commit to user 3
Tahun  2008  tentang  Organisasi  dan  Tata  Kerja  Perangkat  Daerah  Kota Surakarta.
2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi DISPERINDAG Kota Surakarta
a.  Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta merupakan unsur
pelaksana pemerintah daerah di bidang perindustrian dan perdagangan. Dinas  Perindustrian  dan  Perdagangan  Kota  Surakarta  dipimpin  oleh
seorang  Kepala  Dinas  yang  berada  di  bawah  dan  bertanggung  jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
b.  Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta Dinas  Perindustrian  dan  Perdagangan  Kota  Surakarta  mempunyai
tugas  pokok  melaksanakan  sebagian  tugas  umum  pemerintah  Kota Surakarta  pada  bidang  perindustian  dan  perdagangan  dalam  rangka
pengembangan perekonomian di daenah Kota Surakarta. c.
Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta 1  Penyelenggaraan kesekretariatan dinas
2  Penyusunan rencana program, pengendalian evaluasi pelaporan. 3  Penyelenggaraan bimbingan terhadap perindustrian
4  Pembinaan dan pengembangan pengusaha industri menengah, besar, kecil dan pengendalian pencemaran
5  Penyelenggarian perlindungan terhadap konsumen 6  Penyelenggaraan sosialisasi
7  Pembinaan jabatan fungsional.
commit to user 4
3. Visi
,
dan Misi DISPERINDAG Kota Surakarta
a.  Visi : Terwujudnya  Kota  Solo  sebagai  kota  perdagangan  dan  industri  yang
maju dan berwawasan budaya. b.  Misi :
1  Terciptanya  kesempatan  berusaha  di  sektor  perdagangan  dan industri yang berwawasan lingkungan dan budaya.
2  Meningkatkan  kelancaran  distribusi  barang  dan  jasa  perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri.
4. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta adalah sebagai berikut :
Tabel I.1 JABATAN ORGANISASI
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
No Jabatan
Nama NIP
1.  Kepala Dinas Drs. Slamet, Msi.
1960811 198103 1 010 2.  Sekretaris
Ariani Indriastuti, S.H. 19601212 198603 2 016
3.  Kasubag Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan Tri Lestari, S.Teks.
19631211 199303 2 005 4.  Kasubag Umum dan Kepegawaian
Mastuti, SH. 19610805 198303 2 014
5.  Kasubag Keuangan Endang Onto Siam, SE.
19580403 198303 2 008 6.  Kabid Perindustrian
Dra. Sri wahyuni, MM. 19580628 198503 2 004
7.  Kasi Industri Kecil Dra. Sapti Maini Nurbaiti
19620507 198803 2 003 8.  Kasi Industri Menengah dan Besar
CH. Dwi Puspandari, SE, MM. 19610331 199003 2 002
9.  Kabid Perdagangan Eko Prajudhy N.A, SE, MM.
19621015 198303 1 014 10.  Kasi Perdagangan Luar Negeri
Dra. Endang Kurnia M, S.Sos. 19701030 199703 2 004
11.  Kasi Perdagangan Dalam Negeri Dra. Corina Endang Puji A.
19640303 199203 2 008 12.  Kabid Pengawasan dan Perlindungan Konsumen
Dra. Sri Redjiki Ida S, MM. 19630522 198703 2 009
13.  Kasi Pengawasan Sulastri, MM.
19630205 198303 2 012 14.  Kasi Perlindungan Konsumen
Joko Wiwoho, SH. 19630101 198509 1 001
Sumber: DISPERINDAG Surakarta
commit to user 5
Gambar I.1 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA SURAKARTA
Sumber : DISPERINDAG Surakarta
Uraian  Tugas  Pokok  dan  Fungsi  Jabatan  Struktural  Dinas Perindustrian  dan  Perdagangan  Kota  Walikota  Surakarta  No.21  Tahun
2008 tentang pedoman Uraian Tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Surakarta.
a.  Uraian  Tugas Kepala Dinas Peindustrian dan Perdagangan Kepala Dinas memiliki tugas pokok melaksanakan administrasi urusan
pemerintahan di bidang perindustrian dan perdagangan.
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
Ka Sub Bag. Umum
Kepegawaian Ka Sub Bag.
Perencanaan Evaluasi dan
Ka Sub Bag. Keuangan
Ka. Bidang Perdagangan
Kasi Perdagangan Luar Negeri
Kasi Perdagangan Dalam Negeri
Ka Bidang Pengawasan dan
Perlindungan Konsumen Ka Seksi
Pengawasan Ka. Seksi
Perlindungan Konsumen
Ka Bidang Perindustrian
Ka. Seksi Industri Kecil
Ka. Seksi Industri Menengah
Dan Besar
commit to user 6
b.  Uraian Tugas Seketariat sekretariat  mempunyai  tugas  melaksanakan  penyiapan  perumusan
kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara  terpadu,  pelayanan  administrasi,  dan  pelaksanaan  di  bidang
perencanaan,  evaluasi,  dan  pelaporan,  keuangan,  umum,  dan kepegawaian.    Untuk  melaksanakan  tugasnya  secretariat  mempunyai
fungsi : 1  Penyiapan  bahan  perumusan  kebijaksanaan  teknis,  pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan
tugas secara
terpadu, pelayanan  administrasi,  dan  pelaksanaan  di  bidang  perencanaan,
evaluasi dan pelaporan. 2  Penyiapan  bahan  perumusan  kebijaksanaan  teknis,  pembinaan
pengkoordinasian  penyelenggara  tugas  secara  terpadu,  pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang keuangan.
3  Penyiapan  bahan  perumusan  kebijaksanaan  teknis,  pembinaan, pengkoordinasian  penyelenggara  tugas  secara  terpadu,  pelayanan
administrasi dan pelaksanaan dibidang umum dan kepegawaian. Bagian sekretariat terdiri dari :
1  Subbagian  perncanaan,  evaluasi,  dan  pelaporan  mempunyai  tugas melakukan  penyiapan  bahan  perumusan  kebijakan  teknis,
pembinaan,  pengkoordinasian  penyelenggaraan  tugas  secara terpadu di bidang perencanaan evaluasi dan pelaporan.
commit to user 7
2  Subbagian  keuangan  mempunyai  tugas  melakukan  penyiapan bahan  perumusan  kebijakan  teknis,  pembinaan,  pengkoordinasian
penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan  di  bidang  keuangan,  meliputi  :  pengelolahan
keuangan,  verifikasi,  pembekuan  dan  akuntansi  di  lingkungan dinas.
3  Subbagian  umum  dan  kepegawaian  mempunyai  tugas  melakukan penyiapan
perumusan kebijaksanaan
teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan
tugas secara
terpadu, pelayanan  administrasi,  dan  pelaksanaan  di  bidang  umum  dan
kepegawaian, meliputi
: pengelolahan
administrasi dan
pelaksanaan  di  bidang  umum  dan  kepegawaian,  meliputi  : pengelolahan
administrasi, kepegawaian,
hukum, humas,
organisasi  dan  tata  laksana,  ketatausahaan,  rumah  tangga,  dan perlengkapan di lingkungan dinas.
c.  Uraian Tugas Bidang Perindustrian Bidang  Perindustrian  mempunyai  tugas  melaksanakan  penyiapan
perumusan  kebijakan  teknis,  pembinaan  dan  pelaksanaan  di  bidang industry  kecil  dan  industry  menengah  dan  industry  besar.  Untuk
melaksnakan tugasnya di bidang perindustrian mempunyai fungsi : 1  Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis dibidang industry
menengah, besar dan kecil
commit to user 8
2  Menyelenggarakan  pameran  dan  promosi  di  bidang  industry, menyelenggarakan  pembinaan  dan  pendampingan  keterampilan
industry, mengelolah magang dan ahli teknologi 3  Menyelenggarakan  penyelenggaraan  mutu  atau  kualitas  hasil
industry sesuai dengan Standart Nasional Industri SNI, ISO 9000 dan Gugus Kendali Mutu GKM
4  Menyelengarakan pelatihan keterampilan teknik industry meliputi : Achievement  Motivation  Traning  AMT,  Creation  and  formation
of entrepreneur CEFEdan kewirausahaan. 5  Pelaksanaan  tugas  lain  yang  diberikan  oleh  kepala  dinas  sesuai
tugas dan fungsinya. Bidang  Perindustrian terdiri dari :
1  Seksi Industri Kecil Industri  Kecil  mempunyai  tugas  melakukan  penyiapan  bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dim pelaksanaan di bidang perindustrian  kecil.  Yaitu  meliputi  pembinaan  dan  pengembangan
industri kccil. 2  Seksi Industri Menengah dan Besar
Industri  Menengah  dan  Besar  mempunyai  tugas  melakukan penyiapan  bahan  perumusan  kebijakan  teknis,  pembinaaan  dan
pelaksanaan di bidang industri menengah dan besar. Yaitu meliputi pembinaan dan pengembangan industri menengah dan besar.
commit to user 9
d.  Uraian Tugas Bidang Perdagangan Sub  Dinas  Perdagangan  mempunyai  tugas  melaksanakan  pembinaan
bidang  perdagangan  luar  negeri,  perdagangan  dalam  negeri  serta kebijakan  teknis  yang  ditetapkan  oleh  Kepala  Dinas.  Untuk
menjalankan tugasnya, Sub Dinas Perdagangan mempunyai fungsi : 1  Melaksanakan    pembinaan  teknis  pengembangan  ekspor  daerah
dan perdagangan luar negeri, melaksanakan pembinaan, koordinasi dan pengawasan pendaftaran perusahaan, pemantauan, penyediaan
dan  penyaluran  barang  dan  jasa  serta  bimbingan  usaha  dan promosi.
2  Melaksanakan  penyelesaian  proses  perijinan  perdagangan, rekomendasi  perijinan  perdagangan  dalam  dan  luar  negeri  serta
pengelolahan  dokumen  penyerta  barang  ekspor  Certificate  Of Origin, melaksanakan pembinaan tertib niaga, menyelenggarakan
pendataan, kinerja ekspor dan impor perusahaan. Bidang Perdagangan terdiri dari :
1  Seksi  Perdagangan  Dalam  Negeri  mempunyai  tugas  memberikan bimbingan  teknis  pembinaan  dan  pengembangan  perdagangan
dalam negeri mempunyai fungsi : a  Mendata jumlah, jenis dan harga di bidang perdagangan dalam
negeri  khususnya  bahan  pokok,  barang  penting,  dan  barang umum  lainnya,  menyusun  dan  melaksanakan  program
pembinaan dan pengembangan perdagangan dalam negeri.
commit to user 10
b  Memfasilitasi program
kemitraan perdagangan
dan pembentukan asosiasi perdagangan.
2  Seksi  Perdagangan  Luar  Negeri  mempunyai  tugas  memberikan bimbingan teknis dan pembinaan pengembangan perdagangan luar
negeri.  Untuk  melaksanakan  tugasnya,  Seksi  PerdaganganLuar Negeri mempunyai fungsi :
a  Mendata  jumlah  dan  jenis  perdagangan  luar  negeri,  menyusun dan  melaksanakan  program  pembinaan  dan  pengembangan
perdagangan  luar  negeri,  memfasilitasi  program  kemitraan antar eksportir dengan industry dagang kecil dan menengah.
b  Melaksanakan  pembinaan  teknis  perdagangan  internasional, menyusun teknis pembinaan dan pengembangan ekspor impor,
melaksanakan  penerbitan  dokumen  pengantar  barang  ekspor Certificate Of Origin.
e.  Bidang Pengawasan dan Perlindungan Konsumen Bidang  Pengawasan  dan  Perlindungan  Konsumen  mempunyai  tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan  di  bidang  pengawasan  dan  perlindungan  konsumen.
Untuk  menyelenggarakan  tugasnya,  Bidang  Pengawasan  dan Perlindungan Konsumen mempunyai fungsi :
1  Penyiapan  bahan  perumusan  kebijakan  teknis,  pembinaan,  dan pelaksanaan di bidang pengawasan.
commit to user 11
2  Penyiapan  bahan  perumusan  kebijakan  teknis,  pembinaan,  dan pelaksanaan di bidang perlindungan konsumen.
3  Pelaksanaan  tugas  lain  yang  diberikan  oleh  Kepala  Dinas  sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Bidang Pengawasan dan Perlindungan terdiri dari : 1  Seksi pengawasan mempunyai tugaas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengawasan, meliputi : pengawasan kelayakan dan kualitas produk
kemasan. 2  Seksi  Perlindungan  Konsumen  mempunyai  tugas  menyusun
rencana  dan  melaksanakan  program  bimbingan  usaha  dan perlindungan  konsumen.  Untuk  melaksanakan  tugasnya,  seksi
perlindungan dan pengawasan konsumen mempunyai fungsi : a  Melaksanakan  penyelesaian  perijinan  dan  penelitian  lapangan
dalam  rangka  penerbitan  rekomendasi  Surat  Ijin  Usaha Perdagangan  SIUP  minuman  beralkohol,  perdagangan
berjangka,  perdagangan  berjenjang  multilevel  marketing  dan ijin pasar modern, melaksanakan pendaftaran perusahaan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b  Meyusun  bahan  dan  melaksanakan  pembinaan  bidang
perlidungan  konsumen  serta  penggunaan  alat  ukur  takar timbangan  dan  perlengkapannya,  melaksanakan  pengawasan
commit to user 12
kelayakan  dan  kualitas  produk  yang  dikemas  dalam  rangka perlindungan konsumen.
f.  Uraian Tugas Kelompok Fungsional, terdiri dari : 1  Prana Komputer
2  Arsiparis 3  Penguji Mutu Barang
4  Statistik 5  Penyuluh Industri
Uraian  Tugas  Kelompok  Jabatan  Fungsional  mengikuti  pedoman uraian tugas sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
B. LATAR BELAKANG
Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Produk  tembakau  yang  utama  diperdagangkan  adalah  daun  tembakau  dan
rokok  hasil  tembakau.  Tembakau  dan  rokok  merupakan  produk  bernilai tinggi,  sehingga  bagi  beberapa  negara  termasuk  Indonesia  berperan  dalam
perekonomian  nasional,  yaitu  sebagai  salah  satu  sumber  devisa,  sumber penerimaan  pemerintah  dan  pajak  cukai,  sumber  pendapatan  petani  dan
lapangan kerja masyarakat Muchjidin Rachmat dan Sri Nuryanti. Tembakau adalah  jenis  komoditi  yang  dikenakan  cukai  oleh  negara.  Pemungutan  cukai
tembakau  tersebut  dilakukan  dengan  cara  yang  legal,  didasarkan  pada peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan.
Industri  Hasil  Tembakau  IHT  secara  umum  merupakan  penyumbang cukai  terbesar  di  berbagai  negara  penghasil  tembakau  di  dunia,  juga  bagi
commit to user 13
Indonesia.  Cukai  IHT  menyumbang  Rp  54,4  triliun  pada  tahun  2009,  dana yang  begitu  besar  ini  jauh  lebih  tinggi  dari  penerimaan  Pajak  Bumi  dan
Bangunan serta pajak jenis lainnya di luar Pajak Penghasilan PPh dan Pajak Pertambahan  Nilai  N.  Natasya  Sirait,  2009.  Indonesia  menyumbang  2,1
dari  persediaan  daun  tembakau  di  seluruh  dunia  http:www.naikkan- hargarokok.com.  Hampir  seluruh  produksi  daun  tembakau  digunakan  untuk
produksi  rokok  domestik  dan  produk-produk  tembakau  lainnya.  Penerimaan negara  melalui  IHT  diterima  dengan  cara  menerapkan  cukai  terhadap  IHT
yang dihasilkan setiap perusahaan. IHT berkontribusi bagi penerimaan negara melalui  cukai.  Pemungutan  cukai  tembakau  sekarang  ini  memperlihatkan
peningkatan rata-rata 13,64 dari Rp 29 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 49  triliun  pada  tahun  2008  Wisnu  Hendratmo,  2009.  Cukai  hasil  tembakau
tersebut  menyumbang  Rp  50,2  triliun  yang  merupakan  jumlah  penerimaan cukai pada tahun 2008 Anton Aprianto, 2008. Pada tahun 2009 penerimaan
negara  dari  cukai  mencapai  Rp  54,4  triliun  serta  pada  tahun  2010  ini  telah melampui  target  yang  ditargetkan  sebesar  Rp  55,9  triliun  Majalah  Warta
Ekonomi,  2009.  Berdasarkan  gambaran  tersebut,  maka  pada  dasarnya penerimaan  cukai  dari  IHT  berupa  rokok  memiliki  potensi  yang  cukup  besar
dalam  meningkatkan  peranannya  sebagai  salah  satu  sumber  dana pembangunan.  tembakau  juga  memegang  peranan  yang  cukup  penting.
Meskipun  mengalami  sedikit  perlambatan  pertumbuhan  pada  tahun  2008, namun secara keseluruhan nilai ekspor tembakau menunjukkan tren yang terus
meningkat.  Secara  rata-rata  nilai  ekspor  tembakau  mencatat  pertumbuhan
commit to user 14
sebesar  9,2  dalam  lima  tahun  terakhir,  dengan  rata-rata  nilai  ekspor mencapai sebesar US. 65,7 juta dalam kurun waktu tahun 2004 – tahun 2008
N.  Natasya  Sirait  2009.  Salah  satu  obyek  yang  dapat  menjadi  sumber penerimaan daerah adalah cukai rokok. Dengan berkembangnya industri rokok
di  Kota  Surakarta,  pemerintah  daerah  memiliki  potensi  yang  cukup  besar untuk  meningkatkan  pendapatan  kota  Surakarta.  Hal  ini  berkaitan  dengan
mengenai Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau DBH CHT. Pada tahun 2010, DBH CHT digunakan untuk pembinaan kemampuan dan
keterampilan kerja masyarakat di lingkungan IHT dan daerah penghasil bahan IHT,  peningkatan  sarana  dan  prasarana  kelembagaan  pelatihan  bagi  tenaga
kerja IHT. Kebijakan DBH CHT dengan adanya Peraturan Menteri Keuangan tersebut,  diperkirakan  sebanyak  2  dari  penerimaan  cukai  tembakau,  akan
dibagikan  kepada  lima  provinsi  penghasil  cukai  tembakau,  yaitu  Jawa  Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sumatera Utara.
Namun  harus  diingat  bahwa  instrumen  kebijakan  “cukai”  akan  sangat menentukan  terhadap  perkembangan  IHT.  Hal  ini  didasarkan  pada  fungsinya
yang  berbanding  terbalik  dengan  pengembangan  IHT.  Semakin  tinggi  tarif cukai ditetapkan, maka akan semakin besar pula beban yang dipikul IHT.
Bidang  administrasi  perekonomian  sekretaris  daerah  kota  Surakarta mencatat  penganggaran  alokasi  DBH  CHT  di  tahun  pertama  Kota  Surakarta
pada  tahun 2008 sebesar Rp1.158.259.124,- Satu Milyard seratus lima puluh delapan juta dua ratus lima puluh Sembilan seratus dua puluh empat Rupiah
namun  realisasi  penggunaan  DBH  CHT  Satuan  Kerja  Pemerintah  Daerah
commit to user 15
SKPD Kota Surakarta tahun 2008 sebesar Rp257.940.125,- Dua Ratus Lima Puluh Tujuh Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Ribu Seratus Dua Puluh Lima
Rupiah  sehingga  jumlah  alokasi  DBH  CHT  tahun  2008  yang  belum digunakan  sebesar  Rp900.318.999,-  Sembilan  Ratus  juta  tiga  ratus  delapan
belas  ribu  Sembilan  ratus  Sembilan  puluh  Sembilan  rupiah.  Penganggaran tahun  kedua  DBH  CHT  di  kota  Surakarta  pada  tahun  2009  sebesar
Rp2.764.989.068,-  Dua  Milyard  Tujuh  Ratus  Enam  Puluh  Empat  Juta Sembilan  Ratus  Delapan  Puluh  Sembilan  Ribu  Enam  Puluh  Delapan  rupiah
ditambah  dengan  sisa  tahun  2008  sebesar  Rp900.318.999,-  Sembilan  Ratus juta  tiga  ratus  delapan  belas  ribu  Sembilan  ratus  Sembilan  puluh  Sembilan
rupiah maka besar anggaran DBH CHT yang belum digunakan hingga tahun 2009  sebesar  Rp3.665.308.067,-  Tiga  Milyard  enam  ratus  enam  puluh  lima
juta  tiga  ratus  delapan  ribu  enam  puluh  tujuh  Rupiah  dan  realisasi  anggaran tahun 2009 sebesar Rp3.120.821.175,- Tiga Milyard Seratus Dua Puluh Juta
Delapan Ratus Dua Puluh Satu Ribu Seratus Tujuh Puluh Lima Rupiah dari Rencana  Anggaran  Kegiatan  untuk  11  sebelas  SKPD  sebesar
Rp3.329.480.609,- Tiga Milyard Tiga Ratus Dua Puluh Sembilan Juta Empat Ratus  Delapan  Puluh  Ribu  Enam  Ratus  Sembilan  Rupiah.  Penganggaran
tahun  ketiga  DBH  CHT  di  kota  Surakarta  pada  tahun  2010  menurun,  hanya sebesar  Rp2.913.664.000,-  Dua  Milyard  Sembilan  Ratus  Tiga  Belas  Juta
Enam  Ratus  Enam  Puluh  Empat  Ribu  Rupiah  dan  realisasinya  sebesar Rp2.520.380.500,-  Dua  Milyard  Lima  Ratus  Dua  Puluh  Juta  Tiga  Ratus
Delapan Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah. Penggunaan sisa realisasi anggaran
commit to user 16
DBHCHT  tergantung  kebijakan  daerah  masing-masing  sesuai  ketetapan Peraturan  Menteri  Keuangan  No.20PMK.072009.  DBH  CHT  merupakan
salah satu potensi besar dalam peningkatan pendapatan kota Surakarta, dilihat dari tingkat pengalokasian yang terus bertambah.
Kebijakan  DBH  CHT  di  kota  Surakarta  merupakan  salah  satu  bentuk kontribusi  IHT  dalam  peningkatan
pendapatan
kota  Surakarta  yang pengalokasiannya  dapat  digunakan  dalam  mendanai  kegiatan  peningkatan
kualitas  bahan  baku  tembakau,  pembinaan  industri,  pembinaan  sosial, sosialisasi di bidang cukai dan pemberantasan barang kena cukai ilegal di kota
Surakarta. Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan tersebut, penulis mengambil  judul  “ANALISIS  ALOKASI  DANA  BAGI  HASIL  CUKAI
HASIL TEMBAKAU DI KOTA SURAKARTA“
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan  pada  latar  belakang  masalah  yang  melatarbelakangi  penelitian,
maka penulis mengambil masalah sebagai berikut:
1.  Apakah mekanisme alokasi DBH CHT untuk kota Surakarta sesuai dengan PMK No.20PMK.072009?
2.  Berapakah  alokasi  DBHCHT  yang  diterima  kota  Surakarta  berdasarkan PMK No.20PMK.072009 ?
commit to user 17
D. TUJUAN PENELITIAN
Penulisan tugas akhir bertujuan untuk : 1.  Mengetahui  mekanisme  DBH  CHT  di  kota  Surakarta  sebagai  sarana
pemasukan  daerah,  serta  cara  perolehan  dana  tersebut  yang  nantinya digunakan oleh setiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah.
2.  Menganalisis  berapa  alokasi  DBHCHT  ke  setiap  SKPD  terkait  dan pengalokasian tersebut apakah sudah tepat sasaran dan tepat guna.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu : 1.  Memberi  masukan  atas  kebijakan  pemerintah  daerah  yang  mampu
menciptakan  kestabilan,  keterprediksian,  dan  keadilan  bagi  seluruh anggota masyarakat termasuk IHT sebagai salah satu sumber penghasil
pendapatan kota Surakarta 2.  Menciptakan  hubungan  baik  antara  instansi  pemerintahan  dengan
pihak Program Diploma III Perpajakan Sebelas Maret Surakarta 3.  Merupakan  tambahan  referensi  bacaan  dan  bahan  pertimbangan  bagi
penelitian lanjutan terkait dengan DBH CHT di kota Surakarta.
commit to user 18
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pajak