Penghapusan Riba dan Distribusi Kekayaan Sumber Daya

Kesetaraan yang lebih terang hubungannya dengan tauhid ini erat hubungannya dengan keadilan secara merata dalam hal kepemilikan kekayaan sumber daya baik dalam penguasaan modal produksi maupun perolehan masyarakat dalam hal tingkat konsumsi. Sehingga dibutuhkan adanya langkah- langkah strategis yang mesti diimplementasikan. Choudhury mengungkapkan bahwa landasan pembentukan preferensi, mekanisme pasar dan instrumen penciptaan kekayaan dalam Islam telah diatur dan dibatasi secara alamiah oleh Allah SWT dalam ayat-ayat Al- qur‘an yang merupakan sumber hukum moral utama. Tinggal bagaimana keyakinan tersebut, yang dalam hal ini disebut dengan konsep tauhid berkembang secara keilmuan lalu berproses secara interaktif, integratif dan evolutif untuk kemudian membentuk suatu penjelasan secara ilmiah, skematis dan matematis terhadap kondisi perekonomian serta kebijakan ekonomi seperti apa yang dapat diambil demi tetap terjaganya maslahah mursalah yang menjadi tujuan maqashid syari’ah di dalam kehidupan manusia. 72

1. Penghapusan Riba dan Distribusi Kekayaan Sumber Daya

Dalam rangka membangun prinsip tauhid dan persaudaraan, Islam membuat aturan mengenai penghapusan riba dan penerapan redistribusi kekayaan individu dan nasional yang sangat penting. Islam telah menetapkan lembaga untuk membawa kebijakan ini berlaku. 73 72 Masudul Alam Choudhury, Wealth Creation in Islam Indianapolis: Indiana University, 2007, h.1-18. 73 Masudul Alam Choudhury, Contributions to Islamic Economic Theory, h.11. Menurut teori ekonomi neo-klasik, komponen distributif dari total produk bruto tahunan negara atau suatu usaha digunakan dalam tiga cara: pertama, orang berusaha mendapatkan masukan modal lebih nyata untuk produksi lebih lanjut; kedua untuk kepentingan upah; ketiga diambil oleh pengusaha dalam bentuk keuntungan, bunga dan sewa, pembentukan dengan cara ini dinilai lebih kapitalis. Kehadiran suku bunga dan pengeluaran awal dari modal yang kemudian memunculkan akumulasi secara terus menerus dari modal. Dari sistem yang demikian itu, demi untuk memfasilitasi akumulasi modal di tangan beberapa kelompok pemilik modal tertentu timbullah pengurangan upah dan pengangguran, sehingga eksploitasi pada setiap angkatan kerjapun kerap terjadi. Dengan demikan prinsip kesetaraan dan kerjasama terganggu oleh kehadiran bunga di dalam hal praktek akumulasi modal. 74 Riba dalam islam tidak berarti bunga atas modal pinjaman saja. Tetapi juga termasuk ke dalamnya setiap adanya peningkatan klaim individu atau negara terhadap kekayaan atau kepemilikan yang melampaui batasan keabsahan yang dibolehkan menurut Islam, yang kemudian batasan tersebut menjadi bahan pertimbangan pula bagi segala jenis penguasaan terhadap kepemilikan alat-alat produksi tersebut. Yang menarik, penghapusan bunga dalam Islam dianggap penting, sehingga Islam memberikan perhatian pada pelaksanaan hak dari kepemilikan pribadi. Dengan demikian penghapusan bunga tersebut mampu mengakhiri terjadinya penindasan dan eksploitasi tenaga kerja, juga berbagai eksploitasi 74 Ibid., h.12. sumber daya alam yang keluar batas, demi berlangsungnya keberlanjutan ekonomi yang maksimal dari generasi masa kini kepada generasi yang akan datang sehingga dapat memperoleh jaminan paling tidak ukuran tingkat konsumsi minimum yang terjaga dan adanya kepastian suatu sistem harga yang berlandaskan aturan yang adil secara aspek sosial ekonomi.

2. Pembentukan Tatanan Sosial dalam Ekonomi Kesejahteraan dan Alokasi