Pembentukan Tatanan Sosial dalam Ekonomi Kesejahteraan dan Alokasi

sumber daya alam yang keluar batas, demi berlangsungnya keberlanjutan ekonomi yang maksimal dari generasi masa kini kepada generasi yang akan datang sehingga dapat memperoleh jaminan paling tidak ukuran tingkat konsumsi minimum yang terjaga dan adanya kepastian suatu sistem harga yang berlandaskan aturan yang adil secara aspek sosial ekonomi.

2. Pembentukan Tatanan Sosial dalam Ekonomi Kesejahteraan dan Alokasi

Optimal Sumber Daya Menurut Islam. Kesejahteraan ekonomi adalah studi tentang alokasi sumber daya yang optimal untuk mencapai kesejahteraan sosial. Pernyataan di mana metodologi analisis kesejahteraan sosial itu berbasis struktur preferensi dan selera individu yang terdiri dari masyarakat dan preferensi masyarakat alternatif rasional dibentuk oleh rasa sakit dan kesenangan hedonistik kalkulus individu. Landasan filosofis ekonomi kesejahteraan karena itu dilanda oleh selera dan preferensi dari dua kubu berbeda daripada agen-agen ekonomi, di satu sisi dari individu-individu yang memiliki selera dan preferensi pra-modal mereka, dan di sisi lain prioritas masyarakat memesan preferensi, sering Selaras dalam arti tertentu dengan selera dan preferensi kolektif anggotanya. 75 Hubungan sosial tidak bisa dikenakan pada individu, untuk kemudian nilai analisis kesejahteraan dalam pengaturan pasar akan hilang. akibatnya masalah alokasi sumber daya yang optimal melalui mekanisme pasar untuk mencapai akhir dari tujuan sosial tertentu akan berhenti menjadi menarik. Namun, meskipun 75 Masudul Alam Choudhury, An Islamic Social Welfare function Indianapolis: American Trust Publications, Jan.1983, h. 108. negara tidak bisa memaksakan preferensi untuk fungsi sosial pada individu adalah mungkin untuk mengubah pandangan orang, dan melalui proses perubahan politik dan sosial membawa preferensi individu dekat sesuai dengan tujuan sosial. ketika keadaan seperti itu tercapai, etika individualistik, nilai-nilai dan preferensi dikatakan benar terwakili dalam pemesanan preferensi sosial. Individualisme yang merupakan ide dasar ekonomi konvensional tidak dapat lagi bertahan, karena tidak mengindahkan adanya distribusi yang tepat, sehingga terciptalah sebuah jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin. 76 Menurutnya ada tiga prinsip dasar dalam ekonomi islam yaitu : a. Prinsip persatuan dan persaudaraan, dalam konteks ekonomi islam perinsip persatuan dan persaudaraan adalah hal terpenting dari semua hubungan dalam perekonomian karena di dalamnya diajarkan bagaiman seseorang saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lainnya dengan penuh kebenaran dan tanggung jawab terhadap Allah b. Prinsip kerja dan berproduktivitas, prinsip ini terbagi atas gaji individual harus sebanding dengan jumlah dan kategory pekerjaan yang mereka kerjakan maksudnya apa yang mereka kerjakan sebanding dengan gaji atau upah yang mereka terima c. Prinsip distribusi kekayaan, Distributive justice yaitu menghendaki adanya keadilan distribusi kekayaan melalui pembayaran zakat, sedekah dan infak agar tidak merugikan orang lain atau menabung dengan sistem bagi hasil yang 76 Refky Fielnanda, Prinsip Dasar Menurut Masudul Alam Choudhury, Tugas Resume Kuliah Ekonomi Islam Jambi: IAIN Jambi, 2010, h.1. mana tujuannya agar tidak terjadi jurang pemisah yang sangat dalam antara yang kaya dan miskin. 77 Konsep Islam menyatakan bahwa kepuasan optimal akan tercipta manakala pihak lain sudah mencapai kepuasan atau hasil optimal yang diinginkan, yang juga diikuti dengan kepuasan yang dialami oleh kita. Islam sebenarnya memandang penting adanya distribusi, kemudian lahirlah zakat sebagai bentuk dari distribusi itu sendiri. Dari kerangka tersebut, insyaAllah keberlanjutan ekonomi menurut islam dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Dan semua itu harus dibungkus oleh etika dari para pelakunya serta peningkatan kualitas sumber daya manusianya Al Harran, 1996. Utilitas yang optimal akan lahir manakala distribusi dan adanya etika yang menjadi acuan dalam berperilaku ekonomi. Oleh karena itu semangat untuk memiliki etika dan perilaku yang ihsan kini harus dikampanyekan kepada seluruh sumber daya insani dari ekonomi Islam. Agar ekonomi Islam dapat benar-benar diterapkan dalam kehidupan nyata, yang akan menciptakan keadilan sosial, kemandirian, dan kesejahteraan masyarakatnya. Pada akhirnya, laju pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi dalam Islam merupakan hal yang alamiyah sebagai hasil dari proses pemanfaatan sumberdaya secara efisisien dan penuh. 77 Masudul Alam Choudhury, Contributions to Islamic Economic Theory, h.8. Hal ini disebabkan karena tuntutan untuk mencapai kemakmuran material dalam islam menghendaki.  Tidak boleh dicapai lewat produksi barang dan jasa yang tidak sesuai dengan standar moral Islami  Tidak boleh memperlebar kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin dengan mendorong konsumsi yang mencolok  Tidak boleh menimbulkan bahaya kepada generasi sekarang dan akan datang dengan merusak lingkungan fisik dan moral mereka. 78 78 Refky Fielnanda, Prinsip Dasar Menurut Masudul Alam Choudhury, h.3-4.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN