commit to user
sekolah. Sistem pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah kurang optimal karena hanya dilakukan satu kali. Hal tersebut dijelaskan oleh
informan 8 31 Agustus 2010 yang menyatakan bahwa “pembimbingan dari pihak sekolah hanya
meninjau satu kali mas yaitu saat kita berada disana dapat satu bulan”. Hal tersebut mengakibatkan peserta didik kurang
mendapatkan pengawasan dari pihak sekolah. Pernyataan senada juga diungkapkan oleh informan 3 14 Agustus 2010 yang menyatakan bahwa:
“Hambatan datang dari anaknya sendiri misalnya di industri karena pantauannya dari sekolah tidak seperti hari biasa jadi ada siswa yang tidak
masuk artinya selama melaksanakan prakerin siswa malah tidur di rumah”. Berdasar hasil observasi dan penjelasan dari informan peneliti
dapat mengambil kesimpulan bahwa sistem pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah masih kurang optimal.
C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori
1. Pelaksanaan Prakerin Program Teknik Bangunan SMK N 5 Surakarta Pelaksanaan Prakerin di SMK N 5 Surakarta terdiri dari beberapa
tahapan. Tahapan yang dilalui oleh SMK N 5 Surakarta khususnya program keahlian Teknik Bangunan antara lain:
a.
Pra Prakerin Kegiatan Praprakerin di SMK N 5 Surakarta merupakan tahapan
sebelum pelaksanaan Prakerin. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini antra lain : analisis kebutuhan industri, penetapan industri baru,
singkronisai industri baru, MoU, sosialisasi program Prakerin ke guru pembimbing. Pada tahap ini telah dilaksanakan dengan baik.
b. Pelaksanaan Prakerin 1 Persiapan Prakerin
Tahap ini merupakan tahap dimana siswa dibekali ketrampilan sesuai dengan kompetensinya yang didapatkan dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
commit to user
Selain itu pihak SMK N 5 Surakarta juga mempersiapkan peserta Prakerin dengan beberapa syarat. Adapun syarat-syarat tersebut antara
lain: mengikuti pembekalan, melaksanakan tata tertib yang ada. Dalam tahap ini SMK N 5 Surakarta telah melaksanakan dengan
baik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 2 Penyerahan Siswa Ke Industri
Penyerahan peserta prakerin di SMK N 5 Surakarta sudah sesuai dengan kurikulum dan peraturan yang berlaku, pelaksanaannya sudah
berjalan lancar karena adanya kerjasama yang antara pihak sekolah dengan pihak dunia usaha dunia industri. Waktu pelaksanaan
Prakerin di SMK N 5 Surakarta adalah 2 bulan. 3 Pembimbingan Monitoring
Pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan Prakerin di SMK N 5 Surakarta ada 2 yaitu pembimbingan oleh pihak sekolah dan
pembimbingan oleh pihak industri. Dalam tahap pembimbingan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana namun masih kurang optimal
yaitu pembimbingan yang dilakukan dari sekolah. 4 Penarikan Siswa Dari Industri
Penarikan siswa dari tempat prakerin sudah berjalan dengan baik yaitu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
c. Laporan Pelaksanaan Kegiatan pelaporan prakerin telah dilakukan dengan baik yaitu berupa
kegiatan pengumpulan jurnal pembimbing, rekap pelanggaran tata tertib siswa, evaluasi kelayakan industri, sertifikasi, dan analisis kepuasan industri.
2. Relevansi Kemampuan Siswa Terhadap Tuntutan Dunia Industri Dari hasil wawancara tentang kemampuan siswa pada kurikulum
produktif, bahwasannya kemampuan siswa pada kurikulum kelompok produktif Program Keahlian Teknik Bangunan SMK N 5 Surakarta dapat
melaksanakan pekerjaan yang ada di industri sesuai dengan rencana program pembelajaran hasil singkronisasi sekolah dengan dunia usahadunia industri
commit to user
DuDi. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel relevansi proses pelaksanaan prakerin yang menunjukkan tingkat relevansi kemampuan siswa program
keahlian teknik bangunan. Adapun tingkat relevansi siswa terhadap tuntutan pekerjaan yang ada di industri untuk siswa pada kompetensi keahlian Teknik
Gambar Bangunan adalah sebesar 68, siswa pada kompetensi keahlian Teknik Konstruksi Bangunan adalah sebesar 80,95 ,dan siswa pada
kompetensi keahlian Teknik Konstruksi Kayu adalah sebesar 60. Dari data tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa kemampuan siswa pada program
keahlian teknik bangunan SMK N 5 Surakarta sudah dapat dikatakan relevan dengan tuntutan pekerjaan di dunia usahadunia industri DuDi.
3. Faktor Penghambat Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Hambatan dan masalah yang terjadi pada pelaksanaan Prakerin SMK
N 5 Surakarta Program Keahlian Teknik Bangunan adalah: a. Kurang sesuainya jenis pekerjaan yang ada di tempat Prakerin dengan
kompetensi yang dimiliki siswa. Sehingga mengakibatkan siswa kurang mampu mengembangkan kompetensi yang sudah ia miliki.
b. Tempat prakerin yang jauh mengakibatkan perserta prakerin kesulitan menuju tempat prakerin.
c. Sistem pembimbingan yang kurang optimal yaitu monitoring yang dilakukan oleh pihak sekolah hanya satu kali mengakibatkan
pembimbingan terhadap peserta prakerin menjadi kurang optimal. Tabel.12. Hasil Wawancara dan analisi Dokumen Di SMK N 5 Surakarta
No Aspek Parameter Temuan
di Lapangan
Kesimpulam
1. Pelaksanaan Prakerin
Tahap pelaksanaan prakerin
a. Pra prakerin a. Analisis kebutuhan
industri b. Pemetaan industri
baru Sudah dilaksanakan
dengan baik sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan pada
commit to user
b. Tahap pelaksanaan
prakerin
c. Laporan pelaksanaan
Prakerin c. Singkronisasi industri
baru d. Mou
e. Sosialisasi program prakerin dengan
DuDi f. Sosialisasi program
prakerin dengan guru pembimbing
a. Tahap persiapan prakerin
b. Tahap penyerahan siswa ke industri
c. Tahap monitoring atau pembimbingan
d. Laporan pelaksanaan prakerin
a. Pengumpulan jurnal pembimbing
b. Rekap pelanggaran tata tertib di industri
c. Evaluasi kelayakan industri
d. Sertifikasi e. Analisis kepuasan
industri rencana operasi WKS 4.
Telah berjalan dengan lancar namun masih
harus ditingkatkan lagi terutama dalam tahap
pembimbingan.
Telah berjalan dengan baik sesuai dengan
rencana.
commit to user
2. Relevansi
kemampuan siswa pada
kurikulum kelompok
industri dengan
tuntutan dunia industri
Kemampuan siswa pada
kurikulum kelompok
produktif a. Relevansi
kemampuan siswaTGB dengan
tuntutan dunia industri adalah
sebesar 68 b. Relevansi
kemampuan siswa TKB dengan tuntutan
dunia industri adalah sebesar 80,95
c. Relevansi kemampuan siswa
TKK dengan tuntutan dunia industri adalah
sebesar 60 Sudah dapat dikatakan
relevan namun masih harus ditingkatan lagi
terutama untuk kompetensi keahlian
TKK
3. Faktor penghambat
Faktor yang menghambat
pelaksanaan prakerin
a. Tidak sesuainya jenis pekerjaan yang ada di
tempat Prakerin dengan kompetensi
yang dimilki siswa b. Tempat prakerin yang
jauh dari tempat tinggal siswa
c. Sistem pembimbingan yang
kurang optimal
commit to user
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tentang Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Program Keahlian Teknik Bangunan SMK N
5 Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah yang ditempuh oleh Program Keahlian Teknik Bangunan SMK N 5
Surakarta pada pelaksanaan Prakerin dengan menggunakan beberapa tahapan telah berjalan dengan baik. Adapun tahapan pelaksanaan Prakerin adalah
sebagai berikut: a. Tahap Praprakerin
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini antra lain : analisis kebutuhan industri, penetapan industri baru, singkronisai industri baru, MoU,
sosialisasi program Prakerin ke guru pembimbing telah berjalan dengan baik.
b. Tahap Pelaksanaan Prakerin 1 Tahap Persiapan Prakerin
Dalam tahap ini sudah berjalan dengan baik sesuai dengan rencana operasional WKS 4.
2 Tahap Penyerahan Peserta Prakerin Tahap Penyerahan peserta Prakerin di SMK N 5 Surakarta sudah
berjalan lancar karena adanya kerjasama yang antara pihak sekolah dengan pihak dunia usaha dunia industri dan waktu pelaksanaannya
yaitu 2 bulan. 3 Tahap Pembimbingan Monitoring
Dalam tahap pembimbingan kurang berjalan dengan baik hal ini dapat dilihat dari kurang optimalnya pembimbingan yang dilakukan oleh
pihak sekolah.
70