Throughput Delay METODOLOGI PERANCANGAN JARINGAN

46 MPLS dalam proses distribusi label di setiap paket data yang ditransmisikan. Gambar 4.4 Grafik Nilai Throughput pada Lima puluh Percobaan

4.3 Delay

Berdasarkan standarisasi yang dikeluarkan oleh Telecommunication and Internet Protocol Harmonization Over Network TIPHON pada Tabel 2.3 BABII bahwa jaringan yang telah dirancang dapat nilai kualitasnya. Pada standarisasi tersebut juga diberitahukan mengenai indeks dan kategori yang menentukan kualitas layanan yang diberikan pada pengguna jaringan. Dalam proses simulasi jaringan baik dengan konfigurasi MPLS atau tanpa MPLS seluruh hasil percobaan menunjukkan kategori sangat bagus karena seluruh hasil percobaan delay berada di bawah 150 ms. Ini berarti simulasi berjalan dengan baik dan sesuai standarisasi Internasional. Setelah dilakukan proses simulasi jaringan dengan layanan video streaming diperoleh data seperti pada Tabel D.2 di Lampiran D. Tabel D.2 didapatkan melalui software WireShark Lampiran C. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai Delay pada jaringan dengan konfigurasi MPLS lebih baik dibandingkan dengan konfigurasi tanpa MPLS. Hal tersebut terlihat dari rata-rata di lima puluh percobaan yang dilakukan. Nilai delay dengan MPLS lebih kecil yaitu 44.322 ms. Tetapi, nilai delay terbaik yang didapatkan adalah pada percobaan ke-3 jaringan dengan konfigurasi tanpa MPLS yaitu: 40,473 ms. 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 Tanpa MPLS Dengan MPLS Throughput mbps Percobaan 47 Pada Gambar 4.5 menunjukkan Delay atau latency dari jaringan yang telah distreamingkan untuk layanan video streaming. Terlihat bahwa delay pada jaringan dengan konfigurasi MPLS lebih stabil plot warna merah. Kestabilan tersebut berdampak pada kinerja jaringan yang semakin baik. Namun, harus disertai dengan delay yang lebih cepat juga. Gambar 4.5 Grafik delay pada Lima puluh Percobaan

4.3 Packet Loss

Berdasarkan standarisasi yang dibuat oleh TIPHON pada Tabel 2.4 BABII bahwa jaringan yang telah dirancang dapat nilai kualitas kehandalannya. Pada standarisasi tersebut pula diberitahukan mengenai indeks dan kategori yang menentukan kualitas layanan yang diberikan pada pengguna jaringan untuk saling berkomunikasi. Pada proses simulasi jaringan dengan konfigurasi MPLS atau tanpa MPLS seluruh hasil percobaan menunjukkan kategori yang berbeda-beda. Setelah dilakukan proses simulasi jaringan dengan layanan video streaming diperoleh data seperti pada Tabel D.3 ditunjukkan di Lampiran D. Tabel D.3 tersebut didapatkan melalui software WireShark Lampiran C. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai 10 20 30 40 50 60 70 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 Tanpa MPLS Dengan MPLS Delay ms Percobaan 48 packet loss pada jaringan dengan konfigurasi MPLS lebih baik dibandingkan dengan konfigurasi tanpa MPLS. Hal tersebut terlihat dari rata-rata di lima puluh percobaan yang dilakukan. Nilai packet loss dengan MPLS lebih kecil yaitu 2,995 . Selain itu, juga banyak ditemukan nilai packet loss sebesar 0 dalam proses transmisi yang sangat diperlukan untuk menjaga layanan tetap memberikan kualitas layanan yang baik. Pada Gambar 4.6 ditunjukkan packet loss dari jaringan yang telah distreamingkan untuk layanan video streaming. Terlihat bahwa packet loss pada jaringan dengan konfigurasi tanpa MPLS plot warna biru mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu dari percobaan ke-21 terdapat 9,07 menjadi 15,69 di percobaan ke-22. Namun kembali turun pada percobaan berikutnya. Begitu juga pada percobaan konfigurasi dengan MPLS penurunan sebesar 8,75 dari percobaan ke-21 menuju ke percobaan ke-22.. Ketidakstabilan tersebut berdampak pada kinerja jaringan yang dibentuk. Namun, harus disertai dengan delay yang lebih cepat juga untuk mengirimkan informasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi peristiwa tersebut, diantaranya adalah memori yang overload di setiap perangkat telekomunikasi. Gambar 4.6. Grafik Packet Loss pada Lima puluh Percobaan