kota Surakarta berdasarkan PMK No.20PMK.072009 ? commit to user 17 D. TUJUAN PENELITIAN Penulisan tugas akhir bertujuan untuk : 1. Mengetahui mekanisme DBH CHT di kota Surakarta sebagai sarana pemasukan daerah, serta cara perolehan dana tersebut yang nantinya digunakan oleh setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah. 2. Menganalisis berapa alokasi DBHCHT ke setiap SKPD terkait dan pengalokasian tersebut apakah sudah tepat sasaran dan tepat guna. E. MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu : 1. Memberi masukan atas kebijakan pemerintah daerah yang mampu menciptakan kestabilan, keterprediksian, dan keadilan bagi seluruh anggota masyarakat termasuk IHT sebagai salah satu sumber penghasil pendapatan kota Surakarta 2. Menciptakan hubungan baik antara instansi pemerintahan dengan pihak Program Diploma III Perpajakan Sebelas Maret Surakarta 3. Merupakan tambahan referensi bacaan dan bahan pertimbangan bagi penelitian lanjutan terkait dengan DBH CHT di kota Surakarta. commit to user 18 BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Pajak