Hasil tabulasi silang sesuai dengan pendapat Wardlaw 1992, bahwa pengetahuan gizi sebaiknya telah ditanamkan sedini mungkin sehingga apabila
seseorang telah memasuki usia remaja atau dewasa mampu memenuhi kebutuhan energi tubuhnya dengan perilaku makannya karena pengetahuan gizi sangat
bermanfaat dalam menentukan makanan apa yang dikonsumsi setiap harinya. Dengan adanya pengetahuan gizi pada seseorang, maka orang tersebut dapat
menyesuaikan tingkat kebutuhan zat gizi yang sesuai dengan banyak kalori yang diperlukan setiap harinya dalam melakukan aktivitas dan produktivitas sehari-hari
sehingga dapat dicapai kesehatan yang optimal. Hal ini didukung oleh pendapat Berg dalam Suhardjo 1989 yang menyatakan bahwa salah satu penyebab
timbulnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi.
5.2.2. Sikap Mahasiswa FK USU Angkatan 2008 terhadap Makanan yang Mengandung Natrium
Menurut Rahayuningsih 2008 pemahaman ataupun pengetahuan baik dan buruk, salah atau benarnya suatu hal yang akan menentukan sistem kepercayaan
seseorang sehingga akan berpengaruh terhadap sikap seseorang. Sedangkan menurut Azwar 2005, sikap terbentuk terutama atas dasar kebutuhan-kebutuhan
yang kita miliki dan informasi yang kita terima mengenai hal-hal tertentu. Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap responden sesuai dengan gambar 5.2.
diperoleh bahwa dari 82 orang responden paling banyak memiliki tingkat sikap sedang yaitu sebanyak 43 orang 52,4. Diikuti tingkat sikap baik dengan
jumlah 33 orang 40,3 dan tingkat sikap kurang dengan jumlah 6 orang 7,3. Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden yang setuju untuk
mengikuti anjuran batas dalam mengkonsumsi natrium berjumlah 73 orang 89,0, responden yang setuju untuk tidak membeli makanan yang tinggi
natrium untuk kesehatan berjumlah 63 orang 76,8, responden yang setuju untuk mengurangi konsumsi natrium pada penderita hipertensi berjumlah 80
orang 97,6, responden yang setuju untuk minum air putih setelah mengkonsumsi makanan tinggi natrium berjumlah 72 orang 87,8, responden
yang setuju untuk memperhatikan label kandungan makanan berjumlah 74 orang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
90,2 dan responden yang setuju untuk mengikuti acara yang memberikan informasi tentang makanan yang tinggi natrium berjumlah 65 orang 79,3.
Dari hasil penelitian didapatkan responden suka mengkonsumsi roti daripada nasi saat sarapan berjumlah 59 orang 72,0, hal ini menunjukkan
bahwa pengetahuan responden yang baik tidak membentuk sikap yang baik pula dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium. Responden
mengetahui akibat yang timbul dari konsumsi natrium yang berlebihan, tetapi tidak mengetahui jenis-jenis makanan yang tinggi natrium sehingga responden
tetap mengkonsumsi makanan tersebut. Berbagai makanan yang tinggi natrium seperti roti, margarin, mentega, kue, makanan kemasan snack dan makanan
kaleng Almatsier, 2001. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Purwanto 1998, bahwa
sikap dapat merupakan suatu pengetahuan, tetapi pengetahuan yang disertai ketersediaan kecenderungan bertindak sesuai dengan pengetahuan itu. Sedangkan
menurut Notoatmodjo 2005, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, sikap merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut Simamora 2009 sikap baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang
dialami individu terhadap suatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman hidup sepanjang perkembangan
selama hidupnya.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
5.2.3. Tindakan Mahasiswa FK USU Angkatan 2008 terhadap Makanan yang Mengandung Natrium