Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam Pelaksanaan Prakerin

commit to user 8. Struktur Organisasi Struktur organisasi program keahlian teknik bangunan SMK N 5 Surakarta dapat dilihat seperti gambar 5. Gambar. 5 Struktur Organisasi Program Keahlian Teknik Bangunan Sumber dokumen SMK N 5 Surakarta

B. Diskripsi Temuan Studi Penelitian

1. Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam Pelaksanaan Prakerin

Praktek kerja industri atau Prakerin merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya meningkatkan kemampuan produktif Ketua Program Drs. Purwanto, ST. Bisnis Center Drs. Sujadi Sekretaris Margono S.Pd Unit PrakerinBKK Suwarno, S.Pd Kepala Bengkel Drs. Suteng. S, ST. Drs. Suprapto Drs. Sukamto Unit Kurikulum Drs. Sri Hardoyo Unit Kesiswaan Sukisno, S.Pd Toolman Sutanto Wali Kelas Guru Siswa commit to user siswa. Adapun langkah yang ditempuh oleh SMK N 5 Surakarta khususnya pada Program keahlian Teknik Bangunan pada pelaksanaan Prakerin adalah sebagai berikut: a. Praprakerin Kegiatan Praprakerin di SMK N 5 Surakarta merupakan tahapan sebelum pelaksanaan Prakerin. Kegiatan ini berisi kegiatan tentang penetapan industri tempat prakerin. Berdasarkan hasil wawancara dengan WKS 4 pada tanggal 18 Agustus 2010 pelaksanaan praprakerin antara lain: analisis industri, pemetaan, mengadakan singkronisasi dengan industri, mengadakan MoU. Hal tersebut dipertegas dengan dokumen rencana Operasi WKS 4, dalam dokumen itu penetapan industri tempat prakerin meliputi kegiatan analisis kebutuhan industri, penetapan industri baru, singkronisasi industri baru, MoU, sosialisasi program prakerin dengan DUDI, sosialisasi program prakerin ke guru pembimbing, penetapan industri tempat prakerin, dan pembekalan siswa Prakerin. Berdasarkan hasil wawancra dan hasil observasi peneliti menganalisis tahap praprakerin di SMK N 5 Surakarta sudah berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan oleh WKS 4. b. Pelaksanaan Prakerin Pelaksanaan kegiatan praktek kerja industri di Program Teknik Bangunan SMK N 5 Surakarta meliputi tahap persiapan, tahap pellaksanaan prakerin, dan laporan pelaksanaan prakerin. Adapun penjelasan tentang tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Tahap Persiapan Pelaksanaan Prakerin Tahap persiapan merupakan tahap dimana siswa dibekali ketrampilan sesuai dengan kompetensinya yang mana hal ini telah didapatkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pelaksanaan Prakerin di SMK N 5 Surakarta ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh pihak sekolah, antra lain : Peserta Prakerin, Syarat-syarat yang harus di penuhi oleh peserta Prakerin. a Peserta Prakerin commit to user Tujuan Prakerin adalah melatih calon tenaga kerja yang mempunyai kompetensi atau ketrampilan yang sesuai dengan bidangnya, maka hal dasar yang harus ada pada peserta Prakerin yaitu mampu menguasai dasar- dasar kejuruan dan telah menguasai program keahlian sesuai dengan program diklat masing-masing, khususnya program keahlian bangunan. Dengan demikian peserta Prakerin di SMK N 5 Surakarta khususnya di program keahlian teknik bangunan dilaksanakan oleh siswa yang telah mendapatkan pembelajaran program keahlian tersebut yaitu kelas XII. Hal tersebut dipertegas dari pernyataan WKS 4 informan 1 18 Agustus 2010, yang menyatakan bahwa “Disini ya mas, peserta prakerin adalah siswa kelas XII dimana siswa tersebut telah mendapat pelajaran tentang keahlian bagunan selama dua tahun yaitu mulai darai kelas X sampai XI dan diharapkan ketrampilan yang sudah didapat oleh siswa dapat diaplikasikan di industri”. Pernyataan tersebut diperkuat oleh informan 2 30 Agustus 2010, yang menyatakan bahwa “seluruh peserta Prakerin telah mendapat pembelajaran selama di kelas X dan XI, sehingga sudah mempunyai keahlian yang biasa diterapkan di industri”. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa peserta Prakerin adalah siswa yang telah menguasai dasar-dasar kejuruan dan telah menguasai program diklat sesuai dengan program keahlian masing-masing. b Syarat Peserta Prakerin Untuk menunjang kelancaran kegiatan Prakerin, siswa yang diikutsertakan dalam program Prakerin harus memenuhi syarat- syarat. Syarat tersebut antaralain: 1 Siswa SMK N 5 Surakarta commit to user Siswa yang mengikuti Prakerin adalah semua siswa kelas XII SMK N 5 Surakarta. Adapun jumlah siswa untuk program keahlian teknik bangunan berjumlah 64 siswa. 2 Sehat Jasmani Rohani Siswa yang melaksanakan prakerin harus dalam keadaan sehat hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan Prakerin dapat berjalan lancar. Hal tersebut dijelaskan oleh informan 1 18 Agustus 2010 yang menyatakan bahwa “siswa yang melaksanakan prakerin harus sehat artinya tidak dalam keadaan sakit jadi saat berada di industri dapat melaksanakan pekerjaaan yang ada di sana”. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa peserta prakerin harus dalam keadaan sehat dalam arti harus sehat badannya sehingga dapat melaksanakan prakerin dengan baik. 3 Menyelesaikan Administrasi Prakerin Siswa yang akan melaksanakan Prakerin harus menyelesaikan administrasinya, agar dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan lancar. Lebih lanjut hal tersebut dijelaskan oleh informan 1 “siswa yang akan prakerin itu harus menyelesaikan administrasi seperti lunas SPP, dll”. 4 Mengikuti Pembekalan Prakerin Yang Diadakan Sekolah Pembekalan Prakerin dilaksanakan sebelum peserta prakerin diterjunkan ke industri. Dalam pembekalan ini siswa diberi pengarahan dan petunjuk agar para siswa peserta Prakerin siap melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada di industri, dan agar siswa mengerti keadaan yang sebenarnya di lingkungan kerja. Lebih lanjut diungkapkan oleh informan 3 14 Agustus 2010 :“jadi ada pembekalan, perjurusan, ada yang dikumpulkan secara massal, untuk pembekalan perjurusan kita commit to user membatasi siswa apa-apa yang harus dilakukan dan apa yang harus diikuti di industri, jadi anak harus mengikuti di industri”. Berdasarkan pernyataan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa peserta prakerin harus mengikuti pembekalan yang diadakan oleh pihak sekolah agar selama di industri peserta prakerin dapat melaksanakan dengan baik. 5 Melaksanakan tata tertib baik di sekolah maupun di Industri. Peraturan atau tata tertib yang diberikan kepada peserta Prakerin bertujuan agar pelaksanaan Prakerin dapat berlangsung dengan baik dan lancar sesuai yang diharapkan Adapun tata tertib yang harus dipatuhi peserta Prakerin dan tindakan yang diambil adalah sebagai berikut : Tabel 3. Tata tertib dan Sanksi Siswa Prakerin KATAGORI JENIS PELANGGARAN JUMLAH POIN RINGAN - Terlambat setelah 10 menit jam kerja industri. - Rambut panjang. - Rambut dicat. 3 3 3 SEDANG - Tidak memakai seragam sesuai - Berkata tidak sopan. - Corat-coret fasilitas industri. - Tidak masuk praktek tanpa ijin. - Membolos. 5 5 5 5 5 BERAT - Tidak masuk tanpa ijin 4 hari berturut- turut. - Merokok di lingkungan industri. - Merusak fasilitas industri. - Membawamembaca buku porno, VCD porno di industri. - Membawa senjata tajam, minuman beralkohol. - Berkelahi, mencuri atau melakukan tindakan kriminal lainnya dan mencemarkan nama baik industri. - Membawa senjata api, bahan peledak dan narkoba atau zat adiktif. 30 10 30 30 50 30-100 Dikembalikan ke orang tua commit to user Tabel. 4 . Tindakan yang diambil Dokumen dari SMK N 5 Surakarta Berdasarkan hasil wawancara dan analisis dokumen peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam tahap persiapan pelaksanaan prakerin di SMK N 5 Surakarta Khususnya pada Program Keahlian Teknik Bangunan sudah berjalan dengan baik. 2 Tahap Penyerahan Siswa Ke Industri a Proses Penyerahan Pada tahap ini peserta Prakerin mulai diterjunkan di institusi pasangan atau dunia industri. Penyerahan siswa ke dunia industri dilakukan oleh guru pembimbing ke tempat industri yang sudah mengadakan MoU dengan sekolah. Dalam proses penyerahan ini guru pembimbing menyerahkan semua pengawasan siswa peserta Prakerin ke pihak industri yang menjadi institusi pasangan. Selama di dunia industri siswa peserta prakerin harus mematuhi semua peraturan yang ada di tempat tersebut, serta harus dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di sekolah untuk diterapkan di industri sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Di sini siswa mempraktekkan ketrampilan dasar kejuruan sesuai dengan bidang keahlian yang telah didapat di sekolah. Hal senada juga diungkapkan informan 2 14 Agustus 2010, yang menyatakan “penerjunan disini disesuaikan dengan program kealiannya masing-masing, misalnya untuk anak TKB dan TGB itu diterjunkan di proyek bangunan seperti ikut di konsultan proyek seperti di Candrakirana Design, JUMLAH POIN JENIS TINDAKAN 20 Teguran dan pembinaan 1 30 Teguran dan pembinaan 2 40 Panggilan orang tuawali siswa ke-1 60 Panggilan orang tuawali siswa ke-2 60 Dibina di sekolah commit to user ada juga yang langsung di proyeknya yaitu seperti di PT. Cipta Graha Putra itu langsung di perumahannya. Sementara untuk anak TKK itu ditempatkan di perusahaan kayu yang sudah besar seperti di CV Karya Jati di daerah sentra industri mebel di Gemolong Sragen”. Lebih lanjut informan 1 18 Agustus 2010 menambahkan penerjunan siswa itu sesuai dengan bidang keahliannya masing- masing, untuk teknik bangunan itu yang TKB dan TGB itu ada yang ditempatkan di industri yang sama yaitu langsung di lokasi proyeknya sesuai dengan industri yang dipilih siswa tersebut untuk melakukan Prakerin, sedangkan untuk anak TKK itu ditempatkan industri perkayuan seperti mebeler di daerah dekat Gemolong”. Dari dua pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyerahan peserta Prakerin di SMK N 5 Surakarta pada jurusan teknik bangunan disesuaikan dengan program keahlian dan kompetensinya masing-masing. Untuk program keahlian teknik konstruksi bagunan ditempatkan di perusahaan pelaksana proyek, untuk program keahlian teknik gambar bangunan ditempatkan di konsultan perencana bangunan, sedangkan untuk program keahlian teknik konstruksi kayu ditempatkan di perusahaan perkayuan seperti perusahaan mebel. b Waktu Waktu pelaksanaan Prakerin adalah 2 bulan yaitu terhitung dari tanggal 21 Juni 2010 sd 21 Agustus 2010. Hal tersebut senada dengan pernyataan informan 1 18 Agustus 2010 yang menyatakan bahwa “Pelaksanaannya itu kita mengambil antara waktu luang liburan , yaitu tanggal 21 juni sd 21 agustus 2010, kenapa pas itu kan liburan jadi tidak menggangu proses belajar mengajar, untuk waktu pelaksanaan itu sendiri disini dua bulan karena mengacu pada tuntutan akreditasinya yaitu minimal 500 jam pelajaran sekolah, itu kalau dihitung kira-kira hanya 2 bulan sudah cukup, jadi disini hanya mengambil jam yang minimal”. commit to user Berdasarkan penjelasan dari beberapa informan maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa waktu pelaksanaan prakerin di SMK N 5 Surakarta adalah dua bulan yaitu pada tanggal 21 Juni 2010 sampai 21 Agustus 2010. c Pekerjaan Yang Dilakukan Peserta Prakerin Pekerjaan yang dilakukan oleh peserta Prakerin selama berada di industri harus sesuai dengan kompetensi yang diajarkan di sekolah yaitu sesuai dengan kurikulum kelompok produktif. Misalnya untuk anak TKB selama di industri disuruh membuat menghitung RAB, mengerjakan pekerjaan pembesian, pemasangan batu, dan lain-lain, untuk anak TGB selama di industri di suruh menghitung RAB, menggambar bangunan, dll, Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan informan 7 31 Agustus 2010 yang menyatakan bahwa “Saya disana Cuma di suruh menggambar dengan menggunakan Auto Cad “ hal senada juga diungkapkan informan 8 31 Agustus 2010, yang menyatakan “Disana saya disuruh memelester, mengaci, mengecat, mengukur atau membuat bouplank “. Hal tersebut dipertegas dari pernyataan informan 4 13 Agustus 2010 dia mengatakan bahwa ” Kalau disini ya mas, para siswa saya suruh untuk melakukan pengukuran tanah, jadi saya suruh mencoba menggunakan teodolit, saya suruh membuat plesteran, mengaci, dan juga mengecat. Selain itu siswa juga saya suruh untuk menghitung RAB, merencanakan bangunan, gitu mas”. Dari pernyataan berikut dapat disimpulkan bahwa peserta Prakerin selama di industri memang disuruh mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi yang sudah diberikan di sekolah, namun ada juga yang tidak sesuai dengan kompetensi disekolahan misalnya anak TGB disuruh mengerjakan pekerjaan mengecat. Sementara itu untuk anak TKK selama di industri melakukan pekerjaan finishing kayu seperti mengamplas, memeni, commit to user dll. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan 9 30 Agustus 2010 yang menyatakan bahwa” Disana saya melakukan pekerjaan pembuatan sambungan, perakitan, finishing”. Hal senada juga diungkapkan oleh informan 5 19 Agustus 2010 yang menyatakan bahwa” ya kalau ditempat saya ya saya suruh untuk merakit mebel dan finishing”. Dari pernyataan diatas peneliti menganalisis dan menyimpulkan bahwa anak TKK selama di tempat Prakerin disuruh mengerjakan pekerjaan perakitan mebel dan juga finishing mebel. Hal tersebut berarti pekerjaan yang dilakukan peserta Prakerin di industri sudah sesuai dengan pelajaran yang diberikan di sekolah. Dalam tahap penyerahan siswa ke tempat prakerin peneliti menganalisis bahwa proses penyerahan siswa ke tempat prakerin telah berjalan dengan baik, dan untuk waktu penyerahan siswa ke tempat prakerin sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh WKS 4. Sedangkan untuk jenis pekerjaan yang dilakukan siswa di tempat prakerin sebagian besar sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran hasil singkronosasi dengan dunia industri, namun adapula jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh siswa. 3 Tahap monitoring pembimbingan a Sistem Pembimbingan Dalam pelaksanaan Prakerin perlu adanya pembimbingan. Pembimbingan dimaksudkan agar dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang biasa terjadi pada saat pelaksanaan Prakerin. Pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan Prakerin di SMK N 5 Surakarta ada 2 yaitu pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah dan pembimbingan yang dilakukan oleh pihak industri. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 1 18 Agustus 2010 yang menyatakan “Untuk pembimbingan dibimbing oleh guru yang commit to user mengajar misal bangunan yang membimbing ya guru bangunan , kalau di industri ada guru pembimbing sendiri disana ada pembimbing dari industri”. Pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah dilakukan oleh guru pembimbing yaitu guru yang mengajar pada program keahlian. Proses pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah seperti yang dikemukakan oleh informan 2 14 Agustus 2010 yang menyatakan “untuk proses pembimbingannya itu sendiri seperti yang sudah-sudah kita mengantar, mengarahkan, siswa agar tidak bikin malu sekolah berbuatlah sebaik mungkin disana dengan harapan besok itu bisa diterima kembali disana seandainya besok itu anda bekerja disana, jadi kita itu memberi pengarahan seperti itu , mewanti-wanti anak jangan sampai terjadi yang tidak diinginkan”. Lebih lanjut tugas pembimbing seperti yang tertuang dalam dokumen uraian tugas dan wewenang di lini WKS 4 antara lain: 1. guru pembimbing menyerahkan siswa prakerin, memonitoring serta menarik siswa Prakerin dari industri dengan surat tugas yang disahkan oleh kepala sekolah, 2. guru pembimbing mencatat permasalahan dan saran dari DuDi pada kolom permasalahn dan saran, 3. Guru pembimbing mencatat pelanggaran siswa berdasarkan data dari DuDi, 4. Pembimbing menyerahkan bukti berkas surat tugas penyerahan, monitoring serta penarikan siswa prakerin ke ketua program keahlian. Proses pembimbingan siswa prakerin yang lain dilakukan oleh pihak industri. Dalam hal ini pihak industri menyiapkan pembimbing untuk membantu siswa prakerin selama berada di industri. Pelaksanaan pembimbingan selama di industri antara lain pembimbing selalu mengarahkan siswa untuk dapat melakukan semua pekerjaan yang ada di industri. Lebih lanjut informan 4 13 Agustus 2010 menjelaskan bahwa ” Pembimbingan yang dilakukan di tempat ini adalah kepada peserta prakerin diberikan commit to user bimbingan setiap akan melakukan pekerjaan dan setiap peserta prakerin diikutkan bekerja dengan mandor”. Dari beberapa pernyataan diatas penulis dapat menganalisis dan menyimpulkan bahwa proses pembimbingan untuk peserta Prakerin SMK N 5 Surakarta dilakukan 2 pihak yaitu pihak dari sekolah dan dari industri sendiri. b Evaluasi Selama pembimbingan pembimbing mengadakan evaluasi kepada setiap peserta prakerin. Evaluasi yang diberikan oleh pembimbing adalah berupa penilaian terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh peserta prakerin. Hal tersebut dijelaskan oleh informan 4 13 Agustus 2010 yang menyatakan bahwa ”Bentuk evaluasi dilakukan setelah peserta prakerin melaksanakan pekerjaan yaitu dengan melihat hasil pekejaan yang dilakukan dan memberikan penilaian setelah itu pengarahan jika masih ada kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut”. Dalam melaksanakan penilaian terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh peserta prakerin pembimbing mempertimbangkan kriteria penilaian . kriteria penilaian ini berasal dari sekolah yang berisi antara lain : aspek nonteknis dan aspek produktif atau jenis pekerjaan. Adapun aspek nonteknis yang di nilai adalah disiplin waktu, kemauan kerja dan motivasi, kualitas kerja, inisiatif dan kreativitas, dan perilaku. Sedangkan untuk aspek jenis pekerjaan kriteria penilaiaanya adalah sebagai berikut: Tabel.5. Kriteria Penilaian Prakerin No Nilai Prakerin Indikator 1 8,6 – 10 Semua tugas dibebankan berhasil dengan baik, mutu hasil sempurna, mutu paling tinggi dalam standart produksi. commit to user 2 6,6 – 8,5 Semua tugas yang dibebankan dilaksanakan dengan lancar hanya terdapat kesalahan-kesalahan kecil, mutu tinggi dalam pekerjaan. 3 5,6 – 6,5 Hanya mencukupi untuk persyaratan minimal yang diharapkan dari tenaga kerja atau sesuai dengan standart rata-rata dari tenaga kerja 4 4,0 – 5,5 Tidak mencukupi untuk memenuhi persyaratan minimal yang diharapkan dari tenaga kerja Dalam tahap pembimbingan peneliti menganalisis bahwa proses pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah masih kurang optimal, hal tersebut mengakibatkan siswa malas-malasan saat berada di tempat prakerin. 4 Tahap Penarikan Siswa Dari Industri Setelah siswa selesai melaksanakan Prakerin di dunia industri selama 2 bulan, maka semua siswa peserta prakerin ditarik kembali dari dunia industri oleh pihak sekolah untuk melanjutkan pembelajaran di sekolah sesuai dengan jurusannya masing-masing. Penarikan siswa dari tempat industri dilakukan oleh guru pembimbing sesuai dengan salah satu tugas mereka yaitu menarik peserta prakerin dari dunia industri. Dalam proses penarikan tersebut guru pembimbing yang akan menarik siswa memberikan surat yang berisi tentang form kepuasan pihak industri terhadap pelaksanaan prakerin. Hal tersebut diperjelas oleh informan 3 14 Agustus 2010 yang menyatakan bahwa” Lalu untuk tahap penarikan itu kami selaku guru pembimbing yang melakukan, bersamaan dengan penarikan pihak sekolah memberikan form kepuasan pelaksanaan prakerin kepada pihak industri untuk diisi sebagai bahan evaluasi pelaksanaan prakerin secara keseluruhan”. Dari pernyataan diatas peneliti menganalisis dan menyimpulkan bahwa penarikan peserta prakerin dilakukan oleh guru pembimbing disertai evaluasi kepuasan industri terhadap pelaksanaan prakerin sudah berjalan dengan baik. commit to user c. Laporan Pelaksanaan Prakerin Setelah pelaksanaan prakerin selesai pihak sekolah mengadakan laporan pelaksanaan Prakerin. Lebih lanjut informan 1 18 Agustus 2010 menjelaskan bahwa ” Pelaporan prakerin berupa analisis pelaksanaan dalam hal ini ketercapaian sasaran materi dan kepuasan pelanggan”. Dalam pelaporan prakerin kegiatan yang dilakukan seperti yang tercantum dalam dokumen rencana operasi WKS 4 adalah pengumpulan jurnal pembimbing, rekap pelanggaran tata tertib siswa, evaluasi kelayakan industri, sertifikasi, dan analisis kepuasan industri. Berdasar hasil observasi semua kegiatan yang ada dalam rencana operasi WKS 4 tentang pelaporan pelaksanaan prakerin di SMK N 5 Surakarta khususnya pada Program Keahlian Teknik Bangunan sudah berjalan dengan baik.

2. Relevansi Kemampuan Siswa Pada Kurikulum Kelompok Produktif Dengan