Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

Peak Expiratory Flow adalah metode sederhana, non invasif, dan ekonomis untuk mengetahui kecepatan dan kekuatan dari ekspirasi, dengan satuan liter per menit dengan ekspirasi paksa dari kapasitas total paru. Ini biasa digunakan untuk mendeteksi fungsi paru yang berhubungan dengan obstruksi saluran napas. Pengukuran ini khususnya diperlukan bagi pasien yang tidak mampu mendeteksi adanya obstruksi saluran napas Zapletal, 2003.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian ringkas dari latar belakang di atas, memberi dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Bagaimana pengaruh kebiasaan merokok terhadap Peak Expiratory Flow Rate pada mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh kebiasaan merokok terhadap Peak Expiratory Flow Rate pada mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui jumlah mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010 yang mempunyai kebiasaan merokok. 2. Untuk mengetahui lama merokok di kalangan mahasiswa laki-laki Angkatan 2010 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 3. Untuk mengetahui jumlah rokok yang dihisap setiap hari di kalangan mahasiswa laki-laki Angkatan 2010 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 4. Untuk mengetahui nilai rata-rata Peak Expiratory Flow Rate kelompok mahasiswa laki-laki yang memiliki kebiasaan merokok di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010. 5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kebiasan merokok terhadap PEFR mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Di bidang akademik atau ilmiah: meningkatkan pengetahuan tentang efek rokok terhadap nilai Peak Expiratory Flow Rate dan diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan perbedaan Peak Expiratory Flow Rate dengan kebiasaan merokok. 2. Di bidang pelayanan masyarakat: memotivasi anggota keluarga untuk berhenti merokok. 3. Di bidang pengembangan masyarakat: meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama anggota keluarga perokok dan dampak asap rokok pada anggota keluarga lain. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rokok 2.1.1. Defenisi Rokok Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm bervariasi tergantung negara dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya Fazwani, 2005.

2.1.2. Jenis Rokok

Bahan baku rokok yang hanya tembakau baik menggunakan filter maupun non filter dikenal sebagai rokok putih. Rokok kretek adalah rokok dengan atau tanpa filter yang menggunakan tembakau rajangan dengan cengkeh untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok filter adalah rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus. Rokok non filter adalah rokok yang bagian pangkalnya tidak terdapat gabus Jaya, 2009.

2.1.3. Kandungan Rokok

Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-sama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas 85 dan bagian partikel 15. Asap yang dihasilkan rokok terdiri dari asap utama main stream smoke dan asap samping side stream smoke. Asap utama adalah asap tembakau yang dihisap langsung oleh perokok, sedangkan asap samping adalah asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, sehingga dapat terhirup oleh orang lain yang dikenal sebagai perokok pasif Husaini, 2007. Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker, dan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010

1 60 65

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kebugaran Fisik pada Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk

1 53 70

Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kebiasaan Merokok Dikalangan Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 38 53

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI PADA MAHASISWA LAKI-LAKI FK UMM ANGKATAN 2008-2011

1 30 25

PERBEDAAN INDEKS PRESTASI ANTARA MAHASISWA MEROKOK DAN TIDAK MEROKOK (Studi Kasus Mahasiswa Laki laki Fakultas Kedokteran di Perguruan Tinggi Surakarta)

0 3 47

PERBEDAAN KETAHANAN TERHADAP STRES LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PERBEDAAN KETAHANAN TERHADAP STRES LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2007 dan 2008.

0 0 13

Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010

0 0 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan - Tingkat Pengetahuan tentang Bahaya Merokok di Kalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan Stambuk 2010

0 0 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rokok 2.1.1. Defenisi Rokok - Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Peak Expiratory Flow Rate pada Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

0 0 9

Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Peak Expiratory Flow Rate pada Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010

0 0 15