Gambaran Umum Rumah Makan King’s Fried Chicken Manajemen Pemasaran King’s Fried Chicken

commit to user

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Rumah Makan King’s Fried Chicken

Populasi penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 237 juta jiwa BPS, 2010. Meningkatnya jumlah penduduk, merupakan sebuah peluang usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan, termasuk pangan olahan daging ayam. King’s Fried Chicken merupakan salah satu rumah makan yang produk utamanya ayam goreng presto atau sering disebut ayam goreng tulang lunak. Rumah makan ini didirikan sejak Oktober 2009 di Surakarta untuk memenuhi kebutuhan konsumen. King’s Fried Chicken didirikan untuk menjawab tantangan konsumen akan kebutuhan makanan terutama produk ayam goreng tulang lunak. Pada awal berdirinya King’s Fried Chicken, produk utama ayam goreng tulang lunak belum banyak diminati oleh konsumen. Sejalan dengan perkembangannya banyak bermunculan usaha dengan produk sejenis, diantaranya Mesam-Mesem, The Mesem, dan Bengawan sehingga persaingan diantara produk sejenis meningkat. King’s Fried Chicken menerapkan berbagai strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan. Ayam goreng tulang lunak di King’s Fried Chicken merupakan produk cepat saji, dimana konsumen tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkannya. Strategi ini dijalankan untuk memenuhi tuntutan konsumen. Segmentasi pasar King’s Fried Chicken adalah masyarakat kampus dan sekitarnya. Menurut Kotler 2002 segmen pasar terdiri dari sekelompok besar konsumen yang dapat diidentifikasi berdasarkan keinginan, daya beli, lokasi geografis, dan perilaku pembelian. Segmentasi tersebut menjadi sasaran pasar utama, karena lokasi King’s Fried Chicken yang berada dekat dengan kampus.

B. Manajemen Pemasaran King’s Fried Chicken

Pemasaran ayam goreng tulang lunak di King’s Fried Chicken melalui beberapa proses kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan konsumen, penentuan produk, penetapan harga, pelayanan, serta kegiatan promosi yang efektif 10 commit to user untuk menarik minat konsumen. Kegiatan tersebut sesuai dengan pendapat Kotler 2000 bahwa manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran barang dan jasa untuk menarik minat konsumen. Pemasaran yang dilakukan oleh King’s Fried Chicken bertujuan untuk meningkatkan penjualan agar optimal dan memenangkan persaingan pasar, Hal ini sesuai dengan pendapat Tjiptono 2001 bahwa tujuan pemasaran yaitu mencapai penjualan yang optimal dengan mengembangkan keunggulan produk. Strategi pemasaran yang diterapkan oleh manajemen King’s Fried Chicken dengan bauran pemasaran marketing mix meliputi variabel produk, harga, distribusi, dan promosi, Hal ini sesuai dengan pendapat McCarthy cit. Kotler 2004 yang mengklasifikasikan variabel bauran pemasaran marketing mix menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P yaitu: produk product, harga price, tempat place, dan promosi promotion. Produk utama King’s Fried Chicken adalah ayam goreng tulang lunak, yang ditawarkan kepada konsumen untuk memperoleh keuntungan perusahaan. Menurut Tjiptono 2001 produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikosumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk ayam goreng tulang lunak merupakan produk yang berbeda dengan produk olahan ayam yang lain, produk ini merupakan produk olahan daging ayam yang inovatif yaitu memiliki karakteristik tulang yang lunak sehingga produk ini diharapkan memiliki penjualan yang tinggi dan diminati konsumen. Hal ini sesuai pendapat Kotler 2001 konsep produk menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan diri paling bermutu, berkinerja, dan inovatif. Harga ayam goreng tulang lunak di King’s Fried Chicken disesuaikan dengan kemampuan beli pangsa pasar untuk memperoleh penjualan yang tinggi. Harga ayam goreng tulang lunak ditetapkan oleh King’s Fried Chicken dengan beberapa pertimbangan seperti biaya produksi, biaya distribusi, dan 11 commit to user biaya lain untuk memperoleh laba yang maksimal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tjiptono 2001 harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan Kotler 2002 menambahkan harga merupakan jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa. Saluran pemasaran menurut Kotler 2002 adalah serangkaian organisasi yang saling terlibat dalam proses menjadikan produk siap untuk di konsumsi. King’s Fried Chicken menggunakan saluran pemasaran langsung, yaitu dengan tatap muka di lokasi penjualan. Kegiatan penjualan yang dilakukan oleh King’s Fried Chicken melibatkan pelayan untuk menyajikan produknya. Tujuan dari penggunaan pelayan ialah memanfaatkan tingkat kontak atau hubungan, spesialisasi, dan menyajikan produk Tiptono, 2001. King’s Fried Chicken menerapkan layanan pesan antar dengan harga yang sama, bertujuan untuk mempermudah konsumen dalam mendapatkan ayam goreng tulang lunak. Layanan pesan antar menjadi efektif bagi konsumen karena konsumen tidak perlu keluar rumah dalam mendapatkan produk tersebut. Menurut Swasta 1997 promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk meningkatkan permintaan, promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang dilaksanakan oleh King’s Fried Chicken dalam memasarkan ayam goreng tulang lunak. Promosi yang dilakukan oleh king’s Fried Chicken diantaranya dilakukan dengan periklanan yaitu penyebaran pamflet dan leaflet, serta personal selling yang dilakukan pramuniaga dalam melayani konsumen yang datang.

C. Deskripsi Responden