Pengertian pendekatan bermain Pendekatan Bermain

commit to user menimbulkan efek negatif. Sebagai contoh, seorang pesenam belajar gerakan salto ke belakang. Pada suatu ketika lompatannya kurang tinggi dan putaran badannya terlampau banyak sehingga terjatuh terlentang. Akibatnya ia mengalami rasa sakit pada punggungnya dan menyebabkan tidak berani lagi melakukan gerakan salto ke belakang. Rasa takut ini mungkin berlangsung beberapa lama, sampai kemudian keberaniannya muncul kembali. Contoh semacam ini dapat dipakai sebagai ilustrasi gejala kemunduran suatu keterampilan sebagai rangkaian akibat kegiatan belajar pada waktu sebelumnya. Pengalaman semacam ini hendaknya menjadi pendorong untuk lebih giat belajar hingga mencapai hasil yang lebih baik. 7 Kurva Hasil Belajar Salah satu persoalan yang paling rumit dalm proses belajar gerak adalah tentang penggambaran perkembangan hasil belajar dan kecermatan dalam hasil penafsirannya. Kurva hasil belajar adalah gambaran penguasaan kapabilitas untuk bereaksi yaitu kebiasaan dalam satu jenis tugas. Kurva hasil belajar ini biasanya dibuat grafik, dimana grafik tersebut menampilkan perkembangan penampilan kemampuan gerak sebagai cerminan dari proses belajar internal yang berlangsung dalam diri seseorang. Meskipun kurva belajar tidak mampu sepenuhnya mencerminkan perubahan internal pada diri seseorang, tetapi untuk kebutuhan praktis atas dasar penampilan nyata dapat ditafsirkan kemajuan, kemandegan atau kemundururan hasil belajar yang dicapai seseorang pada suatu waktu.

2. Pendekatan Bermain

a. Pengertian pendekatan bermain

Merencanakan pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk berlatih dan bermain serta menikmati permainan merupakan tugas seorang guru penjas. Para siswa menginginkan suasana pembelajaran yang mengasyikan, menggairahkan dan juga sebagai sarana untuk meningkatkan kebugaran jasmani. commit to user Umumnya para siswa kurang menyukai penjelasan yang berbelit-belit dan bertele- tele. Hal-hal semacam ini dirasakan sangat membosankan bagi siswa. Pendekatan bermain menekankan pada aspek bagaimana membelajarkan siswa untuk memahami konsep bermain sepakbola. Sebagai contoh, agar siswa mampu bermain sepakbola adalah dengan cara membelajarkan siswa tentang konsep bermain sepakbola, bukan membelajarkan permainan sepakbola tingkat tinggi yang sulit dilakukan siswa. Melalui pendekatan bermain, diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat para siswa untuk belajar bermain. Selain itu, akan semakin memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep bermain, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuannya dalam sepakbola. Pendekatan bermain merupakan cara belajar yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk bermain atau permainan. Keunikan dari kegiatan bermain adalah terletak pada proses, yaitu pemain memberikan keputusan untuk melakukan dan menerapkan suatu teknik yang tepat dalam situasi yang berubah- ubah. Keputusan yang diambil secara tepat dalam situasi bermain merupakan faktor yang penting. Apabila siswa kurang memahami kondisi permainan, hal ini akan berdampak terhadap kemampuannya dalam mengidentifikasi teknik yang benar pada situasi tertentu dalam permainan sepakbola. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan bermain merupakan bentuk latihan yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan atau latihan teknik suatu cabang olahraga yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaannya, pendekatan bermain menerapkan teknik suatu cabang olahraga kedalam bentuk permainan yang sebenarnya. Selama permainan, seorang pelatih atau guru tidak hanya memfokuskan latihannya, tetapi bagaimana menampilkan skill dalam permainan dan memfokuskan bagaimana siswa menampilkan strategi dalam permainan. Melalui pendekatan permainan diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam latihan, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Rusli Lutan dan Adang Suherman 2000: 35 menyatakan: Manakala guru atau pelatih menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut: commit to user 1 Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang dilakukannya. 2 Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai strategi. 3 Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi bermain.

b. Pendekatan bermain secara sirkuit

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KATAK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 KLAMPOK PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 3 59

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 106172 TUNTUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 1 23

UPAYA MENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERMAIN KELOMPOK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 KALIWINASUH PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 20102011

0 4 49

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggiring Bola Dalam Sepakbola Melalui Pembelajaran Bermain Zig-zag Bervariasi Pada Siswa Kelas V SD Negeri 04 Tegalsari Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012.

1 40 120

upaya meningkatkan hasil belajar passing bawah sepakbola melalui pendekatan bermain pada siswa kelas XI AP 2 smk negeri 1 surakarta tahun pelajaran 2015/2016.

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BANDARDAWUNG KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

meningkatkan kelincahan gerak melalui pendekatan bermain sirkuit pada siswa kela IV SD Negeri 2 Erorejo kecamatan wadaslintang kabupaten wonosobo.

0 0 20

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUMBEREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 15

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN GULING BELAKANG MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TARAMAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

1 8 106

HUBUNGAN ANTARA ORAL HYGIENE DAN KEHILANGAN GIGI DENGAN STATUS GIZI LANSIA DI DESA SIRKANDI KECAMATAN PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA

0 0 15