Kemampuan Produktif Pada SMK

commit to user terhadap program prakerin. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh peserta prakerin harus diketahui oleh pembimbing. .

3. Kemampuan Produktif Pada SMK

Pengertian produktif menurut Arianto 2009: 48, “ Produktif berasal dari bahasa Inggris “product” yang berarti hasil. Productive berarti menghasilkan kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia yaitu produktif yang berarti kemauan untuk menghasilkan sesuatu atau banyak yang mendatangkan hasil. Produktif juga dapat diartikan dengan menghasilkan atau berkarya “. Karena SMK mencetak tenaga-tenaga terampil bukannya sesuatu barang atau jasa, maka kaitannya dengan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya kemauan untuk menghasilkan atau berkarya harus dimiliki oleh setiap siswa SMK. Jadi jiwa produktif harus tertanam pada diri siswa SMK. Oleh sebab itu Sekolah Menengah Kejuruan SMK harus membekali para siswanya berbagai macam keahlian – keahlian produktif yang dikemas dalam suatu materi Dasar Kompetensi Kejuruan. Dan keahlian tersebut harus berdasarkan permintaan industri dan disesuaikan dengan standar kompetensi kerja baik nasional maupun internasional. Maka dari itu untuk membekali para siswanya berbagai macam keahlian produktif ini, pihak Sekolah Menengah Kejuruan SMK harus menempuh beberapa langkah – langkah yang berorientasi pada tercapaianya suatu hasil yang maksimal yaitu mencetak tenaga-tenaga terampil di tingkat menengah sesuai dengan bidangnya masing – masing. Berdasarkan hal tersebut maka Badeni 2002: 20 mengemukakan bahwasannya lulusan pendidikan kejuruan dapat dikatakan relevan dengan kebutuhan industri jika : 1. Masa tunggu lulusan sampai memperoleh pekerjaan yang relevan dengan pendidikannya relatif singkat. 2. Lulusan bekerja sesuai dengan program atau bidang keahlian yang dididik. 3. Tingkat partisipasi lulusan di industri tinggi atau persentase lulusan yang terserap di lembaga dan perusahaan pasangan tinggi. commit to user Mengingat adanya kerjasama antara SMK dan institusi pasangan maka secara teoritik ketiga indikator relevansi tersebut diatas seharusnya terpenuhi oleh para lulusan pendidikan kejuruan.

B. Kerangka Berfikir

Dunia usaha dan dunia industri yang semakin berkembang sangat membutuhkan tenaga terampil yang siap kerja sesuai dengan keahlian tertentu. Oleh karena itu sekolah menengah kejuruan sebagai sarana pendidikan menengah kejuruan selalu dituntut untuk berupaya sebaik mungkin untuk dapat memenuhi kebutuhan dunia industri tersebut dengan mencetak tenaga terampil yang siap bekerja sesuai dengan keahlian. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka sekolah menengah kejuruan SMK harus mempunyai program-program yang diselenggarakan untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja sesuai dengan keahliannya masing-masing. Program-program tersebut dikelola dengan sebaik mungkin agar dapat mencapai tujuan dari program tersebut sesuai dengan visi dan misi dari sekolah itu sendiri. Salah satu program yang sesuai dengan tujuan mencetak lulusan yang siap kerja sesuai dengan keahlian tertentu adalah program praktek kerja industri Prakerin. Salah satu alasan melaksanakan prakerin adalah program ini diselenggarakan di dunia industri langsung, sehingga siswa mendapatkan pengalaman secara nyata di dunia kerja. Pelaksanaan prakerin dilakukan oleh pihak sekolah dan dunia industri. Prakerin dilaksankan di dunia industri yang sesungguhnya sehingga diperlukan kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak dunia industri. Dalam pelaksanaan prakerin terdapat tahap pelaksanaan yaitu antara lain tahap praprakerin, tahap pelaksanaan yang meliputi kegiatan persiapan, penyerahan siswa ke indstri, monitoring atau pembimbingan dan penarikan siswa dari tempat industri, serta tahap laporan pelaksanaan prakerin. Dalam pelaksanaan prakerin siswa diharapkan dapat melaksankan pekerjaan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Kemampuan siswa yang dimaksud adalah kemampuan yang sesuai dengan bidang