1.5. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui kadar Kandungan Padatan Total kompon aktif yang sebenarnya sesuai dengan standar PT.
Industri Karet Nusantara.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Baku Benang Karet
Lateks merupakan salah satu bahan baku yang digunakan untuk pembuatan benang karet, sebelum lateks digunakan menjadi benang karet atau bahan jadi karet lainnya,lateks
tersebut terlebih dahulu dipekatkan dan disebut lateks pekat. Lateks adalah cairan berwarna putih yang menyerupai susu yang dihasilkan dari
pohon karet bila disadap atau dilukai. Lateks merupakan sistem koloid yang kompleks, yang terdiri dari partikel karet dan bahan –bahan karet yang terdispersi dalam cairan yang
disebut serum. Bahan bukan karet jumlahnya relatif kecil, sebagian besar terlarut dalam serum,lainnya teradsorbsi dalam permukaan partikel karet.
Tabel 2.1 Komposisi Karet
No Nama Bahan Kadar
1 2
3 4
5 6
7 Karet Kering
Air Protein dan senyawa nitrogen
Lipid dan terpen Senyawa anorganik
Karbohidrat PH
25 – 40 60- 70
1,0 – 1,5 1,0 – 1,5
0,1 – 0,5 1,0 – 2,0
6,7 -7,5
Universitas Sumatera Utara
Lateks yang telah dipekatkan mempunyai kadar karet kering KKK minimum 60 dan berupa cairan yang mantap.
Tujuan dari pemekatan lateks antara lain : 1. Untuk memperoleh kadar karet kering sekurang-kurangnya 60
2. Untuk mengurangi kenaikan biaya produksi 3 Untuk mengetahui jumlah air ditambahkan pada pengenceran latek samp kadar
yang dikehendaki. Penggolongan lateks pekat didasarkan atas cara pemekatan. Dalam perdagangan dijumpai
4empat cara pemekatan lateks pekat, yaitu : a. Pemusingan Centeifuging
Dengan menggunakan alat pemusing, lateks kebun dipusingkan dengan kecepatan kira- kira 6000 – 7000 putaran tiap menit. Karena daya sentrifugal, lateks dipisahkan menjadi
dua bagian, lateks pekat dan serum. Keeuntungan cara ini adalah lateks pekat yang diperoleh mengandung sedikit zat padat yang ada dalam serum dan juga kadar protein
yang rendah, serta bebas dari kotoran dan endapan. Sering untuk kebutuhan tertentu dilakukan pemusingan ulangan.
b. Pendadihan Creaming Prinsip dengan cara ini adalah bahwa kedalam lateks dibubuhkan bahan-bahan yang
disebut dengan bahan pendadih. Setelah itu tidak lama kemudian lateks akan terpisah menjadi dua lapisan. Lapisan atas terdiri dari lateks dadih, dan lapisan bawah terdiri dari
serum. Bermacam-macam bahan pendadih yang telah digunakan untuk maksud ini antara
Universitas Sumatera Utara
lain adalah natrium alginate, ammonium alginate, metil selulosa. Lateks dadih yang dihasilkan dalam waktu yang baik, mempunyai kadar jumlah zat padat sebanyak 62-63.
Pada umumnya lateks dadih mempunyai viskositas yang lebih besar, dan masih mengandung bahan-bahan karet yang tidak berasal dari bahan pendadihnya.
c. Penguapan Evaporating Cara pengambilan lateks dengan menguapkan air yang ada didalam latekslateks
kebun dengan kata lain mengurangi kadar air dengan melakukan pemanasan. d. Dekantasi Listrik
Pemekatan lateks denan cara ini disebabkan karena pengaruh medan listrik yang diberikan diantara elektroda yang dimasukkan di dalam lateks. Oleh karena butir karet
bermuatan negatif,maka akan ditarik elektroda positif. Dapat dikatakan, bahwa cara dekantasi listrik ini serupa dengan pendadihan tanpa penambahan bahan pendadih.
Lateks pekat yang mengandung zat padat sejumlah 62-63. Lateks pekat dekantasi listrik mempunyai kemantapan mekanis yang lebih besar daripada lateks pekat pusingan.
Dari keempat cara tersebut di atas, yang paling banyak digunakan dalam industri adalah cara pemusingan centrifuge, karena kapasitas produksinya tinggi, viskositas lateks
rendahtidak kental dan hasil lateksnya murni tidak tercampur endapan dan kotoran. Mutu lateks pusingan ini ditentukan berdasarkan pengujian yang ditetapkan oleh ASTM
D.1976 – 1980 dan ISO 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Parameter dan Standart Mutu Beberapa defenisi dari parameter mutu lateks pekat yaitu :