15 nilai Durbin Watson yang diperoleh melalui hasil estimasi model regresi.
Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan nilai n statistik Durbin-
Watson. Menurut Jonathan Sarwono dan Herlina Budiono 2012:179 ketentuan akan terjadi autokorelasi jika nilai Durbin-Watson : 1 DW 3.
2 Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi hubungan linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan
hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen.
2. Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono 2012:159 mengatakan bahwa: “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
a Pengujian secara parsial Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh signifikan
secara parsial atau satu pihak dari masing-masing variabel independen X dengan variabel dependen Y. Hipotesis nol H
tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif H
1
menunjukkan adanya pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi Klasik a Uji Normalitas
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai signifikansi Asymp. Sig. 2-tailed dari uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,392 dan lebih besar dari 0,05. Karena
nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
b Uji Multikolinieritas Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh seperti terlihat pada tabel 4.5
diatas nilai tolerance ketiga variabel bebas 0,1 dan nilai VIF semua variabel 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas
pada data.
16 c Uji Heterokedastisitas
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar merata baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedaktisitas pada model regresi.
d Uji Autokorelasi Berdasarkan output di atas, diperoleh nilai koefisien Durbin Watson d
sebesar 1,186. Nilai tersebut berada di antara 1 dan 3, hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat masalah gejala autokorelasi pada data.
2. Analisis Korelasi a Korelasi antara Jumlah Kepemilikan NPWP dengan Penerimaan
Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Pada tabel di atas, dapat dilihat koefisien korelasi yang diperoleh adalah sebesar 0,457 termasuk dalam kategori hubungan yang sedang dikarenakan ada
pada interval korelasi antara 0,40-0,599. Koefisien korelasi bertanda positif yang menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi adalah searah yang artinya semakin
banyaknya jumlah pemilik NPWP, akan diikuti oleh semakin tingginya penerimaan pajak penghasilan orang pribadi. Dengan demikian dapat
disimpulkan adanya hubungan positif yang sedang antara jumlah kepemilikan NPWP dengan penerimaan pajak penghasilan orang pribadi.
b Korelasi antara Pemeriksaan Pajak dengan Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Pada tabel di atas, dapat dilihat koefisien korelasi yang diperoleh adalah sebesar 0,366 termasuk dalam kategori hubungan yang rendah dikarenakan ada
pada interval korelasi antara 0,20-0,399. Koefisien korelasi bertanda positif yang menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi adalah searah yang artinya semakin
banyaknya pemeriksaan pajak, akan diikuti oleh semakin tingginya penerimaan pajak penghasilan orang pribadi. Dengan demikian dapat disimpulkan adanya
hubungan positif yang rendah antara pemeriksaan pajak dengan penerimaan pajak penghasilan orang pribadi.
3. Koefisien Determinasi
Diketahui bahwa pengaruh terbesar berasal dari variabel Jumlah Kepemilikan NPWP X
1
dengan kontribusi sebesar 19,5 sedangkan Pemeriksaan Pajak X
2
memberikan kontribusi pengaruh sebesar 12,0. Hal