Untuk memperoleh benang karet dengan mutu tinggi serta dapat bersaing dipasaran maka selama proses pembuatan benang karet harus selalu memperhatikan
beberapa faktor seperti bahan-bahan pengisi serta bahan-bahan pendukung lainnya. Dari hal tersebut di atas penulis ingin menganalisis kandungan padatan total
lateks kompon pada tangki after cooling, yang mana kandungan padatan total lateks kompon ini erat kaitannya dengan berat dan keelastisan benang karet yang dihasilkan
1.2 Permasalahan
Pada proses pembuatan benang karet terdapt beberapa bagian unit pengolahan yang meliputi : unit laboratorium kandali mutu, unit kompon, unit ekstrusi, dan unit
laboratorium fisika. Untuk menghasilkan benang karet yang bermutu baik, lateks tidak boleh mengalami penggumpalan dalam proses produksi. Oleh sebab itu dalam proses
pembuatan benang karet, lateks terlebih dahulu dibuat kompon dengan formulasi tertentu. Pencampuran antar lateks pekat dengan beberapa bahan kimia yang disebut
dengan lateks kompon berlangsung di unit kompon. Adapun tujuan dari pencampuran tersebut adalah :
1. Untuk memperoleh hasil yang mempunyai sifat yang diinginkan 2. Memungkinkan pemasakan kompon
3. Memudahkan pengerjaan pengolahan Penambahan bahan kimia tersebut terdiri dari dua tahap, yaitu tahap kompon
inaktif dan tahap kompon aktif. Pada kompon in-aktif ditambahkan bahan-bahan kimia seperti sulfur, titanium dioksida, sunproof, dan lain-lain, kemudian setelah semua bahan
Universitas Sumatera Utara
tercampur homogen, selanjutnya kompon dialirkan menuju kompon aktif. Pada tahap inilah terjadi pemasakan dan untuk mengetahui apakah kompon sudah masak, dilakukan
suatu pengukuran yang disebut dengan swelling dan setelah melewati tahap ini, masuk kedalam tahap ekstrusi dan setelah itu diperiksa di unit fisika sebagai hasil produksi.
Apabila ukuran masak kompon terlalu tinggi, maupun terlalu rendah mutu benang karet yang dihasilkan juga tidak baik.
Untuk itu permasalahan yang ingin diangkat dalam penulisan karya ilmiah ini adalah apakah kadar Kandungan Padatan Total pada kompon aktif sesuai dengan standar
PT. Industri Karet Nusantara dan pengaruhnya terhadap kualitas benang karet yang akan dihasilkan.
1.3. Batasan Permasalahan
Dalam hal ini penulis membatasi penulisan karya ilmiah ini hanya pada pemeriksaan kadar TSC kompon aktif dan pengaruh penurunan kadar TSC terhadap benang karet yang
dihasilkan.
1.4. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan karya ilmiah hasil praktek kerja lapangan yang penulis lakukan di Rubber Thread Factory RTF PTP.Nusantara III adalah untuk
mengetahui cara penentuan kadar TSC kompon aktif dengan metode gravimetric dan pemanasan serta pengaruh penurunan kadar TSC terhadap benang karet yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat Penulisan