41
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kerja siswa LKS  untuk  kelas  eksperimen  dan  lembar  soal  untuk  kelas  kontrol.  Isi  dan  cara
penulisan  LKS  untuk  kelas  eksperimen  disesuaikan  dengan  pendekatan  induktif- deduktif, sedangkan lembar soal untuk kelas kontrol berisi soal-soal latihan yang
sama  dengan  soal  yang  diberikan  pada  kelas  eksperimen.  Bahan  ajar  yang digunakan  memuat  materi  matematika  untuk  kelas  XI  program  IPA  semester  2,
yaitu  materi  turunan.  LKS  disusun  berdasarkan  kurikulum  yang  berlaku  di lapangan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
E. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi. Hasil observasi  diolah secara  deskriptif  dan  hasilnya  dianalisis  melalui  laporan  penulisan  essay  yang
menyimpulkan  kriteria,  karakteristik  serta  proses  yang  terjadi  dalam pembelajaran.
2. Analisis Data Kuantitatif
Analisis data hasil tes kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis  siswa  dilakukan  secara  kuantitatif  dengan  menggunakan  uji  statistik.
Analisis data hasil tes dimaksudkan untuk mengetahui besarnya  kemampuan dan peningkatan kemampuan pemahaman, komunikasi, dan disposisi matematis siswa.
Untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa, dianalisis skor hasil postes siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Untuk  mengetahui  peningkatan  kemampuan  pemahaman,  komunikasi,  dan disposisi matematis siswa, dianalisis skor n-gain pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Data  yang  diperoleh  dari  hasil  tes  kemampuan  pemahaman,  komunikasi,
dan disposisi matematis diolah melalui beberapa tahapan. a.
Memberikan  skor  jawaban  siswa  sesuai  dengan  kunci  jawaban,  pedoman penskoran,  serta  bobot  yang  digunakan  untuk  tes  kemampuan  pemahaman
dan komunikasi matematis. Sedangkan pemberian skor untuk skala disposisi matematis ditentukan dengan cara summated ratink.
42
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Membuat tabel skor pretes dan postes untuk tes kemampuan pemahaman dan
komunikasi  matematis,  sedangkan  untuk  disposisi  matematis  dibuat  tabel skala disposisi sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan.
c. Menentukan  skor  peningkatan  kemampuan  pemahaman,  komunikasi  dan
disposisi  matematis  dengan  menggunakan  rumus  gain  ternormalisasi normalized gain
yang dikembangkan Hake 1999 sebagai berikut:
Dengan kriteria indeks gain Hake, 1999 seperti tabel berikut: Tabel 3.9
Kriteria Skor Gain Ternormalisasi Skor N-Gain
Interpretasi g
0,7 Tinggi
0,3  g ≤ 0,7
Sedang g
≤ 0,3 Rendah
d. Melakukan asumsi statistik, yakni uji normalitas dan uji homogenitas varians.
1 Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data skor pretes, postes, skala
disposisi sebelum dan sesudah penelitian, dan gain ternormalisasi, dengan rumus hipotesis sebagai berikut:
H
o
: Data berdistribusi normal H
1
: Data tidak berdistribusi normal Perhitungan  menggunakan  uji  normalitas  Shapiro-Wilk,  dengan  dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut Santoso, 2012:   jika sig.  α maka H
ditolak, dengan α = 0,05, dan
  jika sig. ≥ α maka H diterima, dengan
α = 0,05. 2
Uji homogenitas variansi skor pretes, postes, skala disposisi sebelum dan
sesudah  perlakuan,  dan  gain  ternormalisasi  antara  kelompok  eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
variansi  kedua  kelompok  sama  atau  berbeda.  Hipotesis  yang  diuji  dapat dinyatakan juga sebagai berikut:
o Kemampuan pemahaman matematis
43
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
H :
Varians  kemampuan  pemahaman  matematis  kedua kelas homogen
H
1
: Varians  kemampuan  pemahaman  matematis  kedua
kelas tidak homogen o
Kemampuan komunikasi matematis H
: Varians  kemampuan  komunikasi  matematis  kedua
kelas homogen H
: Varians  kemampuan  komunikasi  matematis  kedua
kelas tidak homogen o
Disposisi matematis H
: Varians disposisi matematis kedua kelas homogen
H :
Varians  disposisi  matematis  kedua  kelas  tidak homogen
Perhitungan  uji  homogenitas  dilakukan  menggunakan  uji  statistik  Levene test,
dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut Santoso, 2012:   jika sig.  α maka H
ditolak, dengan α = 0,05, dan
  jika sig. ≥ α maka H diterima, dengan
α = 0,05. e.
Setelah data memenuhi syarat normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji perbedaan  dua  rataan  skor  pretes,  skor  postes,  dan  gain  ternormalisasi
menggunakan uji t independen independent sample t test. 1
Kemampuan Pemahaman Matematis a
Skor pretes Uji  skor  pretes  kemampuan  pemahaman  matematis  dilakukan
dengan  tujuan  untuk  mengetahui  kemampuan  awal  pemahaman matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah:
H :  Tidak  terdapat  perbedaan  rataan  skor  pretes  kemampuan
pemahaman  matematis  siswa  yang  memperoleh  pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe
NHT dibandingkan
dengan siswa
yang memperoleh
pembelajaran dengan cara biasa.
44
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
H
1
:  Terdapat  perbedaan rataan skor pretes kemampuan pemahaman matematis  siswa  yang  memperoleh  pembelajaran  melalui
pendekatan  induktif-deduktif  dan  belajar  kooperatif  tipe  NHT dibandingkan  dengan  siswa  yang  memperoleh  pembelajaran
dengan cara biasa. Secara  operasional  rumusan  hipotesis  diatas  dapat  dinyatakan
sebagai berikut: H
: H
1
: Keterangan:
=   rataan  skor  pretes  kemampuan  pemahaman  matematis kelompok eksperimen
rataan  skor  pretes  kemampuan  pemahaman  matematis kelompok kontrol
dengan dasar pengambilan keputusan Santoso, 2012:
jika sig.   0,05 maka H ditolak, dan
jika sig. ≥  0,05 maka H
diterima. b
Skor postes Uji  skor  postes  kemampuan  pemahaman  matematis  dilakukan
dengan  tujuan  untuk  mengetahui  kemampuan  akhir  pemahaman matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah:
H :  Rataan  skor  postes  kemampuan  pemahaman  matematis  siswa
yang  memperoleh  pembelajaran  melalui  pendekatan  induktif- deduktif  dan  belajar  kooperatif  tipe  NHT  sama  dengan  siswa
yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa. H
1
:  Rataan  skor  postes  kemampuan  pemahaman  matematis  siswa yang  memperoleh  pembelajaran  melalui  pendekatan  induktif-
deduktif  dan  belajar  kooperatif  tipe  NHT  lebih  baik  dari  siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.
Secara  operasional  rumusan  hipotesis  diatas  dapat  dinyatakan sebagai berikut:
45
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
H :
H
1
: Keterangan:
=  rataan  skor  postes  kemampuan  pemahaman  matematis kelompok eksperimen
rataan  skor  postes  kemampuan  pemahaman  matematis kelompok kontrol
dengan dasar pengambilan keputusan Santoso, 2012: i.
berdasar nilai probabilitas   jika sig.   0,05, maka H
ditolak,   jika sig. ≥  0,05, maka H
diterima, atau ii.
berdasar perbandingan t hitung dengan t tabel   jika t
hitung
t
tabel
, maka H
ditolak,   jika t
hitung
≤  t
tabel
, maka H
diterima. c
N-Gain Uji  n-gain  kemampuan  pemahaman  matematis  dilakukan  dengan
tujuan  untuk  mengetahui  peningkatan  kemampuan  pemahaman matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah:
H :  Peningkatan  kemampuan  pemahaman  matematis  siswa  yang
memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan  belajar  kooperatif  tipe  NHT  sama  dengan  siswa  yang
memperoleh pembelajaran dengan cara biasa. H
1
:  Peningkatan  kemampuan  pemahaman  matematis  siswa  yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif
dan  belajar  kooperatif  tipe  NHT  lebih  baik  dari  siswa  yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.
Secara  operasional  rumusan  hipotesis  diatas  dapat  dinyatakan sebagai berikut:
H :
H
1
:
46
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keterangan: =  rataan  nilai  n-gain  kemampuan  pemahaman  matematis
kelompok eksperimen rataan  nilai  n-gain  kemampuan  pemahaman  matematis
kelompok kontrol dengan dasar pengambilan keputusan Santoso, 2012:
i. berdasar nilai probabilitas
  jika sig.   0,05, maka H ditolak,
  jika sig. ≥  0,05, maka H diterima, atau
ii. berdasar perbandingan t hitung dengan t tabel
  jika t
hitung
t
tabel
, maka H
ditolak,   jika t
hitung
≤  t
tabel
, maka H
diterima. 2
Kemampuan Komunikasi Matematis a
Skor pretes Uji skor pretes kemampuan komunikasi matematis dilakukan dengan
tujuan  untuk  mengetahui  kemampuan  awal  komunikasi  matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah:
H :  Tidak  terdapat  perbedaan  rataan  skor  pretes  kemampuan
komunikasi  matematis  siswa  yang  memperoleh  pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe
NHT dibandingkan
dengan siswa
yang memperoleh
pembelajaran dengan cara biasa. H
1
:  Terdapat  perbedaan  rataan  skor  pretes  kemampuan  komunikasi matematis  siswa  yang  memperoleh  pembelajaran  melalui
pendekatan  induktif-deduktif  dan  belajar  kooperatif  tipe  NHT dibandingkan  dengan  siswa  yang  memperoleh  pembelajaran
dengan cara biasa. Secara  operasional  rumusan  hipotesis  diatas  dapat  dinyatakan
sebagai berikut:
47
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
H :
H
1
: Keterangan:
=   rataan  skor  pretes  kemampuan  komunikasi  kelompok eksperimen
rataan  skor  pretes  kemampuan  komunikasi  kelompok kontrol
dengan dasar pengambilan keputusan Santoso, 2012:   jika sig.  0,05 maka H
ditolak, dan   jika sig. ≥ 0,05 maka H
diterima. b
Skor postes Uji skor postes kemampuan komunikasi matematis dilakukan dengan
tujuan  untuk  mengetahui  kemampuan  akhir  komunikasi  matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah:
H :  Rataan  skor  postes  kemampuan  komunikasi  matematis  siswa
yang  memperoleh  pembelajaran  melalui  pendekatan  induktif- deduktif  dan  belajar  kooperatif  tipe  NHT  sama  dengan  siswa
yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa. H
1
:  Rataan  skor  postes  kemampuan  komunikasi  matematis  siswa yang  memperoleh  pembelajaran  melalui  pendekatan  induktif-
deduktif  dan  belajar  kooperatif  tipe  NHT  lebih  baik  daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.
Secara  operasional  rumusan  hipotesis  diatas  dapat  dinyatakan sebagai berikut:
H :
H
1
: Keterangan:
=  rataan  skor  postes  kemampuan  komunikasi  kelompok eksperimen
rataan  skor  postes  kemampuan  komunikasi  kelompok kontrol
48
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dengan dasar pengambilan keputusan Santoso, 2012:
i. berdasar nilai probabilitas
  jika sig.   0,05, maka H ditolak,
  jika sig. ≥  0,05, maka H diterima, atau
ii. berdasar perbandingan t hitung dengan t kritis
  jika t
hitung
t
tabel
, maka H
ditolak,   jika t
hitung
≤  t
tabel
, maka H
diterima. c
N-Gain Uji  n-gain  kemampuan  komunikasi  matematis  dilakukan  dengan
tujuan  untuk  mengetahui  kualitas  peningkatan  kemampuan komunikasi matematis siswa. Adapun hipotesis yang diuji adalah:
H :  Peningkatan  kemampuan  komunikasi  matematis  siswa  yang
memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif dan  belajar  kooperatif  tipe  NHT  sama  dengan  siswa  yang
memperoleh pembelajaran dengan cara biasa. H
1
:  Peningkatan  kemampuan  komunikasi  matematis  siswa  yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan induktif-deduktif
dan belajar kooperatif tipe NHT lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.
Secara  operasional  rumusan  hipotesis  diatas  dapat  dinyatakan sebagai berikut:
H :
H
1
: Keterangan:
=  rataan  nilai  n-gain  kemampuan  komunikasi  kelompok eksperimen
rataan  nilai  n-gain  kemampuan  komunikasi  kelompok kontrol
dengan dasar pengambilan keputusan Santoso, 2012:
49
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
i. berdasar nilai probabilitas
  jika sig.   0,05, maka H ditolak,
  jika sig. ≥  0,05, maka H diterima, atau
ii. berdasar perbandingan t hitung dengan t kritis
  jika t
hitung
t
tabel
, maka H
ditolak,   jika t
hitung
≤  t
tabel
, maka H
diterima. 3
Kemampuan Disposisi Matematis a
Skor skala disposisi sebelum perlakuan Uji  skor  disposisi  matematis  sebelum  perlakuan  dilakukan  dengan
tujuan  untuk  mengetahui  disposisi  matematis  siswa  sebelum perlakuan. Adapun hipotesis yang diuji adalah:
H :  Tidak  terdapat  perbedaan  rataan  skor  skala  disposisi  matematis
siswa  sebelum  memperoleh  pembelajaran  melalui  pendekatan induktif-deduktif dan belajar kooperatif NHT dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan cara biasa. H
1
:  Terdapat perbedaan rataan skor skala disposisi matematis siswa sebelum
memperoleh pembelajaran
melalui pendekatan
induktif-deduktif dan belajar kooperatif tipe NHT dengan siswa yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.
Secara  operasional  rumusan  hipotesis  diatas  dapat  dinyatakan sebagai berikut:
H :
H
1
: Keterangan:
=  rataan skor skala disposisi matematis kelompok eksperimen sebelum perlakuan
rataan  skor  skala  disposisi  matematis  kelompok  kontrol sebelum perlakuan
dengan dasar pengambilan keputusan Santoso, 2012   jika sig.  0,05 maka H
ditolak,   jika sig. ≥  0,05 maka H
diterima.
50
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b N-Gain
Uji  n-gain  disposisi  matematis  dilakukan  dengan  tujuan  untuk mengetahui  peningkatan  disposisi  matematis  siswa.  Adapun
hipotesis yang diuji adalah: H
:  Peningkatan  disposisi  matematis  siswa  yang  memperoleh pembelajaran  melalui  pendekatan  induktif-deduktif  dan  belajar
kooperatif  tipe  NHT  sama  dengan  siswa  yang  memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.
H
1
:  Peningkatan  disposisi  matematis  siswa  yang  memperoleh pembelajaran  melalui  pendekatan  induktif-deduktif  dan  belajar
kooperatif  tipe  NHT  lebih  baik  daripada  siswa  yang memperoleh pembelajaran dengan cara biasa.
Secara  operasional  rumusan  hipotesis  diatas  dapat  dinyatakan sebagai berikut:
H :
H
1
: Keterangan:
=  rataan  nilai  n-gain  disposisi  matematis  kelompok eksperimen
rataan  nilai  n-gain  disposisi  matematis  kelompok  kontrol dengan dasar pengambilan keputusan Santoso, 2012:
i. berdasar nilai probabilitas
  jika sig.   0,05, maka H ditolak,
  jika sig. ≥  0,05, maka H diterima, atau
ii. berdasar perbandingan t hitung dengan t kritis
  jika t
hitung
t
tabel
, maka H
ditolak,   jika t
hitung
≤  t
tabel
, maka H
diterima.
51
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Jika data berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka uji statistik yang digunakan adalah Uji-
t’, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji non-parametrik,
yaitu Uji Mann-Whitney. f.
Asosiasi antar Variabel Terikat Untuk  mengetahui  ada  atau  tidaknya  asosiasi  antara  peningkatan
kemampuan pemahaman
dan komunikasi
matematis, peningkatan
kemampuan  pemahaman  dan  disposisi  matematis,  dan  peningkatan kemampuan  komunikasi  dan  disposisi  matematis  digunakan  Uji  Product
Moment Pearson. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:
1 Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis
H :  Tidak terdapat  asosiasi  antara  peningkatan  kemampuan pemahaman
dan komunikasi matematis. H
1
:  Terdapat  asosiasi  antara  peningkatan  kemampuan  pemahaman  dan komunikasi matematis.
Secara  operasional  rumusan  hipotesis  diatas  dapat  dinyatakan  sebagai berikut:
H :
H
1
: dengan
= korelasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan komunikasi  matematis,  dengan  dasar  pengambilan  keputusannya
Santoso, 2012 adalah:   jika sig.   0,05 maka H
ditolak, dan   jika sig. ≥  0,05 maka H
diterima. 2
Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Disposisi Matematis H
:  Tidak terdapat  asosiasi  antara  peningkatan kemampuan pemahaman dan disposisi matematis.
H
1
:  Terdapat  asosiasi  antara  peningkatan  kemampuan  pemahaman  dan disposisi matematis.
Secara  operasional  rumusan  hipotesis  diatas  dapat  dinyatakan  sebagai berikut:
52
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
H :
H
1
: dengan
= korelasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan disposisi  matematis,  dengan  dasar  pengambilan  keputusannya  Santoso,
2012 adalah:   jika sig.   0,05 maka H
ditolak, dan   jika sig. ≥  0,05 maka H
diterima. 3
Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis H
:  Tidak  terdapat  asosiasi  antara  peningkatan  kemampuan  komunikasi dan disposisi matematis.
H
1
:  Terdapat  asosiasi  antara  peningkatan  kemampuan  komunikasi  dan disposisi matematis.
Secara  operasional  rumusan  hipotesis  diatas  dapat  dinyatakan  sebagai berikut:
H :
H
1
: dengan
= korelasi antara peningkatan kemampuan komunikasi dan disposisi
matematis, dengan
dasar pengambilan
keputusannya keputusannya Santoso, 2012 adalah:
  jika sig.  0,05 maka H ditolak, dan
  jika sig. ≥  0,05 maka H diterima.
53
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
g. Diagram Alur Analisis Inferensi Data Hasil Penelitian
Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alur Analisis Inferensi Data Hasil Penelitian
Uji Nonparametrik Uji Mann-Whitney
Normal ?
Ya Tidak
Homogen Data Pretes,
Postes, N-Gain
Tidak
Uji �
′
Uji Homogenitas
Ya
Uji t Uji Normalitas
54
Arochfah, 2013 Meningkatkan Kemampuan Penanaman, Komunikasi Dan Disposisi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Induktif, Deduktif, Dan Belajar Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
F. Prosedur Penelitian