Keputusan Pembelian PENGARUH PENERAPAN BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN WAFER TANGO PADA PT ORANG TUA (OT) INDONESIA (STUDI KASUS DI OUTLET WILAYAH PEMASARAN KOTA BANDAR LAMPUNG)

29 2. Pencarian informasi Setelah mengenal kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan mencari informasi lebih lanjut atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen adalah kuat dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan menjadi objek itu. Jika tidak,kebutuhan itu akan mengendap dalam ingatannya. Konsumen mungkin tidak berusaha memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat aktif mencari informasi sehubungan dengan kebutuhan itu. 3. Evaluasi alternatif Setelah melalui tahap pencarian informasi, konsumen akan menghadapi sejumlah merek yang dapat dipilih. Pemilihan altematif ini mulai dari suatu proses evaluasi alternatif tertentu. Sejumlah konsep tertentu akan memahami proses ini yaitu: a. Konsumen akan berusaha untuk memuaskan kebutuhan mereka. b. Konsumen akan mencari manfaat dari suatu produk. c. Konsumen biasanya membangun seperangkat merek sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristiknya. d. Konsumen diasumsikan memiliki sejumlah fungsi kegunaan atas setiap ciri. e. Terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa pilihan merek melalui prosedur penilaian konsumen ternyata menerapkan prosedur penilaian yang berbeda untuk membuat suatu pilihan diantara sekian banyak ciri-ciri objek. 30 4. Keputusan pembelian Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek diantara merek yang tergabung dalam perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk suatu pilihan untuk membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya. 5. Prilaku paska pembelian Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen akan melakukan kegiatan membeli produk, yang menarik bagi para pemasar. Tugas para pemasar belum selesai setelah produk dibeli oleh konsumen, namun akan terus berlangsung hingga periode waktu paska pembelian. Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi. Ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks, seperti yang dinyatakan oleh Tjiptono 2008 yang membagi proses pengambilan keputusan dalam tiga jenis, yaitu pengambilan keputusan yang luas extended decision making, pengambilan keputusan yang terbatas limited decision making, dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan habitual decision making. Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis pengambilan keputusan yang paling lengkap, bermula dari pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melaui pembelian beberapa produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari informasi tentang produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya. Evaluasi produk atau merek akan mengarah pada 31 keputusan pembelian. Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi hasil dari keputusannya. Proses pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk pengambilan keputusan yang membutuhkan tingkat keterlibatan tinggi. Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha atau hanya melakukan sedikit usaha mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut. Ini biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian produk yang bersifat rutin. Dimungkinkan pula bahwa proses pengambilan keputusan terbatas ini terjadi pada kebutuhan yang sifatnya emosional atau juga pada enviromental needs Tjiptono, 2008. Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan merupakan proses paling sederhana, yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli merek favorit atau kegemarannya tanpa evaluasi alternatif. Evaluasi hanya terjadi apabila merek yang dipilih tersebut ternyata tidak sebagussesuai dengan yang diharapkan. Sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli terutama dalam pengambilan keputusan yang luas. Dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, ia akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang atau 32 membeli produk lain di perusahaan yang sama di masa mendatang. Setiap konsumen yang merasa puas cenderung akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan kepada orang lain. V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa iklan X 1 , promosi penjualan X 2 penjualan pribadi X 3 dan hubungan masyarakat X 4 , berpengaruh terhadap keputusan pembelian wafer tango pada PT Orang Tua Indonesia Y. Hal ini dibuktikan sebagaimana berikut : 1. Hasil uji regresi variabel iklan X 1 diperoleh nilai 0,499, promosi penjualan X 2 diperolah koefesien regresi sebesar 0,241, penjualan pribadi X 3 mempunyai nilai koefesien regresi sebesar 0,222, dan hubungan masyarakat X 4 mempunyai nilai koefesien regresi sebesar 0,236. 2. Besarnya pengaruh antara variabel iklan X 1 , promosi penjualan X 2 , penjualan pribadi X 3 , dan hubungan masyarakat X 4 , terhadap keputusan pembelian wafer tango pada PT Orang Tua Indonesia Y adalah sebesar 63,2 dan sisanya 36,8 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t terhadap masing- masing variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian wafer tango pada PT Orang Tua Indonesia Y, dikarenakan nilai t hitung t tabel. 4. Hasil uji secara simultan dengan menggunakan uji F terdapat pengaruh pada semua variabel bebas terhadap keputusan pembelian wafer tango pada PT Orang Tua Indonesia Y, karena nilai F hitung F tabel. 5. Hasil uji pada nilai R Square 0,399. Nilai tersebut menunjukkan variabel iklan X 1 , promosi penjualan X 2 penjualan pribadi X 3 dan hubungan masyarakat X 4 yaitu dapat menjelaskan terhadap keputusan pembelian sebesar 39,3, sedangkan sisanya yaitu sebesar 60,7 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, artinya nilai ini dapat naik atau turun apabila satu variabel bebas ditambahkan ke dalam model yang diuji. 6. Diketahui dari seluruh variabel yang diteliti, bahwa variabel iklan, promosi penjualan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat yaitu variabel iklan memiliki pengaruh paling dominan terhadap Koefisien Regresi sebesar 0,499, sedangkan variabel yang paling lemah dalam mempengaruhi terhadap keputusan pembelian konsumen adalah penjualan pribadi yaitu sebesar 0,222.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah : 1. PT OT Indonesia dapat menganalisis dan mengembangkan serta meningkatkan bauran promosi yaitu iklan, promosi penjualan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat yang baik untuk dapat meningkatkan komitmen pelanggan terutama kepada konsumen Wafer Tango. 2. Perusahaan diharap dapat mempertahankan keunggulan produk yang telah melekat dibenak konsumen, karena pada dasarnya pelanggan akan berproses dalam memilih suatu produk sebelum sampai pada tahap loyalitas, seperti tahap penggunaan produk, tahap pembelian berulang, tahap mereferensikan produk kepada orang lain, dan mempertahankan produk yang ingin dibeli. 3. Sebagaimana hasil dari penelitian ini PT OT agar dapat mempertahankan variabel iklan karena yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, dan dapat meningkatkan lagi terhadap penjualan pribadi untuk dapat lebih menarik konsumen terhadap keputusan pembelian produk wafer Tango. DAFTAR PUSTAKA Arya, Wincof. 2009. Kualitas Pelayanan Pelanggan. Indeks. Jakarta. Artanto, Dian. 2009. Meraih Market Leader. Andi. Yogyakata. Fandy Tjiptono. 2008. Strategi Bisnis Pemasaran. Andi. Yogyakarta. Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Edisi ke-3. Badan. Penerbit UNDIP. Semarang. Kasali, Rhenald. 2007. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Analisa perencanaan, Implementasi dan control. Edisi Kesembilan. Jilid 1 dan jilid 2. Indeks. Jakarta. . 2000. Manajemen Pemasaran Jilid II Edisi Kesebelas. Indeks. Jakarta. Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran 2. Edisi Keduabelas. PT Indeks. Jakarta. Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Andi. Yogyakata. Majalah SWA. 2011. Daftar Harga Food And Beverages Merek-Merek Terkenal. http:swa.co.id . Di akses tanggal 6 Oktober 2012. Mc. Daniel, Lamb, Hair. 2001. Pemasaran. edisi pertama. Salemba Empat. Jakarta. Mowen, Jhon C dan Michael C Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Penerbit Erlangga. Jakarta. Militina, Theresiana. 2005. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Membeli Konsumen. TH IX No. 3. h. 719-732. Muhidin SA dan Abdurrahman M. 2007. Analisis Koerlasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Pustaka Satia. Bandung.