Gambaran Pengetahuan Mengenai Toksoplasmosis Pada Mahasiswi Angkatan 2008 Fakultas Teknik Industri USU

(1)

Gambaran Pengetahuan Mengenai Toksoplasmosis Pada Mahasiswi

Angkatan 2008 Fakultas Teknik Industri USU

Oleh:

RISKA PRIMAWATI 070100225

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

Gambaran Pengetahuan Mengenai Toksoplasmosis Pada Mahasiswi

Angkatan 2008 Fakultas Teknik Industri USU

KARYA TULIS ILMAH

dianjukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

RISKA PRIMAWATI 070100225

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

ABSTRAK

Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toksoplasma gondii yang merupakan penyakit parasit pada manusia dan juga pada hewan yang menghasilkan daging bagi konsumsi manusia. Pada kehidupan manusia, ada dua populasi manusia yang mungkin berisiko tinggi terinfeksi oleh parasit ini, yaitu wanita hamil dan individu yang mengalami defisiensi sistem imun. Wanita yang tidak hamil tidak menunjukkan gejala toksoplasmosis walaupun dalam tubuhnya sendiri terdapat infeksi toksoplasmosis (karier). Pengetahuan wanita mengenai toksoplasmosis sangat penting sebagai salah satu pencegahan terhadap infeksi toksoplasmosis tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai toksoplasmosis. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan disain potong melintang. Populasi penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Teknik Industri (FTI) Universitas Sumatera Utara (USU) dengan kisaran umur 19 – 23 tahun. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dan didapat 97 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi dalam kategori baik adalah sebanyak 37 responden (38,1%), dalam kategori sedang sebanyak 59 responden (60,8%), dan dalam kategori kurang sebanyak 1 responden (1%). Sumber informasi terbanyak berasal dari media elektronik (36,1%).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi mayoritas dalam kategori sedang. Diharapkan mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan mengenai toksoplasmosis sehingga upaya preventif dan promotif terhadap toksoplasmosis dapat dilakukan secara mandiri.


(4)

ABSTRACT

Toxoplasmosis, a disease caused by Toxoplasma gondii, is a parasitic disease in humans and also in animals that produce meat for human consumption. In human life, there are two human populations at high risk may become infected by this parasite, namely pregnant women and immunocompromised. Non-pregnant women show no symptoms of toxoplasmosis, although in their have toxoplasmosis (career). Knowledge of women about toxoplasmosis is very important as one of the prevention of toxoplasmosis infection. This study aims to determine the level of student knowledge about toxoplasmosis.

The study was a descriptive study with cross sectional design. The population of this research was students at the Faculty of Engineering Industries (FTI) of North Sumatra University (USU) with age range 19 – 23 years. The sampling method used was simple random sampling and obtained 97 respondents. Data were collected by using questionnaires and analyzed using descriptive statistics.

The result showed that the FTI USU students’ knowledge level in good category was as much as 37 respondents (38.1%), in the medium category was 59 respondents (60.8%), and in the poor category was 1 respondent (1%). Source of most information comes from electronic media (36.1%).

From this research we could conclude that the knowledge level of female college students of FTI USU majority in medium category. Students of FTI USU are expected to increase their knowledge of toxoplasmosis so that the preventive and promotive step of toxoplasmosis can be done independently.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PNGANTAR………. iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR GAMBAR... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah... 2

1.3Tujuan Penelitian... 2

1.4Manfaat Penelitian... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Pengetahuan... 4

2.1.1 Definisi... 4

2.1.2 Tingkat Pengetahuan... 4

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengethauan... 5

2.2 Pendidikan... 6

2.3 Toksoplasmosis... 6

2.3.1 Defenisi... 6

2.3.2 Epidemiologi ... 8

2.3.3 Daur hidup dan Penularannya... 9

2.3.4 Cara Infeksi dan Gejala Klinis... 11

2.3.5 Pengobatan ……..……... 13

2.3.6 Prognosis……… 14


(6)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 16

3.1 Kerangka Konsep ... 16

3.2 Definisi Operasional ... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN... 18

4.1 Rancangan Penelitian... 18

4.1. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 18

4.1. 3 Populasi dan Sampel Penelitian... 18

4.2 Metode Pengumpulan Data... 19

4.2.1 Pengumpulan Data... 20

4.2.2 Metode Analisa Data………..…. 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 21

5.1. Hasil Penelitian……… 21

5.1.1 Lokasi Penelitian………. 21

5.1.2. Karaktritik Responden………... 21

5.1.3. Hasil Analisa Data……… 23

5.2 Pembahsan……… 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……… 27

6.1 Kesimpulan ……….. 27

6.2 Saran……… 27

DAFTAR PUSTAKA... 28


(7)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia 22

2 Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sumber Informasi

22

3 Table 5.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden 23

4 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup

LAMPIRAN 2 Lembaran Persetujuan Subjek Penelitian LAMPIRAN 3 Kuisioner

LAMPIRAN 4 Data Induk LAMPIRAN 5 Hasil Output


(9)

DAFTAR GAMBAR

No judul halaman


(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT., Tuhan pemilik alam semesta dan ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya. Berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini.

Laporan hasil penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Mengenai Toksoplasmosis Pada Mahasiswi Angkatan 2008 Fakultas Teknik Industri USU” ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr.Lambok Siahaan , MKT selaku dosen pembimbing penulis. Terima kasih atas segala bimbingan, ilmu, dan waktu yang diluangkan untuk membimbing penulis.

3. dr. Tetty Aman Nasution, M.Md, Sc dan dr. Rina Amelia, MARS yang telah mnjadi pnguji, terimakasih atas saran dan pendapat.

4. Seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, teristimewa kepada dosen dan staf departemen IKK serta staf Medical Education Unit (MEU).

5. Pihak Fakultas Teknik Industri USU yang mempermudah penulis dalam pengambilan data penelitian.


(11)

6. Kedua orang tua penulis : Syafriadi dan Ermawati. Terima kasih tiada tara penulis persembahkan untuk kasih sayang, dukungan, dan doa yang tiada hentinya.

7. Adik dan Keluarga penulis : Della Rispita ,Maira Ersa Nola dan nenek Rubiem dan seluruh keluarga yang tidak bias disebutkan satu persatu Terima kasih untuk dukungan serta doa yang diberikan.

8. Teman-teman yang telah mendukung dan membantu penulis : Uci, Pelangi, Anggie, Dea, Arni, Nelda, Ibah, Dolvalino, Tisan, Amelia, Aulia, kak Dini, kak Winda, bg Ajir, Tami, dan seluruh teman-teman seangkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian.

Penulis menyadari laporan hasil penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat menjadi lebih baik untuk ke depannya kelak. Semoga...

Medan, 29November 2010

Penulis,

Riska Primawati


(12)

ABSTRAK

Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Toksoplasma gondii yang merupakan penyakit parasit pada manusia dan juga pada hewan yang menghasilkan daging bagi konsumsi manusia. Pada kehidupan manusia, ada dua populasi manusia yang mungkin berisiko tinggi terinfeksi oleh parasit ini, yaitu wanita hamil dan individu yang mengalami defisiensi sistem imun. Wanita yang tidak hamil tidak menunjukkan gejala toksoplasmosis walaupun dalam tubuhnya sendiri terdapat infeksi toksoplasmosis (karier). Pengetahuan wanita mengenai toksoplasmosis sangat penting sebagai salah satu pencegahan terhadap infeksi toksoplasmosis tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai toksoplasmosis. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan disain potong melintang. Populasi penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas Teknik Industri (FTI) Universitas Sumatera Utara (USU) dengan kisaran umur 19 – 23 tahun. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dan didapat 97 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi dalam kategori baik adalah sebanyak 37 responden (38,1%), dalam kategori sedang sebanyak 59 responden (60,8%), dan dalam kategori kurang sebanyak 1 responden (1%). Sumber informasi terbanyak berasal dari media elektronik (36,1%).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi mayoritas dalam kategori sedang. Diharapkan mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan mengenai toksoplasmosis sehingga upaya preventif dan promotif terhadap toksoplasmosis dapat dilakukan secara mandiri.


(13)

ABSTRACT

Toxoplasmosis, a disease caused by Toxoplasma gondii, is a parasitic disease in humans and also in animals that produce meat for human consumption. In human life, there are two human populations at high risk may become infected by this parasite, namely pregnant women and immunocompromised. Non-pregnant women show no symptoms of toxoplasmosis, although in their have toxoplasmosis (career). Knowledge of women about toxoplasmosis is very important as one of the prevention of toxoplasmosis infection. This study aims to determine the level of student knowledge about toxoplasmosis.

The study was a descriptive study with cross sectional design. The population of this research was students at the Faculty of Engineering Industries (FTI) of North Sumatra University (USU) with age range 19 – 23 years. The sampling method used was simple random sampling and obtained 97 respondents. Data were collected by using questionnaires and analyzed using descriptive statistics.

The result showed that the FTI USU students’ knowledge level in good category was as much as 37 respondents (38.1%), in the medium category was 59 respondents (60.8%), and in the poor category was 1 respondent (1%). Source of most information comes from electronic media (36.1%).

From this research we could conclude that the knowledge level of female college students of FTI USU majority in medium category. Students of FTI USU are expected to increase their knowledge of toxoplasmosis so that the preventive and promotive step of toxoplasmosis can be done independently.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Toksoplasmosis merupakan penyakit zoonosis klasik yang dapat dijumpai hampir di seluruh dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) diketahui sekitar 300 juta orang menderita toksoplasmosis. Penyakit ini dapat menyerang manusia dan berbagai jenis mamalia, termasuk hewan kesayangan serta satwa eksotik. Di dunia, toksoplasmosis merupakan penyakit infeksi parasit yang paling sering terjadi pada manusia, tetapi jarang menimbulkan penyakit serius, karena biasanya bersifat self limited pada individu sehat. Toksoplasmosis juga memiliki dampak ekonomi yang penting karena dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan dan fertilitas, termasuk abortus (Kurniawan, 2009).

Dari lima pulau di Indonesia didapatkan 59,8% serum ibu hamil positif kumulatif IgG toksoplasmosis, tertinggi di pulau Sulawesi (76,5%) dan terendah di Nusa Tenggara (43,4%), sedangkan lainnya sekitar 57,5%-65,0% (Jawa-Bali, Sumatera, Irian Jaya dan Kalimantan). Irian Jaya menunjukkan IgM toksoplasmosis tertinggi (20,0%), daerah Kalimantan dan Sulawesi hampir sama (2,7%-3,2%) dan terendah adalah provinsi Nusa Tenggara yaitu 1,9%, sedangkan di Sulawesi tidak ditemukan IgM. Propinsi dengan nilai IgG toksoplasmosis paling tinggi adalah Lampung (88,66%) sedangkan IgM tertinggi di Irian Jaya dan Riau (20,0%) dari 19 propinsi yang ada di Indonesia (Soeharsono, 1995).

Diperkirakan 30-60% penduduk dunia terinfeksi oleh Toksoplasma gondii. Infeksi ini tersebar di seluruh dunia, dimana manusia berperan sebagai hospes perantara, kucing dan famili Felidae lainnya merupakan hospes definitif. Menurut Gandahusuda et al. (2003), angka kejadian toksoplasmosis di Indonesia ditunjukkan dengan adanya zat anti T. Gondii, pada manusia adalah 2-63%, pada kucing 35-73 %,


(15)

babi 11-36 %, kambing 11-61 %, anjing 75 % dan pada ternak lain kurang dari 10 %. Adapun angka kejadian infeksi toksoplasmosis di provinsi Sumatera Utara cukup tinggi, mencapai 69,86%.

Infeksi penyakit ini mempunyai prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada masyarakat yang masih memiliki kebiasaan makan daging mentah atau kurang matang. Di Indonesia faktor-faktor tersebut disertai dengan kondisi sanitasi lingkungan dan masih banyaknya sumber penularan terutama kucing dan famili Felidae (Levine, 1990).

Pada manusia sendiri, ada dua populasi manusia yang mungkin berisiko tinggi terinfeksi oleh parasit ini, yaitu wanita hamil dan individu yang mengalami defisiensi sistem imun (Chahaya I, 2003).

1.2. Rumusan Masalah

“Bagaimana gambaran pengetahuan mengenai toksoplasmosis pada mahasiswi angkatan 2008 Fakultas Teknik Industri USU?”

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan mengenai toksoplasmosis pada mahasiswi angkatan 2008 Fakultas Teknik Industri USU.

1.2.3. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai toksoplasmosis pada mahasiswi angkatan 2008 Fakultas Teknik Industri Universitas Sumatera Utara mengenai gejala, faktor risiko, penyebab, dan pencegahan.


(16)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Mahasiswa atau responden: sebagai bahan pengetahuan mengenai toksoplasmosis.

2. Masyarakat: sebagai bahan informasi dan dapat menambah pengetahuan mengenai toksoplasmosis.

3. Tenaga kesehatan: sebagai salah satu bahan konseling terhadap masyarakat. 4. Peneliti: sebagai salah satu pembelajaran dalam pembuatan karya tulis


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian pengetahuan manusia melalui telinga dan mata (Notoatmodjo, 2005).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan mempunyai enam tingkatan menurut Notoatmodjo (2005), yaitu: a. Tahu

Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Paham

Paham diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain, misalnya mengelompokkan dan membedakan.


(18)

e. Sintesis

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b. Tingkat pendidikan

Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

d. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain.

e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.


(19)

f. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2. Pendidikan

Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003).

Pendidikan terdiri dari tiga unsur utama, yaitu: a. Input; sasaran pendidikan dan pendidik.

b. Proses; upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain. c. Output; hasil yang diharapkan.

2.3. Toksoplasmosis

2.3.1. Definisi Toksoplasmosis

Toksoplasmosis adalah penyakit hewan dan manusia yang akut atau kronis, tersebar luas disebabkan oleh Toksopalasma gondii dan di tularkan oleh ookis pada kotoran kucing. Sebagian besar infeksi pada manusia bersifat asimtomatik, bila gejala muncul, akan berkisar dari penyakit ringan dan sembuh sendiri yang menyerupai mononukkleosis hingga penyakit fulminan dan diseminsata yang dapat membahayakan otak, mata, otot, hati, dan paru. Manifestasi berat terutama terlihat pada penderita yang imunitasnya terganggu dan pada janin yang terinfeksi melalui transplasenta sebagai akibat dari infeksi maternal. Korioretinitis bisa berkaitan dengan semua bentuk, tetapi biasanya merupakan sekuele akhir penyakit kongenital (Dorland, 2002).

Toksoplasmosis suatu penyakit yang disebabkan oleh Toksoplasma gondii, merupakan penyakit parasit pada manusia dan juga pada daging hewan yang biasa dikonsumsi oleh manusia. Infeksi yang disebabkan oleh T.gondii tersebar di seluruh


(20)

dunia. Pada hewan berdarah panas dan mamalia lainnya termasuk manusia merupakan hospes perantaranya. Sedangkan kucing dan berbagai jenis felixdae lainnya merupakan hospes definitif (WHO, (1979) dalam Chahaya I (2003)). Pada kehidupan manusia, ada dua populasi manusia yang kemungkinan berisiko tinggi terinfeksi oleh parasit ini, yaitu wanita hamil dan individu yang mengalami defisiensi sistem imun (Chahahya I, 2003).

Toksoplasma gondii merupakan parasit protozoa intraselluler. Bentuk parasit ini seperti batang yang melengkung dengan ukuran lebih kecil dibandingkan sel darah merah manusia (3-6 µm). Parasit ini dapat menembus sel secara aktif dan masuk ke berbagai jaringan seperti otak, mata, dan usus. Menurut siklus hidupnya, parasit ini terdiri atas 3 bentuk, yaitu: takizoit, kista (bradizoit) dan ookista. Ookista sendiri berukuran 10-12 µ m, mempunyai hospes definitif, yaitu kucing. Dalam epitel usus kucing berlangsung siklus seksual yang kemudian menghasilkan ookista dan dikeluarkan bersama feses kucing. Kucing yang mengandung toksoplasma gondii dalam fesesnya mengandung jutaan ookista. Ookista dapat bertahan di lingkungan untuk beberapa bulan dan tahan terhadap zat desinfektan, pembekuan dan tempat yang kering, namun dapat mati dengan pemanasan 70˚C selama 10 menit (Sutanto I at al. , 1998).

Penelitian lainnya juga dilakukan untuk menemukan peranan kucing dalam penularan toksoplasma, penelitian oleh Umyati dan Amino misalnya. Adapun penelitian yang dilakukan di laboratorium Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta tersebut membuktikan bahwa 3 dari 14 kucing yang di periksa ternyata positif mengandung ookista T.gondii, walaupun ternyata dari ketiga kucing hanya dua kucing yang positif secara serologis. Dimana hasil menunjukkan bahwa kucing disuatu laboratorium dapat terinfeksi toksoplasma dan mampu menularkannya. Begitu juga dengan kucing peliharaan masyarakat maupun hewan lainnya termasuk ternak yang dagingnya dikonsumsi manusia. Penelitian ini ditunjang oleh hasil


(21)

penelitian yang mengatakan bahwa lebih dalam menularkan toksoplasma pada manusia (Rochiman, 2006).

2.3.2. Epidemiologi

Kejadian infeksi toksoplasma gondii terdistribusi hampir diseluruh dunia dan dapat dijumpai pada tempat-tempat atau lingkungan yang memiliki kucing. Adapun berbagai spesies mamalia, reptile dan burung juga dapat terinfeksi secara alamiah. Adapun siklus penyebaran infeksi ini umumnya melibatkan kucing dan tikus. Dimana tikus memakan materi/ bahan yang telah terkontaminasi oleh ookista yang di jatuhkan atau dibuang oleh kucing, lalu tikus tersebut terinfeksi dan kista dapat berkembang di tubuh tikus tersebut. Apabila tikus yang telah terinfeksi parasit tersebut dimakan oleh kucing, maka kucing tersebut akan kembali tertular infeksi dan kucing yang telah terinfeksi ini akan mengandung ookista dalam tinjanya. Ada beberapa teori lainnya mengenai siklus toksoplasmosis dan beberapa diantaranya pernah didokumentasikan (Paniker, 2002).

Toksoplasmosis pada manusia merupakan satu zoonosis. Parasit ini biasa didapati pada air atau makanan yang terkontaminasi oleh ookista yang matang atau bisa melalui makanan mentah atau yang tidak dimasak secara matang/ sempurna dan masih mengandung kista-kista di jaringan (Paniker, 2002).

Kontak yang sering terjadi dengan hewan terkontaminasi atau dagingnya, dapat dihubungkan dengan tingkat prevalensi yang lebih tinggi, khususnya pada dokter hewan, mahasiswa kedokteran hewan, pekerja di rumah potong hewan dan orang yang menangani daging mentah seperti juru masak (Chahaya I, 2003).

Daging babi dan sapi juga dapat terinfeksi kista jaringan. Tidak hanya itu, lalat dan kecoa juga berperan sebagai vektor mekanik dalam kontaminasi makanan dengan ookista yang berasal dari tanah yang terinfeksi. Infeksi juga didapati dari air apabila sumber air tersebut telah terkontaminasi dengan tinja kucing. Walaupun sangat jarang, infeksi juga dapat ditularkan melalui transfusi darah atau leukosit serta


(22)

transplantasi organ. Selain itu, toksoplasmosis dapat juga berasal dari laboratorium. Dimana lama inkubasi berkisar 1 atau 3 minggu (Paniker, 2002).

Adapun infeksi yang terjadi tergantung kepada status imun orang yang terinfeksi. Kebanyakannya infeksi lebih aktif pada penderita yang mengalami imunnocompromised. Dimana toksoplasmosis merupakan salah satu dari komplikasi yang fatal pada orang dengan system imun yang sangat rendah, penderita HIV/AIDS misalnya (Paniker, 2002).

Insidensi toksoplasmosis kongenital dapat diestimasikan dalam 1000 kelahiran. Hal ini mengacu pada kepentingan kesehatan publik terhadap toksoplasmosis kongenital dan risiko yang ditimbulkannya kelak. Adapun tinjauan serologi terhadap antibodi toksoplasma lebih banyak dilakukan di negara-negara maju, khususnya pada wanita usia subur, saat mengandung dan memiliki bayi baru lahir (Paniker, 2002).

2.3.3. Daur Hidup dan Penularannya

Siklus hidup dari T.gondii dikemukakan oleh Frenkel, dkk pada tahun 1970. Siklus hidup seksual berlangsung didalam usus kucing, dimana kucing merupakan hospes definitif (final/complete host) yang kemudian berakhir dengan terbentuknya ookista (Budijanto, 1994).

Toksoplasma adalah suatu coccidia yang mempunyai tiga bentuk di dalam siklus hidupnya, takizoit (tachizoite) bentuk proliferatif yang disebut juga trofozoit, kista jaringan yaitu bentuk kista di dalam jaringan tubuh yang berisi bradyzoit dan ookista (penghasil sporozoit). Parasit protozoa ini mempunyai dua macam siklus dan terjadi di dalam dua siklus yang terpisah yaitu siklus enteroepitelial dan siklus ekstraintestinal. Dalam tubuh kucing, siklus enteroepitelial meliputi gametogoni dan produksi ookista dengan sporogoni. Tingkat kehidupan lainnya yaitu takizoit dan kista jaringan yang terjadi dalam jaringan ekstraintestinal kucing (Rochiman, 2006).


(23)

T.gondii spesies yang mirip dengan isospora. Dalam sel epitel usus muda kucing berlangsung daur aseksual (skizogoni) dan daur seksual (gametogoni) yang menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja (Rasmaliah, 2003).

Ookista yang berbentuk lonjong dengan ukuran 12,5 µm ini menghasilkan 2 sporokista yang masing- masing mengandung 4 sporozoit. Bila ookista ini tertelan oleh mamalia lain atau burung (hospes perantara), maka pada berbagai jaringan hospes perantara ini dibentuk kelompok-kelompok tropozoit yang membelah secara aktif dan disebut takizoit (Rasmaliah, 2003).

Kecepatan tropozoit membelah berkurang secara berangsur dan terbentuklah kista yang mengandung bradizoit (bentuk yang membelah perlahan), masa ini adalah masa infeksi klinik menahun yang biasanya merupakan infeksi laten. Pada hospes perantara tidak dibentuk stadium seksual, tetapi dibentuk stadium istirahat, yaitu kista. Bila kucing sebagai hospes definitif maka hospes perantara yang terinfeksi terbentuk lagi berbagai stadium seksual didalam sel epitel usus mudanya. Bila hospes perantara mengandung kista toksoplasma, maka masa prapaten (sampai dikeluarkan ookista) adalah 3-5 hari, sedangkan bila kucing memakan tikus yang mengandung trofozoit, masa prapaten biasanya berkisar 5-10 hari. Tetapi bila ookista langsung tertelan oleh kucing, maka masa prapaten adalah lebih lama, yaitu 20-24 hari. Dimana kucing lebih mudah terinfeksi oleh kista daripada oleh ookista (Rasmaliah, 2003).

Di berbagai jaringan tubuh kucing juga ditemukan trofozoit dan kista. Pada manusia trofozoit ditemukan pada infeksi akut dan dapat memasuki tiap sel yang berinti. Bentuk tropozoit menyerupai bulan sabit dengan satu ujung yang runcing dan ujung lain yang agak membulat. Panjangnya 4-8 µ m dan mempunyai satu inti yang letaknya kira-kira ditengah (Rasmaliah, 2003).

Trofozoit berkembang biak dalam sel secara endodiogeni. Bila sel penuh dengan trozoit, maka sel menjadi pecah dan tropozoit memasuki sel-sel disekitarnya atau terjadi oksitosis oleh sel makrofag. Sel hospes yang mengandung sejumlah


(24)

tropozoit hasil endodiogeni disebut pseudokista dan dapat ditemukan dalam waktu yang lama. Kista dibentuk dalam sel hospes bila tropozoit yang membelah telah membentuk dinding. Ukuran kista berbeda-beda, ada kista kecil yang mengandung hanya beberapa organisme dan ada yang berukuran 200 µ m yang berisi kira-kira 3000 organisme (Rasmaliah, 2003).

Kista ini dapat dilakukan didalam hospes seumur hidup terutama di otak dengan kista berbentuk lonjong bulat dan otot jantung, otot bergaris dengan kista mengikuti bentuk sel otot (Chahaya I, 2003).

Infeksi dapat terjadi bila manusia memakan daging mentah atau kurang matang yang mengandung kista. Infeksi ookista dapat ditularkan dengan vektor lalat, kecoa, tikus, atau melalui tangan yang tidak bersih. Transmisi toksoplasma ke janin terjadi melalui utero placenta ibu hamil yang terinfeksi penyakit ini. Infeksi juga dapat terjadi di laboratorium, pada peneliti yang bekerja dengan menggunakan hewan percobaan yang terinfeksi dengan toksoplasmosis atau melalui jarum suntik dan alat laboratorium lainnya yang terkontaminasi dengan toksoplasma gondii (Hiswani, 2003).

2.3.4. Cara Infeksi dan Gejala Klinis

Manusia dapat terinfeksi oleh T. gondii dengan berbagai cara yaitu makan daging mentah atau kurang masak yang mengandung kista T. gondii, termakan atau tertelan bentuk ookista dari tinja kucing, rnisalnya bersarna buah-buahan dan sayur-sayuran yang terkontaminasi. Juga mungkin terinfeksi melalui transplantasi organ tubuh dari donor penderita toksoplasmosis laten kepada resipien yang belum pernah terinfeksi T. gondii. Kecelakaan laboratorium dapat terjadi melalui jarum suntik dan alat laboratoriurn lain yang terkontaminasi oleh T. gondii. Infeksi kongenital sendiri terjadi secara intra uterin melalui plasenta (Levine, 1990).

Setelah terjadi infeksi T. gondii ke dalam tubuh akan terjadi proses yang terdiri dari tiga tahap yaitu parasitemia, di mana parasit menyerang organ dan jaringan serta


(25)

memperbanyak diri dan menghancurkan sel-sel inang. Perbanyakan diri ini paling nyata terjadi pada jaringan retikuloendotelial dan otak, di mana parasit mempunyai afinitas paling besar. Pembentukan antibodi merupakan tahap kedua setelah terjadinya infeksi. Tahap ketiga rnerupakan fase kronik, dimana telah terbentuk kista-kista yang menyebar di jaringan otot dan syaraf yang sifatnya menetap tanpa menimbulkan peradangan lokal. Secara garis besar, infeksi yang terjadi sesuai dengan cara penularan dan gejala klinisnya. Adapun toksoplasmosis dapat dikelompokkan atas; toksoplasmosis akuisita (dapatan) dan toksoplasmosis kongenital. Baik toksoplasmosis dapatan maupun kongenital sebagian besar merupakan asimtomatis atau tanpa gejala. Dimana keduanya dapat bersifat akut dan kemudian menjadi kronik atau laten. Gejala yang nampak sering tidak spesifik dan sulit dibedakan dengan penyakit lain (Chahaya I, 2003).

Toksoplasmosis dapatan biasanya tidak diketahui karena jarang menimbulkan gejala. Tetapi bila seorang ibu yang sedang hamil mendapat infeksi primer, maka ada kemungkinan bahwa 50% anak yang akan dilahirkan mengalami toksoplasmosis kongenital. Gejala yang dijumpai pada orang dewasa maupun anak-anak umumnya ringan. Gejala klinis yang paling sering dijumpai pada toksoplasmosis dapatan adalah limfadenopati dan rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala (Zaman dan Keong, 1988).

Pada infeksi akut, limfadenopati sering dijumpai pada kelenjar getah bening daerah leher bagian belakang. Gejala tersebut di atas dapat disertai demam, mialgia, malaise. Bentuk kelainan pada kulit akibat toksoplasmosis berupa ruam makulopapuler yang mirip kelainan kulit pada demam tifoid sedangkan pada jaringan paru dapat terjadi pneumonia interstisial (Chahaya I, 2003).

Gambaran klinis toksoplasmosis kongenital dapat bermacam-macam. Ada yang tampak normal pada waktu lahir dan gejala klinisnya baru timbul setelah beberapa minggu sampai beberapa tahun. Ada gambaran eritroblastosis, hidropsfetalis dan trias klasik yang terdiri dari hidrosefalus, korioretinitis dan


(26)

perkapuran intrakranial atau tetrade sabin yang disertai kelainan psikomotorik (Zaman dan Keong, 1988). Toksoplasmosis kongenital dapat menunjukkan gejala yang sangat berat dan dapat menimbulkan kematian penderitanya karena parasit telah tersebar luas di berbagai organ penting dan juga pada sistem syaraf penderita (Chahaya I, 2003).

Gejala susunan syaraf pusat sering meninggalkan kecacatan, seperti retardasi mental dan gangguan motorik. Kadang-kadang hanya ditemukan sikatriks pada retina yang dapat kambuh pada masa anak-anak, remaja atau dewasa. Korioretinitis karena toksoplasmosis pada remaja dan dewasa biasanya akibat infeksi kongenital (Chahaya I, 2003).

Akibat kerusakan pada berbagai organ, maka kelainan yang sering terjadi dapat bermacam-macam jenisnya. Kelainan pada bayi dan anak-anak akibat infeksi pada ibu selama kehamilan trimester pertama dapat berupa kerusakan yang sangat berat sehingga terjadi abortus atau lahir mati, atau bayi dilahirkan dengan kelainan seperti ensefalomielitis, hidrosefalus, kalsifikasi serebral dan korioretinitis. Pada anak yang lahir prematur, gejala klinis lebih berat dari anak yang lahir cukup bulan dan dapat disertai hepatosplenomegali, ikterus, limfadenopati, kelainan susunan syaraf pusat dan lesi mata (Chahaya I, 2003).

Infeksi T. gondii pada individu dengan imunodefisiensi menyebabkan manifestasi penyakit dari tingkat ringan, sedang sampai berat, tergantung kepada derajat imunodefisiensinya (Chahaya I, 2003).

2.3.5. Pengobatan

Tidak ada agen toksoplasmosis yang dapat dibuktikan memberikan efek terapi sepenuhnya bagi pengobatan infeksi toksoplasma terhadap manusia. Walaupun obat-obatan sulfonamid bersifat kuratif dalam penelitian toksoplasmosis yang dilakukan pada tikus. Adapun pirimetamin dengan sulfa dosis ganda tampak menunjukkan hasil terhadap beberapa kasus. Hasil yang baik pada infeksi-infeksi okular telah dilaporkan


(27)

berdasarkan regimen pengobatan seperti berikut: pirimetamin, dimana dosis awalnya 50 mg, 6 jam kemudian diberikan 25 mg, lalu 25 mg ditambahkan dengan 6 mg dan dikombinasikan dengan sulfonamid selama 2 minggu. Oleh karena itu anemia makroskopik dapat disebabkan oleh pirimetamin dengan dosis tinggi. Maka sangat penting untuk melakukan pemeriksaan darah rutin saat terapi dijalankan dan terapi harus segera dihentikan apabila ada tanda-tanda anemia (Faust and Russel, 1964).

2.3.6. Prognosis

Toksoplasmosis akut pada bayi umumnya fatal, meskipun ibu tidak menunjukkan gejala. Infeksi prenatal pada anak, meskipun jarang menimbulkan kematian, namun cacat yang terjadi biasanya bersifat permanen. Pada anak dan orang dewasa, prognosis tergantung pada jenis dan besarnya kerusakan organ yang terserang. Toksoplasmosis pada orang dewasa umumnya asimtomatis (Soedarto, 2008).

2.3.7. Pencegahan Toksoplasmosis

Dalam hal pencegahan toxoplasmosis yang penting ialah menjaga kebersihan, mencuci tangan setelah memegang daging mentah menghindari kotoran kucing, lalat, kecoak pada waktu membersihkan halaman atau berkebun. Memasak daging minimal pada suhu 66°C atau dibekukan pada suhu -20°C. Menjaga makanan agar tidak terkontaminasi dengan binatang rumah atau serangga. Wanita hamil trimester pertama sebaiknya diperiksa secara berkala akan kemungkinan infeksi dengan toxoplasma gondii. Mengobatinya agar tidak terjadi abortus, lahir mati ataupun cacat bawaan (Hiswani, 2003).

Jika anda memiliki hewan peliharaan kucing, jangan biarkan kucing anda berkeliaran di luar rumah yang dapat memperbesar kemungkinan kontak dengan toksosplasma. Mintalah angota keluarga lain untuk membantu anda membersihkan


(28)

kucing anda termasuk memandikannya mencuci kandangnya atau tempat biasa kucing berada dan mencuci tempat makannya. Beri makanan kucing anda dengan makanan yang sudah dimasak dengan baik. Lakukan pemerikasaan berkala terhadap kesehatan kucing anda. Gunakan sarung tanggan plastik ketika anda harus membersihkan kotoran kucing, sebaiknya dihindarai. Cuci tangan sebelum makan dan setelah berkontak dengan daging mentah, tanah atau kucing. Gunakan sarung tanggan plastik anda jika anda berkebun terutama jika terdapat luka di tanggan anda (Hiswani, 2003).

Untuk mencegah terjadinya infeksi dengan ookista yang berada di dalam tanah, dapat diusahakan mematikan ookista dengan bahan kimia seperti formalin, amonia dan iodin dalam bentuk larutan serta air panas 70˚C yang disiramkan pada tinja kucing (Chahaya I, 2003).


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional 1. Mahasiswi

Seseorang yang aktif menjalani kuliah berjenis kelamin perempuan di Fakultas Teknik Industri Universitas Sumatera Utara (USU) angkatan 2008.

2. Pengetahuan

Pengetahuan mengenai toksoplasmosis adalah pengetahuan yang meliputi pengertian toksoplasmosis, gejala, faktor risiko serta pencegahan. Terdiri dari sejumlah fakta dari teori yang memungkinkan seseorang dapat memahami sesuatu gejala dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan akan dilampirkan dalam bentuk kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan.

Hasil pengukuran dinyatakan dalam tingkat pengetahuan, yang benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai pengetahuan mahasiswi terhadap tingkat pengetahuan mengenai toksoplasmosis dapat diukur dengan metode skoring terhadap jawaban yang telah diberi bobot. Setiap jawaban yang diperoleh responden, maka ukuran tingkat pengetahuan mahasiswi mengenai toksoplasmosis dibagi atas 3 tingkatan.

Mahasiswi Fakultas Teknik Industri USU

Pengetahuan mengenai Toksoplasmosis


(30)

Adapun tingkatan pengetahuan menurut Pratomo, (1990) yaitu :

a. Baik, apabila responden menjawab pertanyaan dengan benar, sebagian atau seluruhnya (skor jawaban responden >75%), berarti responden menjawab 8-10 pertanyaan dengan benar.

b. Sedang, apabila responden menjawab pertanyaan dengan benar sebagian (skor jawaban responden 40-75%), berarti responden menjawab 4-7 pertanyaan dengan benar.

c. Kurang, responden menjawab pertanyaan sebagian kecil (skor jawaban responden <40%), berarti responden hanya dapat menjawab 3 pertanyaan dengan benar.


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross- sectional (potong lintang). Dimana tiap subjek hanya diobservasi satu kali dengan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat pemeriksaan.

4.1.2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksankan pada bulan agustus 2010 di Fakultas Teknik Industri Universitas Sumatera Utara USU

4.1.3. Populasi dan sampel penelitian 4.1.3.1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswi stambuk 2008 Fakultas Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.

4.1.3.2. Sampel

Sampel diambil dengan metode (total sampling). Adapun besar sampel yang diperlukan dihitung berdasarkan rumus dibawah ini (Wahyuni, 2007):


(32)

Dimana :

n = besar sampel minimum

Z1 - α/2 = nilai distribusi normal baku (table Z) pada α tertentu p = harga proporsi di populasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan dikehendaki sebesar 95%

sehingga untuk Zα dua arah diperoleh nilai Z1 - α/2 = 1,645. Nilai P yang ditetapkan adalah 0,5 karena penelitian belum mengetahui proporsi sebelumnya, selain itu karena penggunaan p = 0,5 mempunyai nilai p.(1-p) paling besar sehingga dihasilkan besar sampel paling banyak. Kesalahan absolute yang diinginkan adalah 10% . Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian adalah :

Dengan demiikian, besar sampel yang diperlukan pada penelitian ini adalah 96, 04 orang dan dibulatkan menjadi 97 orang.

4.2. Metode Pengumpulan Data 4.2.1. Pengumpulan Data

Jenis data dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan melalui dengan kuesioner kepada sampel penelitian.


(33)

4.2.2. Metode Analisa Data

Pengelolaan data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif, dengan menggunakan Program Statistic Package for Social Sciense (SPSS). Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang.


(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Teknik Industri USU yang terletak di Medan, Sumatera Utara. Fakultas ini berdiri dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Muda Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia No.83303/ S tertanggal 26 Agustus 1959 tentang persiapan berdirinya Fakultas Teknik di Medan. Fakultas ini bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara dan resmi didirikan pada tanggal 1 September 1959. Selain teknik Industri saat ini terdapat 5 Departemen lainnya di Fakultas Teknik USU yaitu: Departemen Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Kimia, dan Arsitektur.

5.1.2. Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Fakultas Teknik Industri Stambuk 2008 yang terpilih, yaitu sebanyak 97 responden. Jumlah responden diperoleh dari perhitungan sampel dengan metode Simple Random Sampling. Dari keseluruhan responden yang ada, diperoleh gambaran mengenai karakteristiknya meliputi: usia, riwayat serta sumber informasi. Data lengkap mengenai karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini.


(35)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok

umur

f (frekuensi) %

18-19 47 47,5

20-21 44 45,5

22-23 6 6,2

Jumlah 97 100

Pada Tabel 5.1. diatas didapati bahwa kelompok umur terbanyak Mahasiswi Fakultas Teknik Industri stambuk 2008 pada usia 18-19 tahun, yaitu sebanyak 47 responden (47,5%). Sedangkan usia dengan persentase terendah pada usia 22-23 tahun, sebanyak 6 responden (6,2%).

Pada penelitian ini juga ditanyakan mengenai sumber informasi responden mengenai toksoplasmosis. Distribusinya dapat dilihat pada Tabel 5.2. dibawah ini.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Sumber Informasi f (frekuensi) %

Media elektronik 35 36,1 Media cetak

Keluarga Lain lain

21 23 18

21,6 23,7 18,6

Jumlah 97 100

Tabel 5.2. diatas menunjukkan bahwa media elektronik (radio, televisi, internet) memberikan persentase terbesar sebagai sumber informasi bagi Mahasiswi yaitu sebanyak 35 responden (36,1%).


(36)

5.1.3. Hasil Analisa data

5.1.3.1. Gambaran Pengetahuan Responden Mengenai Toksoplasmosis

Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner penelitian terdapat 10 pertanyaan mengenai pengetahuan Mahasiswi terhadap toksolasmosis. Pertanyaan-pertanyaan yang ada didalam kuesioner tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden dapat dilihat pada Tabel 5.3. dibawah ini.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Pertanyaan

Skoring

1 0

f % f %

1. Pertanyaan mengenai toksoplasmosis 79 81,4 18 18,6 2. Gejala toksoplasmosis 67 69,1 30 30,9 3. Orang dengan berisiko tinggi terkena

toksoplasmosis 61 62,9 36 37,1 4. Penyebab dari toksoplasmosis 67 69,1 30 30,9 5. Tiga bentuk siklus hidup toksoplasmosis 62 63,9 35 36,1 6. Efek yang paling banyak ditimbulkan oleh

toksoplasmosis pada wanita hamil 59 60,8 38 39,2 7. Bentuk kecacatan pada bayi akibat

toksoplasmosis 71 73,2 26 26,8 8. Kategori toksoplasmosis 52 53,6 45 46,4 9. Makanan yang berisiko untuk terjadinya

toksoplasmosis 75 77,3 22 22,7 10. Salah satu cara penularan toksoplasmosis 85 87,6 12 12,4


(37)

Pada Tabel 5.3. diatas diberikan skor untuk tiap-tiap pertanyaan yaitu 1 dan 0. Diberikan skor 1 bila responden menjawab dengan benar atau skor 0 jika tidak menjawab pertanyaan atau menjawab salah. Berdasarkan Tabel 5.3. di atas pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor 10,1 dan 9, yaitu sebanyak 85 (87,6%), 79 (81,4%) dan 75(77,3%) responden. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah (skor 0) adalah pertanyaan nomor 8 yaitu sebanyak 45 dari 97 responden yang ada atau sebesar 46,4%.

Adapun tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang dan kurang. Tingkat pengetahuan baik apabila responden dapat menjawab 8-10 pertanyaan dengan benar. Sedang, apabila responden mampu menjawab 4-7 pertanyaan dengan benar. Dan kurang, apabila responden hanya dapat menjawab 3 pertanyaan dengan benar.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap Mahasiswi Fakultas Teknik Industri stambuk 2008 pada tahun 2010, maka tingkat pengetahuan responden mengenai toksoplasmosis dapat dikategorikan pada Tabel 5.4. di bawah ini.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan f %

Baik 37 38,1

Sedang 59 60.8

Kurang 1 1,0


(38)

Dari Tabel 5.4. tersebut dapat dilihat bahwa pengetahuan dengan kategori kurang memiliki persentase paling kecil yaitu 1,0%, pengetahuan yang dikategorikan baik sebanyak 38,1% dan pengetahuan yang dikategorikan sedang memiliki persentase terbesar, yaitu 60,8%. Sehingga, dapat disimpulkan gambaran pengetahuan Mahasiswi Fakultas Teknik Industri stambuk 2008 pada Tahun 2010 adalah sedang. Persentase tingkat pengetahuan responden dapat dilihat pada gambar 5.1. dibawah ini

sedang

60,8 %

baik

38,1 %

kurang 1 %

Tingkat Pengetahuan Responden


(39)

5.2. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok umur 18 – 19 tahun merupakan responden terbesar, yaitu sebanyak 47 responden (47,5%). Dimana mayoritas responden adalah remaja tahap akhir, yaitu berkisar 18-21 tahun (Monks, 1999).

Setelah dilakukan penelitian, didapatkan hasil bahwa gambaran pengetahuan mahasiswi Fakultas Teknik Industri USU tergolong sedang, yaitu sebanyak 59 responden (60,8%). Sementara itu, sebanyak 37 responden (38,1%) gambaran pengetahuan responden tergolong baik, sedangkan untuk gambaran pengetahuan kurang dengan jawaban responden kurang dari 40% dalam penelitian ini hanya 1 responden (1%). Gambaran pengetahuan yang tergolong sedang tersebut mungkin didukung oleh faktor usia dan fasilitas seperti sumber informasi, serta status pendidikan responden yang seluruhnya merupakan mahasiswi.

Pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.2. , terlihat bahwa dari 97 responden, 42 responden (42,3%) diantaranya berusia 19 tahun, dan didominasi oleh responden yang memperoleh informasi dari media elektronik, yaitu sebesar 35 responden (36,1%). Hal ini sejalan dengan pernyataan Notoatmodjo (2003), dimana pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor pendidikan dan fasilitas. Menurut Notoatmojo, secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah. Selain itu, fasilitas juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi perilaku seseorang. Hal ini sesuai dengan penelitian mengenai prevalensi toksoplasmosis yang dilakukan oleh Gandahusada (1978) terhadap sejumlah wanita pribumi dan keturunan etnis cina. Dimana didapati prevalensi toksoplasmosis pada wanita peribumi sebesar 18% dan 2% pada wanita etnis cina.


(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan pada responden pada Tahun 2010 mengenai toksoplasmosis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia terbanyak pada usia 18-19 tahun yaitu 47 responden (47,5%).

2. Sumber informasi mengenai toksoplasmosis terbanyak melalui media elektronik (internet, radio dan televisi) sebesar 35 responden (36,1%).

3. Dari 97 responden didapati bahwa pengetahuan baik sebanyak 37 responden (38,1%), kategori sedang sebanyak 59 responden (60,8%) serta dengan tingkat pengetahuan kurang hanya 1 responden (1,0%).

6.2. Saran

Dikarenakan sedikitnya jumlah mahasiswi Teknik Industri berpengetahuan baik mengenai Toksoplasmosis yaitu sebesar 38,1% maka diharapkan pada instansi terkait untuk dapat mengadakan penyuluhan mengenai Toksoplasmosis kepada Mahasiswi Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Budijanto, S K, 1994. Toksoplasmosis : Suatu Masalah Kesehatan Masyarakat Yang Potensial. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia. Tahun XXII No. 10.

Chahaya, Indra. 2003. Epidemiologi Toxoplasma Gondii. Available from:

Maret 2010].

Faust, E.C., and Russel, P.F., 1964. Craig and Faust’s Clinical Parasitology 7th Edition. Lea & Febiger: 306.

Gandahusada, S., Ilahude, H. D.,& Pribadi, W. 2003. Parasitologi kedokteran . Edisi Ke -3. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 60.

Hiswani. 2003. Toksoplasmosis Penyakit Zoonosis yang Perlu Diwaspadai oleh Ibu

Hamil. Available from:

Kurniawan. 2009. Tiga ratus juta orang terkena toksoplasmosis. Available from:

[Accesed: 18 Maret 2010].

Levine. N.D. 1990. Buku Pelajaran Parasitoloqi veteriner. Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta: 95-100.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta: 68 – 89.

Notoatmodjo, S. 2003. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Dalam: Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta: 121-128.

Nusmawati, D., 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland (edisi 25). Jakarta: EGC, 1106.

Paniker, C.K.J.,2002 texbook of Medical Parasitology 5th. Jaypee Brothers Medical publisher (P) LTD: 89-95.


(42)

Rasmaliah. 2003. Toksoplasmosis dan Upaya Pencegahannya. Available from: http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rasmaliah7.pdf

Rochiman, S. 2006. Toksoplasmosis penyebab keguguran dan kelainan bayi Penanganan, penatalaksanaan, Pencegahan, dan pengobatan. Airlangga University Press, Surabaya.

[Accesed: 28 maret 2010].

Sastroasmoro. S., & Ismael. S. 2008. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis (edisi ke -3). Sagung Seto, Jakarta: 59 – 100.

Soedarto. 2008. Parasitologi Klinik. Airlangga University Press, Surabaya: 95-99. Soeharsono, S.1995. Toksoplasmosis Ibu Hamil di Indonesia. Available from:

Sutanto, I., Ismid, S. I, Syarifudin, S.K., Sungkar, S., 1998. Buku Ajaran Parasitologi Kedokteran (edisi -3). Jakarta:FKUI,152 – 153.

Wahyuni, Arlinda Sari. 2007. Statistika Kedokteran (disertai aplikasi dengan spss). Medan. 116 -118.

Zaman. V and Keong. 1988. Buku Penuntun Parasitologi Kedokteran. Bina cipta, Bandung.


(43)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Riska Primawati

Tempar / Tanggal Lahir : Air Tiris Pekanbaru / 1 Januari 1990

Agama : Islam

Alamat : jl. Papan no 97/6 tampn permai Panam Pekanbaru RIAU

Riwayat Pendidikan : 1. Taman Kanak-Kanak Tunas Bangsa (1994-1995)

2. Sekolah Dasar Negeri 007 Teluk Dalam Kuala Kampar Riau (1995 – 2001)

3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Kuala Kampar Riau (2001 – 2004)

4. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tambang kab.Kampar Pekanbaru Riau (2004 – 2007)


(44)

Lampiran 2

LEMBARAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

Dengan hormat,

Saya yang bernama Riska Primawati / NIM 070100225 adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU). Saat ini saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Teknik Industri Universitas Sumatera Utara (USU) Mengenai Toksoplasmosis”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran USU.

Karena itu, saya memohon kesediaan saudari untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan saudari untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan apa adanya. Informasi yang di berikan akan di rahasiakan dan hanya akan digunakan untuk penelitian ini.

Jika saudari bersedia, mohon menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesuka-relaan saudari. Saya berharap saudari bersedia mengikuti Penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang di pahami, saudari dapat bertanya langsung kepada peneliti. Atas perhatian dan kesediaan saudari menjadi partisipan ini, saya ucapkan terima kasih.

Partisipan, Medan,

...2010

Peneliti,


(45)

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWI FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI USU MENGENAI TOKSOPLASMOSIS

Petunjuk:

1. Isilah identitas pribadi anda

2. Pilihlah jawaban yang menurut anda benar No. responden :……….

DATA PRIBADI Nama :... Nim :... Umur :... Alamat :... Mengetahui informasi mengenai toksoplasmosis dari :

Keluarga / Tetangga

Media Cetak (surat kabar, majallah) Media Elektronik (televise, radio, internet) Lain – lain, sebutkan: ______________

1. Apa yang anda ketahui mengenai toksoplasmosis?

a. Penyakit yang disebabkan oleh toksoplasma gondii yang merupakan penyakit parasit paada manusia dan juga pada hewan yang menghasilkan daging bagi konsumsi manusia.

b. Penyakit yang mengenai hewan saja c. Penyakit yang mengenai manusia saja

2. Apakah yang anda ketahui tentang gejala toksoplasmosis? a. Demam

b. Asimtomatik ( tanpa gejala ) c. Diare

3. Apakah anda mengetahui siapa saja yang beresiko tinggi terkena toksoplasmosis? a. Bapak-bapak

b. Remaja c. Ibu hamil


(46)

4. Apakah anda mengetahui penyebab dari toksoplasmosis? a. Bakteri

b. Virus

c. Toksoplasma gondii

5. Sebutkan tiga bentuk siklus hidup toksoplasmosis yang anda ketahui adalah? a. Takizoit, bradizoit, dan ookista

b. Ookista, virus, dan bradizoit c. Takizoit, bradizoit, dan virus

6. Apakah anda mengetahui efek yang paling banyak ditimbulkan pada penyakit toksoplasmosis pada wanita hamil?

a. Cacat congenital (cacat pada bayi baru lahir) b. Ibu meninggal

c. Bayi dan ibu selamat

7. Apa bila anak tersebut cacat, maka biasanya bersifa? a. Permanen

b. Tidak permanen

8. Apakah anda mengetahui termasuk kategori mana toksoplasmosis? a. Virus

b. Parasit c. Bakteri

9. Makanan apakah yang beresiko untuk terjadinya toksoplasmosis? a. Daging berlemak

b. Sayur sayuran

c. Daging kurang mateng

10. Salah satu cara penularan toksoplasmosis adalah? a. Mandi di sungai atau ditempat umum

b. Memakan makanan yang kurang masak c. Memakai pakaian yang sama dengan penderita


(47)

Lampiran 4

No Umur Informasi P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Jumlah Tingkat pengetahuan

1 19 keluarga 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 sedang

2 20 keluarga 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 4 sedang

3 20 media elektronik

1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7 sedang

4 20 media elektronik

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

5 19 lain-lain 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 baik

6 20 media cetak 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 6 sedang

7 21 media elektronik

1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 5 sedang

8 19 Keluarga 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7 sedang

9 20 media elektronik


(48)

10 18 lain-lain 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 baik

11 20 lain-lain 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 4 sedang

12 21 lain-lain 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 sedang

13 20 Keluarga 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 sedang

14 19 media elektronik

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

15 20 lain-lain 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7 sedang

16 19 Keluarga 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4 sedang

17 19 media cetak 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 6 sedang

18 19 Keluarga 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 sedang

19 18 media elektronik

1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 6 sedang

20 19 media cetak 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 sedang

21 20 keluarga 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 sedang

22 19 keluarga 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 4 sedang


(49)

24 19 media cetak 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 7 sedang

25 20 media cetak 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7 sedang

26 20 media elektronik

1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 baik

27 19 lain-lain 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 baik

28 19 media cetak 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 baik

29 20 media elektronik

1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8 baik

30 19 keluarga 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 baik

31 21 media elektronik

1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 6 sedang

32 21 keluarga 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 baik

33 20 lain-lain 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 baik

34 18 lain-lain 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 baik

35 20 media elektronik

1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 baik


(50)

37 19 lain-lain 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 baik

38 19 lain-lain 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 baik

39 20 lain-lain 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 3 kurang

40 19 media cetak 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 baik

41 20 keluarga 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 5 sedang

42 20 media cetak 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 sedang

43 19 media cetak 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 sedang

44 19 media elektronik

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 baik

45 19 keluarga 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 baik

46 20 keluarga 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 baik

47 20 media elektronik

1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 5 sedang

48 19 media cetak 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 7 sedang

49 19 media elektronik


(51)

50 20 media elektronik

1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 baik

51 22 media elektronik

1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 baik

52 19 media cetak 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 7 sedang

53 19 keluarga 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 6 sedang

54 20 media elektronik

0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 baik

55 19 media elektronik

1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 baik

56 20 media cetak 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 baik

57 19 keluarga 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 6 sedang

58 20 media elektronik

0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 5 sedang

59 19 keluarga 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 7 sedang

60 19 media elektronik

0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5 sedang


(52)

elektronik

62 19 media cetak 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik

63 20 media elektronik

1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 4 sedang

64 18 media cetak 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 baik

65 20 keluarga 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 baik

66 20 media elektronik

1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 4 sedang

67 22 media cetak 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 baik

68 20 media cetak 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7 sedang

69 20 media elektronik

1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7 sedang

70 19 media elektronik

1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 baik

71 21 keluarga 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5 sedang

72 20 media cetak 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 sedang


(53)

74 19 keluarga 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 7 sedang 75 19 media

elektronik

0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 6 sedang

76 20 media cetak 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 7 sedang

77 19 media elektronik

0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 6 sedang

78 20 media elektronik

0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 5 sedang

79 19 media cetak 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7 sedang

80 20 keluarga 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 5 sedang

81 23 lain-lain 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 sedang

82 19 media elektronik

0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 baik

83 19 keluarga 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 baik

84 20 lain-lain 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 sedang

85 19 media elektronik


(54)

86 20 media elektronik

1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7 sedang

87 19 lain-lain 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 baik

88 20 media elektronik

1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 6 sedang

89 19 keluarga 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 sedang

90 22 media cetak 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 sedang

91 19 media elektronik

1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik

92 18 lain-lain 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 baik

93 20 lain-lain 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 sedang

94 19 media elektronik

0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 6 sedang

95 20 media elektronik

1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 baik

96 20 keluarga 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 sedang

97 21 media elektronik


(55)

Lampiran 5

HASIL OUTPUT

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18 5 5.2 5.2 5.2

19 42 43.3 43.3 48.5

20 38 39.2 39.2 87.6

21 6 6.2 6.2 93.8

22 5 5.2 5.2 99.0

23 1 1.0 1.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sumber Informasi sumber informasi responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Keluarga 23 23.7 23.7 23.7

media cetak 21 21.6 21.6 45.4 media elektronik 35 36.1 36.1 81.4 lain-lain 18 18.6 18.6 100.0 Total 97 100.0 100.0


(56)

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 18 18.6 18.6 18.6

1 79 81.4 81.4 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 30 30.9 30.9 30.9

1 67 69.1 69.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 36 37.1 37.1 37.1

1 61 62.9 62.9 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 30 30.9 30.9 30.9

1 67 69.1 69.1 100.0


(57)

pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 35 36.1 36.1 36.1

1 62 63.9 63.9 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 38 39.2 39.2 39.2

1 59 60.8 60.8 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 26 26.8 26.8 26.8

1 71 73.2 73.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 45 46.4 46.4 46.4

1 52 53.6 53.6 100.0


(58)

pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 22 22.7 22.7 22.7

1 75 77.3 77.3 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 0 12 12.4 12.4 12.4

1 85 87.6 87.6 100.0

Total 97 100.0 100.0

total skor pertanyaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 1 1.0 1.0 1.0

4 6 6.2 6.2 7.2

5 10 10.3 10.3 17.5

6 16 16.5 16.5 34.0

7 27 27.8 27.8 61.9

8 22 22.7 22.7 84.5

9 10 10.3 10.3 94.8

10 5 5.2 5.2 100.0


(59)

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan

tingkat pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid kurang 1 1.0 1.0 1.0

sedang 59 60.8 60.8 61.9 baik 37 38.1 38.1 100.0 Total 97 100.0 100.0


(1)

86 20 media elektronik

1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7 sedang

87 19 lain-lain 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 8 baik

88 20 media elektronik

1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 6 sedang

89 19 keluarga 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 sedang

90 22 media cetak 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 sedang

91 19 media elektronik

1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 baik

92 18 lain-lain 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 baik

93 20 lain-lain 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 sedang

94 19 media elektronik

0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 6 sedang

95 20 media elektronik

1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 8 baik

96 20 keluarga 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 5 sedang


(2)

Lampiran 5

HASIL OUTPUT

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia umur responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 18 5 5.2 5.2 5.2

19 42 43.3 43.3 48.5

20 38 39.2 39.2 87.6

21 6 6.2 6.2 93.8

22 5 5.2 5.2 99.0

23 1 1.0 1.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sumber Informasi sumber informasi responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Keluarga 23 23.7 23.7 23.7

media cetak 21 21.6 21.6 45.4

media elektronik 35 36.1 36.1 81.4

lain-lain 18 18.6 18.6 100.0


(3)

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 18 18.6 18.6 18.6

1 79 81.4 81.4 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 30 30.9 30.9 30.9

1 67 69.1 69.1 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 36 37.1 37.1 37.1

1 61 62.9 62.9 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 30 30.9 30.9 30.9

1 67 69.1 69.1 100.0


(4)

pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 35 36.1 36.1 36.1

1 62 63.9 63.9 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 38 39.2 39.2 39.2

1 59 60.8 60.8 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 26 26.8 26.8 26.8

1 71 73.2 73.2 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 45 46.4 46.4 46.4

1 52 53.6 53.6 100.0


(5)

pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 22 22.7 22.7 22.7

1 75 77.3 77.3 100.0

Total 97 100.0 100.0

pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 12 12.4 12.4 12.4

1 85 87.6 87.6 100.0

Total 97 100.0 100.0

total skor pertanyaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 1 1.0 1.0 1.0

4 6 6.2 6.2 7.2

5 10 10.3 10.3 17.5

6 16 16.5 16.5 34.0

7 27 27.8 27.8 61.9

8 22 22.7 22.7 84.5

9 10 10.3 10.3 94.8

10 5 5.2 5.2 100.0


(6)

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tingkat pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 1 1.0 1.0 1.0

sedang 59 60.8 60.8 61.9

baik 37 38.1 38.1 100.0