PENDAHULUAN Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2008 Terhadap Makanan yang Mengandung Natrium

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Natrium atau biasa disebut garam merupakan bahan bumbu dapur yang sering digunakan dalam proses memasak. Garam banyak sekali dipergunakan dalam makanan maupun dalam bentuk yang lain. Hasil analisis Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2007, seperti dikutip dari Litbang Depkes, menunjukkan hampir seperempat penduduk Indonesia 24,5 berusia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari. Garam terbuat dari dua komponen dasar, yaitu natrium Na dan klorida Cl. Ketika dilarutkan pada dalam makanan atau cairan, garam pecah menjadi dua unsur di atas. Bagian klorida pada garam tidak begitu penting. Adalah natrium yang bisa menimbulkan masalah. Dibutuhkan porsi kecil dari natrium utuk menjaga otot dan saraf kita untuk bekerja mengirimkan pesan keseluruh tubuh Sohn, 2010. National Research Council of The National Academy of Sciences merekomendasikan konsumsi natrium per hari sebanyak 1.100-3.300 mg. Jumlah tersebut setara dengan ½-1½ sendok teh garam dapur per hari. Untuk orang yang menderita hipertensi, konsumsi natrium dianjurkan tidak lebih dari 2.300 mg perhari. Sedangkan American Heart Association AHA merekomendasikan konsumsi Na bagi orang dewasa tidak lebih dari 2.400 mghari, atau setara dengan satu sendok teh garam dapur sehari. Menurut United States Department of Agriculture USDA, rata-rata kebutuhan natrium ibu hamil sekitar 2.400 mg dalam sehari, kira-kira setara dengan satu sendok teh Astawan, 2010. Bahan pangan, baik nabati maupun hewani, merupakan sumber alami natrium. Umumnya pangan hewani mengandung natrium lebih banyak dibandingkan dengan nabati. Kebanyakan makanan dalam keadaan mentah sudah mengandung 10 persen natrium dan 90 persen ditambahkan selama proses pemasakan. Namun, sumber utamanya adalah garam dapur NaCl, soda kue natrium bikarbonat, penyedap rasa monosodium glutamat MSG, serta bahan- bahan pengawet yang digunakan pada pangan olahan, seperti natrium nitrit dan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara natrium benzoat. Natrium juga mudah ditemukan dalam makanan sehari-hari, seperti pada kecap, makanan hasil laut, makanan siap saji fast food, serta makanan ringan snack Astawan, 2010. Tubuh membutuhkan kurang dari tujuh gram garam dapur sehari atau setara dengan 3.000 mg natrium. Kebanyakan dari menu harian memberi berlipat- lipat kali lebih banyak dari itu. Selain meninggikan tekanan darah, kerja ginjal jadi jauh lebih berat untuk membuangnya. Satu sendok teh garam dapur berisi 2.000 mg natrium. Natrium yang terkandung dalam setiap menu modern rata-rata sekitar 500 mg. Pada takaran itu, ginjal perlu bekerja lebih keras untuk tetap mempertahankan keseimbangan cairan dan asam-basa tubuh agar penyakit akibat kelebihan natrium tidak sampai muncul Lawalangy, 2007. Natrium merupakan faktor penting dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan natrium yang minimal. Asupan natrium kurang dari 3 gramhari prevalensi hipertensinya rendah, sedangkan asupan natrium antara 5-15 gramhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20. Pengaruh asupan terhadap hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah Muchtadi, 1992. Kurangnya konsumsi natrium dapat menyebabkan volume darah menurun yang membuat tekanan darah menurun, denyut jantung meningkat, pusing, kadang-kadang disertai kram otot, lemas, lelah, kehilangan selera makan, daya ingat menurun, daya tahan terhadap infeksi menurun, luka sukar sembuh, gangguan penglihatan, rambut tidak sehat dan terbelah ujungnya, serta terbentuknya bercak-bercak putih di kuku Astawan, 2010. Dalam proses metabolisme tubuh¸ garam yang dikonsumsi sebagian besar akan diserap oleh usus dan dibuang kembali oleh ginjal melalui urin. Akan tetapi bila jumlah yang dikonsumsi melebihi kapasitas ginjal untuk mengeluarkannya kembali, maka kadar natrium dalam darah akan meningkat. Untuk mengembalikan kadar natrium darah ke tingkat yang normal, tubuh mengaturnya dengan cara menambah jumlah cairan dalam darah untuk mengencerkan kelebihan natrium tersebut. Akibatnya volume darah yang bersirkulasi dalam sistem Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara sirkulasi bertambah jumlahnya, dan apabila jumlah ini melebihi volume tertentu maka tekanan di dalam sistem tersebut meningkat, dan orang yang mengalaminya dikatakan menderita penyakit darah tinggi essential hypertension Muchtadi,1992. Saat ini, terdapat kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instan yang berkembang di masyarakat seperti makanan cepat saji dan makanan awetan. Begitu juga pada mahasiswa, meningkatnya aktivitas, kehidupan sosial dan kesibukan para mahasiswa akan mempengaruhi kebiasaan makan. Pola konsumsi makanan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang. Mahasiswa dengan aktivitas sosial tinggi, memperlihatkan peran teman sebaya menjadi tampak jelas. Di kota besar sering terlihat kelompok- kelompok mahasiswa makan di rumah makan yang menyajikan makanan yang siap saji. Makanan siap saji umumnya mempunyai nilai nutrisi yang rendah, mengandung lemak jenuh kolesterol tinggi, tinggi garam dan rendah serat. Dengan sifat seperti itu tentunya makanan awetan dan siap saji tidak begitu menyehatkan tubuh, sehingga apabila terlalu sering dikomsumsi dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti kegemukan obesitas, kolesterol dan trigliserida tinggi, hipertensi, aterosklerosis, jantung koroner, dan stroke Sayogo, 2006. Meskipun sebagian masyarakat dan khususnya mahasiswa telah mengetahui bahaya mengkonsumsi natrium dengan kadar yang berlebih, tetap saja dikonsumsi tanpa memperdulikan efek jangka panjang yang berbahaya terhadap tubuh. Pengetahuan mengenai dampak natrium yang dikonsumsi kadangkala tidak sesuai dengan perilaku pola makan yang ada. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana pemahaman, sikap dan tindakan mahasiswa terhadap konsumsi makanan yang mengandung natrium.

1.2. Rumusan Masalah

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Berdasarkan latar belakang diatas, maka akan dilakukan penelitian deskriptif dengan rumusan masalah sebagai berikut yaitu “Bagaimana gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 terhadap makanan yang mengandung natrium?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2008 terhadap makanan yang mengandung natrium.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat-manfaat yaitu: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan tentang dampak konsumsi makanan yang mengandung natrium. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan perilaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung natrium. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA