commit to user 22
DBH CHT. Tata urutan pelaksanaan pembagian  DBH CHT ke daerah diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK.072010
tentang  Pelaksanaan  dan  Pertanggungjawaban  Anggaran  Transfer  ke Daerah.  Barang  kena  cukai  berupa  hasil  tembakau  dikenai  cukai
berdasarkan tarif paling tinggi: 1
Untuk yang  dibuat di Indonesia: a.  275  dari  harga  dasar  apabila  harga  dasar  yang  digunakan
adalah harga jual pabrik; atau b.  57  dari  harga  dasar  apabila  harga  dasar  yang  digunakan
adalah harga jual eceran. 2   Untuk yang diimpor:
a.  275  dari  harga  dasar  apabila  harga  dasar  yang  digunakan adalah nilai pabean ditambah bea masuk; atau;
b.  57  dari  harga  dasar  apabila  harga  dasar  yang  digunakan adalah harga jual eceran.
6. Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
Dana  Bagi  Hasil  Cukai  Hasil  Tembakau  DBH  CHT  adalah
Penerimaan negara dari cukai hasil tembakau yang dibuat di Indonesia dibagikan kepada provinsi penghasil cukai hasil tembakau sebesar 2
dua  persen.  DBH  CHT  merupakan  salah  satu  kebijakan  pemerintah dalam  pengembangan  pembangunan  di  Indonesia  atas  pemungutan
cukai  dari  Industri  Hasil  Tembakau  IHT
.
DBH  CHT  digunakan untuk mendanai:
commit to user 23
a.  Peningkatan kualitas bahan baku Peningkatan proses produksi industri hasil tembakau berupa bahan
mentah  dengan  bantuan  sarana  dan  prasarana  produksi,  bantuan modal  kerja,  demo  intensifikasi  tembakau  sebagai  bahan  baku
utama  dan  cengkeh  sebagai  bahan  baku  tambahan  dalam  proses pembuatan  rokok.  Peningkatan  kualitas  bahan  baku  industri  hasil
tembakau, meliputi: 1  Standardisasi kualitas bahan baku;
2  Pembudidayaan bahan baku dengan kadar nikotin rendah; 3  Pengembangan  sarana  laboratorium  uji  dan  pengembangan
metode pengujian; 4  Penanganan panen dan pascapanen bahan baku; danatau
5  Penguatan  kelembagaan  kelompok  petani  bahan  baku  untuk industri hasil tembakau.
b.  Pembinaan Industri Kegiatan  dalam  rangka  perbaikan  kualitas  produk  IHT  sejak  dari
bahan mentah hingga barang siap dipasarkan, termasuk penyediaan data  yang  menyajikan  informasi  yang  memuat  tentan  IHT,
kebutuhan  bahan  baku  IHT,  daerah  penghasil  bahan  baku  IHT, jumlah tenaga kerja, jenis IHT yang diproduksi, total produksi IHT
periode tertentu, dan potensi pemakaian cukai. Pembinaan industri hasil tembakau, meliputi:
commit to user 24
1  Pendataan  mesinperalatan  mesin  produksi  hasil  tembakau registrasi  mesinperalatan  mesin  dan  memberikan  tanda
khusus; 2  Penerapan  ketentuan  terkait  Hak  Atas  Kekayaan  Intelektual
HAKI; 3  Pembentukan kawasan industri hasil tembakau;
4  Pemetaan  IHT  berupa  kegiatan  pengumpulan  data  yang berkaitan  dengan  industri  hasil  tembakau  di  suatu  daerah,
meliputi : 5  Asal daerah bahan baku tembakau dan cengkih.
6  Kemitraan  Usaha  Kecil  Menengah  UKM  dan    usaha  besar dalam pengadaan bahan baku;
7  Penguatan kelembagaan asosiasi industri hasil tembakau; 8  Pengembangan  industri  hasil  tembakau  dengan  kadar  tar  dan
nikotin  rendah  melalui  penerapan  Good  Manufacturing Practices GMP.
c.  Pembinaan lingkungan sosial Merupakan  tanggung  jawab  sosial  yang  dilakukan  untuk
membantu  penyediaan  sarana  dan  prasarana  yang  diperlukan lingkungan,  membantu  permodalan  Usaha  Kecil  Menengah
UKM  atau  Industri  Kecil  Menengah  IKM.  Pembinaan lingkungan sosial, meliputi :
commit to user 25
1  Pembinaan  kemampuan  dan  ketrampilan  kerja  masyarakat  di lingkungan IHT danatau daerah penghasil bahan baku IHT;
2  Penerapan  manajemen  limbah  industri  hasil  tembakau  yang mengacu kepada Analisis Dampak Lingkungan AMDAL;
3  Penetapan   kawasan   tanpa   asap   rokok   dan   pengadaan tempat   khusus   untuk merokok di tempat umum; dan atau
4  Peningkatan  derajat  kesehatan  masyarakat  dengan  penyediaan fasilitas  perawatan  kesehatan  bagi  penderita  akibat  dampak
asap rokok d.  Sosialisasi ketentuan di bidang cukai
Proses pengenalan dan pemahaman tentang penggunaan pita cukai rokok,  pentingnya  pendapatan  dari  cukai  rokok  untuk
pembangunan, dampak penggunaan pita cukai rokok illegal. e.  Pemberantasan barang kena cukai illegal
Kegiatan  yang  bertujuan  untuk  meminimalisir  peredaran  rokok illegal,  meningkatkan  penggunaan  cukai  rokok  resmi  dan
memberikan  efek  jera  kepada  pelaku.  Pemberantasan  barang  kena cukai ilegal, meliputi:
1  Pengumpulan informasi hasil tembakau yang dilekati pita cukai palsu di peredaran atau tempat penjualan eceran;
2  Pengumpulan informasi hasil tembakau yang tidak dilekati pita cukai di peredaran atau tempat penjualan eceran; dan
commit to user 26
3  Pengumpulan  informasi  barang  kena  cukai  berupa  etil  alkohol dan minuman mengandung etil alkohol yang ilegal di peredaran
atau tempat penjualan eceran. 4  Apabila  dalam  pelaksanaan  kegiatan  pengumpulan  informasi
ditemukan  indikasi  adanya  hasil  tembakau  yang  dilekati  pita cukai palsu, hasil tembakau yang tidak dilekati pita cukai, atau
etil alkohol dan minuman mengandung etil alcohol yang ilegal di  peredaran  atau  tempat  penjualan  eceran,  walikota
menyampaikan informasi secara tertulis kepada DJBC. Dana  bagi  hasil  cukai  merupakan  bagian  kapasitas  fiskal  yang
perhitungannya  disesuaikan  dengan  formula  Dana  Alokasi  Umum DAU  yang  setiap  tahun  ditetapkan  dalam  pembahasan  RAPBN.
Pembagian,  pengelolaan,  dan  penggunaan  pembagian  dana  bagi  hasil cukai  hasil  tembakau  kepada  kabupatenkota  penyumbang  cukai  hasil
tembakau  dihitung  berdasarkan  kontribusi  penerimaan  cukai  hasil tembakau  pada  kabupatenkota  tersebut  sesuai  dengan  Peraturan
Menteri Keuangan No.20PMK.072009. Pembagian DBH CHT untuk masing-masing  daerah  provinsikabupatenkota  diatur  oleh  gubernur
dan  diusulkan  untuk  mendapatkan  persetujuan  dan  penetapan  oleh Menteri Keuangan, dengan komposisi :
a.  30  untuk provinsi penghasil b.  40 untuk kabupatenkota daerah penghasil
c.  30 untuk kabupatenkota lainnya
commit to user 27
Menteri  Keuangan  melakukan  pemantauan  dan  evaluasi  atas penggunaan  anggaran  peningkatan  kualitas  bahan  baku,  pembinaan
Industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai, danatau  pemberantasan barang kena cukai illegal  yang berasal
dari  DBH  CHT  yang  dibuat  di  Indonesia.  Apabila  hasil  pemantauan dan  evaluasi  anggaran  peningkatan  kualitas  bahan  baku,  pembinaan
Industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai, danatau pemberantasan barang kena cukai illegal dari dana bagi
hasil  cukai  hasil  tembakau  mengidikasikan  adanya  penyimpangan pelaksanaan  akan  ditindaklanjuti  sesuai  dengan  peraturan  perundagan
yang  belaku.  Atas  penyalahgunaan  alokasi  tersebut  dapat  diberikan sanksi  penangguhan  hingga  penghentian  penyaluran  DBH  CHT  serta
apabila dalam pelaksanaan pengalokasian ke setiap SKPD terdapat sisa alokasi,  Penganggaran  Sisa  Lebih  Pembiayaan  Anggaran  SILPA
DBH  CHT  dianggarkan  kembali  dalam  APBD  Tahun  Anggaran berikutnya untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.
7. Pengalokasian DBH CHT