Metode dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.2 Sampel

Malo mengatakan mengambil sebagian saja dari populasi sering disebut sampel. Malo, 1985:152. Pemilihan sampel dilakukan secara acak karena tidak memungkinkan meneliti secara keseluruhan data yang ada, sehingga diambillah sebagian dari data yang memiliki karakter yang sama untuk diteliti. Karakter yang dimaksud adalah iklan produk makanan dan minuman yang memiliki bintang iklan BI, narator Nr, teks audiovisual TAV, dan konteks yang akan membentuk suatu peristiwa tutur.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data berupa gambar dan suara yang terdapat pada iklan televisi. Oleh karena itu, metode yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah metode simak. Disebut metode simak karena metode tersebut berupa penyimakan, yaitu menyimak penggunaan bahasa Sudaryanto, 1993:133. Dalam hal ini, peneliti menyimak penggunaan bahasa di dalam iklan televisi produk makanan dan minuman. Untuk mengembangkan metode simak digunakanlah teknik sadap sebagai teknik dasar. Dikatakan teknik sadap karena peneliti secara langsung melihat situasi dan mendengar percakapan yang terjadi dalam iklan produk makanan dan minuman untuk mempelajari dan memeriksa penggunaan bahasa di dalamnya. Selanjutnya, digunakan teknik simak bebas libat cakap SBLC. Dalam teknik simak bebas libat cakap SBLC, peneliti tidak terlibat dalam proses dialog, konversasi, atau imbal wicara. Ketika teknik simak bebas libat cakap SLBC berlangsung, sekaligus dapat dilakukan pula teknik rekam. Perekaman dilakukan dengan menggunakan alat rekam tertentu. Penelitian ini menggunakan alat rekam TV Tuner. TV Tuner adalah Universitas Sumatera Utara komponen yang menerima sinyal televisi yang dapat ditampilkan pada layar komputer dan dilengkapi oleh alat perekam audiovisual http:blogger- starservice.com. Setelah digunakan teknik rekam digunakan teknik catat sebagai teknik lanjutan. Dalam teknik catat, peneliti mencatat data yaitu berupa konteks dan pertuturan yang terjadi dalam iklan komersial produk makanan dan minuman di televisi. Data tersebut adalah data yang sudah dipilih. 3.4 Metode dan Teknik Analisis Data Metode yang digunakan dalam pengkajian data adalah metode padan. Metode padan adalah metode yang alat penentunya di luar terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa langue yang bersangkutan Sudaryanto, 1993:13. Teknik yang digunakan adalah teknik pilah unsur penentu. Adapun alatnya ialah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya Sudaryanto, 1993:22. Data-data yang dipakai memiliki tokoh bintang iklan, narator Nr, teks audiovisual TAV dan konteks yang membentuk peristiwa tutur. Data 1 Trans TV, 11 Januari 2010 . BI 1 : Garing…ngapain ya? BI 2 : Woi… nongkrong gini serunya…? BI 1-5 : Fruit tea dulu…hahaha musik BI 6 : Woi… Senen ke arah mane…? BI 1 : Senen ke...kemaren. Hari ini kan Selasa… para pemuda SMA tertawa. BI 7 : Woi… Ini daerah pulo Gadung pa bukan? BI 1 : La…ni kan pulo Jawa… para pemuda SMA tertawa. BI 8 : Cari ribut lu… TAV : Fruit tea…gokil nih TAV+Logo : Sosro ahlinya teh. Universitas Sumatera Utara Konteks: Lima orang pemuda SMA yang sedang bosan dan jenuh berkumpul di kantin. Supaya mereka tidak bosan dan jenuh temannya menawarkan minuman, dan mereka pun menikmati minuman Fruit Tea yang membuat ekspresi wajah mereka kembali ceria. Disaat mereka sedang menikmati minuman itu ada seorang pemuda berkacamata dan botak mengendarai mobil bak terbuka yang berhenti di depan mereka dengan bermaksud menanyakan posisi pasar Senin. Para pemuda itu menjawab tetapi tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pemuda berkacamata itu. Pemuda berkacamata itu berlalu dan para pemuda SMA tertawa. Kemudian ada seorang pemuda penampilannya seperti preman berkacama mata hitam dengan mengendarai sepeda motor dan bertanya juga kepada para pemuda SMA itu dan jawaban yang didinginkan pun tidak sesuai. Para pemuda SMA itu tertawa. Alhasil, bodyguard pemuda berkacamata itu marah, dan para pemuda SMA diam ketakutan. Pemuda berkacamata hitam dikawal para bodyguard duduk di samping lima pemuda SMA sambil menikmati Fruit Tea. Dari data di atas didapatkan satu peristiwa tutur yang memiliki delapan komponen, yaitu: S Setting and scene, yaitu berkenaan dengan waktu, tempat, dan situasi tuturan. Waktu peristiwa tutur terjadi di siang hari, tempatnya di warung, situasi tuturan pada bintang iklan BI berbicara dengan intonasi keras. P Participants, yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam pertuturan, bisa pembicara, pendengar, penyapa, dan pesapa, atau pengirim dan penerima pesan. Pembicara dan pendengar ada delapan orang di dalam iklan produk minuman tersebut dan ditambah lagi pemirsa yang melihat dan mendengarkan iklan itu. E End, merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan. Maksud dari iklan produk minuman tersebut adalah ingin menghibur para penonton dan para pemirsa tertarik membeli produk tersebut. A Act Sequence, mengacu pada bentuk dan isi ujaran atau topik. Topik dalam iklan tersebut adalah para pemuda SMA setelah meminum fruit tea pikirannya berubah memakai logika. K Key, meliputi nada, cara, dimana suatu pesan disampaikan. Pesan disampaikan pembicara dengan senang hati tapi dengan nada mengejek penanyanya. Universitas Sumatera Utara I Instrumentalities, mengacu pada bahasa yang digunakan atau variasi bahasa seperti dialek, ragam, atau register. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia dan mengunakan dialek Jakarta yang merupakan unsur bahasa Betawi. N Norm of Interaction and Interpretation, mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi. Setelah penanya bertanya maka penerima pesan menjawab artinya ada hubungan peran penerima dan pengirim pesan. G Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian berupa percakapan. Percakapan dilakukan secara bergantian yang disampaikan dengan ragam santai dan kemudian berubah menjadi ragam formal. Bahasa yang dipakai oleh bintang iklan 1, 2, 7, dan 8 menggunakan dialek Jakarta yang merupakan unsur bahasa Betawi. Dan juga menggunakan bahasa gaul atau slang seperti kata garing, nongkrong, dan gokil yang biasa dipakai dalam ragam santai atau ragam kasual. Bahasa gaul yang ada pada masyarakat diambil dan berasal dari dialek Jakarta. Setelah para bintang iklan BI melakukan percakapan di akhir peristiwa tutur produk Fruit Tea itu muncullah teks audiovisual TAV yang digunakan untuk mengangkat citra produk minuman tersebut. Kalimat itu yaitu “Sosro ahlinya teh” yang merupakan ragam formal. Peralihan ragam santai ke ragam formal pada peristiwa tutur produk minuman itu disebut alih kode. Faktor yang mempengaruhi beralihnya ragam santai ke ragam formal adalah munculnya TAV teks audiovisual sebagai peserta tutur pihak ketiga setelah berlangsungnya peristiwa tutur antara bintang iklan BI pada iklan tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PILIHAN BAHASA PADA PERISTIWA TUTUR DALAM IKLAN PRODUK

KOMERSIAL PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DI TELEVISI

4.1 Pilihan bahasa

Menurut Sumarsono dan Paina 2002:200-204 terdapat tiga jenis pilihan bahasa dalam kajian sosiolinguistik. Pertama yang disebut alih kode code switching. Kedua yang disebut campur kode code mixing. Jenis ketiga adalah variasi dalam bahasa yang sama variation within the same language.

4.1.1 Alih Kode dalam Iklan Komersial Produk Makanan dan Minuman di Televisi

Alih kode dalam iklan televisi berupa kalimat bahasa asing dan bahasa daerah. Berikut kutipan peristiwa tutur dalam iklan komersial makanan dan minuman. Data 2 GlobalTV, 08 Januari 2010 BI 1 : Shila aku mau nembak cewek...kamu mau ya? pura-pura jadi dia sambil memakaikan topeng bergambarkan gadis itu. BI 2 : Ih...apaan sih.. BI 1 : Mmmm...kita kan udah lama kenal memegang dua es krim Conello. Kamu mau gak nge-date ma aku? BI 2 : terlihat kesal lalu membuka topengnya Kamu latihan aja ma cewek lain. Haa... melihat fotonya ada di topeng itu, kaget, menarik napas, lalu tersipu malu BI 1 : memberikan es krim Conello Nr : soundtrack Show youre love dengan Walss Conello Royale Sweaatheart Brownies. Visual + Teks : Es krim Conello berbentuk hati Conello Show youre love. Universitas Sumatera Utara