Graphical Network Simulator 3 GNS3 Wireshark

24 Packet Tracer merupakan aplikasi pure simulasi yang dibuat oleh Cisco. Adapun kelebihan GNS3 dibandingkan Paket Tracer adalah:: 1. Memungkinkan akses penuh ke Cisco IOS. 2. Memungkinkan design topologi yang lebih riil dengan interaksi ke sistem lain seperti OS yang ada di VirtualBox, komputer host tempat dimana GNS3 di install ataupun koneksi ke internet.

3.2.2.2 Wireshark

Wireshark adalah sebuah network packet analyzer. Network packet analyzer akan mencoba “menangkap” paket-paket jaringan dan berusaha untuk menampilkan semua informasi di paket tersebut selengkap mungkin. Sebuah network packet analyzer sebagai alat untuk memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam kabel jaringan, seperti halnya voltmeter atau tespen yang digunakan untuk memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam sebuah kabel listrik. WireShark adalah salah satu tool open source terbaik untuk menganalisa paket jaringan. Pada perancangan Tugas Akhir ini, WireShark digunakan sebagai penangkap paket data RTP. Data RTP yang telah ditangkap capture akan dianalisis nilai Quality of Service QoS. QoS yang di-capture berupa parameter yaitu : throughput, delay, dan packet loss. Cara mengetahui nilai parameter tersebut dijelaskan pada langkah-langkah berikut ini:

1. Buka aplikasi WireShark, klik tab Capture – Interfaces. Sehingga tampilan akan

menjadi seperti pada Gambar 3.3 Gambar 3.3 Hasil Capture Packet Data dengan WireShark 25 2. Lakukan pengamatan hingga beberapa menit atau setelah video selesai di- streaming.

3. Setelah selesai, pilih Capture – Stop.

4. Pilih jenis protocol yang akan dianalisis. Gambar 3.4 menunjukkan bahwa protocol yang dianalisis adalah protocol jenis UDP. Gambar 3.4 Pemilihan Protocol UDP yang dianalisis 5. Klik tab Analyze – Decode As. Decode kan protocol UDP menjadi RTP. 6. Klik tab Telephony – RTP – Show All Stream. Hasil analisis parameter packet loss dapat dilihat pada Gambar 3.5. Gambar 3.5. Untuk mendapatkan Nilai Packet Loss 26 7. Untuk memperoleh analisis parameter throughput dan delay, klik tab statistic – Summary seperti pada Gambar 3.6. Gambar 3.6. Hasil Capture untuk Mengetahui Nilai Delay dan Throughput

3.2.2.3 VirtualBox

Oracle VM VirtualBox atau sering disebut dengan VirtualBox merupakan salah satu produk perangkat lunak yang sekarang dikembangkan oleh Oracle. Aplikasi ini pertama kali dikembangkan oleh perusahaan Jerman, Innotek GmbH. Februari 2008, Innotek GmbH diakusisi oleh Sun Microsystems. Sun Microsystem kemudian juga diakuisisi oleh Oracle. Gambar 3.7 menunjukkan tampilan VirtualBox yang telah diinstal di komputer simulasi untuk membuat virtual OS Windows XP. Gambar 3.7 Tampilan VirtualBox 27 VirtualBox berfungsi untuk melakukan virtualisasi sistem operasi. VirtualBox juga dapat digunakan untuk membuat virtualisasi jaringan komputer sederhana. Penggunaan VirtualBox ditargetkan untuk server, dan desktop. Oracle VM VirtualBox adalah perangkat lunak virtualisasi, yang dapat digunakan untuk mengeksekusi sistem operasi “tambahan” di dalam sistem operasi “utama”. Sebagai contoh, jika seseorang mempunyai sistem operasi MS Windows yang terpasang di komputernya, maka yang bersangkutan dapat pula menjalankan sistem operasi lain yang diinginkan di dalam sistem operasi MS Windows tersebut. Fungsi ini sangat penting jika seseorang ingin melakukan ujicoba dan simulasi instalasi suatu sistem tanpa harus kehilangan sistem yang ada. Dengan adanya perangkat lunak mesin virtual seperti VirtualBox, tentunya sangat membantu dan berguna sekali bagi pengguna yang ingin melakukan sebuah ujicoba dan simulasi instalasi sistem operasi tertentu tanpa harus mengganggu dan kehilangan sistem operasi utama yang sudah ada. Selain itu VirtualBox juga sangat cocok digunakan untuk yang gemar bereksperimen dengan sistem operasi lain tanpa harus khawatir pada sistem operasi utama.

3.2.2.4. Microsoft Loopback

Microsoft Loopback merupakan software buatan Microsoft corporation yang digunakan sebagai virtual Adapter untuk menjalankan komunikasi data pada suatu jaringan seperti terlihat pada Gambar 3.8. Software ini dapat diinstal pada sistem operasi milik Microsoft seperti Windows 7. Gambar 3.8. Tampilan Microsoft Loopback Adapter Pada awalnya software ini tidak terdapat pada menu default windows, namun bisa ditambah jika ingin digunakan. Caranya, dengan memilih manage pada menu Computer di starup menu, kemudian add hardware legacy dan pilih Microsoft 28 Loopback. Software ini sering digunakan untuk kebutuhan penelitian jaringan. Hal ini dikarenakan pengguna tidak harus menyediakan perangkat komputer lagi atau menambahkan LAN adapter atau yang biasa disebut dengan LAN card. Tetapi, untuk model jaringan yang besar tidak dianjurkan karena akan membebani komputer tempat Microsoft Loopback ini dinstal.

3.2.2.5 Media Player VLC

Media Player VLC adalah perangkat lunak software pemutar beragam berkas file multimedia, baik video maupun audio dalam berbagai format, seperti MPEG, DivX, Ogg, dan lain-lain. VLC juga dapat digunakan untuk memutar DVD,VCD, maupun CD. VLC bersifat sumber terbuka open source dan tersedia untuk berbagai sistem operasi. Mulai dari Microsoft Windows, beragam distro Linux, Mac OS, dan beberapa sistem operasi lainnya. Dengan kata lain, VLC dapat memutar hampir seluruh jenis berkas audio maupun video yang ada seperti pada Gambar 3.9. Gambar 3.9 Streaming Video dengan Media Player VLC Salah satu kelebihan yang paling menonjol dari VLC Media Player adalah kelengkapan codec yang dimiliki. Di balik tampilan programnya yang sederhana, pemutar berkas multimedia ini dilengkapi dengan beragam fitur tambahan, seperti kemampuan subtitle, tag format, konversi, filter, skin, dapat dioperasikan melalui berbagai interface, tersedia dalam bahasa Indonesia, dan masih banyak lagi. Bahkan, program ini juga bisa dijadikan sebagai server untuk kebutuhan streaming di jaringan lokal dan internet. 29

3.3 Pemodelan Jaringan

Pada Bab III Tugas Akhir ini juga membahas tentang pemodelan jaringan yang telah dirancang. Pemodelan dibuat untuk mengetahui kinerja jaringan yang disimusilasikan berdasarkan konfigurasi yang digunakan yaitu: konfigurasi tanpa MPLS dan konfigurasi dengan MPLS Pada Gambar 3.10 ditunjukkan model yang digunakan untuk Tugas Akhir ini. Jaringan terdiri dari empat Router Cisco IOS 7200 yang dihubungkan dengan kabel serial, dua Router Cisco IOS 3600, dan dua komputer sebagai end user.. Kedua komputer tersebut terhubung sebagai server dan client dalam pembentukan hubungan komunikasi video streaming. Untuk pengaturan di setiap router dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran A. Gambar 3.10 Pemodelan Jaringan Dalam pemodelan jaringan tersebut terdapat delapan jaringan yang berbeda yaitu, Net 1, Net 2, Net 3, Net 4, Net 5, Net 6, Net 7 dan Net 8. Namun, dikarenakan penggunaan perangkat router maka jaringan menjadi satu sistem yang mampu untuk saling berhubungan satu sama lain. Jaringan Net 1 dan Net 2 merupakan jaringan LAN yang digunakan user untuk dapat masuk menuju jaringan backbone, dan jaringan Net 2, Net 3, Net 4, dan Net 5 merupakan jaringan yang menghubungkan antara server dan client yang berfungsi sebagai penerus paket data dan merutekannya. Sedangkan, Net 7 dan Net 8 sebagai pemberi traffic lain guna menambah beban pada jaringan yang telah dikonfigurasi. 30 Inisisalisai diperlukan untuk memberikan alamat di setiap interface yang ada pada jaringan. Alamat pada jaringan dirancang menggunakan IP versi 4 yang disesuai dengan kebutuhan jaringan itu sendiri. Pada jaringan ini menggunakan subnet mask 255.255.255.0 yang memungkinkan terdapat 254 host. Tabel 3.2 merupakan daftar interfaces yang digunakan pada Tugas Akhir ini. Tabel 3.2. Inisialisasi Interface Jaringan No. Router Interface IP Subnet Mask Jaringan 1 R1 F00 192.168.1.1 255.255.255.0 Net 1 Se10 192.168.2.1 255.255.255.0 Net 2 Se11 192.168.4.1 255.255.255.0 Net 4 2 R2 Se10 192.168.2.2 255.255.255.0 Net 2 Se11 192.168.3.1 255.255.255.0 Net 3 F00 192.168.10.1 255.255.255.0 Net 7 3 R3 Se10 192.168.4.2 255.255.255.0 Net 4 Se11 192.168.5.1 255.255.255.0 Net 5 F00 192.168.11.1 255.255.255.0 Net 8 4 R4 F00 192.168.6.1 255.255.255.0 Net 6 Se10 192.168.3.2 255.255.255.0 Net 3 Se11 192.168.5.2 255.255.255.0 Net 5 5 R6 F00 192.168.10.2 255.255.255.0 Net 7 6 R7 F00 192.168.11.2 255.255.255.0 Net 8

3.4 Konfigurasi Jaringan

Pada perancangan jaringan disimulasikan dua jaringan yang berbeda konfigurasinya namun memliki pemodelan jaringan yang sama, yaitu jaringan tanpa MPLS, dan jaringan dengan MPLS. Keduanya digunakan untuk layanan video streaming. Setelah simulasi dapat berjalan dengan baik dilakukan analisa dengan wireshark dan didapatkan parameter QoS untuk mengetahui kinerja jaringan.

3.4.1 Konfigurasi Jaringan Tanpa MPLS

Proses Simulasi tanpa MPLS dikonfigurasikan hanya menggunakan IP Routing dengan pemilihan protocol routing OSPF saja. IP Routing maksudnya setiap interface jaringan diinisialisasi berdasarkan konsep pemodelan yang telah diberitahukan pada Tabel 3.2. Kemudian, di-setting protocol routingnya agar 31 didapatkan table routing di setiap Router yang ada. Maka langkah berikutnya adalah pemberian beban trafik dengan cara setting IP SLA pada router R6 dan R7, kemudian test network, dan akhirnya melakukan proses streaming video dengan menggunakan media Player. Adapun tahapan perancangan jaringan tanpa MPLS dijelaskan pada sebuah diagram alir seperti pada Gambar 3.11. Secara garis besar terdapat 3 tahapan pengerjaan simulasi jaringan tanpa MPLS yaitu: 1. Pengaturan IP address di setiap interface 2. Pengaturan protocol routing OSPF 3. Setting IP SLA 4. Test network Mulai Melakukan setting interfaces setiap perangkat Setiap interfaces sudah terhubung Melakukan konfigurasi protocol routing OSPF Tabel routing sudah sesuai Ya Tidak Tidak Ya Setting IP SLA Verifikasi traffic di semulator Ya Tidak Melakukan Test Network Verifikasi Hasil Konecktifitas Selesai Ya Tidak Gambar 3.11 Diagram Alir tahapan perancangan jaringan tanpa MPLS