commit to user
dengan melamik melamik
6 Menghitung anggaran biaya pekerjaan melamik
Menghitung anggaran biaya pekerjaan melamik
9
D Melaksanakan Pekerjaan Pengecatan Kayu
1 Merencanakan kebutuhan bahan cat kayu
Merencanakan kebutuhan bahan cat kayu
9
2 Mengecat kayu Mengecat permukaan kayu
9
3 Menghitung anggaran biaya pekerjaan pengecatan kayu
Menghitung anggaran biaya pekerjaan pengecatan kayu
9
Jumlah 9
6 Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa kemampuan produktif siswa teknik
konstruksi kayu dengan pekerjaan di industri adalah sebagai berikut :
60 100
15 9
= x
Jadi berdasarkan pernyataan informan di atas dan analisis dokumen peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan siswa program keahlian teknik
bangunan khususnya pada program keahlian teknik konstruksi kayu sudah dapat dikatakan relevan dengan tuntutan dunia industri dengan tingkat
relevansi mencapai 60 . Berdasarkan data di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
kemampuan siswa pada kurikulum kelompok produktif sudah dapat dikatakan relevan dengan tuntutan pekerjaan yang ada di dunia usahadunia
industri DuDi.
3. Faktor Penghambat Pelaksanaan Prakerin SMK N 5 Surakarta
Dalam melaksanakan Prakerin di SMK N 5 Surakarta khususnya pada
jurusan Teknik Bangunan, ada beberapa masalah atau hambatan yang membuat pelaksanaan Prakerin kurang maksimal. Adapun hambatan yang
commit to user
dialami oleh SMK N 5 Surakarta dalam pelaksanaan Prakerin adalah sebagai berikut:
1 Kurang sesuainya jenis pekerjaan yang ada di tempat Prakerin. Kurang sesuainya jenis pekerjaan yang diberikan industri kepada
peserta Prakerin menjadikan suatu masalah dalam pelaksanaan prakerin. Hal tersebut dipertegas oleh pernyataan informan 2 14 Agustus 2010
yang menyatakan bahwa “Hambatannya itu memang banyak sekali, yang pertama itu tidak relevan pekerjaan yang diberikan kepada siswa prakerin
misalnya untuk anak gambar itu di suruh untuk mengecat itu kan tidak sesuai dengan kompetensi yang diberikan di sekolah”.
Dari keterangan yang diberikan di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu hambatan dalam pelaksanaan Prakerin adalah adanya
ketidaksesuaian pekerjaan yang ada di industri. 2 Tempat prakerin yang jauh.
Tempat yang jauh dari tempat tinggal juga menghambat pelaksanaan jalannya prakerin. Menurut informan 8 31 agustus 2010
“Untuk hambatan atau masalah ada mas, yaitu tempatnya agak jauh”. Hal senada juga diungkapkan oleh informan 2 14 agustus 2010 yang
menerangkan “kesulitannya kalau sejauh ini tempat industrinya itu berjauhan”. Berdasar hasil observasi lokasi prakerin ada yang terletak di
daerah yang jauh dengan sekolah yaitu di Gemolong yang berjarak ±15 Km dari sekolah, hal itu mengakibatkan peserta agak malas untuk menuju
ke tempat industri. Berdasarkan hasil observasi dan pernyatan di atas peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa tempat Prakerin yang jauh dari tempat tinggal menimbulkan hambatan atau masalah dalam pelaksanaan
prakerin. 3 Sistem pembimbingan yang kurang optimal.
Kegiatan monitoring atau pembimbingan pada pelaksanaan prakerin di SMK N 5 Surakarta masih ada beberapa masalah. Masalah
tersebut adalah berupa sistem pembimbingan yang dilakukan oleh pihak
commit to user
sekolah. Sistem pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah kurang optimal karena hanya dilakukan satu kali. Hal tersebut dijelaskan oleh
informan 8 31 Agustus 2010 yang menyatakan bahwa “pembimbingan dari pihak sekolah hanya
meninjau satu kali mas yaitu saat kita berada disana dapat satu bulan”. Hal tersebut mengakibatkan peserta didik kurang
mendapatkan pengawasan dari pihak sekolah. Pernyataan senada juga diungkapkan oleh informan 3 14 Agustus 2010 yang menyatakan bahwa:
“Hambatan datang dari anaknya sendiri misalnya di industri karena pantauannya dari sekolah tidak seperti hari biasa jadi ada siswa yang tidak
masuk artinya selama melaksanakan prakerin siswa malah tidur di rumah”. Berdasar hasil observasi dan penjelasan dari informan peneliti
dapat mengambil kesimpulan bahwa sistem pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah masih kurang optimal.
C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori