Kegunaan Penelitian Hipotesis Penelitian Metodologi Penelitian

f. Menganalisis seberapa besar pengaruh manajemen komputer dan kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta.

E. Kegunaan Penelitian

Bila tujuan penelitian di atas dapat dicapai, setidaknya penelitian ini akan memberikan manfaat praktis dan manfaat teoritik. 1. Secara praktis bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini berguna sebagai bahan informasi untuk dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi mutu layanan pembelajaran, dimana hasil penelitiannya diharapkan dapat berguna, baik secara segi teoritis maupun segi praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berdasarkan bukti-bikti empiris tentang bagaimana mutu layanan pembelajaran dipengaruhi oleh manajemen komputer dan kinerja mengajar guru. Sedangkan bagi para pengambil keputusan, merupakan bahan masukan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan yang berakar dari manajemen komputer dan kinerja guru. 2. Kegunaan teoretis dari hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi ilmu administrasi pendidikan. Temuan-temuan ini dapat dijadikan bahan pengembangan teoretik, atau dijadikan bahan kajian untuk mengkaji berbagai teori yang selama ini telah terakumulasi, sehingga dapat melahirkan kembali temuan ilmiah yang lebih produktif.

F. Definisi Operasional

1. Manajemen komputer

Menurut Sudrajat 2008 Pengelolaan kelas berbeda dengan pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dalam suatu pembelajaran. Manajemen komputer adalah suatu usaha untuk mengoptimalkan penggunaan komputer yang terbatas dengan cara pembagian peran siswa dalam proses pembelajaran.

2. Kinerja Mengajar Guru

Rivai 2005:14 mengemukakan kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Brown dalam Rahardja, 2004 mengemukakan bahwa kinerja adalah manifestasi konkret dan dapat diobservasi secara terbuka atau realisasi suatu kompetensi. Dengan demikian yang dimaksud dengan kinerja mengajar guru dalam penelitian ini adalah unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran sebagai realisasi konkret dari kompetensi yang dimilikinya berdasarkan kecakapan, pengalaman dan kesungguhan. Kinerja mengajar guru didefinisikan sebagai unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran sebagai realisasi konkret dari kompetensi yang dimilikinya berdasarkan kecakapan, pengalaman dan kesungguhan. Dimensi variabel ini meliputi merencanakan pembelajaran, melaksankan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Dalam penelitian ini kinerja guru diartikan sebagai kinerja guru mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi yamg mengajar kelas delapan.

3. Mutu Layanan Pembelajaran

Menurut Sallis 1993: 107 mutu adalah “quality does not just happen. It must be planned for Quality needs to be approached systematically using a rigorous strategic planning process. Strategic planning is one of the major planks to TQM, without clear long- term direction the institusion connot plan for quality improve”. Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan. Mutu dalam konsep Deming adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Dalam konsep Deming, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang dapat menghasilkan keluaran, baik pelayanan dan lulusan yang sesuai kebutuhan atau harapan pelanggan pasarnya. Sedangkan Fiegenbaum mengartikan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya full customer satisfaction. Dalam pengertian ini, maka yang dikatakan sekolah bermutu adalah sekolah yang dapat meuaskan pelanggannya, baik pelanggan internal maupun eksternal. Kualitas layanan yang diperoleh siswa meliputi, mutu mengajar guru, kelancaran layanan,umpan balik,layanan keseharian, kenyamanan ruang kelas, hasil belajar siswa.

G. Hipotesis Penelitian

Terdapat tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: Hipotesis 1 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen komputer dengan mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta. Hipotesis 2 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kinerja guru dengan mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purkararta Hipotesis 3 Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara manajemen komputer dan kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta

H. Metodologi Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yaitu manajemen komputer X 1 dan Kinerja guru X 2 . Variabel dependen yaitu mutu layanan pembelajaran Y. Dari variabel-variabel tersebut yang dilihat adalah ada tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. Paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 1 Keterangan: X 1 = Manajemen komputer X 2 = Kinerja Guru komputer Y = Mutu Layanan Pembelajaran Metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kejadian atau suatu peristiwa yang terjadi pada saat penelitian ini dilaksanakan. Sehingga dapat diperoleh informasi yang tepat dan faktual mengenai pengaruh manajemen komputer dan kinerja guru terhadap mutu layanan pembelajaran pada SMP Negeri di Kabupaten Purwakarta. X 1 X 2 Y 1. Pendekatan Penelitian Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif untuk mengukur dan menggabungkan variabel-variabel penelitian ini, yaitu mencatat dan menganalisis data dan hasil penelitian dengan menggunakan perhitungan statistik. 2. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilaksanakan secara sistematis dengan prosedur yang standar Arikunto 1998: 225. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner berwujud kumpulan pernyataan-pernyataan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respon seseorang terhadap pernyataan tersebut dapat di skor angka dan dapat diinterprestasikan Azwar, 2000:105. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner dan angket.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan tipe penelitian verifikatif yaitu penelitian yang bertujuan menguji hipotesis. Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, metode yang digunakan adalah Explanatory Survey Method, yakni suatu metode penelitian survey yang bertujuan menguji hipotesis dengan cara mendasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu Rusidi, 1989:19. Konsekuensi metode penelitian ini memerlukan operasionalisasi variabel-variabel yang dapat diukur secara kuantitatif sedemikian rupa untuk dapat digunakan model uji hipotesis dengan metode statistika. Metode ini digunakan antara lain karena alasan sebagai berikut: 1. Tidak semua anggota populasi dijadikan sampel. 2. Unit analisa bersifat individual. 3. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

B. Operasional Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini bersumber dari kerangka teoritis yang dijadikan dasar penyusunan konsep berpikir yang menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial. Variasi nilai dari konsep disebut variabel yang dalam setiap penelitian selalu didefinisikan atau dibatasi pengertiannya secara operasional. Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan adalah semua variabel

Dokumen yang terkait

Perencanaan Sumberdaya Pendidikan Terhadap Peningkatan Mutu Lulusan Sekolah Menengah Negeri Di Kota Tanjungbalai

0 31 114

PENGARUH KOMITMEN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PRODUKTIF PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN DI KOTA BANDUNG.

0 1 60

PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LULUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE – KOTA BANDUNG.

1 5 66

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CICALENGKA.

0 6 12

PENGARUH KINERJA MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-BANDUNG UTARA.

0 2 78

KONTRIBUSI KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE-KABUPATEN PURWAKARTA.

0 0 63

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI KABUPATEN CIANJUR.

0 1 63

PENGEMBANGAN KINERJA GURU :Studi tentang Pengaruh Pelatihan Guru serta Hubungan Manusiawi terhadap Kinerja Mengajar Guru di Sekolah Menengah Pertama di Bandung.

0 2 96

PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP BUDAYA MUTU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI : Survey Terhadap Persepsi Guru di Kota Bandung.

0 16 93

PENGARUH KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ( SMP) NEGERI DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012.

0 0 17