c Dilihat dari segi jangka waktu 1. Kredit Jangka Pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka
waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja,
2. Kredit Jangka Menengah, kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun,
3. Kredit Jangka Panjang, kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang memiliki masa
pengembalian antara tiga sampai lima tahun. d Dilihat Dari Segi Jaminan
1. Kredit Dengan Jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau
tidak berwujud, 2. Kredit Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan
barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik
si calon debitur selama ini.
3. Risiko Kredit
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dahlan Siamat 2005 : 358, Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko yang dikaitkan dengan
kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Dahlan Siamat 2005 : 359, Risiko kredit dapat timbul karena beberapa hal :
a. Adanya kemungkinan pinjaman yang diberikan oleh bank atau obligasi surat hutang yang dibeli oleh bank tidak terbayar,
b. Tidak dipenuhinya kewajiban dimana bank terlibat didalamnya bisa melalui pihak lain, misalnya kegagalan memenuhi kewajiban pada
kontrak derivatif. c. Penyelesaian settlement dengan nilai tukar, suku bunga, dan produk
derivatif. Bentuk risiko kedit yang lain adalah settlement risk yang timbul ketika
dua pembayaran dengan valuta asing dilakukan pada hari yang sama, risiko ini terjadi ketika counter party pihak lain mungkin mengalami
default setelah institusi melakukan pembayaran. Pada hari penyelesaian settlement, besarnya kerugian default counter party pihak lain sama
dengan nilai penuh yang harus dibayar. Sedangkan besarnya exposure sebelum settlement hanya sebesar nilai netto dari kedua pembayaran
tersebut. Dalam penelitian ini tingkat risiko kredit dihitung dengan NPL Non
Peforming Loan dikarenakan NPL dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kredit yang bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan
aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank.
Universitas Sumatera Utara
Rumus yang digunakan untuk mengukur NPL adalah sebagai berikut :
Non Performing Loan = ayaan
TotalPembi Nonlancar
Pembiayaan x 100
NPL berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan. Semakin tinggi NPL maka semakin menurun kinerja atau profitabilitas perbankan.
Hal ini sejalan dengan adanya kredit bermasalah yang semakin besar dibandingkan dengan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan
kesempatan untuk memperoleh pendapatan income dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan berpengaruh buruk pada
rentabilitas profitabilitas bank. Agar kinerja berapor biru, maka setiap bank harus menjaga NPL-nya di bawah 5. Hal ini sejalan dengan
ketentuan bank Indonesia.
4. Likuiditas 4.a. Pengertian Likuiditas