UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SECARA SIRKUIT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SIRKANDI PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 20102011

(1)

commit to user

i

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SECARA SIRKUIT

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SIRKANDI PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

PRABOWO SUNARTO X 4709107

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SECARA SIRKUIT

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SIRKANDI PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

PRABOWO SUNARTO X 4709107

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul ” Upaya Meningkatkan Pembelajaran Sepakbola Melalui Pendekatan Bermain Secara Sirkuit Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010 / 2011 ” ini telah diajukan untuk memenuhi Tugas Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010.

Solo, Januari 2011 Peneliti

Prabowo Sunarto NIM. X 4709107

Dosen Pembimbing I PKM Dosen Pembimbing II PKM

Dra. Ismaryati, M.Kes Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes NIP. 19630505 198903 2 001 NIP. 19490505 198503 1 001


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Jum’at Tanggal : 17 Juni 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd. ___________

Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd.M.Or ___________ Anggota I : Dra. Ismaryati, M.Kes. ___________

Anggota II : Dra. Wahyu Sulistyo, M.Kes. ___________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001


(5)

commit to user

v ABSTRAK

Prabowo Sunarto. UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SECARA SIKUIT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SIRKANDI PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakatra: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juni 2011. Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan Pembelajaran Sepak Bola melalui Pendekatan bermain secara sirkuit pada siswa kelas V SDN 2 Sirkandi UPT Dindikpora Purwareja Klampok Banjarnegara tahun Pelajaran 2010/2011 yang ditandai sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dan peningkatan hasil tes unjuk kerja.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom Action Research), pertemuan dalam penelitian ini berjumlah 4 kali dan setiap pertemuan menunjukan tahapan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dengan meteri sepak bola. Subjek penelitian ini adalah siswa SD Negeri 2 Sirkandi kelas V semester dua tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 30 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data pada penelitian ini adalah lembar pengamatan, angket dan tes unjuk kerja siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pendekatan bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi sepakbola dapat meningkatkan siswa aktif, siswa senang, siswa antusias, dan meningkatkan pembelajaran siswa. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan dari kondisi awal, ke siklus I dan siklus II. Siswa aktif pada kondisi awal (63%), siklus I (80%), siklus II (90%), siswa senang kondisi awal (66%), siklus I (83%), siklus II (90%), siswa antusias kondisi awal (60%), siklus I (76%), siklus II (86%). Nilai hasil belajar pada kondisi awal, rata-rata putra (74) putri (74), siklus I putra (77) putri (76), siklus II putra (80) putri (79).


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi ABSTRACK

Prabowo Sunarto, An Efforts to improve football’s learning through circuit playing approach to five grade Students of Sirkandi 2 Elementary School Purwareja Klampok Banjarnegara Academic Year 2010/2011. Thesis, Surakarta: Faculty Teacher Training And Education, Sebelas Maret University, June 2011.

The purpose of research to improve football’s learning through circuit playing approach to five grade students of Sirkandi 2 Elementary School UPT. Dindikpora Purwareja Klampok Banjarnegara Academic Year 2010/2011 that marking student’s affitude in follow learning and improve the result of work present’s test.

The research use method of classroom Action research, the meeting in the research is four times and every meeting show the stage of learning process. Physic’s education with football material. The subject of the research is the student’s of Sirkandi of Elementary School grade five Second Semester Academic Year 2010/2011 that amount thirty students. The instrumen that using to take data in the research is observation sheet, questionnaire, work present’s test.

The result of research showing that playing approach in learning physicsedulation with football material can improve active’s students. happy students, the enthu siastic’s students, and improve learning students. From the analysis result that getting improve from first condition, to cycle one to cycle two the student’s active in first condition (63%), cycle one (80%), cycle two (90%), happy’s students in first condition (66%), cycle one (83%), cycle two (90%), the enthu siastic’s students in first condition (60%), cycle one (76%), cycle two (86%). The point of learning result in first condition the level Male (74), Female (74), cycle one Male (77), Female (76), cycle two Male (80), Female (79).


(7)

commit to user

vii MOTTO

· Carilah ilmu meskipun sampai Negeri Cina

(Islam)

· Menuntut Ilmu kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan perempuan

(HR. Ibnu Abdil Bar)

· Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah, dengan agama hidup menjadi terarah


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada: SD Negeri 2 Sirkandi Bapak dan Ibu tercinta Istri tersayang Dosen-dosen Pembimbing Dra. Ismaryati, M.Kes, Dra. Wahyu Sulistyo, M.Kes Teman-teman JPOK FKIP UNS Penjaskesrek Angkatan 2009

Adik-adik JPOK FKIP UNS Penjaskesrek Angkatan 2009 Almamater


(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syurkur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan PTK ini.

Disadari bahwa penulisan PTK ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin penulisan skripsi.

2. Dra. Ismaryati, M.Kes dan Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes selaku dosen pembimbing penyusunan Penelitian Tindakan Kelas.

3. Kepala SD Negeri 2 Sirkandi, Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara yang memberikan Ijin Penelitian.

4. Teman-teman mahasiswa PPKHB kelompok V Banjarnegara yang telah membantu penelitian.

5. Siswa-siswi SD Negeri 2 Sirkandi, yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Banjarnegara, Juni 2011 Penulis


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

JUDUL ... PENGAJUAN ... PERSETUJUAN ... PENGESAHAN ... ABSTRAK ... MOTTO ... PERSEMBAHAN ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I. PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... B. Perumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... BAB II. LANDASAN TEORI ... A. Tinjauan Pustaka ... B. Hasil Penelitian yang Relevan ... C. Kerangka Berpikir ...

D. Hipotesis Tindakan... BAB III. METODE PENELITIAN ... A. Tempat dan Waktu ... B. Subjek Penelitian ... C. Sumber Data ... D. Teknik Pengumpulan Data ...

i ii iii iv v vii viii ix x xii xiii xiv 1 1 3 4 4 6 6 20 20 21 22 22 22 22 23


(11)

commit to user

xi

E. Analisis Data ... F. Prosedur Penelitian ... BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A.Hasil Penelitian ... B.Pembahasan ... BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... A.Simpulan ... B.Implikasi ... C.Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

24 24 41 41 52 56 56 56 56 58 59


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Teknik Pengumpulan Data ... 2. Hasil Penilaian Sepak Bola Siswa Kelas V SDN 2 Sirkandi

Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara ... 3. Hasil Penilaian Sepak Bola Siswa Kelas V SDN 2 Sirkandi

Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara ... 4. Hasil Penilaian Sepak Bola Siswa Kelas V SDN 2 Sirkandi

Bulan Februari (kondisi awal), Maret (siklus I), April (siklus II)

Tahun Ajaran 2010/2011 ... 5. Jumlah dan Prosentasi Siswa Dalam Mengikuti Proses Pembelajaran

Siswa Kelas V SDN 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok ... 23

45

50

53


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Skematis Pelaksanaan Teknik Dasar Bermain Sepak Bola

dengan Pendekatan Bermain ... 2. Bagan Kerangka Berpikir ... 3. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 4. Skematis Pelaksanaan Teknik Dasar Bermain Sepak Bola

dengan Pendekatan Bermain ... 5. Skematis Pelaksanaan Teknik Dasar Bermain Sepak Bola

dengan Pendekatan Bermain ... 18 21 25

28


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Ijin Penelitian ... 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 4. Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ... 5. Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ... 6. Lembar Pengamatan ... 7. Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan 1 ... 8. Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan 2 ... 9. Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 1 ... 10. Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 2 ... 11. Daftar Nilai Siswa Bulan Februari (kondisi awal) ... 12. Daftar Nilai Siswa Bulan Maret (siklus I)... 13. Daftar Nilai Siswa Bulan April (siklus II) ... 14. Absen Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sirkandi ... 15. Dokumen Penelitian ...

60 61 74 87 90 94 97 100 103 106 109 110 113 116 118


(15)

commit to user BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan salah satu pelajaran yang wajib diajarkan kepada peserta didik, karena pendidikan jasmani dan kesehatan mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat sehari-hari yang berperan penting dalam pembinaan dan pengembangan individu maupun kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental serta emosi yang selaras, sesuai dan seimbang.

Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di Sekolah Dasar adalah (a) meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani, (b). membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama, (c). menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalaui pelaksanaan tugas-tugas ajar pendidikan jasmani, (d). mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani, (e). mengembangkan kemampuan gerak dan ketrampilan berbagai macam permainan dan olahraga, (f). mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmani, (g). mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain, (h). mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat, (i) mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif, (Depdiknas,2003: 3).

Menurut Depdiknas, (2003: 5-6) dalam KTSP mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar bahwa, “Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar meliputi aspek-aspek: permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam,


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan kesehatan”. Ruang lingkup dari permainan dan olahraga dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah dasar meliputi berbagai macam cabang olahraga, salah satunya permainan sepakbola. Sepakbola merupakan olahraga permainan yang cukup populer dan digemari oleh anak-anak termasuk siswa Sekolah Dasar. Melalui permainan sepakbola diharapkan para siswa memahami maksud dan tujuan permainan sepakbola diantaranya untuk menjalin kerjasama antara pemain satu dengan lainnya dalam satu tim.

Hal yang mendasar agar anak dapat bermain sepakbola yaitu menguasai teknik dasar bermain sepakbola. Dengan menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepakbola, maka akan mendukung penampilannya dalam bermain sepakbola baik secara individu maupun tim. Secara garis besar teknik dasar bermain sepakbola dikelompokkan menjadi dua macam yaitu teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola merupakan gerakan-gerakan khusus yang mendukung gerakan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola diantaranya lari cepat, melompat, gerak tipu, sliding dan lain sebagainya. Sedangkan teknik dengan bola merupakan cara memainkan bola. Adapun macam-macam teknik dengan bola antara lain: menendang bola, menyundul bola, melempar bola, menggiring bola, mengontrol bola, gerak tipu dengan bola, merampas bola dan teknik khusus penjaga gawang.

Upaya menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepakbola harus belajar secara sistimatis dan terprogram. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam latihan yaitu penerapan pendekatan pembelajaran yang baik dan efektif. Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan beberapa macam diantaranya pendekatan bermain. Pendekatan bermain merupakan bentuk latihan yang dikonsep dalam bentuk permainan (game). Dengan pendekatan bermain maka pembelajaran dapat dilakukan secara variatif, tidak monoton dan meningkatkan improvisasi siswa sehingga siswa tidak cepat merasa bosan.

Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah sampel yang digunakan untuk menjawab permasalaan yang muncul dalam penelitian.


(17)

commit to user

Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara kurang berjalan dengan baik. Permasalahan yang dihadapi adalah pembelajaran sepakbola kurang variatif, pembelajaran sepakbola monoton dan tidak meningkatkan improvisasi siswa, sehingga siswa cepat merasa bosan. Dengan penerapan pendekatan bermain, diharapkan menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran sepakbola sehingga siswa lebih siap dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dengan kata lain tujuan pembelajaran pun akan mudah tercapai.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud mengambil judul penelitian “Upaya Meningkatkan Pembelajaran Sepakbola Melalui Pendekatan Bermain Secara Sirkuit Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimanakah pendekatan secara sirkuit dapat meningkatkan pembelajaran sepakbola pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011?”.

Yang dimaksud pendekatan bermain secara sirkuit adalah pendekatan bermain yang berisikan permainan dimasing-masing pos dan dilaksanakan secara sirkuit atau rotasi yang mengarah pada keterampilan sepakbola. Pos 1 menimang bola, pos 2 menendang bola dengan kaki dalam, pos 3 menendang bola dengan kura-kura bagian dalam, pos 4 menendang bola dengan kura-kura kaki penuh, pos 5 menyundul bola, pos 6 menggiring bola, pos 7 melempar bola, pos 8 latihan kombinasi.


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum:

Meningkatkan pembelajaran sepakbola siswa kelas V SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.

2. Tujuan Khusus:

Meningkatkan pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.

D.Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi Siswa

Dengan adanya penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pembelajaran keterampilan bermain sepakbola, siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa lebih mudah mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan.

2. Bagi Guru

a. Memberikan wawasan dan menumbuhkan kreativitas Guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar dalam hal meningkatkan keterampilan bermain sepakbola sehingga siswa lebih mudah nantinya jika melakukan teknik dasar dalam olahraga. b. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman guru Penjasorkes SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara tentang pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan bermain sepakbola.


(19)

commit to user

3. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan masukan penerapan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan yang baik, khususnya bidang Studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka 1. Pendekatan Pembelajaran a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan dapat diartikan sebagai proses, perbuatan atau cara untuk mendekati sesuatu. Sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan mengatur faktor eksternal dalam suatu kegiatan belajar yang menjaga dan mendorong tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran merupakan suatu proses membuat orang belajar sehingga memberikan kemudahan kepada orang lain untuk belajar. Di dalam suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersama yaitu: (1) ada suatu pihak yang memberi, dalam hal ini guru atau pelatih, (2) pihak lain yang menerima yaitu peserta didik atau siswa. Dengan demikian dalam peristiwa pembelajaran dapat dikatakan terjadi proses interaksi edukatif.

Dalam kegiatan pembelajaran, pendekatan pembelajaran merupakan aspek yang sangat penting dan mempunyai hubungan fungsional untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus memilih dan menentukan pendekatan yang tepat dan dapat memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran secara efektif dalam kegiatan instruksional. Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran adalah cara kerja yang mempunyai sistem untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.


(21)

commit to user b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar keterampilan olahraga dibutuhkan cara mengajar yang baik dan tepat. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan tepat, maka akan terjadi perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik pada diri siswa. Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, mencakup segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

Perubahan akibat belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pambelajaran harus ditetapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal maka prinsip-prinsip pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut: 1) Perhatian dan Motivasi

Keberhasilan siswa dalam menyerap ilmu atau ketrampilan dipengaruhi oleh tingkat perhatian siswa. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan, maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajrinya. Dengan motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar. 2) Keaktifan Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa dituntut untuk selalu aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk aktif secara fisik,


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

intelektual dan emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar. Untuk itu dari semua unsur belajar dapat diketahui keaktifan siswalah yang terpenting, karena belajar merupakan suatu kegiatan. 3) Keterlibatan Langsung

Belajar adalah sesuatu proses yang memungkinkan organ-organ siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengenalan yang diperolehnya. Dapat diketahui bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab pengalaman-pengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas perubahan tingkah laku siswa.

Jadi peristiwa belajar terjadi apabila adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa. Hasil belajar merupakan hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang didapat oleh orang lain. Oleh karena itu kualitas hasil belajar akan berbeda-beda antara siswa yang satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperolehnya.

4) Pengulangan

Dalam belajar sangat dibutuhkan untuk melakukan pengulangan, sebab dengan melakukan pengulangan yang banyak maka suatu ketrmpilan atau pengetahuan akan dikuasai dengan baik. Mengulang suatu keterampilan adalah sangt penting.

Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, mak gerakan keterampilan dapat dikuasai dengan otomatis. Suatu keterampilan yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.

5) Tantangan

Salah satu prinsip belajar adalaha tantangan, yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Memberikan tantangan dalam proses belajar dan adanya tantangan dalam belajar yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkan masalah. Jika siswa mampu memecahkan


(23)

commit to user

masalah yang dipelajarinya, maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar yang optimal.

6) Balikan dan Penguatan

Pemberian balikan dapat memberikan nilai positif dalam diri siswa. Yaitu dapat mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah laku yang meningkatkan usaha belajar. Tingkah laku dan usaha belajar yang baik, dapat diberi balikan dalam bentuk senyuman, kata-kata pujian yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

Memberi penguatan dalam kegiatan belajar terlihat sederhana yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa, akan tetapi penguatan ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan hasil belajar siswa.

7) Perbedaan Individu

Masing-masing siswa mempunyai karakteristik sendiri-sendiri yang tidak sama antara siswa yang satu dengan lainnya, oleh karena itu setiap siswa belajar menurut kecepatannya masing-masing. Karena sadar bahwa dirinya berbeda dengan siswa yang lain, maka akan membantu siswa untuk menentukan cara belajar bagi dirinya sendiri.

Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran yang diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi masing-masing siswa. Sehingga untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka guru kelas memperhatikan setiap individu.

c. Ciri-Ciri Perubahan Akibat Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang mengarah pada perubahan diri siswa, yaitu siswa yang memiliki keterampilan gerak yang lebih baik dari sebelumnya. Pada prinsipnya perubahan yang terjadi akibat belajar gerak adalah bersifat permanen. Ini artinya, keterampilan yang telah diperoleh tidak langsung hilang sesudah kegiatan selesai dilakukan. Dengan demikian dalam belajar motorik terdapat beberapa karakteristik atau ciri yang berbeda dengan belajar


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pada umumnya. Menurut Schmidt (1982) yang dikutip Rusli Lutan (1988: 102) karakteristik dari belajar gerak yaitu:

1) Belajar sebagai sebuah proses

2) Belajar motorik adalah hasil langsung dari latihan 3) Belajar motorik tak teramati secara langsung

4) Belajar menghasilkan kapabilitas untuk bereaksi (kebiasaan) 5) Belajar motorik relatif permanen

6) Belajar motorik bisa menimbulkan efek negatif lain 7) Kurva hasil belajar

Pendapat tersebut menunjukan bahwa, ciri-ciri perubahan akibat belajar gerak (motorik) ada tujuh macam. Untuk lebih jelasnya ciri-ciri perubahan akibat belajar tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1) BelajarSebagai Proses

Proses adalah seperangkat kejadian atau peristiwa yang berlangsung bersama, menghasilkan beberapa perilaku tertentu. Dalam belajar keterampilan motorik di dalamnya terlibat suatu proses yang menyumbang kepada perubahan dalam perilaku motorik sebagai hasil dari belajar atau berlatih dalam organisme yang memungkinkannya untuk melakukan sesuatu yang berbeda dalam sebelum belajar atau berlatih. Proses perubahan yang terjadi akibatdari belajar harus disadari oleh siswa sehingga siswa dapat merasakan bahwa dirinya telah mencapai peningkatan keterampilan yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan kemampuan siswa menyadari akan perubahan yang terjadi dalam dirinya, ini artinya telah terjadi proses belajar gerak dalam diri siswa. Dengan terjadinya proses belajar maka akan dicapai hasil belajar yang lebih baik.

2) Belajar Motorik adalah Hasil Langsung dari Latihan

Perubahan perilaku motorik berupa keterampilan dipahami sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Hal ini perlu dipertegas untuk membedakan perubahan yang terjadi karena faktor kematangan dan pertumbuhan. Faktor-faktor tersebut juga menyebabkan perubahan perilaku (seperti anak yang dewasa lebih terampil melakukan sesuatu keterampilan


(25)

commit to user

yang baru daripada anak yang muda) meskipun dapat disimpulkan perubahan itu karena belajar.

3) Belajar Motorik Tak Teramati secara Langsung

Belajar motorik atau keterampilan olahraga tak teramati secara langsung. Proses yang terjadi dibalik perubahan keterampilan sangat kompleks dalam system persyarafan, seperti misalnya bagaimana informasi sensori diproses, diorganisasi dan kemudian diubah menjadi pola gerak otot-otot.

Perubahan itu semuanya tidak dapat diamati secara langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan eksistensinya dari perubahan yang terjadi dalam keterampilan atau perilaku motorik.

4) Belajar Menghasilkan Kapabilitas untuk Bereaksi (Kebiasaan)

Pembahasan belajar motorik juga dapat ditinjau dari munculnya kapabilitas untuk melakukan suatu tugas dengan terampil. Kemampuan tersebut dapat dipahami sebagai suatu perubahan dalam sistem pusat syaraf. Tujuan belajar adalah untuk memperkuat atau memantapkan jumlah perubahan yang terdapat pada kondisi internal. Kondisi internal ini sering disebut kebiasaan.

5) Belajar Motorik Relatif Permanen

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, lelah dan lain sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan akibat belajar. Perubahan yang terjadi akibat proses belajar bersifat menetap atau permanen. Hasil belajar gerak relatif bertahan hingga waktu relatif lama. Sebagai contoh, kemampuan siswa melakukan lompat tinggi atau menguasai teknik dasar bermain sepakbola tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan semakin berkembang jika terus dipergunakan atau berlatih secara teratur.

6) Belajar Motorik bisa Menimbulkan Efek Negatif

Dilihat hasil yang dicapai dari belajar gerak menunjukkan bahwa, belajar dapat menimbulkan efek positif yaitu, penyempurnaan keterampilan atau penampilan gerak seseorang. Namun disisi lain, belajar dapat


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

menimbulkan efek negatif. Sebagai contoh, seorang pesenam belajar gerakan salto ke belakang. Pada suatu ketika lompatannya kurang tinggi dan putaran badannya terlampau banyak sehingga terjatuh terlentang. Akibatnya ia mengalami rasa sakit pada punggungnya dan menyebabkan tidak berani lagi melakukan gerakan salto ke belakang. Rasa takut ini mungkin berlangsung beberapa lama, sampai kemudian keberaniannya muncul kembali. Contoh semacam ini dapat dipakai sebagai ilustrasi gejala kemunduran suatu keterampilan sebagai rangkaian akibat kegiatan belajar pada waktu sebelumnya. Pengalaman semacam ini hendaknya menjadi pendorong untuk lebih giat belajar hingga mencapai hasil yang lebih baik.

7) Kurva Hasil Belajar

Salah satu persoalan yang paling rumit dalm proses belajar gerak adalah tentang penggambaran perkembangan hasil belajar dan kecermatan dalam hasil penafsirannya. Kurva hasil belajar adalah gambaran penguasaan kapabilitas untuk bereaksi (yaitu kebiasaan) dalam satu jenis tugas. Kurva hasil belajar ini biasanya dibuat grafik, dimana grafik tersebut menampilkan perkembangan penampilan kemampuan gerak sebagai cerminan dari proses belajar internal yang berlangsung dalam diri seseorang. Meskipun kurva belajar tidak mampu sepenuhnya mencerminkan perubahan internal pada diri seseorang, tetapi untuk kebutuhan praktis atas dasar penampilan nyata dapat ditafsirkan kemajuan, kemandegan atau kemundururan hasil belajar yang dicapai seseorang pada suatu waktu.

2. Pendekatan Bermain

a. Pengertian pendekatan bermain

Merencanakan pembelajaran yang dapat memacu siswa untuk berlatih dan bermain serta menikmati permainan merupakan tugas seorang guru penjas. Para siswa menginginkan suasana pembelajaran yang mengasyikan, menggairahkan dan juga sebagai sarana untuk meningkatkan kebugaran jasmani.


(27)

commit to user

Umumnya para siswa kurang menyukai penjelasan yang berbelit-belit dan bertele-tele. Hal-hal semacam ini dirasakan sangat membosankan bagi siswa.

Pendekatan bermain menekankan pada aspek bagaimana membelajarkan siswa untuk memahami konsep bermain sepakbola. Sebagai contoh, agar siswa mampu bermain sepakbola adalah dengan cara membelajarkan siswa tentang konsep bermain sepakbola, bukan membelajarkan permainan sepakbola tingkat tinggi yang sulit dilakukan siswa. Melalui pendekatan bermain, diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat para siswa untuk belajar bermain. Selain itu, akan semakin memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep bermain, yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuannya dalam sepakbola.

Pendekatan bermain merupakan cara belajar yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk bermain atau permainan. Keunikan dari kegiatan bermain adalah terletak pada proses, yaitu pemain memberikan keputusan untuk melakukan dan menerapkan suatu teknik yang tepat dalam situasi yang berubah-ubah. Keputusan yang diambil secara tepat dalam situasi bermain merupakan faktor yang penting. Apabila siswa kurang memahami kondisi permainan, hal ini akan berdampak terhadap kemampuannya dalam mengidentifikasi teknik yang benar pada situasi tertentu dalam permainan sepakbola.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan bermain merupakan bentuk latihan yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan atau latihan teknik suatu cabang olahraga yang dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaannya, pendekatan bermain menerapkan teknik suatu cabang olahraga kedalam bentuk permainan yang sebenarnya. Selama permainan, seorang pelatih atau guru tidak hanya memfokuskan latihannya, tetapi bagaimana menampilkan skill dalam permainan dan memfokuskan bagaimana siswa menampilkan strategi dalam permainan. Melalui pendekatan permainan diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam latihan, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 35) menyatakan:

Manakala guru atau pelatih menyadari bahwa rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut:


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang dilakukannya.

2) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai strategi.

3) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi bermain.

b. Pendekatan bermain secara sirkuit

Pendekatan bermain secara sirkuit merupakan bentuk latihan yang berisikan permainan di masing-masing pos dan dilaksanakan secara sirkuit atau rotasi. Adapun macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan diajarkan melalui pendekatan bermain secara sirkuit terdiri atas: (1) menimang-nimang bola, (2) menendang bola dengan kaki bagian dalam, (3) menendang bola dengan kura-kura bagian dalam, (4) menendang bola dengan kura-kura kaki penuh, (5) menyundul bola, (6) menggiring bola, (7) melempar bola dan (8) latihan kombinasi.

Pendekatan bermain secara sirkuit mempunyai keunikan dari kegiatan bermain atar posnya yaitu permainannya dapat memiliki hasrat gerak siswa sehingga dapat menimbulkan rasa senang, gembira, antusias, yang akhirnya dapat memotivasi latihan menjadi meningkat. Keunikan yang lain, gerakan-gerakan teknik dasar yang dilakukan variatif sehingga tidak membuat siswa menjadi cepat bosan.

3. Permainan Sepakbola a. Tujuan Permainan Sepakbola

Sepakbola merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Hampir seluruh permainan dilakukan dengan keterampilan mengolah bola dengan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan seluruh anggota badannya dengan kaki dan tangannya. Tujuan dari masing-masing kesebelasan adalah berusaha untuk


(29)

commit to user

memasukkan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin dan berusa menggagalkan serangan lawan untuk melindungi serangan atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukkan bola.

Dalam permainan sepakbola, keterampilan-keterampilan yang dimiliki pemain tidak bisa dipisahkan dari satu kesatuan tim dan tidak pernah ia akan menggunakannya sendiri. Artinya, keterampilan-keterampilan yang dimiliki seorang pemain tidak pernah merupakan tujuan sendiri. Dalam permainan sepakbola para pemain dituntut untuk dapat menerapkan berbagai teknik ke dalam pola taktik dan strategi serta kerjasama tim yang kompak agar dapat memperoleh kemenangan. Sebaik apapun keterampilan yang dimiliki seorang pemain tanpa kerjasama yang baik antara pemain yang satu dengan lainnya dalam satu tim, maka akan sulit memperoleh kemenangan.

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Ditinjau dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa gerakan-gerakan yang terjadi dalam permainan adalah gerakan-gerakan gerakan-gerakan dari badan dan macam-macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara memainkan bola adalah dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan. Gerakan-gerakan badan maupun cara memainkan bola terangkum dalam teknik dasar bermain sepakbola. Teknik dasar bermain sepakbola dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, teknik tanpa bola (teknik badan) dan teknik dengan bola. Teknik badan atau teknik tanpa bola pada dasarnya bertujuan mengembangkan kemampuan fisik unuk mencapai kesegaran jasmani (physical fitness) agar dapat bermain sepakbola dengan sebaik-baiknya.

Menurut Soekatamsi (1995: 16), “Unsur-unsur teknik tanpa bola terdiri dari: (1) lari cepat dan mengubah arah, (2) melompat dan meloncat, (3) gerak tipu tanpa bola, (4) gerakan-gerakan khusus penjaga gawang”. Sedangkan unsur-unsur teknik dengan bola menurut Remmy Muchtar (1992: 29) terdiri dari: (1) teknik menendang bola, (2) teknik menahan bola (trapping), (3) Teknik menggiring bola (dribble), (4) gerak tipu, (5) teknik menyundul bola (heading), (6) teknik merebut bola (tackling), (7) teknik lemparan ke dalam (throw-in), (8) teknik penjaga


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

gawang. Pada prinsipnya unsur teknik tanpa bola dan unsur teknik dengan bola memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua teknik tersebut saling mendukung dan saling berhubungan. Kedua teknik dasar tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan di dalam situasi permainan menurut kebutuhannya.

c. Pentingnya Menguasai Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Baik dan tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola sangat bergantung pada penguasaan teknik yang dimiliki. Menurut Josef Sneyers (1990: 24) “Dilihat dari segi taktis, mutu permainan suat kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar”. Sedangkan Remmy Muchtar (1992: 27) berpendapat, “untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukan bahwa, menguasai teknik dasar bermain sepakbola mempunyai peran penting terhadap penampilan seorang pemain baik secara individu maup kolektif, serta mendukung penerapan taktik dan strategi permainan. Dengan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang baik, maka akan mampu melakukan kerjasama yang kompak dalam satu tim, sehingga akan meningkatkan kualitas permainan untuk memperoleh kemenangan.

4. Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Secara Sirkuit

a. Pelaksanaan Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Secara Sirkuit

Pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain yang dimaksud yaitu, cara belajar macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan kecil. Menurut Soekatamsi (1988: 218) bahwa, “Permainan kecil dimaksudkan untuk cermatnya cara belajar keterampilan bermain sepakbola dan merupakan adegan-adegan yang mirip dengan situasi yang sesungguhnya dalam bentuk kecil atau penyederhanaan bentuk permainan”.


(31)

commit to user

Pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain yaitu, mengajarkan macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang dikonsep atau dilakukan dalam bentuk permainan kecil dan sederhana. Misalnya ukuran lapangan lebih kecil, jumlah pemain lebih sedikit dan peraturan yang diterapkan lebih sederhana. Adapun maksud dan tujuan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain menurut Soekatamsi (1988: 219) yaitu:

1) Agar para pemain berusaha menguasai dan meningkatkan keterampilan dasar bermain sepakbola.

2) Menanamkan pengertian kerjasama antar pemain, mengembangkan melakukan taktik regu secara sederhana untuk memenangkan pertandingan.

Pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain mempunyai peran penting terhadap keterampilan bermain sepakbola. Selain bertujuan meningkatkan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola, juga berperan untuk menanamkan kerjasama tim, mengembangkan taktik permainan tim yang sederhana. Adapun macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1) menimang-nimang bola (juggling)

2) menendang bola dengan kaki bagian dalam

3) menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam 4) menendang bola dengan kura-kura kaki penuh

5) menyundul bola 6) menggiring bola 7) melempar bola 8) latihan kombinasi

Macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada alat ukur tes keterampilan teknik dasar sepakbola dari Norbert Rogalski & Ernst G. Degel untuk kelompok umur 10-14 tahun yang dikutip Soekatamsi (1988: 253). Dari masing-masing keterampilan teknik dasar bermain sepakbola tersebut dalam pembelajarannya dikonsep dalam


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

bentuk permainan kecil. Dari masing-masing permainan tersebut dibuat peraturan sederhana (Penjelasan lebih rinci pada Bab III Prosedur Penelitian).

Dari bentuk-bentuk permainan teknik dasar bermain sepakbola tersebut pelaksanaannya dilakukan secara sirkuit. Secara skematis pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain sebagai berikut :

Pos.1 Pos.8

Pos.2

Pos.7

Pos.3

Pos.6

Pos.5 Pos. 4

Gambar 1: Skematis Pelaksanaan Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Secara Sirkuit.

Lat. Kombinasi

Menimang Bola

Menendang bola dengan kaki bagian dalam

Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam Melempar bola

Menggiring bola

Menyundul bola Menendang bola

dengan kura-kura kaki penuh


(33)

commit to user

Berdasarkan skema di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain dilaksanakan secara sirkuit atau rotasi. Dari masing-masing pos ditentukan waktu permainannnya dan setelah waktunya habis dilanjutkan ke pos berikutnya, (Penjelasan lebih rinci pada bab III, Prosedur Penelitian).

b. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Secara Sirkuit

Pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain merupakan cara belajar teknik dasar sepakbola yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Bentuk permainan yang dimaksud adalah permainan kecil, yaitu permainan sederhana tidak berdasarkan peraturan-peraturan permainan sepakbola yang sebenarnya.

Pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain merupakan cara belajar yang menuntut kemandirian siswa. Dalam pelaksanaan pendekatan bermain, kreativitas, inisiatif, kemampuan siswa untuk berfikir dan memahami pola permainan serta memecahkan masalah yang terjadi di dalam permainan. Siswa berperan penting untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam permainan.

Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain, dapat diidentifikasi kelebihannya diantaranya:

1) Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan gembira serta motivasi latihan meningkat.

2) Gerakan-gerakan teknik dasar bermain sepakbola dapat dilakukan secara variatif dan meningkatkan improvisasi siswa.

Kelemahan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain antara lain:

1) Bagi siswa yang belum menguasai teknik dasar sepakbola kurang tertarik. 2) Akan sering terjadi kesalahan teknik dan siswa kurang mampu mengenalinya.


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

B.Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dilakukan oleh Eka Pratiwi (2008) yang berjudul Perbedaan Pengaruh Pendekatan Bermain, Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Keterampilan Bermain Sepak Bola Pada Siswa Putra Kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Mojosongo II Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pendekatan bermain dapat meningkatkan kemampuan motorik dan keterampilan bermain sepakbola pada siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Mojosongo II Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008.

C.Kerangka Berpikir

Penelitian ini memfokuskan pada upaya peningkatan hasil pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit di SDN 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011. Proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah bisa berlangsung dengan efektif dan optimal tergantung oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain dari guru, fasilitas dan metode mengajar. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan bermain sebagai metode mengajar. Metode adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Bermain atau permainan dapat menjadi pendekatan metode pembelajaran. Ini dikarenakan permainan dapat membuat siswa senang, tertarik terhadap materi, termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan melalui pendekatan permainan siswa secara tidak langsung belajar melakukan teknik yang akan dilaksanakan dalam materi pembelajaran. Pendekatan bermain dalam pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dengan terbentuknya suasana semacam ini tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan mudah.


(35)

commit to user

Untuk memperjelas kerangka berpikir diatas maka dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 2: Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir yang telah di kemukakan di atas dapat di rumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Pendekatan bermain secara Sirkuit diduga dapat meningkatkan pembelajaran sepakbola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.

Kondisi Awal

Tindakan

Tindakan Akhir

Guru belum menggunakan pendekatan bermain

Dalam pembelajaran, guru menerapkan pendekatan bermain

Diharapkan melalui pembelajaran dengan pendekatan bermain dapat

meningkatkan hasil belajar ketrampilan bermain sepakbola

Hasil belajar ketrampilan bermain

sepakbola

Siklus II Pembelajaran bermain sepakbola secara sirkuit 8 pos.

Siklus I Pembelajaran bermain sepakbola secara sirkuit 8 pos.


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai 14 Maret 2011 sampai dengan 14 Mei 2011 yang dilaksanakan empat kali pertemuan yaitu : pertemuan pertama hari Selasa tanggal 22 Maret 2011, pertemuan kedua hari selasa tanggal 29 Maret 2011, pertemuan ketiga hari Kamis tanggal 14 April 2011, petemuan keempat hari Jum’at tanggal 29 April 2011.

B.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas V yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari siswa putra berjumlah 14 sedangkan siswa putri berjumlah 16.

C.Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. 1. Data Primer

Data ini diperoleh pada pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara.


(37)

commit to user

2. Data Sekunder

Data ini berupa: RPP, Silabus, hasil observasi selama pembelajaran dan angket.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa catatan tentang hasil amatan. Hasil amatan tersebut dikumpulkan melalui pengamatan, hasil tes praktek siswa dan angket. Pemberian dan pengisian angket oleh siswa dilaksanakan pada siklus terakhir, setelah tindakan selesai.

Tabel 1: Tabel Teknik Pengumpulan Data

No Macam Data Sumber Data Tehnik Alat

1.

2.

3.

4.

Proses pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit.

Penggunaan alat bantu.

Menggunakan alat pembelajaran. Sikap Siswa

Keadaan siswa saat menggunakan alat bantu.

Penggunaan Bola dan Rafia Lapangan

Siswa

Pengamatan

Pengamatan

Pengamatan

Pengamatan

Lembar Observasi

Lembar Observasi

Lembar Observasi

Lembar Observasi


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi, angket siswa dan tes hasil belajar.

1. Analisis Data Lembar Observasi

Data observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai ada perubahan peningkatan sikap siswa pada setip siklus. Data ini disajikan secara deskriptif pada hasil penelitian.

2. Analisis Data Angket

Setiap butir pertanyaan angket dikelompokkan sesuai aspek yang diamati, kemudian dihitung jumlah skor pada setiap butir. Jumlah hasil skor yang diperoleh dipersentase dan dikategorikan sesuai dengan jawaban hasil angket pendapat siswa.

3. Analisis Hasil Tes Belajar

Hasil tes belajar yang dilaksanakan dengan tes praktek pada akhir siklus dihitung nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Parjono dkk (2007: 28) penelitian tindakan kelas mempunyai empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Rencana tindakan dalam penelitian ini dijelaskan dalam gambar berikut:


(39)

commit to user

Gambar 3: Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan terdiri dari perencanaan umum dan perencanaan tindakan atau Action Plan. Perencanaan umum meliputi penentuan tempat penelitian, kolaborator, metode dan strategi mengajar, instrument monitoring dan lain-lain. Rencana tindakan (Action Plan) adalah prosedur, strategi yang dilakukan oleh guru (peneliti) dalam rangka melakukan tindakan atau perlakuan terhadap siswa. Pelaksanaan adalah implementasi tindakan ke dalam konteks proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan bisa dilakukan oleh peneliti ataupun kolaborator. Setiap kali tindakan minimal ada dua peneliti, yaitu yang melakukan pembelajaran dan kolaborator yang memantau terjadinya perubahan akibat suatu tindakan, kalau mungkin juga ada critical friends yang tidak berkepentingan dengan proyek penelitian yang dilaksanakan.

Masalah

Observasi II

Refleksi II

Rencana II Pelaksanaan

Siklus II

Observasi I

Refleksi I Pelaksanaan

Rencana I

Hasil


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Observasi atau pengamatan berfungsi sebagai proses pendokumentasian dampak dari tindakan dan menyediakan informasi untuk tahap refleksi. Pengamatan dilakukan secara cermat dan harus dirancang sebelumnya dengan baik. Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri ataupun kolaborator. Dampak tindakan terhadap siswa adalah siswa menjadi fokus terhadap penelitian. Refleksi adalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh tim peneliti, kolaborator dan orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Refleksi dilakukan pada akhir siklus dan berdasarkan refleksi ini dilakukan revisi pada rencana tindakan dan dibuat kembali rencana tindakan yang baru untuk diimplememtasikan pada siklus berikutnya.

Keempat tahapan dalam penelitian membentuk sebuah siklus. Setiap siklus dimulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya siklus tergantung pada masih atau tidaknya tindakan diperlukan. Tindakan dianggap selesai bila mana permasalahan dalam pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan metode bermain sudah dipecahkan. Berikut penjelasan kegiatan-kegiatan dalam siklus pada penelitian tindakan ini:

1. Siklus Pertama a. Perencanaan

1) Perencanan waktu tindakan kelas

2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan

3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi) 4) Pembuatan RPP

5) Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran

b. Pelaksanaan

Games/pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain.

Adapun macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:


(41)

commit to user

1) menimang-nimang bola (juggling)

2) menendang bola dengan kaki bagian dalam

3) menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam 4) menendang bola dengan kura-kura kaki penuh

5) menyundul bola 6) menggiring bola 7) melempar bola 8) latihan kombinasi

Macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada alat ukur tes keterampilan teknik dasar sepakbola dari Norbert Rogalski & Ernst G. Degel untuk kelompok umur 10-14 tahun yang dikutip Soekatamsi (1988:253). Dari masing-masing keterampilan teknik dasar bermain sepakbola tersebut dalam pembelajarannya dikonsep dalam bentuk permainan kecil. Dari masing-masing permainan tersebut dibuat peraturan sederhana. Dari 30 siswa kelas V, dibagi menjadi 6 tim. Masing-masing tim terdiri dari 5 orang anak, dan agar menarik, masing-masing tim diberi nama dengan nama hewan atau buah. Dari bentuk-bentuk permainan teknik dasar bermain sepakbola tersebut pelaksanaannya dilakukan secara sirkuit. Secara skematis pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain sebagai berikut:


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Pos. 1

2

7

3

Gambar 4: Skematis Pelaksanaan Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Secara Sirkuit

Berdasarkan skema di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain dilaksanakan secara sirkuit atau rotasi. Dari masing-masing pos ditentukan waktu permainannnya (misal masing-masing pos waktunya 5 menit) dan setelah waktunya habis dilanjutkan ke pos berikutnya. Setiap pos dilakukan permainan oleh 2 tim. Untuk menentukan 2 tim mana yang lebih dulu masuk ke pos pertama dilakukan dengan undian. Pertama-tama 2 tim masuk ke pos (1), misal tim I dan

Lat. Kombinasi

Menimang Bola

Menendang bola dengan kaki bagian dalam

Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam Melempar bola

Menggiring bola

Menyundul bola

Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh Pos.8

Pos. 7

Pos. 6

Pos. 5

Pos. 4

Pos. 3 Pos. 2


(43)

commit to user

tim II. setelah waktunya selesai, tim I & II langsung masuk ke pos (2). Bersamaan dengan itu tim III & IV masuk ke pos (1). Dan setelah waktunya selesai, tim I & II langsung masuk ke pos (3), tim III & IV masuk ke pos (2) dan bersamaan dengan itu tim V & VI masuk ke pos (1). Begitu seterusnya. Tim yang telah selesai sampai ke pos (4) diberikan istirahat 5 menit. Setelah itu melanjutkan lagi ke pos (5) sampai (8). Untuk memotivasi siswa, tim yang paling banyak memenangkan pertandingan dari dari total kemenangan ditiap-tiap pos diberikan hadiah sebagai penghargaan. Adapun pelaksanaan dari masing-masing teknik dasar bermain sepakbola tersebut sebagai berikut:

(1) Pelaksanaan Pembelajaran Menimang-Nimang Bola

v Pelaksanaan pembelajaran permainan menimang-nimang bola yaitu dilakukan 2 tim. Masing-masing tim terdiri dari 5 pemain. Menimang bola dilakukan di dalam lapangan dengan ukuran 4 x 4 m. Menimang bola dilakukan secara bergantian dalam satu tim (dua tim melakukan secara bersamaan). Suatu tim dinyatakan menang apabila mampu menimang bola dengan jumlah pantulan paling banyak sesuai dengan program atau waktu yang telah ditentukan. Tiap pemain menimang bola dalam waktu 1 menit.

v Keterangan :

· Pemain berdiri memegang bola, bola dilepaskan selanjutnya ditimang-timang dengan kaki secara terus-menerus hingga berakhir gagal.

· Prestasi adalah jumlah pantulan bola.

(2) Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan Kaki Dalam

v Pelaksanaan pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam yaitu, permainan dilakukan 2 tim, masing-masing tim terdiri dari 5 orang. Permainan dilakukan di


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

lapangan empat persegi panjang dengan ukuran 4 m x 8 m. Di tengah-tengah lapangan dibentangkan tali setinggi 30 cm di atas permukaan lapangan. Tali tersebut membagi lapangan menjadi dua bagian yang sama besarnya. Bola dimainkan antara kedua regu harus melalui bawah tali. Masing-masing regu hanya boleh memainkan bola oleh tiga orang pemain, kemudian bola ditendang atau ditembakkan ke arah lapangan lawan, bola harus melalui bawah tali. Tiap pemain hanya boleh satu kali menyentuh bola (bola dimainkan langsung). Kesalahan yang diperbuat salah satu regu berarti nilai bagi regu lawannya, apabila menyentuh bola lebih dari satu kali, menginjak daerah tengah atau daerah larangan, masing-masing regu memainkan bola lebih dari 3 kali, menendang bola kearah lawan melalui diatas tali, salah satu regu tidak berhasil mengembalikan bola kedaerah lawan, bola keluar lapangan melalui garis samping atau garis belakang. Permainan dilakukan dengan servis dari garis belakang kepada teman seregunya baru bola ditendang kearah lapangan lawan. Tim dinyatakan menang adalah tim yang paling banyak memperoleh nilai.

(3) Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan Kura- Kura Kaki Bagian Dalam

v Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan kura-kura kaki bagian dalam sama seperti latihan menendang bola dengan kaki bagian dalam. Hanya saja perkenaan bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam.


(45)

commit to user

(4) PelaksanaanPembelajaran Menendang Bola dengan Kura-Kura Kaki Penuh

v Pelaksanan pembelajaran menendang bola dengan kura-kura kaki penuh sama seperti latihan menendang bola dengan kaki dalam atau kura-kura kaki bagian dalam. Hanya saja perkenaan bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola yaitu kura-kura kaki penuh.

(5) Pelaksanaan Pembelajaran Menyundul Bola

v Pelaksanaan pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan bermain yaitu permainan dimainkan oleh 2 tim dan masing-masing 5 orang dalam satu tim. Lapangan permainan berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 4 x 8 m.

v Di tengah-tengah lapangan dibentangkan tali setinggi 125 cm v Permainan dilakukan dengan menyundul bola dengan melewatkan bola di atas tali. Bola dapat dimainkan maksimal 3 kali dalam satu regu, tiap pemain hanya boleh satu kali menyundul bola (bola dimainkan langsung), kemudian bola disundul atau ditembakkan kearah lapangan lawan, bola harus melalui atas tali. Kesalahan yang diperbuat salah satu regu berarti nilai bagi regu lawannya, apabila menyentuh bola lebih dari satu kali, masing-masing regu memainkan bola lebih dari 3 kali, menendang bola kearah lawan melalui bawah tali, salah satu regu tidak berhasil mengembalikan bola ke daerah lawan, bola keluar lapangan melalui garis samping atau garis belakang. Permainan dilakukan dengan servis dari garis belakang kepada teman seregunya baru bola disundul kearah lapangan lawan. Tim dinyatakan menang adalah tim yang paling banyak memperoleh nilai.


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

(6) Pelaksanaan Pembelajaran Menggiring Bola

v Pelaksanaan pembelajaran menggiring bola dengan pendekatan bermain yaitu menggiring bola satu lawan satu dari dua tim berlawanan (berpasang-pasangan dari tim satu dan tim lawannya) dan dilakukan secara bersamaan dari semua pemain dari dua tim yang bermain. Permainan dilakukan dua tim, masing-masing tim terdiri dari 5 pemain. Permainan dilakukan dalam lapangan empat persegi panjang dengan ukuran 4 x 20 m. Gawang dibuat dengan lebar 2 m dan tinggi 2 m. Salah satu pemain dari satu tim menggiring bola dan lawan berusaha merebutnya.

v Tim dinyatakan menang apabila mampu mencetak gol lebih banyak. Jika bola keluar lapangan, bola menjadi hak lawan.

(7) Pelaksanaan Pembelajaran Melempar Bola

v Pelaksanaan pembelajaran melempar bola dengan pendekatan bermain yaitu dengan permainan lempar tangkap. Permainan dilakukan oleh dua tim, masing-masing tim terdiri dari 5 orang pemain. Permainan dilakukan dalam lapangan dengan ukuran panjang 20 m dan lebar 4 m. gawang dibuat dengan lebar 2 m dan dan tinggi 2 m. permainan dilakukan dengan lempar tangkap.

v Tim dinyatakan menang apabila mampu mencetak gol paling banyak melalui lemparan.

(8) Pelaksanaan Pembelajaran Kombinasi

v Pelaksanaan pembelajaran kombinasi yaitu dengan permainan tenis sepakbola dengan menggunakan daerah terlarang. Permainan dilakukan 2 tim, masing-masing terdiri dari 5 orang pemain. Permainan dilakukan dalam lapangan permainan ukuran 4 x 8 m. Ditengah-tengah lapangan


(47)

commit to user

dibentangkan tali setinggi 30 cm. Pada kedua bagian lapangan ditarik garis sejajar tali dan berjarak 0,5 m dari tali, daerah di seberang tali ini sebagai daerah terlarang. Permainan dilakukan dengan bola diumpan dari satu pemain ke pemain lainnya dalam satu tim. Dan bola maksimal di umpan 3 kali kemudian bola harus ditendang melambung melewati tali ke daerah lawan. Pemain tidak boleh menginjak atau masuk ke daerah terlarang. Tim yang menang adalah yang paling sedikit melakukan kesalahan.

c. Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoa dan dibubarkan. d. Observasi

1) Mengamati proses pembelajaran 2) Pengisian lembar observasi

3) Mendokumentasikan pembelajaran

e. Refleksi

Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukkan data dari teman (critical friends), guru penjas yang bersangkutan dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan penelitian yang telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evalusi tentang penelitian tindakan kelas dengan cara mendiskusikan tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.

2. Siklus Kedua a. Perencanaan

1) Perencanan waktu tindakan kelas

2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan

3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi) 4) Pembuatan RPP


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Pelaksanaan

Games/pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain.

Adapun macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. menimang-nimang bola (juggling)

b. menendang bola dengan kaki bagian dalam

c. menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam d. menendang bola dengan kura-kura kaki penuh

e. menyundul bola f. menggiring bola g. melempar bola h. latihan kombinasi

Macam-macam teknik dasar bermain sepakbola yang akan digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada alat ukur tes keterampilan teknik dasar sepakbola dari Norbert Rogalski & Ernst G. Degel untuk kelompok umur 10-14 tahun yang dikutip Soekatamsi (1988:253). Dari masing-masing keterampilan teknik dasar bermain sepakbola tersebut dalam pembelajarannya dikonsep dalam bentuk permainan kecil. Dari masing-masing permainan tersebut dibuat peraturan sederhana. Dari 30 siswa kelas V, dibagi menjadi 6 tim. Masing-masing tim terdiri dari 5 orang anak, dan agar menarik, masing-masing tim diberi nama dengan nama hewan atau buah. Dari bentuk-bentuk permainan teknik dasar bermain sepakbola tersebut pelaksanaannya dilakukan secara sirkuit. Secara skematis pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain sebagai berikut:


(49)

commit to user

Pos. 1

2

7

3

Gambar 5: Skematis Pelaksanaan Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Sepakbola dengan Pendekatan Bermain Secara Sirkuit

Berdasarkan skema di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola dengan pendekatan bermain dilaksanakan secara sirkuit atau rotasi. Dari masing-masing pos ditentukan waktu permainannnya (misal masing-masing pos waktunya 5 menit) dan setelah waktunya habis dilanjutkan ke pos berikutnya. Setiap pos dilakukan permainan oleh 2 tim. Untuk menentukan 2 tim mana yang lebih dulu masuk ke pos pertama

Lat. Kombinasi

Menimang Bola

Menendang bola dengan kaki bagian dalam

Menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam Melempar bola

Menggiring bola

Menyundul bola

Menendang bola dengan kura-kura kaki penuh Pos. 8

Pos. 7

Pos. 6

Pos. 5 Pos. 4

Pos. 3 Pos.2


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

dilakukan dengan undian. Pertama-tama 2 tim masuk ke pos (1), misal tim I dan tim II. setelah waktunya selesai, tim I & II langsung masuk ke pos (2). Bersamaan dengan itu tim III & IV masuk ke pos (1). Dan setelah waktunya selesai, tim I & II langsung masuk ke pos (3), tim III & IV masuk ke pos (2) dan bersamaan dengan itu tim V & VI masuk ke pos (1). Begitu seterusnya. Tim yang telah selesai sampai ke pos (4) diberikan istirahat 5 menit. Setelah itu melanjutkan lagi ke pos (5) sampai (8). Untuk memotivasi siswa, tim yang paling banyak memenangkan pertandingan dari total kemenangan di tiap-tiap pos diberikan hadiah sebagai penghargaan. Adapun pelaksanaan dari masing-masing teknik dasar bermain sepakbola tersebut sebagai berikut:

(1) Pelaksanaan Pembelajaran Menimang-Nimang Bola

v Pelaksanaan pembelajaran permainan menimang-nimang bola yaitu dilakukan 2 tim. Masing-masing tim terdiri dari 5 pemain. Menimang bola dilakukan di dalam lapangan dengan ukuran 4 x 4 m. Menimang bola dilakukan secara bergantian dalam satu tim (dua tim melakukan secara bersamaan). Suatu tim dinyatakan menang apabila mampu menimang bola dengan jumlah pantulan paling banyak sesuai dengan program atau waktu yang telah ditentukan. Tiap pemain menimang bola dalam waktu 1 menit.

v Keterangan :

· Pemain berdiri memegang bola, bola dilepaskan selanjutnya ditimang-timang dengan kaki secara terus-menerus hingga berakhir gagal.

· Prestasi adalah jumlah pantulan bola.

(2) Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan Kaki Dalam

v Pelaksanaan pembelajaran menendang bola dengan kaki bagian dalam yaitu, permainan dilakukan 2 tim,


(51)

masing-commit to user

masing tim terdiri dari 5 orang. Permainan dilakukan di lapangan empat persegi panjang dengan ukuran 4 m x 8 m. Di tengah-tengah lapangan dibentangkan tali setinggi 25 cm di atas permukaan lapangan. Tali tersebut membagi lapangan menjadi dua bagian yang sama besarnya. Bola dimainkan antara kedua regu harus melalui bawah tali. Masing-masing regu hanya boleh memainkan bola oleh tiga orang pemain, kemudian bola ditendang atau ditembakkan ke arah lapangan lawan, bola harus melalui bawah tali. Tiap pemain hanya boleh satu kali menyentuh bola (bola dimainkan langsung). Kesalahan yang diperbuat salah satu regu berarti nilai bagi regu lawannya, apabila menyentuh bola lebih dari satu kali, menginjak daerah tengah atau daerah larangan, masing-masing regu memainkan bola lebih dari 3 kali, menendang bola kearah lawan melalui diatas tali, salah satu regu tidak berhasil mengembalikan bola kedaerah lawan, bola keluar lapangan melalui garis samping atau garis belakang. Permainan dilakukan dengan servis dari garis belakang kepada teman seregunya baru bola ditendang kearah lapangan lawan. Tim dinyatakan menang adalah tim yang paling banyak memperoleh nilai.

(3) Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan Kura- Kura Kaki Bagian Dalam

v Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan kura-kura kaki bagian dalam sama seperti latihan menendang bola dengan kaki bagian dalam. Hanya saja perkenaan bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam.


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

(4) Pelaksanaan Pembelajaran Menendang Bola dengan Kura-Kura Kaki Penuh

v Pelaksanan pembelajaran menendang bola dengan kura-kura kaki penuh sama seperti latihan menendang bola dengan kaki dalam atau kura-kura kaki bagian dalam. Hanya saja perkenaan bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola yaitu kura-kura kaki penuh.

(5) Pelaksanaan Pembelajaran Menyundul Bola

v Pelaksanaan pembelajaran menyundul bola dengan pendekatan bermain yaitu permainan dimainkan oleh 2 tim dan masing-masing 5 orang dalam satu tim. Lapangan permainan berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 4 x 8 m.

v Di tengah-tengah lapangan dibentangkan tali setinggi 150 cm v Permainan dilakukan dengan menyundul bola dengan melewatkan bola di atas tali. Bola dapat dimainkan maksimal 3 kali dalam satu regu, tiap pemain hanya boleh satu kali menyundul bola (bola dimainkan langsung), kemudian bola disundul atau ditembakkan kearah lapangan lawan, bola harus melalui atas tali. Kesalahan yang diperbuat salah satu regu berarti nilai bagi regu lawannya, apabila menyentuh bola lebih dari satu kali, masing-masing regu memainkan bola lebih dari 3 kali, menendang bola kearah lawan melalui bawah tali, salah satu regu tidak berhasil mengembalikan bola ke daerah lawan, bola keluar lapangan melalui garis samping atau garis belakang. Permainan dilakukan dengan servis dari garis belakang kepada teman seregunya baru bola disundul kearah lapangan lawan. Tim dinyatakan menang adalah tim yang paling banyak memperoleh nilai.


(53)

commit to user

(6) Pelaksanaan Pembelajaran Menggiring Bola

v Pelaksanaan pembelajaran menggiring bola dengan pendekatan bermain yaitu menggiring bola satu lawan satu dari dua tim berlawanan (berpasang-pasangan dari tim satu dan tim lawannya) dan dilakukan secara bersamaan dari semua pemain dari dua tim yang bermain. Permainan dilakukan dua tim, masing-masing tim terdiri dari 5 pemain. Permainan dilakukan dalam lapangan empat persegi panjang dengan ukuran 4 x 20 m. Gawang dibuat dengan lebar 2 m dan tinggi 1,5 m. Salah satu pemain dari satu tim menggiring bola dan lawan berusaha merebutnya.

v Tim dinyatakan menang apabila mampu mencetak gol lebih banyak. Jika bola keluar lapangan, bola menjadi hak lawan.

(7) Pelaksanaan Pembelajaran Melempar Bola

v Pelaksanaan pembelajaran melempar bola dengan pendekatan bermain yaitu dengan permainan lempar tangkap. Permainan dilakukan oleh dua tim, masing-masing tim terdiri dari 5 orang pemain. Permainan dilakukan dalam lapangan dengan ukuran panjang 20 m dan lebar 4 m. gawang dibuat dengan lebar 2 m dan dan tinggi 1,5 m. permainan dilakukan dengan lempar tangkap.

v Tim dinyatakan menang apabila mampu mencetak gol paling banyak melalui lemparan.

(8) Pelaksanaan Pembelajaran Kombinasi

v Pelaksanaan pembelajaran kombinasi yaitu dengan permainan tenis sepakbola dengan menggunakan daerah terlarang. Permainan dilakukan 2 tim, masing-masing terdiri dari 5 orang pemain. Permainan dilakukan dalam lapangan permainan ukuran 4 x 8 m. Ditengah-tengah lapangan


(1)

commit to user

B. PEMBAHASAN

Penelitian tindakan kelas yang telah di laksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi sepakbola dengan pendekatan bermain secara sirkuit dapat meningkatkan semangat siswa, keaktifan siswa, kegembiraan siswa dan suasana kelaspun menjadi lebih baik, sehingga tujuan dari pembelajaran akan mudah tercapai dengan optimal.

Pemberian permainan dalam pembelajaran sepakbola ini sebagai variasi dari pembelajaran sepakbola, namun tidak mengurangi nilai-nilai yang terkandung di dalam pembelajaran seperti kejujuran, kerjasama, sportivitas, menghargai, semangat. Permainan dalam hal ini sebagai pendekatan kearah teknik yang akan dilaksanakan, sehingga permainan dapat sebagai alat gerak atau memacu siswa

untuk bergerak optimal, bukan sebaliknya siswa menjadi malas. Tabel 2 menunjukan nilai kemampuan siswa dalam melaksanakan

pembelajaran sepakbola.Pada bulan Maret dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata untuk siswa putra 77, dengan nilai tersebut dapat di golongkan bahwa nilai rata-rata untuk putra baik,sedangkan batas nilai ketuntasan dalam pembelajaran adalah 75. Sedangkan nilai rata-rata untuk siswa putri adalah 76, dengan nilai tersebut nilai rata-rata untuk siswa putri juga tergolong baik.

Tabel 3 menunjukan nilai kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran sepakbola pada bulan april. Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata untuk siswa putra 80, sedangkan nilai tersebut dapat digolongkan bahwa nilai rata-rata untuk putra baik.Sedangkan batas nilai ketuntasan dalam pembelajaran adalah 75. Sedangkan nilai rata-rata untuk siswa putri adalah 79, dengan nilai tersebut nilai rata-rata untuk siswa putri juga tergolong baik.

Tabel 4 menunjukan nilai kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran sepak bola pada bulan Februari (kondisi awal) tahun ajaran 2010/2011,bulan Maret (siklus I) tahun ajaran 2010/2011,dan bulan april (siklus II) tahun ajaran 2010/2011.


(2)

commit to user

Tabel 4: Nilai siswa kelas V SDN 2 Sirkandi, Kecamatan Purwareja Klampok bulan Februari (kondisi awal), Maret (siklus I), April (siklus II) tahun ajaran 2010/2011.

Nilai

Februari (kondisi awal) 2010/2011

Maret (siklus I) 2010/2011

April (siklus II) 2010/2011

Putra Putri Putra Putri Putra Putri

Tertinggi 78 77 81 78 84 81

Terendah 70 70 75 71 78 75

Rata-rata 74 74 77 76 80 79

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat perbandinganya antara pembelajaran sepakbola dengan pendekatan secara sirkuit dan tidak menggunakan pendekatan bermain,pada tabel 4 di atas menunjukan nilai pada bulan Februari pembelajaran sepakbola tanpa melalui pendekatan bermain, bulan Maret pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain ( Siklus I ), dan bulan April pembelajaran sepak bola melalui pendekatan bermain ( Siklus 2). Pada bulan Februari nilai tertinggi untuk siswa putra 78 dan siswa putri 77, dan pada bulan Maret nilai tertinggi siswa putra 81 dan siswa putri 78, Sedangkan pada bulan April nilai tertinggi siswa putra 84 dan siswa putri 81.Nilai terendah pada bulan Februari untuk siswa putra 70 dan siswa putri 70, dan pada bulan Maret nilai terendah siswa putra 75 dan siswa putri 71, sedangkan pada bulan April nilai putra 78 dan siswa putri 75.

Nilai rata-rata pada bulan Februari untuk siswa putra 74 dan siswa putri 74, dan pada bulan Maret nilai rata-rata untuk siswa putra 77 dan siswa putri 76, sedangkan pada bulan April nilai rata-rata untuk siswa putra 80 dan siswa putri 79, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam setiap kemampuan siswa dalam penguasaan materi dalam hal ini sepak bola mengalami peningkatan setelah mendapatkan pendekatan permainan dan sebelum pembelajaran sepak bola tanpa pendekatan permainan.

Pembelajaran Pendidikan Jasmani tidak hanya mengacu pada nilai semua, tetapi yang paling penting proses pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran ini guru harus membuat siswa antusias, senang dan aktif dalam


(3)

commit to user

mengikuti pembelajaran sehingga kebugaran dan kesehatan siswa dapat meningkat. Tabel 5 menunjukan jumlah dan prestasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sepakbola. Sebelum menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit dan sesudah menggunkan pendekatan bermain secara sirkuit.

Tabel 5: Jumlah dan prosentase siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa kelas V SDN 2 Sirkandi, Kecamatan Purwareja Klampok tahun ajaran 2010/2011.

Aspek yang diamati

Tidak menggunakan

pendekatan bermain Menggunakan pendekatan bermain

Jumlah

Siswa Prosen %

Siklus 1 Siklus 2

Jumlah

Siswa Prosen %

Jumlah

Siswa Prosen %

Antusias 18 60 23 76 26 86

Senang 20 66 25 83 27 90

Aktif 19 63 24 80 27 90

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui perbandingan antara jumlah dan prosentase siswa dalam proses pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit dan tidak menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit. Dari 30 siswa yang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sepakbola tidak menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit berjumlah 18 siswa atau 60%, tetapi setelah menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit. Pada siklus 1 berjumlah 23 siswa atau 76% dan pada siklus 2 berjumlah 26 siswa atau 86%.

Sedangkan siswa yang senang dalam mengikuti proses pembelajaran sepakbola tidak menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit berjumlah 20 siswa atau 66%, tetapi setelah menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit pada siklus 1 berjumlah 25 siswa atau 83% dan pada siklus 2 berjumlah 27 siswa atau 90%.

Siswa yang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sepakbola tidak menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit berjumlah 19 siswa atau 63%, tetapi setelah menggunakan pendekatan bermain secara sirkuit pada siklus 1 berjumlah 24 siswa atau 80% dan pada siklus 2 berjumlah 27 siswa atau 90%.


(4)

commit to user

Berdasarkan proses pembelajaran dan nilai yang diperoleh siswa dapat dikatakan bahwa pembelajaran sepak bola dengan pendekatan permainan berhasil. Pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit mendapat tanggapan yang baik dari siswa. Ini tergambar dari hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain. Hasil angket menunjukan bahwa siswa yang menjawab senang sebanyak 27 siswa atau 90%, yang mengatakan biasa-biasa saja 3 siswa atau 10% dan yang mengatakan tidak senang tidak ada (lampiran). Hasil angket tersebut menunjukan bahwa mayoritas siswa sangat antusias dan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sepak bola melalui pendekatan bermain secara sirkuit. Alasan terbanyak adalah permainan yang digunakan sebagai pendekatan pembelajaran sepakbola menarik, alasan berikutnya adalah bervariasi sehingga tidak membosankan, yang selanjutnya adalah suasana kelas menyenangkan, penyampaian oleh guru cukup jelas, siswa tidak merasa kesulitan, tes yang diujikan sesuai dengan materi yang diajarkan. Sedangkan urutan selanjutnya adalah penguasaan materi guru cukup baik dan alasan yang terakhir adalah tidak terlalu kesulitan dalam belajar teknik.

Pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit dibandingkan dengan pembelajaran permainan yang lain, siswa menyatakan senang dengan alasan terbanyak yaitu pembelajaran lebih menarik karena adanya unsur permainan di dalamnya sehingga tidak membosankan, alasan yang lainnya suasana kelas menyenangkan dan siswa tidak merasa kesulitan dalam belajar teknik.

Pendapat dan harapan siswa tentang pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit siswa lebih senang dengan pembelajaran yang ada. Unsur bermainnya, pembelajaran sepak bola melalui pendekatan bermain secara sirkuit lebih mudah dipahami, penjelasan guru cukup jelas dan siswa dapat melaksanakan tes dengan baik.


(5)

commit to user BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sepak bola yang diberikan dengan melalui pendekatan bermain secara sirkuit dapat meningkatkan semangat siswa, keaktifan siswa, antusias siswa, suasana kelas menyenangkan dan proses pembelajaran menjadi lebih baik yang terlihat dari peningkatan nilai siswa.

B. IMPLIKASI

Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar pada umumnya dan khususnya di SD Negeri 2 Sirkandi, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara. Guru pendidikan Jasmani dapat menerapkan pembelajaran pemanen dengan materi sepakbola melalui pendekatan bermain secara sirkuit, pendekatan bermain juga dapat di gunakan untuk pembelajaran permainan yang lain, sebagai variasi dari pembelajaran dan daya tarik terhadap materi, Sehingga siswa tidak jenuh, tidak bosan atau malas dengan pembelajaran sepak bola atau permainan yang lain.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Khususnya Sepakbola sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan pembelajaran sepakbola dapat diterapkan pendekatan

bermain secara sirkuit karena pendekatan bermain secara sirkuit dapat meningkatkan proses pembelajaran.


(6)

commit to user

2. Bentuk permainan yang menarik, bervariasi, dan suasana kelas yang

menyenangkan harus selalu diciptakan karena merupakan salah satu faktor agar proses pembelajaran dapat berhasil.

3. Upaya meningkatkan pembelajaran sepakbola melalui pendekatan bermain


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KATAK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 KLAMPOK PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 3 59

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 106172 TUNTUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 1 23

UPAYA MENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERMAIN KELOMPOK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 KALIWINASUH PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 20102011

0 4 49

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggiring Bola Dalam Sepakbola Melalui Pembelajaran Bermain Zig-zag Bervariasi Pada Siswa Kelas V SD Negeri 04 Tegalsari Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2011/2012.

1 40 120

upaya meningkatkan hasil belajar passing bawah sepakbola melalui pendekatan bermain pada siswa kelas XI AP 2 smk negeri 1 surakarta tahun pelajaran 2015/2016.

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 BANDARDAWUNG KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

meningkatkan kelincahan gerak melalui pendekatan bermain sirkuit pada siswa kela IV SD Negeri 2 Erorejo kecamatan wadaslintang kabupaten wonosobo.

0 0 20

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUMBEREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 15

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN GULING BELAKANG MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TARAMAN KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

1 8 106

HUBUNGAN ANTARA ORAL HYGIENE DAN KEHILANGAN GIGI DENGAN STATUS GIZI LANSIA DI DESA SIRKANDI KECAMATAN PURWAREJA KLAMPOK KABUPATEN BANJARNEGARA

0 0 15