karenanya keterlambatanketidakmampuan dalam menyuntikkan modal dapat sangat mempengaruhi kemampuan proyek untuk mencapai penutupan keuangan
financial closure.
c. Risiko Operasi dan Teknologi
Risiko operasi dan teknologi mengacu pada ketidakmampuan proyek untuk berfungsi secara berkelanjutan pada tingkat produksi yang diinginkan dan dalam
parameter yang telah dirancang. Risiko tersebut biasanya muncul dalam proyek- proyek yang menggunakan teknologi kompleks pembangkit listrik atau proyek
kilang, misalnya; untuk proyek-proyek jalan, pelabuhan, dan bandara, risiko tersebut biasanya berada dalam tatanan yang lebih rendah. Risiko teknologi
biasanya timbul karena tingkat barunya atau kemungkinan akan usangnya teknologi, yang sering terlihat dalam proyek-proyek telekomunikasi. Apabila
teknologi yang digunakan bersifat mapan, fokus analisis biasanya menentukan kehandalan dan keberlanjutan dari platform teknologi selama masa tenor hutang.
d. Risiko Pasar
Risiko pasar biasanya muncul karena ketidakcukupan permintaan untuk produkjasa, perubahan struktur industri, atau volatilitas harga untuk input dan
juga output. Mengingat sifat jangka panjang dari pembiayaan proyek, sumber utama dari risiko pasar adalah kemungkinan perubahan dramatis dalam pola
permintaan untuk produk, baik karena usangnya produk tersebut atau karena terciptanya kapasitas mendadak dan besar, yang bisa sangat mempengaruhi
tingkat ekonomis proyek. Untuk kemudahan analisis, proyek dapat dikelompokkan menjadi dua kategori: pertama, yang memproduksi komoditas
contoh: proyek-proyek gas alam cair dan proyek kilang, dan kedua, proyek di mana monopoli alami tertentu ada misalnya jalan, pelabuhan, bandara atau
proyek transmisi listrik atau gas. Sementara kategori pertama proyek terpapar sebagian besar risiko yang teridentifikasi di atas, risiko pasar untuk proyek jenis
11
kedua lebih kepada masalah sisi permintaan, dengan harga biasanya tergantung kepada peraturan atau masalah politik.
e. Risiko Pihak Lawan
Seperti dibahas sebelumnya, proyek melibatkan sejumlah pihak yang terikat dengan struktur kontrak. Oleh karena itu, evaluasi kekuatan dan kehandalan
partisipan dalam proyek tersebut penting dalam memastikan kualitas kredit proyek. Pihak lawan proyek biasanya meliputi pemasok bahan baku, offtakers
utama, dan kontraktor EPC. Bahkan sponsor bisa menjadi sumber risiko karena kebutuhan untuk menyediakan modal selama tahap konstruksi. Karena proyek
pada dasarnya memiliki struktur yang kompleks, masalah di pihak lawan dapat menempatkan kelayakan proyek dalam posisi berisiko. Risiko pihak lawan
biasanya ditangani melalui jaminan kinerja, letter of credit dan mekanisme keamanan pembayaran seperti penggunaan escrow, paling umum terlihat dalam
kasus proyek pembangkit listrik. Namun, telah diamati bahwa upaya pengendalian risiko melalui kontrak, seberapapun kuatnya, mungkin tidak efektif
dalam mengisolasikan proyek dari risiko ini, kecuali proyek secara fundamental kompetitif dalam hal biaya dan masuk akal secara komersial untuk semua peserta
proyek.
f. Risiko Politik dan Peraturan