Kemampuan Komunikasi Matematis Kajian Teori

penentuan apakah siswa sudah paham terhadap konsep-konsep matematika yang telah dipelajari selama kegiatan pembelajaran Suderadjat 2004:44 berpendapat bahwa komunikasi matematika memegang peranan penting dalam membantu siswa membangun hubungan antara aspek informal dan intuitif dengan bahasa matematika yang abstrak, yang terdiri atas simbol-simbol matematika, dan uraian dengan gambaran mental dari gagasan matematika. Komunikasi matematika ini meliputi persoalan dalam skala kecil, yaitu penggunaan simbol dengan tepat dan persoalan dalam skala besar, yaitu menyusun argumen suatu pernyataan secara logis . Menurut Sumarmo Satriawati , 2003:110, komunikasi matematika merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk: a. Merefleksikan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika b. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis, konkrit, dan grafik. c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. d. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika. e. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis. f. Membuat konjektur, menyusun argumen, merurnuskan definisi, dan generalisasi. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari. Selanjutnya menurut Greenes dan Schulman Azizah , 2007:21 , komunikasi matematika adalah kemampuan untuk : a. menyatakan ide matematika melalui ucapan, tulisan, demonstrasi, dan melukiskannya secara visual dalam tipe yang berbeda, b. memahami, menafsirkan, dan menilai ide yang disajikan dalam tulisan, lisan, atau dalam bentuk visual c. mengkonstruksi menafsirkan dan menghubungkan bermacam-macam representasi ide dan hubungannya. Menurut Sullivan Mousley Ansari , 2003, komunikasi matematika bukan hanya sekedar menyatakan ide melalui tulisan tetapi lebih luas lagi, yaitu kemampuan siswa dalam hal bercakap, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan, klarifikasi, bekerja sama sharing, menulis, dan akhirnya melaporkan apa yang telah dipelajari. Adapun aspek-aspek untuk mengungkap kemampuan komunikasi matematika siswa menurut Wihatma 2004 antara lain sebagai berikut: a. Kemampuan memberikan alasan rasional terhadap suatu pernyataan.Siswa yang berfikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dalam menjawab pertanyaan, bagaimana how dan mengapa why. Hal ini senada dengan ungkapan Syah 2002:120 yang mengatakan bahwa dalam berfikir rasional, siswa dituntut supaya menggunakan logika akal sehat untuk menganalisis, menarik kesimpulan dari suatu pernyataan, bahkan menciptakan hukum- hukum kaidah teoritis dan dugaan-dugaan b. Kemampuan mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika. Model matematika merupakan abstraksi suatu masalah nyata berdasarkan asumsi tertentu ke dalam simbol-simbol matematika. Menurut CSU Monterey Bay 2006 kemampuan mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika tersebut misalnya mampu untuk menyatakan suatu soal uraian ke dalam gambar-gambar, menggunakan rumus matematika dengan tepat dalam menyelesaikan masalah, dan memberikan permisalan atau asumsi dari suatu masalah ke dalam simbol-simbol. c. Kemampuan mengilustrasikan ide-ide matematika dalam bentuk uraian yang relevan. Menurut Wardhani 2006:9, kemampuan mengilustrasikan ide-ide matematika dalam bentuk uraian yang relevan ini berupa kemampuan menyampaikan ide-ide atau gagasan dan pikiran untuk menyampaikan masalah dalam kata-kata, menterjemahkan maksud dari suatu soal matematika, dan mampu menjelaskan maksud dari gambar secara lisan maupun tertulis. Untuk melihat kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat dari indikator-indikator kemampuan komunikasi matematisnya. Indikator komunikasi matematis yang akan diukur pada penelitian menurut Depdiknas 2004:6 yang sesuai dengan jenjang pendidikan setingkat SMP adalah : a. Membuat model dari suatu situasi melalui lisan, tulisan, benda-benda konkret, grafik, dan metode-metode aljabar. b. Menyusun refleksi dan membuat klarifikasi tentang ide-ide matematika. c. Mengembangkan pemahaman dasar matematika termasuk aturan-aturan definisi matematika. d. Menggunakan kemampuan membaca, menyimak, dan mengamati untuk menginterpretasi dan mengevaluasi suatu ide matematika. e. Mendiskusikan ide-ide, membuat konjekturprediksi, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi. f. Mengapresiasi nilai-nilai dari suatu notasi matematis termasuk aturan - aturannya dalam mengembangkan ide matematika. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi matematika terjadi ketika sebuah konsep informasi matematika diberikan oleh seorang guru kepada siswa ataupun siswa dilibatkan secara aktif dalam mengerjakan matematika, memikirkan ide-ide mereka, menulis, atau berbicara dan mendengarkan siswa lain, dalam berbagi ide sehingga terjadi transformasi informasi matematika dari komunikator kepada komunikan baik secara lisan maupun tulisan. Informasi tersebut berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu permasalahan, sehingganya dari kesimpulan tersebut dapat diartikan bahwa komunikasi matematis adalah kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk: a. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar, atau ide-ide matematika; b. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode oral, tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar; c. Menggunakan keahlian membaca, menulis, dan menelaah, untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta informasi matematika; d. Merespon suatu pernyataanpersoalan dalam bentuk argumen yang meyakinkan. 2 Jenis-jenis Kemampuan Komunikasi Matematis Menurut Wood 2011 dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematis, ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu speaking Berbicara dan writing Menulis. Speaking menurut Wood 2011 dalam hal ini meliputi : 1 presenting seminars, 2 talking with colleagues and management, 3 negotiating and selling ideas. writing meliputi informal writing dan formal writing Pada Presenting seminars, ide matematika dapat dikombinasikan antara kemampuan mendengar dan berbicara dengan struktur semi formal, kemudian siswa juga mendiskusikan suatu wacana termasuk dengan kemampuan membaca. Sedangkan talking with colleagues and management mengacu pada komunikasi lisan sesama teman sekelompok dalam menyelesaikan suatu wacana. Selanjutnya pengertian dari negotiating and selling ideas adalah bekerjasama dan negosiasi dengan kelompok kecil dan mendiskusikan sesuatu masalah yang dianggap sulit, berbicara tentang ide matematika dan bagaimana memberikan ide sehingga menghasilkan pembuktian yang sederhana kemudian mengkomunikaskan hasil yang telah didapatkan dalam presentasi kelas. Ake-Larsson 2007 mengatakan bahwa cara yang dapat dinyatakan siswa dalam komunikasi adalah dengan memberikan argumen secara logika dan memberikan mereka beberapa pengalaman dalam komunikasi lisan dan tulisan. Lopatto 2003:141 menyatakan bahwa kemampuan komunikasi ada tiga, yaitu : 1 kemampuan komunikasi lisan skill at oral communication, 2 kemampuan komunikasi tulisan skill at written communication, 3 kemampuan komunikasi melihat skill at visual communication. Komunikasi yang diukur oleh peneliti adalah komunikasi matematis tertulis yang meliputi kemampuan menggambar drawing, ekspresi matematika mathematical expression, dan menulis written texts . Alasan peneliti mengambil komunikasi matematis tertulis karena peneliti dapat mengukur kemampuan siswa sesuai indikator yang ada, hemat dari segi waktu karena penilaian dapat dilakukan secara bersamaan, sedangkan pada komunikasi matematis lisan peneliti hanya melihat dari keaktifan siswa dikelas, karena keterbatasan waktu untuk melakukan penilaian terhadap masing-masing siswa. Oleh karena itu, indikator kemampuan komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. kemampuan menyatakan, mengekspresikan, dan melukiskan ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar atau model matematika lain. b. kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, atau model matematika. c. kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide. d. kemampuan menyusun argumen secara tertulis dalam menyelesaikan suatu masalah matematis.

4. Hypnosis, Hypnotis, Hypnotisme

1 Pengertian Dalam bukunya Farida dan Mukhlis 2011:3 menjelaskan bahwa hypnosis berasal darikata hypnos. Hypnos merupakan nama dewa tidur dari yunani. Secara istilah hypnosis adalah mensugesti, sedang secara definisi hypnosis adalah seni komunikasi untuk memengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadaranya dengan cara menurunkan gelombang otak dari beta menjadi alpha dan theta. Kata ini pertama kali digunakan oleh James Braid 1795-1860 seorang dokter ternama di Inggris yang mengungkapkan bahwa kondisi hypnosis adalah ketika seseorang enjadi relaks dan lebih sugestif dalam menangkap nilai-nilai positif dari saat proses pengajaran ketika diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008:501 makna hypnosis adalah keadaan seperti tidur karena sugesti, yang pada taraf permulaan seseorang akan berada dibawah kendali orang yang memberikan sugestinya, namun pada taraf selanjutnya menjadi tidak sadar sama sekali. Namun Hakim 2010:2 mengatakan bahwa kondisi hypnosis sebenarnya bukan membuat seseorang menjadi tidak sadar sama sekali, seperti yang disebutkan KBBI. Kondisi hypnosis hanyalah berpindah kesadaran, dari pikiran sadar consious mind ke pikiran bawah sadar subconsious mind. Secara sederhana hypnosis diartikan sebagai sebuah kondisi relaks, fokus dan konsentrasi , sehingga seseorang dalam kondisi hypnosis dapat dengan mudah menerima informasi, karena sensor-sensor panca indra manusia menjadi jauh lebih aktif. Hypnosis memiliki pengertian yang berbeda dari hypnotis. Namun beberapa orag beranggapan, bahwa pengertian dari keduanya adalah sama. Dalam bukunya Wong dan Hakim 2010:2 menjelaskan bahwa hypnosis berbeda maknanya dengan hypnotis. Karena hypnotis berarti pelaku kegiatan hypnosis atau orang yang menggunakan hypnosis dalam kegunaan apapun. Sementara itu, kata hypnotisme yang berasal dari kata hypnotism yang bisa diartikan sebagai segala sesuau yang berkaitan dengan kegiatan hypnosis. Terkait dengan cara kerja hipsosis, menurut John Kihlstrom Wong dan Andry, 2010:5 mengatakan bahwa : “The hypnotist does not hypnotize the individual. Rather, the hypnotist serves as a sort of coach or tutor whose job is to help the person become hypnotized”. “Hypnotis pelaku hypnosis tidak menghypnosis seseorang. Melainkan, sang hypnotis bertindak sebagai pemandu yang membantu orang tersebut untuk masuk dalam kondisi hypnosis” Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa cara kerja hypnosis sangat bergantung pada kesiapan dan kerelaan dari orang yang akan menjadi objek hypnosis. 2 Gelombang Otak Arter 100:2014 menjelaskan bahwa otak manusia terdiri dari milyaran sel otak yang disebut neuron. Setiap neuron saling berkomunikasi menjalin hubungan dengan memancarkan gelombang listrik. Gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron dalam otak inilah yang disebut gelombang otak atau brainwave. Jadi yang disebut gelombang otak adalah arus listrik yang dikeluarkan oleh otak. Apabila otak tidak lagi mengeluarkan gelombang otak, maka kita tahu bahwa otak tersebut telah mati. Gelombang otak bisa diukur dengan peralatan Electroencephalograph EEG. Getaran atau frekwensi adalah jumlah pulsa impuls perdetik dengan satuan hz hertz. Arter 100:2014 menjelaskan bahwa frekwensi otak manusia berbeda- beda untuk setiap fase sadar, rileks, tidur ringan, tidur nyenyak, trance, panik, dan sebagainya. Frekwensi otak akan selalu berbeda sesuai kondisi pikiran dan fisik seseorang. Diketahui bahwa frekuensi gelombang otak yang dihasilkan oleh neuron bervariasi dan digolongkan menjadi Gamma, Beta, Alpha, Tetha, Delta. Akan tetapi selalu ada jenis Gelombang Otak yang dominan, yang menandakan aktivitas otak saat itu. Misalnya jika kita tertidur, maka Gelombang Otak yang dominan adalah Delta. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai karakteristik lima jenis gelombang otak yang umumnya muncul pada setiap orang. a. Alpha 8 hz – 12 hz Alpha dalah Gelombang Otak Brainwave yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami relaksaksi atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai menutup atau mulai mengantuk. Manusia pada umumnya menghasilkan gelombang Alpha setiap akan tidur, tepatnya masa peralihan antara sadar dan tidak sadar. Fenomena Alpha banyak dimanfaatkan oleh para pakar hypnosis untuk mulai memberikan sugesti kepada pasiennya. Orang yang memulai meditasi meditasi ringan juga menghasilkan gelombang alpha. Frekwensi alpha 8-12 hz, merupakan frekwensi pengendali, penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Anda bisa mengingat mimpi Anda, karena Anda memiliki gelombang alpha. Kabur atau jelas sebuah mimpi yang bisa Anda ingat, tergantung kualitas dan kuantitas gelombang Alpha pada saat Anda bermimpi. Alpha adalah pikiran yang paling cocok untuk pemrograman bawah sadar. Gelombang otak Alpha juga terjadi ketika kita mengalihkan perhatian kita ke dalam, jauh dari urusan dan masalah realitas fisik sehari-hari. Gelombang Alpha dapat muncul dengan mata terbuka dan fokus pada satu tempat, namun bagi kebanyakan dari kita gelombang Alpha terjadi lebih mudah dengan mata tertutup ketika mata tertutup maka kita lebih mudah untuk menghindari gangguan dari luar. b. Beta di atas 12 hz atau dafri 12 hz sd 20 hz Merupakan Gelombang Otak Brainwave yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang terjaga penuh. Anda berada dalam kondisi ini ketika Anda melakukan kegiatan Anda sehari-hari dan berinteraksi dengan orang lain di sekitar Anda. Frekwensi beta adalah keadaan pikiran anda sekaran ini, ketika Anda duduk dan membaca skripsi ini. Gelombang beta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu high beta lebih dari 19 Hz yang merupakan transisi dengan getaran gamma , lalu getaran beta 15 hz -18 hz yang juga merupakan transisi dengan getaran gamma, dan selanjutnya lowbeta 12 hz~15 hz. Gelombang Beta di perlukan otak ketika Anda berpikir, rasional, pemecahan masalah, dan keadaan pikiran di mana Anda telah menghabiskan sebagian besar hidup Anda. c. Gamma 20 hz -40 hz Gelombang Gamma cenderung merupakan yang terendah dalam amplitudo dan gelombang paling cepat. Gelombang gamma dalah gelombang otak brainwave yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktivitas mental

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 6 61

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 2 45

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 17 52

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 31 59

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Ar-Raihan Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 51

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Baradatu Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 50

JUDUL INDONESIA : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014)

1 8 48

PENGARUH PENGGUNAAN METODE HYPNO-NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA ( Kasus Pada Siswa Kelas VIII SMP IT Baitul Muslim Way Jepara Lampung Timur Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

3 60 103

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014)

0 12 51

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 28 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 5 54