Persalinan Manajemen Aktif Kala Tiga Terdiri dari Tiga Langkah Utama:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Definisi Proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus. Proses persalinan dapat dibagi menjadi empat kala yang berbeda, diantaranya yaitu kala III. Kala tiga persalinan dimulai saat proses kelahiran bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal sebagai kala persalinan plasenta. Kala tiga persalinan berlangsung rata-rata antara 5-10 menit. Akan tetapi, kisaran normal kala tiga sampai 30 menit. Risiko perdarahan meningkat apabila kala tiga lebih lama dari 30 menit, terutama antara 30 dan 60 menit Varney, 2008: 825 Keuntungan-keuntungan Manajemen Aktif Kala III yaitu persalinan kala tiga yang lebih singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah dan mengurangi kejadian retensio plasenta JNPK, 2007: 124.

B. Manajemen Aktif Kala Tiga Terdiri dari Tiga Langkah Utama:

1. Memberikan Oksitosin Serahkan bayi yang telah terbungkus kain kepada ibu untuk diberi ASI, kemudian letakkan kain bersih diatas perut ibu, periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain. Jika tidak ada janin kembar maka beritahu pada ibu bahwa ia akan Universitas Sumatera Utara disuntik oksitosin segera dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir 10 unit IM pada 13 paha atas bagian luar aspektus lateralis JNPK, 2007: 125. 2. Penegangan Tali Pusat Terkendali PTT Pindahkan klem penjepit untuk memotong tali pusat saat kala dua pada tali pusat sekitar 5 – 20 cm dari vulva, letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu beralaskan kain tepat diatas simfisis pubis. Gunakan tangan untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan pada tali pusat. Setelah terjadi kontraksi yang adekuat, tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain pada dinding abdomen menekan uterus ke arah lumbal dan kepala ibu dorso- kranial. Bila plsenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali sekitar dua atau tiga menit bersilang untuk mengulangi penegangan tali pusat terkendali. Ada beberapa cara untuk mengetahui lepasnya plasenta yaitu dengan perasat kustner, perasat strassman dan perasat klein. Perasat kustner dapat dilakukan dengan cara tangan kanan menegangkan tali pusat, tangan kiri menekan daerah di atas simfisis. Bila tali pusat tidak masuk lagi ke dalam vagina berati plsenta telah lepas, sedangkan dengan perasat strassmant yaitu dengan cara tangan kanan mengangkat tali pusat, tangan kiri mengetuk fundus uterus. Bila terasa getaran pada tangan kanan, berati plsenta belum lepas. Damn perasat klein dengan cara ibu diminta mengejan, tali pusat akan turun. Bila berhenti mengejan, tali pusat masuk lagi, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus Mansjoer, 2009: 294. Universitas Sumatera Utara Saat mulai kontraksi uterus menjadi bulat atau tali pusat menjulur tegangkan tali pusat ke arah bawah, lakukan tekanan dorso-kranial hingga tali pusat makin menjulur dan korpus uteri bergerak ke atas yang menandakan plsenta telah lepas dan dapat dilahirkan. Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, lahirkan plsenta dengan mengangkat tali pusat keatas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya untuk meletakkan dalam wadah penampung. Karena selaput ketuban mudah robek, pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plsenta hingga selaput ketuban terpilin menjadi satu. Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput ketuban. Jika selaput ketuban robek dan tertinggal di jalan lahir saat melahirkan plasenta, dengan hati-hati periksa vagina dan serviks dengan seksama. Gunakan jari-jari tangan anda atau klem DTT atau steril atau forsep untuk keluarkan selaput ketuban yang teraba. Apabila plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit, berikan 10 U oksitosin IM dosis kedua. Periksa kandung kemih, jika ternyata penuh, gunakan teknik aseptik untuk memasukkan kateter Nelaton disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk mengosongkan kandung kemih. Ulangi kembali penegangan tali pusat dan tekanan dorso-kranial seperti yang diuraikan diatas. Nasehati keluarga bahwa rujukan mungkin diperlukan jika plasenta belum lahir setelah waktu 30 menit. Pada menit 30 coba lagi melahirkan plsenta dengan melakukan penegangan tali pusat untuk terakhir kalinya. Jika plasenta tetap tidak lahir, rujuk segera. 3. Rangsangan Taktil Masase Fundus Uteri Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase fndus uteri, letakkan telapak tangan pada fundus uteri, jelaskan tindakan pada ibu, katakan bahwa ibu mungkin akan merasa tidak nyaman karena tindakan yang diberikan. Anjurkan Universitas Sumatera Utara ibu untuk menarik nafas dalam, perlahan serta rileks. Dengan lembut tapi mantap gerakkan tangan dengan memutar pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi. Periksa plasenta dan selaputny untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh, periksa plasenta sisi maternal yang melekat pada dinding uterus untuk memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh tidak ada bagian yang hilang. Pasangkan bagian-bagian plasenta yang robek atau terpisah untuk memastikan tidak ada bagian yang hilang. Periksa plsenta sisi foetal yang menghadap ke bayi untuk memastikan tidak adanya kemungkinan lobus tambahan suksenturiata. Evaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya, periksa uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan uterus berkontraksi, jika uterus masih belum berkontraksi baik, ulangi masase fundus uteri. Ajarkan ibu dan keluarganya cara melakukan masase uterus sehingga mampu untuk segera mengetahui jika uterus tidak berkontraksi baik. Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama satu jam pasca persalinan. Jika uterus tidak berkontraksi lakukan penatalaksanan atonia uteri JNPK, 2007: 130.

C. Pengertian Bidan