Pembiayaan Proyek .1 Modal Sendiri Kelebihan modal sendiri Resiko Proyek

kurang dari 1 tahun, sementara pasar modal lebih dari 1 tahun.jatuh tempo kredit untuk investasi berjangka panjang, dan untuk krperluan modal kerja berjangka pendek. Tetapi harus diingat bahwa kredit jangka pendek yang selalu diperpanjang pada akhirnya menjadi kredit jangka panjang. Pengembangan proyek energy sendiri biasanya dilakukan dengan kredit jangka panjang. Pembiayaan proyek berasal dari dua macam sumber, yaitu modal sendiri dan pinjaman. Untuk mendukung pengembangan proyek sebagian besar masih mengandalkan pinjaman perbankan. Hanya sebagian kecil yang mengandalkan pasar modal. 2.2 Pembiayaan Proyek 2.2.1 Modal Sendiri Saham merupakan penyertaan modal sendiri dalam pemilikan perusahan. Saham mewakili kerugian maupun keuntungan yang diperoleh dan proposional dengan porsi kepemilikian. Dalam hal ini kepemilikan perusahaan identik dengan pemilikan proyek. Saham yidak memiliki jatuh tempo tertentu. Untuk melepaskan pemilikan saham pemegangan haru menjualnya kepada pihak lain. Penerbit saham tidak memiliki kewajiban melunasi saham yang dikeluarkan kecuali jika terjadi likuidasi. Pemegang saham berhak menetapkan pemakaian keuntungan yang di peroleh. Pemegang saham memiliki hak menentukan banyaknya keuntungan yang akan dibagikan maupun yang diakumulasi sebagai keuntungan yang ditahan. Pemegang saham mempunyai hak. Rapat umum pemegang saham dan memperoleh pembagian kekayaan jika perusahaan diikuidasi atau dibubarkan.

a. Kelebihan modal sendiri

Kelebihan modal sendiri antara lain: - Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi sehingga tidak menjadi beban perusahaan; 4 - Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana diperoleh dari setoran pemilik modal; - Tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan waktu yang relatif lama; - Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal yang ditanamkan pemilik akan tertanam lama dan tidak ada masalah seandainya pemilik modal mau mengalihkan ke pihak lain.

b. Kekurangan modal sendiri

Kekurangan modal sendiri antara lain : - Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam jumlah tertentu sangat tergantung dari pemilik dan jumlahnya relative terbatas; - Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon pemilik baru calon pemegang saham baru sulit karena mereka akan mempertimbangkan kinerja dan prospek usahanya ; - Kurang motivasi pemilik, artinya pemilik usaha yang menggunakan modal sendiri motivasi usahanya lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan modal asing.

2.2.2 Modal Pinjaman

Modal pinjaman dapat berasal dari pasar kredit atau pasar sekurita. Pinjaman pasar kredit atau pasar sekuritas. Pinjaman pasar kredit biasanya dari lembaga keuangan yang member pinjaman seperti layaknya bank. Pinjaman kepada pasar kredit untuk suatu proyek tertentu biasanya disertai kajian kelayakan proyek dari segi teknis dan ekonomi. Kajian kelayakan dijadikan bahan pertimbangan pemberi pinjaman. Hal ini yang perlu dipertimbangkan adalah jaminan pengembalian pinjaman. Pinjaman lain berasal dari pasar sekuritas. Obligasi merupakan salah atu instrument pasar modal berbentuk pinjaman. Instrument pinjaman itu umumnya member bunga tetap berupa bunga kupon dan memiliki jatuh tempo tertentu. Obligasi adalah suatu surat pengakuan pinjaman uang masyarakat dalam bentuk tertentu. Karena penerbitan obligasi menyangkut kepentingan banyak orang maka diperlukan mekanisme perlindungan kepada masyarakat sebagai pemilik sumber dana. Sejalan 5 dengan hal tersebut, emiten yang menerbitkan obligasi harus memiliki perjanjian trust dengan trustee. Yang bertindak selaku pihak yang diberi kepercayaan mewakili kepentingan pemegang obligasi. Untuk menjamin pembayaran bunga maupun pokok pinjaman, emitemen diwajibkan menyediakan jaminan berupa kekayaan emitemen dan dari penjamin jika dipandang perlu. Pendanaan proyek dengan pinjaman dapat mencapai 60-80 dari biaya proyek. Pinjaman dapat beraal dari lembaga investasi seperti dana pensiun dan perusahaan asuransi, bank komersial, IFC dan bank regional.

2.2.3 Perkembangan Struktur Modal Proyek Energi

Sebagian besar proyek permiyakan di Negara berkembang sebelum tahun 1970-an didominasi dan perusahaan minyak internasional. Proyek dibiayai modal sendiri dari sumber pembiayaan internal kas perusahaan. Pemerintah dalam rangka mengawasi cadangan minyak mulai berperan dalam pembiayaan proyek perminyakan pada awal 1970-an. Pemerintahan terlibat dalam impor minyak untuk menjamin ketersediaan minyak yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi. Kemudian dikembangkan proyek patungan antara perusahaan minyak internasional dan pemerintah. Tetapi dana pemerintah semakin terbatas. Pemerintah mulai mengurangi campur tangan pendanaan proyek perminyakan sejak tahun 1990-an. Kini pihak swasta yang tampil. Harga minyak yang cenderung melemah, isu lingkungan hidup yang kian deras, meningkatnya biaya eksplorasi dan produksi dan perkembangan politik yang mendorong partisipasi domestic, membuat proyek pendanaan perminyakan tidak dapat lagi dibiayai internal ka perusahaan minyak internasional . pembiayaan proyek perminyakan jauh lebih sulit dan melibatkan pemanfaatan berbagai sumber dana, masyarakat dan komersial. Gambar 1.1 adalah skema pendanaan proyek perminyakan sebelum 1970. 6 Gambar 1.1 Skema perminyakan sebelum 1970 Proyek perminyakan dan proyek kelistrikan di Negara berkembang sejak semula sudah berbeda. Struktur pasarnya diatur pemerintah. System pendanaan proyek kelistrikan lebih banyak menggunakan sumber pendanaan internal perusahaan, anggaran pemerintah, dan pinjaman resmi pemerintah dari lembaga keuangan bilateral dan multilateral. 7 Gambar 1.2 menggambarkan system pendanaan proyek kelistrikan pada 1990-an yang memasukkan tidak hanya sumber dana sendiri tetapi juga dana pinjaman. Gambar 1.2 Skema Pendanaan Proyek Kelistrikan tahun 1990

2.3 Resiko Proyek

Sebagai pemilik proyek, investor akan menghadapi risiko internal dan eksternal dalam pengembangan suatu proyek energy. Risiko internal adalah risiko yang muncul akibat factor-faktor dari dalam proyek itu sendiri, termasuk risiko geologi, teknologi dan infrastruktur serta finansial. Risiko eksternal adalah risiko yang terjadi karena factor-faktor luar. Risiko politik dan ekonomi termasuk dalam risiko eksternal. Risiko dalam rantai industri energi berbeda untuk sisi hulu dan hilir. Sisi hulu mempunyai risiko terbesar karena menyangkut kegiatan eksplorasi yang mungkin saja gagal menemukan cadangan energy atau meleset dari perkiraan semula sehingga mengubah keekonomian proyek. Risiko yang sangat besar cenderung muncul akibat dominasi risiko geologi, teknologi, dan infrastruktur 8 Risiko geologi terjadi karena cadangan yang sudah diperkirakan pada tahap eksplorasi awal proyek pada kenyataannya berbeda. Kondisi geologi bawah tanah yang berbeda dengan inerpretasi awal akan melahirkan risiko atas keberhasilan suatu proyek, Risiko teknologi dan infrastruktur terjadi karena tidak sesuainya teknologi dan infrastruktur yang digunakan sehingga proyek tidak dapat menghasilkan secara maksimal seperti yang telah diperhitungkan dalam rencana awal. Untuk memenuhi supaya hasil yang dicapai sesuai dengan rencana awal, digunakan teknologi dan infrastruktur berbiaya tinggi sehingga keekonomian proyek menjadi marjinal. Risiko financial muncul apabila ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan berubahnya pendapatan danatau biaya proyek. Risiko finansial pada dasarnya mengubah indikator keekonomian proyek dan dalam beberapa hal menyebabkan proyek tidak layak dilanjutkan. Kalau proyek hendak dilanjutkan maka yang perlu diperhatikan adalah keuntungan operasi paling sedikit harus mampu membayar kembali biaya marjinal. Risiko politik memberikan dampak makro terhadap semua kegiatan proyek. Sedangkan risiko ekonomi hanya memberikan dampak mikro dan terbatas pada industri atau proyek tertentu. Risiko politik terjadi apabila pemerintah host government mengambil alih hak pemilik proyek secara paksa. Pengambilan tersebut menurut hukum internasional harus disertai dengan kompensasi finansial yang wajar kepada pemilik proyek berdasarkan nilai pasar. Pemilik proyek memang harus menghadapi sejumlah risiko, tetapi tidak sendiri. Pemilik sumber dana pun harus menghadapi risiko, khususnya dari segi keuangan. Alokasi risiko keuangan atara pemilik sumber dana dan pemilik proyek disini tergantung tingkat risiko yang harus ditanggung. Tiga tingkat risiko perlu diperhatikan. Pertama, berapa porsi total investasi proyek yang dibiayai dengan pinjaman. Kedua, seberapa besar control yang dapat dilakukan oleh pemilik dana terhadap arus kas dan aset proyek. Ketiga, kelengkapan data proyek dapat saja 9 berbentuk informasi mengenai sertifikasi cadangan energy, struktur pasar dari hasil produk, dan kolateral keuangan yang diperlukan untuk jaminan proyek. Kekuatan pembiayaan proyek terletak terutama pada kemampuan proyek untuk menghasilkan dan mempertahankan arus kas, di mana hal ini terpapar risiko- risiko berikut: ‐ Risiko penyelesaian ‐ Risiko pendanaan dan pembiayaan ‐ Risiko operasi dan teknologi ‐ Risiko pasar ‐ Risiko pihak lawan ‐ Risiko politik dan regulasi ‐ Risiko force majeure

a. Risiko Penyelesaian