ANALISIS PELAKSANAAN PRAKERIN DALAM RANGKA PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA KURIKULUM KELOMPOK PRODUKTIF (Studi Kasus Di Program Keahlian Teknik Bangunan SMK N 5 Surakarta

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKERIN DALAM RANGKA PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA KURIKULUM

KELOMPOK PRODUKTIF

(Studi Kasus Di Program Keahlian Teknik Bangunan SMK N 5 Surakarta)

DISUSUN OLEH:

NANANG INDARYANTO K 1506040

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL/BANGUNAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKERIN DALAM RANGKA PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA KURIKULUM

KELOMPOK PRODUKTIF

(Studi Kasus Program Keahlian Teknik Bangunan SMK N 5 Surakarta)

Oleh:

NANANG INDARYANTO K 1506040

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Sipil/ Bangunan Jurusan Pendidikan

Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN

Skipsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I,

Drs. AG.Thamrin , M.Pd, M.Si NIP. 19670819 199303 1 002

Pembimbing II,

Sri Sumarni ST, MT

NIP. 19790721 200212 2 001


(4)

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 30 Maret 2011

Tim penguji Skripsi :

Nama terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sutrisno, S.T., M.Pd. ___________

Sekretaris : Drs. Bambang Sulistyo Budi ___________

Anggota 1 : Drs. A.G. Tamrin, M.P.d, M.Si. ___________

Anggota 2 : Sri Sumarni, S.T, M.T. ___________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001


(5)

ABSTRAK

Nanang Indaryanto. K1506040. ANALISIS PELAKSANAAN PRAKERIN DALAM RANGKA PENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KURIKULUM KELOMPOK PRODUKTIF (STUDI KASUS DI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK N 5 SURAKARTA) Skripsi. 2011 Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan prakerin oleh SMK N 5 Surakarta Program Keahlian Teknik Bangunan. (2) Mengetahui apakah kemampuan produktif siswa telah relevan dengan dunia industri. (3) Mengetahui faktor penghambat pelaksanaan Prakerin di Program Keahlian Bangunan SMK N 5 Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan, tempat atau lokasi penelitian, arsip dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan wawancara, observasi langsung, dan mencatat dokumen. Validitas data menggunakan trianggulasi data. Analisis data yang digunakan berupa analisis interaktif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Langkah yang di tempuh oleh Program Keahlian Teknik Bangunan SMK N 5 Surakarta pada pelaksanaan Prakerin dengan menggunakan beberapa tahapan yaitu: (a) Tahap pra prakerin yang meliputi kegiatan: analisis kebutuhan industri, penetapan industri baru,

singkronisasi industri baru, MoU, sosialisasi program Prakerin ke guru

pembimbing telah berjalan dengan baik (b) Tahap pelaksanaan prakerin yang meliputi kegiatan: tahap persiapan prakerin, tahap penyerahan peserta prakerin telah berjalan baik, tahap pembimbingan/ monitoring kurang berjalan dengan baik, tahap penarikan siswa dari industri telah berjalan dengan baik (c) Laporan pelaksanaan prakerin telah berjalan dengan lancar (2) Kemampuan siswa pada kurikulum produktif sudah dapat dikatakan relevan dengan tuntutan dunia Industri meskipun masih hanya kemampuan dasarnya saja. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel angket kemampuan siswa terhadap pekerjaan yang ada di industri yang menunjukkan tingkat relevansi kemampuan siswa TGB sebesar 68%, siswa TKB sebesar 80,95%, siswa TKK sebesar 60 %. (3) Hambatan yang dihadapi oleh SMK N 5 Surakarta khususnya Program Keahlian Teknik Bangunan antara lain: (a) Jenis pekerjaan yang diberikan kepada siswa Prakerin kurang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki (b) Tempat Prakerin yang jauh dari tempat tinggal siswa mengakibatkan siswa kesulitan menuju tempat Prakerin (c) Kurang optimalnya pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah.


(6)

commit to user

ABSTRACT

Nanang Indaryanto. K1506040. ANALYSIS OF INDUSTRIAL APPRENTICESHIP IMPLEMENTATION IN ATTEMPTS OF ENHANCING STUDENT’S SKILL IN PRODUCTIVE GROUP CURRICULUM (A CASE STUDY OF BUILDING TECHNIQUE SKILL DEPARTMENT IN SMK N 5 OF SURAKARTA). Thesis. 2011 Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta.

Purposes of the research are: (1) To know steps conducted in implementation of industrial apprenticeship by Building Technique Skill Department of SMK N 5 of Surakarta; (2) To know if productive skill of student is relevant with industrial world; (3) To know factors hampering the implementation of industrial apprenticeship of Building Technique Department of SMK N 5 of Surakarta.

The research uses descriptive-qualitative method. Data sources of the research are informant, place or location of research, archives and documents. The research takes sample by using a purposive sampling technique. Data is collected by using interview, direct observation and making record of documents techniques. The data is validated by using data triangulation. Interactive analysis is used to analyze the data.

Conclusions of the research are: (1) Steps performed by Construction Technique Skill Program of SMK N 5 of Surakarta in implementation of industrial apprenticeship were using several phases, namely: (a) Industrial apprenticeship phase consists of analysis of industrial needs, new industrial establishment, new industrial synchronization, MoU, socialization of industrial apprenticeship program to counseling teachers went well (b) Phase of industrial apprenticeship implementation consists of preparation stage of industrial apprenticeship, stage of referral of industrial apprenticeship participantshas been going well, stage of guidance/monitoring monitoring less goes well, stage of redeployment of industrial apprenticeship participants from industry has been going well, (c) reports of industrial apprenticeship implementation that are consisting of counselor journals collection, recapitulation of order breaking in part of students, evaluation of industrial feasibility, certification, and analysis of industrial satisfaction. (2) Student’s skills of productive curriculum could be said as relevant with industrial demand, although they were only skilled in basic competences. It could be seen from the table of student’s skill questionnaire describing student’s skills in jobs of industrial world. The student’s skill indicated that relevance level of skill of TGB students was 68%, TKB students was 80.95%, TKK students was 60%. (3) Barriers facing SMK N 5 of Surakarta in general and Construction Technique Skill Program in particular in implementation of the industrial apprenticeship were: (a) type of job provided to student was not suitable with student’s competence, (b) location of the industrial apprenticeship was far from student’s residence and it caused some difficulty for student in attending his working place in assigned apprenticeship location, (c) guidance provided by school was less optimal.


(7)

commit to user

MOTTO

“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) ”

(QS. Al-Insyirah : 6-7)

Pergunakanlah kesempatan yang lima dengan sebaik-baiknya sebelum datang lima perkara yang lain, yaitu hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, waktu senggangmu sebelum datang kesibukanmu, masa mudamu sebelum masa tuamu dan masa kayamu (berkecukupan) sebelum datang masa

fakirmu

(H.R. Ahmad, Hakim dan Baihaqi).

Orang yang tidak pernah membuat kekeliruan adalah orang yang tidak pernah melakukan apapun

(Einstein)


(8)

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

™ Ayah dan ibu tercinta

™ Kakak dan keluarga yang aku sayangi

™ Keluarga besarku yang selalu memberi dukungan buatku

™ Rekan-rekan seperjuangan PTS/B

06’

™ Almamater


(9)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP UNS Surakarta.

4. Bapak Drs. A.G. Tamrin, M.P.d, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I. 5. Ibu Sri Sumarni, ST, MT sebagai Dosen Pembimbing II.

6. Warga SMK Negeri 5 Surakarta sebagai tempat penelitian.

7. Kedua orang tuaku dan keluarga atas dukungan moril dan material yang telah diberikan selama ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa PTS/B angkatan 2006.

9. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan dukungan dan bantuan sehingga dapat selesainya skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Terakhir, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pemabaca. Amien.

Surakarta, Maret 2011

Penulis


(10)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 3

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaaat Penelitian ... 3

BAB II. LANDASAN TEORI ... 5

A. Tinjauan Pustaka ... 5

1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 5

2. Praktek Kerja Industri... 10

3. Kemampuan Produktif Pada SMK ... 19

B. Kerangka Berpikir ... 20

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 22

C. Sumber Data ... 23 x


(11)

commit to user

Halaman

D. Teknik Sampling ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 24

F. Validitas Data ... 26

G. Analisis Data ... 27

H. Prosedur Penelitian ... 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 30

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 30

B. Deskripsi Temuan Studi Penelitian ... 38

C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori ... 65

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Implikasi ... 71

C. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

LAMPIRAN ... 75


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Waktu Penelitian. ... 22

Tabel 2. Susunan Jabatan Di SMK N 5 Surakarta ... 33

Tabel 3. Tata Tertib dan Sanksi Prakerin Siswa ... 42

Tabel 4. Tindakan Yang Diambil ... 43

Tabel 5. Kriteria Penilaian Prakerin ... 48

Tabel 6. Rencana Program Pembelajaran Prakerin Program Kompetensi Teknik Gambar Bangunan ... 51

Tabel 7. Rencana Program Pembelajaran Prakerin Program Kompetensi Teknik Konstruksi Bangunan ... 52

Tabel 8. Rencana Program Pembelajaran Prakerin Program Kompetensi Teknik Konstruksi Kayu ... 54

Tabel 9. Angket Untuk Mengetahui Kemampuan Siswa Dengan Pekerjaan Di Industri Anak TGB ... 58

Tabel 10. Angket Untuk Mengetahui Kemampuan Siswa Dengan Pekerjaan Di Industri Anak TKB ... 60

Tabel 11. Angket Untuk Mengetahui Kemampuan Siswa Dengan Pekerjaan Di Industri Anak TKK ... 62

Tabel 12. Hasil Penelitian ,Wawancara Dan Analisis Dokumen Di SMK N 5 Surakarta ... 67


(13)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir ... 21

Gambar 2. Teknik Validitas Data ... 27

Gambar 3. Model Analisis Interaktif ... 28

Gambar 4. Denah Lokasi Penalitian ... 31

Gambar 5. Struktur Organisasi Program Keahlian Teknik Bangunan ... 38


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Pedoman wawancara ... 75

Lampiran 2. Hasil Wawancara ... 79

Lampiran 3. Dokumen Prakerin SMK N 5 Surakarta ... 101

Lampiran 4. Dokumen Observasi ... 130

Lampiran 5. Surat Perijinan ... 133


(15)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu negara karena berperan menghasilkan sumber daya manusia (SDM). Sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM) dunia pendidikan memiliki peranan yang terpenting, karena melalui dunia pendidikan manusia sebagai input akan diproses atau dididik sehingga menjadi output yang diharapkan siap kerja, cerdas, serta kompetitif.

Ada beberapa macam pendidikan di Indonesia, seperti tercantum Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 15 menyatakan: jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, vokasi keagamaan dan khusus. Jenis pendidikan kejuruan adalah Sekolah Menengan Kejuruan (SMK). SMK adalah sebagai tempat pendidikan di Indonesia yang mencetak SDM dalam hal ini adalah lulusan yang siap pakai yang mempunyai keahlian dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

SMK harus meyiapkan siswanya untuk memiliki pengetahuan (knowlage), ketrampilan (skill), serta sikap (attitude). Sebagai landasanya adalah Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990: tentang pendidikan kejuruan yang menyatakan bahwa, “Tujuan pendidikan kejuruan mengutamakan penyiapan siswa memasuki lapangan kerja serta mengembangakan sikap profesional”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa SMK bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebagai calon tenaga kerja di tingkat menengah yang mempunyai jiwa profesional yang mampu bersaing di dunia industri.

Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan melaksanakan pendidikan sistem ganda (PSG). PSG merupakan suatu bentuk pelatihan profesional yang secara sistemik mengkombinasikan dan menyatukan program pendidikan di sekolah dan program keahlian yang diperoleh melalui aktivitas kerja langsung ditempat kerja atau dunia industri. Hal ini diarahkan dan


(16)

ditujukan untuk mendapatkan ketrampilan profesional tertentu sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Pelaksanaan pendidikan sistem ganda akan menjadi salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan sesuai dengan ketentuan pada Undang-Undang Nomor 2 / 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1992 tentang Peranan Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional, dan Kepmendikbud Nomor 080/ U/ 1993 tentang Kurikulum SMK.

Melalui PSG diharapkan adanya kesesuaian antara kemampuan yang dimiliki lulusan SMK dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahlian yang dipilih.

Prakerin merupakan bagian dari pendidikan sistem ganda (PSG) pada SMK. Prakerin adalah praktek keahlian produktif yang dilaksanakan di dunia industri, yang berupa penerapan ilmu-ilmu pada kurikulum produktif yang telah diberikan di sekolah. Pelaksanaan prakerin adalah merupakan upaya untuk mencapai tujuan dari penyelenggaraan pendidikan sistem ganda (PSG). Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka diperlukan suatu kerjasama antara pihak sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri sebagai institusi pasangan. Jadi keberhasilan program pendidikan sistem ganda sangat dipengaruhi oleh peran serta dunia usaha dan dunia industri.

Berdasarkam pemaparan di atas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan praktek kerja industri (prakerin) di SMK Negeri 5 Surakarta pada program keahlian teknik bangunan. Untuk mengkaji permasalahan tersebut maka penulis tuangkan melalui penelitian dengan judul: “ANALISIS PELAKSANAAN PRAKERIN DALAM RANGKA PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA PADA KURIKULUM KELOMPOK PRODUKTIF ”(Studi Kasus di Program Keahlian Teknik Bangunan SMK N 5 Surakarta).


(17)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah langkah-langkah yang dilakukan oleh SMK Program Keahlian Teknik Bangunan untuk pelaksanaan prakerin dalam rangka peningkatan kemampuan siswa dalam kurikulum kelompok produktif ?

2. Bagaimanakah relevansi kemampuan produktif yang telah dimiliki siswa di sekolah dengan tuntutan dunia industri dalam melaksanakan prakerin?

3. Faktor penghambat apa sajakah yang dihadapi oleh SMK dalam pelaksanaan prakerin?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan prakerin

oleh SMK N 5 Surakarta Program Keahlian Teknik Bangunan.

2. Mengetahui apakah kemampuan produktif siswa telah relevan dengan dunia industri.

3. Mengetahui faktor-faktor penghambat pada pelaksanaan program Prakerin di Program Keahlian Bangunan SMK N 5 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka dengan penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pustaka, yang dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan serta sebagai acuan bagi penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini.


(18)

2. Secara Praktis

a. Sebagai masukan pelaksanaan program prakerin bagi program keahlian teknik bangunan SMK N 5 Surakarta.

b. Sebagai masukan bagi program keahlian teknik bangunan SMK N 5 Surakarta untuk dapat menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan produktif siswa sesuai dengan kebutuhan dunia industri.

c. Sebagai masukan untuk Program Studi Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan


(19)

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) a. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK )

Berdasar UU No.20 Tahun 2003 yang memuat Sistem Pendidikan Nasional bahwasannya “ Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu“. Sedangkan Oemar Hamalik ( 1990 : 24 ) berpendapat bahwa :

“ Pendidikan kejuruan adalah suatu bentuk pengembangan bakat pendidikan dasar trampil dan kebiasaan-kebiasaan yang mengara pada dunia kerja yang dipandang sebagai latihan ketrampilan, bukan program terminal siswa kepada pilahan maksimal untuk melanjutkan studi dan atau mendapat pekerjaan“

Sementara itu Suharsimi Arikunto ( 1990 : 1 ) berpendapat bahwa :

“ Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pendidikan khusus ( specialized education ) karena kelompok pelajaran atau program yang disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk mempersiapkan dirinya bagi lapangan pekerjaan di masa mendatang. Agar lapangan kerja khusus ini dapat sukses maka pendidikan kejuruan dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga terampil yang dibutuhkan di masyarakat “

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya pendidikan kejuruan merupakan suatu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga-tenaga terampil di dalam memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang-bidang keahlian tertentu.

Berdasar keputusan Dirjen Mandikdasmen nomor 251/C/KEP/MN/2008 tentang spectrum keahlian pendidikan menengah kejuruan membagi pendidikan menengah kejuruan menjadi 6 bidang studi keahlian. Bidang studi keahlian tersebut adalah:

1) Teknologi dan Rekayasa yang meliputi program keahlian : teknik bangunan, teknik plumbing dan sanitasi, tekni survey dan pemetaan, teknik ketenagalistrikan, teknik pendingin dan tata udara, teknik mesin, teknik otomotif, teknik pesawat udara, teknik perkapalan,


(20)

teknologi tekstil, teknik grafika, geologi dan pertambangan, instrumen industri, teknik kimia, pelayaran, teknik indutri, teknik perminyakan, dan teknik elektronika.

2) Teknologi informasi dan komunikasi yang meliputi program

keahlian : tekni komunikasi, teknik computer dan informatika, dan teknik broadcasting.

3) Kesehatan yang meliputi program keahlian : kesehatan serta

perawatan sosial.

4) Seni, kerajinan dan pariwisata yang meliputi program keahlian : seni rupa, desain dan produksi kria, seni pertunjukan, pariwisata, tata boga, dan teknik kecantikan.

5) Agribisnis dan agroteknologi yang meliputi program kealian :

agribisnis produksi tanaman, agribisnis produksi ternak, agribisnis produksi sumberdaya perairan, mekanisasi pertanian, agribisnis hasil pertanian, dan penyuluhan pertanian.

6) Bisnis dan manajemen yang meliputi program keahlian :

administrasi, keuangan, dan tata niaga.

Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pada SMK kelompok bidang studikeahlian teknologi dan rekayasa khususnya pada program studi kealian teknik banguan.

Untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, maka pengembangan program pendidikan kejuruan (Oemar Hamalik, 1990: 93), didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

a) Program Pendidikan Kejuruan harus mempersiapkan siswa untuk memasuki

pekerjaan piihan tanpa mengabaikan aspek pendidikan umum.

b) Kualitas program bersifat luwes, memudakan siswa untuk mengikuti program latihan bila mereka sudah siap dan mampu melaksanakan dan mengerjakannya.

c) Kualitas program melayani dan mengorientasikan orang-orang dewasa pada kesempatan kerja.

Kriteria diatas menunjukkan bahwa program kejuruan bukan hanya memberikan pelajaran ketrampilan kepada individu untuk mendapatkan kehidupan yang layak, tetapi juga menjadikan pedidikan relevan dengan kebuthan masyarakat. Pendidikan kejuruan harus berorientasi kerja. Jadi pendidikan kejuruan bukan hanya memberikan ketrampilan kerja, tetapi juga memberikan bekal bagaimana bekerja yang efektif dan efisien.


(21)

b. Tujuan SekolahMenengahKejuruan( SMK )

Agar dapat menjadi institusi yang baik dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat, SMK mempunyai tujuan yang akan dicapai dalam meningkatkan kemampuan para siswanya. Menurut Rupert Evans dalam Rudi Setyo H ( 2008: 9 ) tujuan SMK adalah :

1) Memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga kerja 2) Meningkatkan pilihan pendidikan bagi setiap individu 3) Mendorong motivasi untuk terus belajar.

Sedangkan tujuan pendidikan SMK yang tercantum dalam kurikulum SMK edisi 2006 adalah:

a) Tujuan Umum

(1)Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peseta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(2)Mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi warga Negara yang berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan mandiri.

(3)Mengembangkan potensi peserta didik agar mereka memiliki kepedulian wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai keaneka ragaman budaya bangsa Indonesia.

(4)Mengembangkan potensi peserta didik agar mereka memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan , serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif .

.

b) Tujuan Khusus

(1)Menyiapkan pesrta didik agar menjadi manusia produktif,

mandiri mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan di dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan tingkat kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

(2)Menyiapkan pesrta didik agar mampu memilih karier, ulet, dan gigih dalam berkompetisi, mampu beradaptasi di linkungan kerja, dan mengembangkan sikap professional yang ada dalam bidang keahlian yang diminatinya.

(3)Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

(4)Membekali peserta didik dengan kopetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang di pilih.


(22)

Sedangkan menurut Peraturan Pemerinntah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 26 ayat (3) menyatakan bahwa tujuan pendidikan kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Untuk merealisasikan tujuan-tujuan tersebut diatas, SMK melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar dengan Pedidikan Sistem Ganda (PSG). Pedidikan Sistem Ganda adalah suatu suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistemik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan kehlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja secara terarah untuk mencapai tingkat keahlian profesi tertentu.

c. KurikulumSekolahMenengahKejuruan( SMK )

Kurikulum adalah substansi pembelajaran yang dirancang secara terstruktur dan dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokkan dalam program normatif, adaptif dan produktif. Pengorganisasian materi program normatif dan adaptif mengacu pada UU Sidiknas No.20 Th. 2003 pasal 37, berupa nama mata diklat, sedangkan program produktif mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

1) Program Normatif

Program normatif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial anggota masyarakat baik sebagai warga Negara Indonesia maupun sebagai warga dunia. Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial dan bernegara. Program ini berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan dilatihkan pada peserta didik, disamping kandungan pengetahuan dan keterampilan


(23)

yang ada di dalamnya. Mata diklat pada kelompok normatif berlaku sama untuk semua program keahlian.

2) Program Adaptif

Program adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk menyelesaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Program adaptif berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi kompetensi untuk bekerja. Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai “ apa “ dan “ bagaimana “ suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang “ mengapa “ hal tersebut harus dilakukan. Program adaptif terdiri dari kelompok mata diklat yang berlaku sama bagi semua program keahlian dan mata diklat yang hanya berlaku bagi program keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian.

3) Program Produktif

Program produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standar kompetensi yang disepakati oleh forum yang di anggap mewakili dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha / industri atau asosiasi profesi.


(24)

Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.

2. Praktek Kerja Industri (Prakerin)

Prakerin adalah bagian dari pendidikan sistem ganda (PSG) pada sekolah menengah kejuruan. Prakerin merupakan salah satu bagian dari program bersama antara SMK dan industri yang dilaksanakan di dunia usaha/ indutri (Du/Di). a. Pendidikan Sistem Ganda

1) Latar Belakang Pendidikan Sistem Ganda

Implementasi dari SMK yang berorientasi pada dunia kerja, didasarkan

pada kebijakan link and match (keterkaitan dan kesepadanan). Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan bahwa secara filosofis link and match

merupakan cara pandang bahwa pendidikan adalah bagian integral dari kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan dalam kaitan yang harmonis dan selaras dengan aspirasi dan kebutuhan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, sehingga hasilnya akan benar-benar sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat.

Secara harfiah link berarti ada pertautan, keterkaitan, atau hubungan interaktif, dan match berarti cocok, sesuai, serasi, atau sepadan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995: 25). Dalam kaitan link and match diartikan sebagai proses pendidikan yang seharusnya sesuai dan terkait langsung dengan kebutuhan pembangunan, sehingga hasilnya sesuai dengan tuntutan kebutuhan tersebut, baik jumlah, mutu, jenis, maupun waktunya.

Tujuan link and match adalah untuk mendekatkan antara supply dan

demand mutu SDM, terutama yang berhubungan dengan kualitas ketenagakerjaan, dimana dunia pendidikan sebagai penyedia SDM dan dunia kerja serta masyarakat sebagai pihak yang membutuhkan. Link and match pada dasarnya menyangkut upaya peningkatan sistem pendidikan agar benar-benar berfungsi sebagai wahana atau instrumen bagi pembangunan dan perubahan sosial, sekaligus bermanfaat sebagai investasi untuk pembangunan masa depan.


(25)

Secara konseptual dimensi link and match dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal menyangkut tiga aspek, yaitu : (1) Secara vertikal, dimana program pembangunan pendidikan dan pengembangan kebudayaan harus benar-benar terpadu dan terkait dengan implementasinya di lapangan; (2) Secara horizontal yaitu upaya meningkatkan keterkaitan secara terpadu dan selaras dengan program pembangunan pendidikan dan pengembangan kebudayaan pada berbagai unit kerja di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; dan (3) Secara spesial, yaitu upaya untuk meningkatkan keterkaitan secara terpadu dan selaras antara program dengan pelaksanaan pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan.

PSG dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang professional dibidangnya. PSG merupakan perkembangan dari magang yaitu belajar sambil bekerja atau bekerja sambil belajar langsung dari sumber belajar dengan aspek meniru sebagai unsur utamanya dan hasil belajar/ bekerja itu merupakan ukuran keberhasilannya.

2) Pengertian Pendidikan Sistem Ganda

Secara teoritis, PSG ini merupakan suatu proses pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik antara program pendidikan pada sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada dunia kerja dan secara terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.

Secara teknis, siswa SMK dalam jangka waktu tertentu akan dikirim ke dunia usaha /dunia industri (Du/Di) untuk bekerja pada jenis profesi tertentu yang sesuai dengan bidang studinya. Dengan modal ini, maka siswa akan lebih familiar dan paham terhadap dunia kerja, sehingga setelah lulus akan lebih mudah beradaptasi karena berbekal keahlian profesi yang pernah didapatkan dari dunia kerja. Selain itu lulusan SMK kelak lebih profesional menekuni profesinya di Du/Di.


(26)

Menurut Schippers dan Patriana dalam Sasi Agustus S (2005: 10 ) “sistem ganda (dual sistem) dalam hal ini merupakan model penyelenggaraan pendidikan kejuruan dimana perencanaan dan pelaksanaan pendidikan diwujudkan melalui kemitraan antara dunia kerja dengan sekolah, dan penyelenggaraan pendidikan berlangsung sebagian di sekolah dan sebagian lagi di dunia usaha atau industri“.

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa PSG mempunyai dua tempat kegiatan pembelajaran dilaksanakan berbasis sekolah (school based learning) dan berbasis kerja (work based learning). PSG dapat diartikan sebagai system pendidikan kejuruan yang melaksanakan pembelajaran di sekolah dan industri, yang mana pembelajaran di sekolah dan pelatihan di industri merupakan dua komponen yang berasal dari program yang tidak terpisahkan.  

Peran dunia usaha/industri menurut Surunuddin dalam Sasi Agustus S (2005: 11) adalah mengoptimalkan SDM yang berkualitas melalui PSG. Di sekolah mereka diberi teori dan sebagian diajarkan melalui magang di dunia kerja sehingga lebih mengenal lapangan. Mereka bekerja praktik di perusahaan selama jangka waktu tertentu sehingga dalam jangka waktu tiga tahun akan menjadi tenaga siap pakai dengan pola pikir yang profesional. Secara harfiah, PSG diadopsi dari kata bahasa Jerman yaitu link and match yang berarti cara pandang bahwa pendidikan merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan membuat batasan PSG sebagai suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional tertentu.

3) Landasan Hukum Pendidikan Sistem Ganda

Pelaksanaan PSG akan menjadi salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan sesuai dengan ketentuan pada Undang-Undang Nomor 2 / 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1992 tentang Peranan Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional,


(27)

dan Kepmendikbud Nomor 080 / U / 1993 tentang kurikulum SMK, sebagai berikut : (1) “ penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah”. [ UUSPN, Bab IV, pasal 10, ayat ( 1 ) ]; (2) “ penyelenggaraan sekolah menengah dapat bekerjasama dengan masyarakat terutama dunia usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan”. [ PP 29, Bab XI, pasal 29, ayat ( 1 ) ]; (3)“pengadaan dan pendayagunaan sumber daya pendidikan dilakukan oleh Pemerintah, masyarakat, dan atau keluarga peserta didik”. [UUSPN, Bab VIII, pasal 33 ]; (4)“masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional “. [UUSPN, Bab XIII, pasal 47, ayat ( 1 ) ]; (5) “ peran serta masyarakat dapat berbentuk pemberian kesempatan untuk magang dan atau latihan kerja “. [ PP 39, Bab III, pasal 4, butir ( 8 ) ]; (6) “ pemerintah dan masyarakat menciptakan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan peran serta masayarakat dalam Sistem Pendidikan Nasional “. [ PP 39, Bab VI, pasal 8, ayat(2)]; (7) “ pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru yang diperlukan dalam rangka pengembangan pendidikan menengah “. ( PP 29, Bab XIII, pasal 32, ayat ( 2 ) ).

Sekolah Menengah Kejuruan dapat memilih pola penyelenggaraan pengajaran sebagai berikut : (1) menggunakan unit produksi sekolah yang beroperasi secara profesional sebagai wahana pelatihan kejuruan; (2) melaksanakan sebagian kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan di sekolah, dan lainnya di dunia usaha atau industri; (3) melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian sepenuhnya di masyarakat, dunia usaha dan industri. (Kepmendikbud, No : 080 / U / 1993, Bab IV, butir C.I kurikulum 1994, SMK).

4) Tujuan Pendidikan Sistem Ganda

Penyelenggaraan pendidikan dengan sistem ganda bertujuan untuk; (1)menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional (dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja ); (2) memperkokoh “link and match” antara sekolah dengan dunia kerja; (3) meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang


(28)

berkualitas profesional; (4) memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

5) Komponen Pendidikan Sistem Ganda

Menurut Anwar dalam Rina Rahayu (2008: 18), Pendidikan Sistem Ganda memiliki tiga komponen utama yaitu:

1. Dunia Usaha dan Dunia Industri (Du/Di) 2. Guru

3. Siswa

Sedangkan menurut Ahmad Sonhadji (1998: 24) Pendidikan Sistem Ganda sebagai suatu sistem pendidikan dan pelatihan memilik komponen-komponen sebagai berikut:

1. Program Pendidikan dan Latihan Kerja

2. Sumber Daya Manusia

3. Fasilitas pendidikan

4. Manajemen pendidikan

5. Siswa 6. Biaya

7. Institusi pasangan

6) Pelaksanaan Pendidikan Sitem Ganda

Program Pendidikan Sistem Ganda adalah program bersama antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan dunia usaha/industri dan dilaksanakan di dua tempat, yaitu yang pertama adalah di sekolah yang bertujuan untuk membkali peserta diklat mengembangkan kepribadian, potensi akademik, dan dasar-dasar keahlian yang benar dan tepat melalui pembelajaran program adaptif, normatif dan produktif. Yang kedua adalah pelatihan didunia usaha/industri yang bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja yang sesungguhnya agar peserta didik menguasai kompetensi keahlian produktif, mengembangkan sikap profesionalisme sebagai tenaga kerja yang berkualitas.


(29)

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) hanya dapat dilaksanakan apabila ada kesediaan dan kemauan dunia usaha/industri dalam hal ini dapat berupa perusahaan, intansi pemerintahan, maupun intansi swasta untuk menjadi mitra dari SMK dalam melaksanakan bersama program PSG, oleh karena itu dituntut kemauan dan kemampuan untuk berinisiatif mendekati serta mendapatkan dunia usaha/industri untuk menjadi pasangannya.

b. Prakerin

1) Pengertian Prakerin

Menurut http://www.dikmenjur.freehosting.net/info-prakerin.html: Prakerin adalah bagian dari PSG pada SMK. Prakerin merupakan program bersama antara SMK dan industri yang dilaksanakan di dunia usaha/indutri. Sedangkan menurut Dekdikbud (1999: 26) “Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi dimana setiap peserta mengalami proses belajar mengajar melalui bekerja langsung (learning by doing) pada pekerjaan sesungguhnya.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prakerin adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan pada dunia usaha/industri secara terarah dan mendapat bimbingan orang yang berpengalaman untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.

2) Tujuan Prakerin

Penyelenggaraan Prakerin sebagai salah satu bagian dari program Pendidikan Sistem Ganda bertujuan untuk :

a. Menumbuhkan sikap kerja yang tinggi

b. Siswa mendapatkan kompetensi yang tidak didapatkan di sekolah c. Siswa dapat memberikan kontribusi tenaga kerja di perusahaan d. Memberikan motivasi dan meningkatkan etos kerja siswa

e. Mempererat hubungan kerja sama antara sekolah dengan institusi

pasangan


(30)

3) Pelaksanaan Prakerin

Perancangan program prakerin tidak terlepas dari implementasi silabus ke dalam pembelajaran, yang membutuhkan metode, strategi dan evaluasi pelaksanaan yang sesuai. Rancangan prakerin sebagai bagian pembelajaran perlu memperhatikan kesiapan dunia kerja mitra dalam melaksanakan pembelajaran kompetensi tersebut. Hal ini diperlukan agar dalam pelaksanaannya, penempatan peserta didik untuk prakerin tepat sasaran sesuai dengan kompetensi yang akan dipelajari.

Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Analisis Pencapaian Kompetensi Hasil Pembelajaran di Sekolah 

Dalam perancangan program prakerin perlu dilakukan analisis terhadap kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai peserta didik berdasarkan tuntutan standar kompetensi/ kompetensi dasar yang tertera dalam silabus. Analisis dimaksudkan untuk mendapatkan informasi kompetensi apa saja yang dapat dipelajari di sekolah dengan fasilitas yang tersedia dan kompetensi apa saja yang dipelajari di dunia kerja. Keseluruhan kompetensi dalam Kurikulum menjadi target utama yang harus dikuasai oleh peserta didik selama waktu pembelajaran di SMK.

Untuk kepentingan tersebut perlu dilakukan analisis terhadap keseluruhan kompetensi yang didasarkan kepada fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan. Dengan langkah ini akan dapat diketahui apakah keseluruhan fasilitas sudah tersedia di sekolah atau tidak. Berdasarkan inventarisasi kemampuan-kemampuan yang dapat dibelajarkan di sekolah, maka akan terlihat dengan jelas kemampuan apa saja yang harus dibelajarkan kepada peserta didik melalui prakerin.

Data-data yang dihasilkan ini dijadikan bahan untuk disingkronisasikan dengan kebutuhan dunia usaha dunia industri (Du/Di). 


(31)

Pemetaan dunia kerja sangat penting dilakukan sebelum program prakerin dirancang. Hal ini dimaksudkan agar dunia kerja yang dijadikan mitra benar-benar sesuai dengan program keahlian yang sedang ditekuni oleh peserta didik sehingga tujuan prakerin tercapai dengan baik. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan inventarisasi dunia kerja melalui media masa/brosur yang dilanjutkan dengan kunjungan langsung/survei, atau dengan cara lain yang dianggap tepat.

Secara umum dunia kerja yang dapat dilibatkan dalam program prakerin adalah dunia kerja dengan skala regional, nasional bahkan perusahaan kecil sekalipun. Karena dalam kenyataannya justru perusahaan berskala kecil lebih memberikan perhatian pada pembelajaran. Dengan kata lain perusahaan berskala kecil cenderung lebih terbuka dibandingkan dengan perusahaan besar.

c) Menyusun Program Prakerin 

Dalam penyusunan program prakerin sebaiknya memperhatikan karakteristik. Adapun karakteristik tersebut adalah sebagi berikut: program menunjukkan asumsi bahwa situasi belajar adalah di tempat kerja, program dapat menerima konteks berbagai perbedaan, mencakup perbedaan individu sebagai peserta didik yang berbeda inspirasi, termasuk di dalamnya perbedaan kultur dan perbedaan pengetahuan. Program harus fleksibel tidak hanya pada satu situasi, akan tetapi mempertimbangkan perbedaan. Karena setiap hari pekerjaan mengalami perubahan dan peserta didik dapat menyesuaikan perubahan yang terjadi, program akan selalu memiliki perbedaan dengan berbagai tingkatan atau level, seperti perbedaan tuntutan dunia kerja dengan tuntutan sekolah.

Berdasarkan karakteristik program di atas dan hasil analisis, kesenjangan antara kemampuan-kemampuan yang didapatkan peserta didik di sekolah dan dunia kerja, dimasukkan ke dalam sebuah format untuk mengidentifikasi kemampuan-kemampuan tersebut sesuai kompetensi kerja yang dimiliki oleh masing-masing dunia kerja mitra.  


(32)

d) Implementasi 

(1) Waktu Pelaksanaan

Prakerin dapat dilaksanakan sesuai dengan pembelajaran kompetensi yang direncanakan akan diberikan di dunia kerja. Di samping itu perlu juga mengadakan komunikasi dengan dunia kerja, dengan tujuan untuk memastikan kesiapan dunia kerja dan pembimbing, menerima peserta prakerin sesuai kompetensi yang diharapkan.

(2) Pembekalan Peserta Didik

Peserta didik yang akan melaksanakan prakerin harus diberikan pembekalan terlebih dahulu tentang program yang akan dilaksanakan sehingga betul-betul memahami apa yang harus mereka lakukan di dunia kerja. Hal-hal yang menjadi fokus pembekalan antara lain:

(a) Pelaksanaan program prakerin yang dituangkan di dalam jurnal yang mereka bawa.

(b)Tata tertib atau aturan yang berlaku di dunia kerja dimana mereka berada.

(c) Menjaga/memelihara nama baik sekolah. (3) Pembimbingan

Pembimbingan terdiri dari pembimbing internal yaitu guru produktif yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran kompetensi, dan pembimbing eksternal yaitu staf dari dunia kerja yang sekaligus bertindak selaku instruktur pembimbing yang mengarahkan peserta didik dalam melakukan pekerjaannya.

(4) Laporan

Semua kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik selama di dunia kerja baik yang ada dalam jurnal ataupun pekerjaan lain yang diberikan oleh instruktor pembimbing eksternal harus dicatat dan didokumentasikan sebagai bahan untuk melakukan evaluasi


(33)

terhadap program prakerin. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh peserta prakerin harus diketahui oleh pembimbing. 

3. Kemampuan Produktif Pada SMK

Pengertian produktif menurut Arianto (2009: 48), “ Produktif berasal dari bahasa Inggris “product” yang berarti hasil. Productive berarti menghasilkan kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia yaitu produktif yang berarti kemauan untuk menghasilkan sesuatu atau banyak yang mendatangkan hasil. Produktif juga dapat diartikan dengan menghasilkan atau berkarya “.

Karena SMK mencetak tenaga-tenaga terampil bukannya sesuatu barang atau jasa, maka kaitannya dengan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya kemauan untuk menghasilkan atau berkarya harus dimiliki oleh setiap siswa SMK. Jadi jiwa produktif harus tertanam pada diri siswa SMK.

Oleh sebab itu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus membekali para siswanya berbagai macam keahlian – keahlian produktif yang dikemas dalam suatu materi Dasar Kompetensi Kejuruan. Dan keahlian tersebut harus berdasarkan permintaan industri dan disesuaikan dengan standar kompetensi kerja baik nasional maupun internasional.

Maka dari itu untuk membekali para siswanya berbagai macam keahlian produktif ini, pihak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus menempuh beberapa langkah – langkah yang berorientasi pada tercapaianya suatu hasil yang maksimal yaitu mencetak tenaga-tenaga terampil di tingkat menengah sesuai dengan bidangnya masing – masing.

Berdasarkan hal tersebut maka Badeni (2002: 20) mengemukakan bahwasannya lulusan pendidikan kejuruan dapat dikatakan relevan dengan kebutuhan industri jika :

1. Masa tunggu lulusan sampai memperoleh pekerjaan yang relevan

dengan pendidikannya relatif singkat.

2. Lulusan bekerja sesuai dengan program atau bidang keahlian yang dididik.

3. Tingkat partisipasi lulusan di industri tinggi atau persentase lulusan yang terserap di lembaga dan perusahaan pasangan tinggi.


(34)

Mengingat adanya kerjasama antara SMK dan institusi pasangan maka secara teoritik ketiga indikator relevansi tersebut diatas seharusnya terpenuhi oleh para lulusan pendidikan kejuruan.

B. Kerangka Berfikir

Dunia usaha dan dunia industri yang semakin berkembang sangat membutuhkan tenaga terampil yang siap kerja sesuai dengan keahlian tertentu. Oleh karena itu sekolah menengah kejuruan sebagai sarana pendidikan menengah kejuruan selalu dituntut untuk berupaya sebaik mungkin untuk dapat memenuhi kebutuhan dunia industri tersebut dengan mencetak tenaga terampil yang siap bekerja sesuai dengan keahlian.

Untuk merealisasikan hal tersebut, maka sekolah menengah kejuruan (SMK) harus mempunyai program-program yang diselenggarakan untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja sesuai dengan keahliannya masing-masing. Program-program tersebut dikelola dengan sebaik mungkin agar dapat mencapai tujuan dari program tersebut sesuai dengan visi dan misi dari sekolah itu sendiri.

Salah satu program yang sesuai dengan tujuan mencetak lulusan yang siap kerja sesuai dengan keahlian tertentu adalah program praktek kerja industri (Prakerin). Salah satu alasan melaksanakan prakerin adalah program ini diselenggarakan di dunia industri langsung, sehingga siswa mendapatkan pengalaman secara nyata di dunia kerja.

Pelaksanaan prakerin dilakukan oleh pihak sekolah dan dunia industri. Prakerin dilaksankan di dunia industri yang sesungguhnya sehingga diperlukan kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak dunia industri. Dalam pelaksanaan prakerin terdapat tahap pelaksanaan yaitu antara lain tahap praprakerin, tahap pelaksanaan yang meliputi kegiatan persiapan, penyerahan siswa ke indstri, monitoring atau pembimbingan dan penarikan siswa dari tempat industri, serta tahap laporan pelaksanaan prakerin.

Dalam pelaksanaan prakerin siswa diharapkan dapat melaksankan pekerjaan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Kemampuan siswa yang dimaksud adalah kemampuan yang sesuai dengan bidang


(35)

keahliannya masing-masing yang didapat selama proses belajar mengajar di sekolah yang berupa penerapan kurikulum produktif. Dengan adanya prakerin dapat mengetahui relevansi kemampuan siswa dengan pekerjaan yang ada di dunia industri.

Selama pelaksanaan prakerin ada beberapa masalah atau hambatan yang dihadapi oleh pihak sekolah. Hambatan tersebut dapat berasal dari proses pelaksanaannya, pesertanya, maupun selama proses pembimbingannya.

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui tentang pelaksanaan Prakerin, relevansi kemempuan siswa dengan tuntutan dunia industri, dan faktor penghambat dari peleksanaan Prakerin. Peneliti mendapatkan data penelitian dengan cara wawancara, observasi langsung, dan analisis dokumen atau arsip. Setelah data terkumpul kemudian data dianalisis. Cara menganalisis data yaitu dengan menggunakan analisis interaktif.

Setelah data dianalisis dan menghasilkan suatu hasil analisis kemudian hasil analisis tersebut dikembalikan lagi ke SMK dan DU/DI untuk ditindaklanjuti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bagan alur kerangka berfikir sebagai berikut:

Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir

PRAKERIN

DU/DI

SMK

ANALISIS

Hasil Analisis

Pelaksanaan Relevansi

Kemampuan Siswa

Faktor Penghambat


(36)

commit to user

BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMK N 5 Surakarta yang beralamat di Jl. LU Adi Sucipto No. 42 Surakarta. Adapun alasannya adalah tersedianya data-data yang dimiliki oleh SMK tersebut terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini. Selain itu SMK tersebut mempunyai potensi dalam mempersiapkan tenaga-tenaga terampil.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan pada bulan Januari 2010 – Maret 2011. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Waktu Penelitian

Jenis Kegiatan Waktu

Pengajuan Judul Penyusunan Proposal Seminar Proposal Izin Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data

Penyusunan Laporan

Bulan Januari 2010

Bulan Februari-bulan Juni 2010 Bulan Juni 2010

Bulan Juli 2010

Bulan Agustus- Bulan September 2010 Bulan Agustus- Bulan September 2010 Bulan Agustus- Bulan September 2010 Bulan September 2010-Bulan Maret 2011

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang menekankan pada masalah pelaksanaan prakerin, maka bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 60) mengemukakan bahwa, “Penelitian Kualitatif adalah suatu penelitian yang


(37)

ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok”. Sedang menurut Kirk dan Miller dalam Lexy J.Moleong (2001: 3), “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dangan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

2. Strategi Penelitian

Untuk mengkaji suatu permasalahan penelitian secara mendetail diperlukan suatu pendekatan melalui pemilihan strategi penelitian yang tepat. Menurt H.B Sutopo (2002: 110) “Penelitian kualitatif terdapat tiga tingkatan penelitian yang meliputi penelitian eksploratif, diskriptif, dan eksplanatif”. Penelitian Eksploratif adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal baru, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan dengan kata-kata tentang permasalahan yang ada pada masa sekarang, sedangkan penelitian eksplantif merupakan penelitian yang mengarah pada studi analisis sebab akibat.

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti maka, strategi yang digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut adalah melalui strategi penelitian deskriptif.

C. Sumber Data.

Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong (2001: 75), “sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Sedangkan menurut H.B Sutopo (2002: 50) “sumber data kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa dan tingkah laku, tempat atau lokasi, dokumen dan arsip, serta berbagai benda lain”. Sumber data dalam penelitian ini adalah :

1. Informan


(38)

a) Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta.

b) Guru-guru Program Keahlian Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

5 Surakarta.

c) Siswa kelas XII tahun ajaran 2010/2011 Program Keahlian Teknik Banguan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta.

d) Institusi atau perusahaan yang ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan prekerin.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMK Negeri 5 Surakarta dan institusi atau perusahaan yang ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan prakerin.

3. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip yang diperlukan dalam penelitian ini berupa rekaman hasil wawancara, data pelaksanaan prakerin SMK Negeri 5 Surakarta, dan data lain yang berhubungan dengan penelitian.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik yang digunakan untuk menyeleksi atau memfokuskan permasalahan yang akan diteliti agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan penelitian. Lexy J. Moleong (2001: 165) menerangkan bahwa: ”Pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample)”. Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan purposive sampling. Peneliti lebih cenderung untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber, bahkan didalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peneliti dalam mengelola data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data terdiri dari :


(39)

1. Wawancara

Menurut Lexy J. Moleong (2001: 186) ”Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Pecakapan yang dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Dalam teknik ini peneliti sudah mempersiapkan pertanyaan yang akan diajukan kepada interviewee

sehingga wawancara dapat berjalan lancar.

Wawancara dilakukan dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan pelaksanaaan prakerin. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai :

a) Pelaksanaan prakerin program keahlian teknik bangunan SMK N 5 Surakarta. b) Relevansi kemampuan siswa.

c) Masalah atau hambatan yang dihadapi oleh pihak sekolah dalam pelaksanaan Prakerin.

2. Pengamatan (Observasi)

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 156), ”Observasi atau pengamatan yaitu meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera.

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data mengenai kegiatan praktek kerja industri (Prakerin) sekolah menengah kejuruan melalui teknik observasi yang dilakukan secara langsung pada tempat dan obyek yang diamati yaitu di SMK N 5 Surakarta dan instansi yang dijadikan tempat pelaksanaan Prakerin. Peneliti mengamati, memahami, dan mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan obyek penelitian yang meliputi berbagai kegiatan dan peristiwa yang terjadi.


(40)

3. Analisis Dokumen

Suharsimi Arikunto (2006: 158) menerangkan bahwa: ”Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengumpulan data dengan menganalisis dokumen, arsip, dan benda tertulis yang berhubungan dengan obyek penelitian yaitu pelaksanaan Prakerin SMK N 5 Surakarta.

F. Validitas Data

Untuk memperoleh kebenaran data agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan teknik pemeriksaan data yang tepat. Menurut H B Sutopo (2002: 78) “Validitas merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian”.

Dalam penelitian ini teknik validitas data yang digunakan adalah trianggulasi. Trianggulasi merupakan cara paling umum yang digunakan dalam penelitian kualitatif. Menurut Patton dalam Lexy J Moleong (2006: 330) ’Ada empat teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data (sumber), trianggulasi metode, trianggulasi peneliti, dan trianggulasi teori”. Dari empat teknik trianggulasi data peneliti menggunakan trianggulasi data (sumber). Dalam teknik trianggulasi data (sumber) lebih menekankan pada sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain.

Peneliti mengumpulkan data mengenai pelaksanaan Prakerin dari berbagai sumber. Data yang berasal dari berbagai sumber kemudian diuji validitasnya menggunakan trianggulasi data. Untuk lebih jelasnya, proses trianggulasi data (sumber) dapat dilihat pada gambar berikut:


(41)

Gambar 2. Teknik Validitas Data (Sumber H.B Sutopo, 2002)

G. Analisis Data

Analisis penelitian kualitatif biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Model analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis interaktif, yaitu model analisis dimana tiga komponen pokok dalam penelitian kualitatif yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara interaksi baik antara komponennya, maupun dengan proses pengumpulan data yang berbentuk siklus. Analisa data dilakukan dengan meggunakan cara:

1. Pengumpulan Data Prakerin

Pengumpulan data Prakerin terdiri dari wawancara, pengamatan atau observasi, dan analisa dokumen.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyerderhanaan, dan abstraksi data kasar yang berasal dari catatan-catatan saat di

Wawancara

Informan 1

Informan 2

Informan 3 Data

Data

Wawancara

Observasi Content analisys

Aktivitas Dokumen/ arsip Informan Atau :


(42)

lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus sepanjang pelaksanaan penelitian.

3. Penyajian Data

Sajian data adalah suatu rakitan informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.

4. Pemeriksaan Kesimpulan

Simpulan perlu diverifikasi agar mantap dan benar serta bisa dipertanggungjawabkan. Apabila data yang diperoleh belum valid, maka proses analisis diulang sampai diperoleh data yang benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat gambar sebagai berikut:

 

Gambar 3. Model Analisis Interaktif (Sumber : H.B Sutopo, 2002)

H. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini seluruhnya direncanakan sebagai berikut : 1. Persiapan

Kegiatan persiapan meliputi kegiatan perijinan, penyusunan strategi pengumpulan data, strategi penelitian dan persiapan yang menyangkut alat-alat bantu pengumpulan data.

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi


(43)

Untuk lebih jelasnya, kegiatan persiapan adalah sebagai berikut : a) Penyusunan jadwal penelitian.

b) Penyusunan alat-alat bantu pengumpulan data. Hal ini termasuk pedoman

pertanyaan dalam kegiatan wawancara.

c) Pengurusan perijinan ke Pembantu Dekan III FKIP Universitas Sebelas Maret. d) Pengurusan perijinan penelitian ke SMK Negeri 5 Surakarta.

2. Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data ini meliputi pengumpulan data yang diperoleh melalui wawancara, arsip dan dokumen serta observasi langsung. Kemudian melakukan pembahasan data yang telah terkumpul. Setelah itu mengelompokkan data sesuai dengan kelompok data masing-masing. Hal ini memudahkan untuk analisis data dan pengolahan data.

3. Analisis Pengolahan Data

Kegiatan analisis dan pengolahan data ini meliputi pengujian data, analisis dan pengolahan data yang telah dikumpulkan melalui hasil wawancara , dokumen/arsip dan observasi langsung.

4. Penyajian Simpulan/Hasil

Simpulan data yang disajikan berupa laporan yang bersifat deskriptif kualitatif dari data yang memiliki jumlah kesamaan paling banyak mengenai pelaksanaan Prakerin di SMK N 5 Surakarta.


(44)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah SMK Negeri 5 Surakarta

Sekolah Menengah Kejuruan 5 Surakarta, dirintis sejak tahun 1962. Sekolah Menengah Kejuruan 5 Surakarta mula-mula berstatus Swasta dan terletak di Purwanegaran, dulu Sekolah Teknik Negeri 1 yang sekarang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 15 Surakarta. Pada saat itu Sekolah Teknologi Menengah merupakan Sekolah Teknologi Menengah Persiapan Negeri di Purwanegaran berdasarkan SK Menteri Pendidikan RI No.8065/Dirpt/RI tanggal 7 Agustus 65 Statusnya di Negerikan terdiri dari Dua Jurusan, yaitu Mesin dan Bangunan Gedung.

Dengan adanya pemberontakan G.30 S/PKI maka pada tahun 1965 Sekolah Tinggi Menengah Negeri Purwanegaran pindah ke Jayanegaran, kemudian pada tahun 1966 Sekolah Teknologi Menengah Negeri Purwanegaran diubah namanya menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta yang terletak dijalan LU. Adi Sucipto No.10 Surakarta .

Dengan adanya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang perubahan Nomenklatur SMKTA menjadi SMK serta Organisasi dan Tata Kerja SMK, Nomor : 036/O/1997 tanggal 7 Maret 1997 yang dulunya Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta dan Jalannya berubah nomor menjadi 42.

2. Lokasi Gedung SMK Negeri 5 Surakarta

Gedung SMK Negeri 5 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.42 Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 5 Surakarta dekat dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.


(45)

SMK Negeri 5 Surakarta menempati areal tanah seluas 22530 m2 yang terdiri dari gedung dan halaman. Karena luasnya yang mencukupi maka sangat menunjang kegiatan belajar mengajar.

Gambar 4 . Denah Lokasi Penelitian (Sumber hasil gambar pribadi)

3. Profil Sekolah PROFIL SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMK N 5 Surakarta

2. Nomor Statistik Sekolah : 321036101002

3. Propinsi : Jawa Tengah

4. Otonomi Daerah : Pemerintah Kota Surakarta

5. Kecamatan : Laweyan

6. Desa/Kelurahan : Kerten

7. Jalan & Nomor : L.U Adisucipto

Nomor : 42

8. Kode Pos : 57143


(46)

Kode Wilayah : 0271

Nomor :713916

10.Faximile :

Kode Wilayah : 0271

Nomor :727068

11.Daerah : Perkotaan

12.Status Sekolah : Negeri

13.Kelompok Sekolah : Teknologi & Industri

14.Akreditas : A

Surat Keputusan BAS : No: 018/BASPROP/TU1/2006

Tgl:28-01-2006 15.Penerbit SK BAS ditandatangani oleh: Drs.Sudharto M.A

16.Tahun Berdiri : 1965

17.Tahun Perubahan : 1997

18.Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi

19.Bangunan Sekolah : Dinding Batu bata (Permanen)

20.Lokasi Sekolah : Dalam Kota

21.Jarak ke pusat Kecamatan : 2 Km

22.Jarak ke pusat Otoda : 8 Km

23.Terletak pada lintasan : Kabupaten/Kota

24.Perubahan Sekolah :

¾ STM N 2 Surakarta, tgl. 7-8-1965 No.88-65/ Dirpt/Bl

¾ SMK N 5 Surakarta, tgl. 7-3-1997 No.036/ O /1997

25.Kepala Sekolah : Drs. Sudarto, MM

NIP : 19520607 197903 1 012

Pejabat yang Mengangkat : Walikota Surakarta

26.Email dan Website : smk5solo@yahoo.co.id

www.smkn5solo.sch.id


(47)

1. Teknik Konstruksi Beton 2. Teknik Konstruksi Kayu

3. Teknik Gambar Bangunan

4. Teknik Listrik Industri 5. Teknik Listrik Pemakaian 6. Teknik Elektronika Industri 7. Teknik Pemanfaatan Tenaga

Listrik

8. Teknik Permesinan 9. Teknik Mesin Otomotif 28.Sertifikasi ISO 9001-2000

Status : Sudah bersertifikasi

No : 01 100 065

Tanggal : 26 Juni 2006

Lembaga yg mengeluarkan : TUV Rheinland Group

4. Struktur Organisasi Tabel 2. Susunan Jabatan di SMK N 5 Surakarta

No. J a b a t a n N a m a

1 2

3

Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah,

a. Waka Kurikulum

b. Waka Kesiswaan

c. Waka Ketenagaan

d. Waka Hub. Industri TIM SMM ISO 9001 : 2008

a. QMR

b. DQMR

c. Anggota

Drs. Sudarto, MM

Drs. Widodo Drs. Supartin Drs. Sunartono, MM Drs. Sriyadi, MM

Drs. Yulisto Drs. Nuryanto Karseno, SPd


(48)

4 5 6 7 8 9 Koordinator TU

Perencanaan dan Pengembangan a. Koordinator

b. Anggota

Ketua Program Keahlian

a. Kaprog. Bangunan

b. Kaprog TEI

c. Kaprog. TITL

d. Kaprog. Pemesinan e. Kaprog. Otomotif

f. Koordinator GNA

g. Koordinator BP

Ketua Kompetensi Keahlian

a. Kompetensi KeahlianTP/Kabeng

b. Kompetensi TKB/Kabeng

c. Kompetensi TGB/Kabeng

Staf Kurikulum

a. Urusan KBM Praktek

b. Urusan KBM Teori

c. Urusan Evaluasi Pendidikan

d. Urusan Pengembangan KBM

e. Urusan Administrasi f. Perpustakaan - Koordinator

- Anggota

g. SAS ( Self Acces Study ) & WEB Koordinator

Anggota Staf Kesiswaan

Sri Handayani

Drs. Rahmad Darmono Drs. Bagyo Sucahyo, M.Pd. Suhari, SPd

Drs. Purwanto, ST Edy Mugiyono, SST Drs. Sri Wahono Drs. Heru Purnanto Sarman, SPd

Drs. Jarot Mardiyanto Drs. Hermanto

Drs. Sukamto Drs. Suprapto Drs. Sri Hardoyo

Lari, S.Pd Sugiyoto, S.Pd Drs. Agus Imam AP Drs. Cening Budiada Drs. Haryanto

Natalia Kadarini, S.Pd Dra. Nining Sumarsih

Agus Maryanto, S.Kom Fendi Prihantono, SPd


(49)

10

11

12

a. Pembina OSIS

b. Pembina STP2K

c. Bendahara Kesiswaan

d. Pembina Pramuka

e. Urusan Upacara Bendera

f. Pembina PMR dan UKS

g. Pembina Kesenian

h. Pembina Koperasi Siswa

- Ketua

- Bendahara

- Sie Usaha

Staf Ketenagaan a. Urusan Sarpras

b. Urusan SDM

c. Adminstrasi

Staf Hubungan Industri a. Sekretaris Hub. Industri b. Bendahara Hub. Industri c. Ketua Pokja PSG d. Bursa Kerja Khusus

- Koordinator - Sekretaris - Bendahara - Anggota

e. Koordinator Bisnis Centre / Teaching Factory

f. Koordinator UPS Ketua Bengkel

a. Bengkel Elektronika b. Bengkel Listrik

Sukidi, SPd Drs. Suharyono

Ti Wahyuni Lelono, SSi Dra. Umi Wahidatun Sumardi, SPd

Agus Satyawan, S.PAk Dra. JD. Dewi Tri U.

Drs. Slamet, PD Dra. Endah Nuningsih Dra. Siti Nuriyah

Drs. Sudarsono

Ma’sumah S Suci, SSi, MPd Joko Susilo, SPd

Eko Sapto Nugroho, S.Pd

Slamet Priyadi, S.Pd. Tri Susilowati, S.Pd. Nanang Supriyanto, S.Pd.

Candra Denny KD, SPd Setyo Adi , SPd

Drs. Suteng Supriyantoro, ST Retnowatik, S.Pd.

Drs. Rahmad Darmono Drs. Suparjono, MM Drs. Suprapto

Joko Wahyu Riyadi, S.Pd Drs. Suharyatno


(50)

13

14

c. Bengkel Mesin Perkakas d. Bengkel KB dan Lafalo e. Bengkel Mekanik Otomotif Ketua Laboratorium

a. Lab. Bahasa

b. Lab Komputer

Bendahara Sekolah

a. Bendahara Pemegang Kas dan RAP

b. Bendahara Pembantu Komite

Drs. Djoko Santoso Slamet, S.Pd

Mukri Hartanto, S.Pd

Dra. Sri Lasmini Drs. Agus Supratman

Annah Dwi Koriawati Drs. Catur Jatmiko

5. Kurikulum yang Pernah Diberlakukan Di SMK Negeri 5 Surakarta SMK Negeri 5 Surakarta telah memberlakukan beberapa kurikulum selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dari tahun berdirinya sekolah. Kurikulum yang pernah diberlakukan di SMK Negeri 5 Surakarta itu antara lain :

- Kurikulum 1964

- Kurikulum 1976

- Kurikulum 1984

- Kurikulum 1994

- Kurikulum 1999

- Kurikulum 2004 (hanya untuk program studi mesin)

- Kurikulum Berbasis Kompotensi (KBK)

- Pengemangan KBK dengan model KTSP

- KTSP yang disesuaikan dengan spectrum keahlian di

SMK

6. Bidang Studi Keahlian , Program Studi Keahlian Dan Kompetensi Keahlian Di SMK Negeri 5 Surakarta

Program studi yang ada pada bdang studi keahlian teknologi dan rekayasa di SMK Negeri 5 Surakarta adalah :

a. Program Studi Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif


(51)

b. Program Studi Keahlian : Teknik Mesin

Kompetensi Keahlian : Teknik Pemesinan

c. Program Studi Keahlian : Teknik Bangunan

(1) Kompetensi Keahlian : Teknik Konstruksi Batu Dan Beton (2) Kompetensi Keahlian : Teknologi Kontruksi Kayu

(3) Kompetensi Keahlian : Teknik Gambar Bangunan d. Program Studi Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan

Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik e. Program Studi Keahlian : Teknik Elektronika

Kompetensi Keahlian : Teknik Elektronika Industri

7. Program Studi Teknik Bangunan

a. Keadaan umum

Pada program keahlian teknik bangunan secara keseluruhan terdapat 9 kelas, masing-masing terdapat 3 kelas dengan jumlah murid tiap kelas ± 30 siswa dan dari masing-masing kelas dipimpin oleh seorang wali kelas.

b. Pembelajaran

Secara umum perbandingan antara teori dan praktek untuk kelas 1 adalah 40% teori dan 60% praktek, untuk 2 dan 3 adalah 30% teori dan 70% praktek, tiap bidang studi praktek minimal dipegang oleh 2 orang guru. Jumlah jam dalam 1 minggu adalah 16 jam untuk praktek, jumlah siswanya 30 orang yang dibimbing 2 orang guru (lokal). Praktek disesuaikan dengan fasilitas yang ada. Alat dan sarana yang dimiliki oleh jurusan teknik bangunan sudah memenuhi syarat karena sudah dikategorikan sebagai sekolah unggulan.


(52)

8. Struktur Organisasi

Struktur organisasi program keahlian teknik bangunan SMK N 5 Surakarta dapat dilihat seperti gambar 5.

Gambar. 5 Struktur Organisasi Program Keahlian Teknik Bangunan (Sumber dokumen SMK N 5 Surakarta)

B. Diskripsi Temuan Studi Penelitian

1. Langkah-Langkah Yang Dilakukan Dalam Pelaksanaan Prakerin

Praktek kerja industri atau Prakerin merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya meningkatkan kemampuan produktif

Ketua Program Drs. Purwanto, ST.

Bisnis Center Drs. Sujadi

Sekretaris Margono S.Pd

Unit Prakerin/BKK Suwarno, S.Pd Kepala Bengkel

Drs. Suteng. S, ST. Drs. Suprapto Drs. Sukamto

Unit Kurikulum Drs. Sri Hardoyo

Unit Kesiswaan Sukisno, S.Pd

Toolman Sutanto

Wali Kelas Guru


(53)

siswa. Adapun langkah yang ditempuh oleh SMK N 5 Surakarta khususnya pada Program keahlian Teknik Bangunan pada pelaksanaan Prakerin adalah sebagai berikut:

a. Praprakerin

Kegiatan Praprakerin di SMK N 5 Surakarta merupakan tahapan sebelum pelaksanaan Prakerin. Kegiatan ini berisi kegiatan tentang penetapan industri tempat prakerin. Berdasarkan hasil wawancara dengan WKS 4 pada tanggal 18 Agustus 2010 pelaksanaan praprakerin antara lain: analisis industri, pemetaan, mengadakan singkronisasi dengan industri,

mengadakan MoU. Hal tersebut dipertegas dengan dokumen rencana

Operasi WKS 4, dalam dokumen itu penetapan industri tempat prakerin meliputi kegiatan analisis kebutuhan industri, penetapan industri baru, singkronisasi industri baru, MoU, sosialisasi program prakerin dengan DU/DI, sosialisasi program prakerin ke guru pembimbing, penetapan industri tempat prakerin, dan pembekalan siswa Prakerin.

Berdasarkan hasil wawancra dan hasil observasi peneliti menganalisis tahap praprakerin di SMK N 5 Surakarta sudah berjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan oleh WKS 4. b. Pelaksanaan Prakerin

Pelaksanaan kegiatan praktek kerja industri di Program Teknik Bangunan SMK N 5 Surakarta meliputi tahap persiapan, tahap pellaksanaan prakerin, dan laporan pelaksanaan prakerin. Adapun penjelasan tentang tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan Pelaksanaan Prakerin

Tahap persiapan merupakan tahap dimana siswa dibekali ketrampilan sesuai dengan kompetensinya yang mana hal ini telah didapatkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pelaksanaan Prakerin di SMK N 5 Surakarta ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh pihak sekolah, antra lain : Peserta Prakerin, Syarat-syarat yang harus di penuhi oleh peserta Prakerin.


(54)

Tujuan Prakerin adalah melatih calon tenaga kerja yang mempunyai kompetensi atau ketrampilan yang sesuai dengan bidangnya, maka hal dasar yang harus ada pada peserta Prakerin yaitu mampu menguasai dasar- dasar kejuruan dan telah menguasai program keahlian sesuai dengan program diklat masing-masing, khususnya program keahlian bangunan.

Dengan demikian peserta Prakerin di SMK N 5 Surakarta khususnya di program keahlian teknik bangunan dilaksanakan oleh siswa yang telah mendapatkan pembelajaran program keahlian tersebut yaitu kelas XII. Hal tersebut dipertegas dari pernyataan WKS 4 (informan 1) (18 Agustus 2010), yang menyatakan bahwa “Disini ya mas, peserta prakerin adalah siswa kelas XII dimana siswa tersebut telah mendapat pelajaran tentang keahlian bagunan selama dua tahun yaitu mulai darai kelas X sampai XI dan diharapkan ketrampilan yang sudah didapat oleh siswa dapat diaplikasikan di industri”. Pernyataan tersebut diperkuat oleh informan 2 (30 Agustus 2010), yang menyatakan bahwa “seluruh peserta Prakerin telah mendapat pembelajaran selama di kelas X dan XI, sehingga sudah mempunyai keahlian yang biasa diterapkan di industri”.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa peserta Prakerin adalah siswa yang telah menguasai dasar-dasar kejuruan dan telah menguasai program diklat sesuai dengan program keahlian masing-masing.

b) Syarat Peserta Prakerin

Untuk menunjang kelancaran kegiatan Prakerin, siswa yang diikutsertakan dalam program Prakerin harus memenuhi syarat-syarat. Syarat tersebut antaralain:


(55)

Siswa yang mengikuti Prakerin adalah semua siswa kelas XII SMK N 5 Surakarta. Adapun jumlah siswa untuk program keahlian teknik bangunan berjumlah 64 siswa.

(2)Sehat Jasmani Rohani

Siswa yang melaksanakan prakerin harus dalam keadaan sehat hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan Prakerin dapat berjalan lancar. Hal tersebut dijelaskan oleh informan 1 (18 Agustus 2010) yang menyatakan bahwa “siswa yang melaksanakan prakerin harus sehat artinya tidak dalam keadaan sakit jadi saat berada di industri dapat melaksanakan pekerjaaan yang ada di sana”. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa peserta prakerin harus dalam keadaan sehat dalam arti harus sehat badannya sehingga dapat melaksanakan prakerin dengan baik.

(3)Menyelesaikan Administrasi Prakerin

Siswa yang akan melaksanakan Prakerin harus menyelesaikan administrasinya, agar dalam pelaksanaannya nanti dapat berjalan lancar. Lebih lanjut hal tersebut dijelaskan oleh informan 1 “siswa yang akan prakerin itu harus menyelesaikan administrasi seperti lunas SPP, dll”.

(4)Mengikuti Pembekalan Prakerin Yang Diadakan Sekolah

Pembekalan Prakerin dilaksanakan sebelum peserta prakerin diterjunkan ke industri. Dalam pembekalan ini siswa diberi pengarahan dan petunjuk agar para siswa peserta Prakerin siap melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada di industri, dan agar siswa mengerti keadaan yang sebenarnya di lingkungan kerja.

Lebih lanjut diungkapkan oleh informan 3 (14 Agustus 2010) :“jadi ada pembekalan, perjurusan, ada yang dikumpulkan secara massal, untuk pembekalan perjurusan kita


(56)

membatasi siswa apa-apa yang harus dilakukan dan apa yang harus diikuti di industri, jadi anak harus mengikuti di industri”.

Berdasarkan pernyataan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa peserta prakerin harus mengikuti pembekalan yang diadakan oleh pihak sekolah agar selama di industri peserta prakerin dapat melaksanakan dengan baik.

(5)Melaksanakan tata tertib baik di sekolah maupun di Industri. Peraturan atau tata tertib yang diberikan kepada peserta Prakerin bertujuan agar pelaksanaan Prakerin dapat berlangsung dengan baik dan lancar sesuai yang diharapkan Adapun tata tertib yang harus dipatuhi peserta Prakerin dan tindakan yang diambil adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Tata tertib dan Sanksi Siswa Prakerin

KATAGORI JENIS PELANGGARAN JUMLAH

POIN RINGAN - Terlambat setelah 10 menit jam kerja

industri.

- Rambut panjang.

- Rambut dicat.

3 3 3 SEDANG - Tidak memakai seragam sesuai

- Berkata tidak sopan.

- Corat-coret fasilitas industri. - Tidak masuk praktek tanpa ijin.

- Membolos. 5 5 5 5 5 BERAT - Tidak masuk tanpa ijin 4 hari

berturut-turut.

- Merokok di lingkungan industri. - Merusak fasilitas industri.

- Membawa/membaca buku porno, VCD

porno di industri.

- Membawa senjata tajam, minuman

beralkohol.

- Berkelahi, mencuri atau melakukan tindakan kriminal lainnya dan mencemarkan nama baik industri. - Membawa senjata api, bahan peledak

dan narkoba atau zat adiktif.

30 10 30 30 50 30-100 Dikembalikan ke orang tua


(57)

Tabel. 4 . Tindakan yang diambil

(Dokumen dari SMK N 5 Surakarta)

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis dokumen peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam tahap persiapan pelaksanaan prakerin di SMK N 5 Surakarta Khususnya pada Program Keahlian Teknik Bangunan sudah berjalan dengan baik.

2) Tahap Penyerahan Siswa Ke Industri a) Proses Penyerahan

Pada tahap ini peserta Prakerin mulai diterjunkan di institusi pasangan atau dunia industri. Penyerahan siswa ke dunia industri dilakukan oleh guru pembimbing ke tempat industri yang sudah mengadakan MoU dengan sekolah.

Dalam proses penyerahan ini guru pembimbing menyerahkan semua pengawasan siswa peserta Prakerin ke pihak industri yang menjadi institusi pasangan. Selama di dunia industri siswapeserta prakerin harus mematuhi semua peraturan yang ada di tempat tersebut, serta harus dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di sekolahuntuk diterapkan di industri sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Di sini siswa mempraktekkan ketrampilan dasar kejuruan sesuai dengan bidang keahlian yang telah didapat di sekolah. Hal senada juga diungkapkan informan 2 (14 Agustus 2010), yang menyatakan “penerjunan disini disesuaikan dengan program kealiannya masing-masing, misalnya untuk anak TKB dan TGB itu diterjunkan di proyek bangunan seperti ikut di konsultan proyek seperti di Candrakirana Design,

JUMLAH POIN JENIS TINDAKAN

20 Teguran dan pembinaan 1

30 Teguran dan pembinaan 2

40 Panggilan orang tua/wali siswa ke-1

60 Panggilan orang tua/wali siswa ke-2


(58)

ada juga yang langsung di proyeknya yaitu seperti di PT. Cipta Graha Putra itu langsung di perumahannya. Sementara untuk anak TKK itu ditempatkan diperusahaan kayu yang sudah besar seperti di CV Karya Jati di daerah sentra industri mebel di Gemolong Sragen”. Lebih lanjut informan 1 (18 Agustus 2010) menambahkan " penerjunan siswa itu sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing, untuk teknik bangunan itu yang TKB dan TGB itu ada yang ditempatkan di industri yang sama yaitu langsung di lokasi proyeknya sesuai dengan industri yang dipilih siswa tersebut untuk melakukan Prakerin, sedangkan untuk anak TKK itu ditempatkan industri perkayuan seperti mebeler di daerah dekat Gemolong”.

Dari dua pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyerahan peserta Prakerin di SMK N 5 Surakarta pada jurusan teknik bangunan disesuaikan dengan program keahlian dan kompetensinya masing-masing. Untuk program keahlian teknik konstruksi bagunan ditempatkan di perusahaan pelaksana proyek, untuk program keahlian teknik gambar bangunan ditempatkan di konsultan perencana bangunan, sedangkan untuk program keahlian teknik konstruksi kayu ditempatkan di perusahaan perkayuan seperti perusahaan mebel.

b) Waktu

Waktu pelaksanaan Prakerin adalah 2 bulan yaitu terhitung dari tanggal 21 Juni 2010 s/d 21 Agustus 2010. Hal tersebut senada dengan pernyataan informan 1 (18 Agustus 2010) yang menyatakan bahwa “Pelaksanaannya itu kita mengambil antara waktu luang liburan , yaitu tanggal 21 juni s/d 21 agustus 2010, kenapa pas itu kan liburan jadi tidak menggangu proses belajar mengajar, untuk waktu pelaksanaan itu sendiri disini dua bulan karena mengacu pada tuntutan akreditasinya yaitu minimal 500 jam pelajaran sekolah, itu kalau dihitung kira-kira hanya 2 bulan sudah cukup, jadi disinihanya mengambil jam yang minimal”.


(59)

Berdasarkan penjelasan dari beberapa informan maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa waktu pelaksanaan prakerin di SMK N 5 Surakarta adalah dua bulan yaitu pada tanggal 21 Juni 2010 sampai 21 Agustus 2010.

c) Pekerjaan Yang Dilakukan Peserta Prakerin

Pekerjaan yang dilakukan oleh peserta Prakerin selama berada di industri harus sesuai dengan kompetensi yang diajarkan di sekolah yaitu sesuai dengan kurikulum kelompok produktif. Misalnya untuk anak TKB selama di industri disuruh membuat menghitung RAB, mengerjakan pekerjaan pembesian, pemasangan batu, dan lain-lain, untuk anak TGB selama di industri di suruh menghitung RAB, menggambar bangunan, dll, Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan informan 7 (31 Agustus 2010) yang menyatakan bahwa “Saya disana Cuma di suruh menggambar dengan menggunakan Auto Cad “ hal senada juga diungkapkan informan 8 (31 Agustus 2010), yang menyatakan “Disana saya disuruh memelester, mengaci, mengecat, mengukur atau membuat bouplank “. Hal tersebut dipertegas dari pernyataan informan 4 (13 Agustus 2010) dia mengatakan bahwa ” Kalau disini ya mas, para siswa saya suruh untuk melakukan pengukuran tanah, jadi saya suruh mencoba menggunakan teodolit, saya suruh membuat plesteran, mengaci, dan juga mengecat. Selain itu siswa juga saya suruh untuk menghitung RAB, merencanakan bangunan, gitu mas”. Dari pernyataan berikut dapat disimpulkan bahwa peserta Prakerin selama di industri memang disuruh mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi yang sudah diberikan di sekolah, namun ada juga yang tidak sesuai dengan kompetensi disekolahan misalnya anak TGB disuruh mengerjakan pekerjaan mengecat.

Sementara itu untuk anak TKK selama di industri melakukan pekerjaan finishing kayu seperti mengamplas, memeni,


(60)

dll. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan 9 ( 30 Agustus 2010) yang menyatakan bahwa” Disana saya melakukan pekerjaan pembuatan sambungan, perakitan, finishing”. Hal senada juga diungkapkan oleh informan 5 (19 Agustus 2010) yang menyatakan bahwa” ya kalau ditempat saya ya saya suruh untuk merakit mebel dan finishing”. Dari pernyataan diatas peneliti menganalisis dan menyimpulkan bahwa anak TKK selama di tempat Prakerin disuruh mengerjakan pekerjaan perakitan mebel dan juga finishing mebel. Hal tersebut berarti pekerjaan yang dilakukan peserta Prakerin di industri sudah sesuai dengan pelajaran yang diberikan di sekolah.

Dalam tahap penyerahan siswa ke tempat prakerin peneliti menganalisis bahwa proses penyerahan siswa ke tempat prakerin telah berjalan dengan baik, dan untuk waktu penyerahan siswa ke tempat prakerin sudah sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh WKS 4. Sedangkan untuk jenis pekerjaan yang dilakukan siswa di tempat prakerin sebagian besar sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran hasil singkronosasi dengan dunia industri, namun adapula jenis pekerjaan yang tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh siswa.

3) Tahap monitoring / pembimbingan

a) Sistem Pembimbingan

Dalam pelaksanaan Prakerin perlu adanya pembimbingan. Pembimbingan dimaksudkan agar dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang biasa terjadi pada saat pelaksanaan Prakerin. Pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan Prakerin di SMK N 5 Surakarta ada 2 yaitu pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah dan pembimbingan yang dilakukan oleh pihak industri. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 1 (18 Agustus 2010) yang menyatakan “Untuk pembimbingan dibimbing oleh guru yang


(61)

mengajar misal bangunan yang membimbing ya guru bangunan , kalau di industri ada guru pembimbing sendiri disana ada pembimbing dari industri”.

Pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah dilakukan oleh guru pembimbing yaitu guru yang mengajar pada program keahlian. Proses pembimbingan yang dilakukan oleh pihak sekolah seperti yang dikemukakan oleh informan 2 ( 14 Agustus 2010) yang menyatakan “untuk proses pembimbingannya itu sendiri seperti yang sudah-sudah kita mengantar, mengarahkan, siswa agar tidak bikin malu sekolah berbuatlah sebaik mungkin disana dengan harapan besok itu bisa diterima kembali disana seandainya besok itu anda bekerja disana, jadi kita itu memberi pengarahan seperti itu , mewanti-wanti anak jangan sampai terjadi yang tidak diinginkan”. Lebih lanjut tugas pembimbing seperti yang tertuang dalam dokumen uraian tugas dan wewenang di lini WKS 4 antara lain: (1.) guru pembimbing menyerahkan siswa prakerin, memonitoring serta menarik siswa Prakerin dari industri dengan surat tugas yang disahkan oleh kepala sekolah, (2.) guru pembimbing mencatat permasalahan dan saran dari Du/Di pada kolom permasalahn dan saran, (3.) Guru pembimbing mencatat pelanggaran siswa berdasarkan data dari Du/Di, (4.) Pembimbing menyerahkan bukti berkas surat tugas penyerahan, monitoring serta penarikan siswa prakerin ke ketua program keahlian.

Proses pembimbingan siswa prakerin yang lain dilakukan oleh pihak industri. Dalam hal ini pihak industri menyiapkan pembimbing untuk membantu siswa prakerin selama berada di industri. Pelaksanaan pembimbingan selama di industri antara lain pembimbing selalu mengarahkan siswa untuk dapat melakukan semua pekerjaan yang ada di industri. Lebih lanjut informan 4 (13 Agustus 2010) menjelaskan bahwa ” Pembimbingan yang dilakukan di tempat ini adalah kepada peserta prakerin diberikan


(1)

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


(3)

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


(5)

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id