Likuiditas a. Pengertian Likuiditas
Rumus yang digunakan untuk mengukur NPL adalah sebagai berikut :
Non Performing Loan = ayaan
TotalPembi Nonlancar
Pembiayaan x 100
NPL berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan. Semakin tinggi NPL maka semakin menurun kinerja atau profitabilitas perbankan.
Hal ini sejalan dengan adanya kredit bermasalah yang semakin besar dibandingkan dengan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan
kesempatan untuk memperoleh pendapatan income dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan berpengaruh buruk pada
rentabilitas profitabilitas bank. Agar kinerja berapor biru, maka setiap bank harus menjaga NPL-nya di bawah 5. Hal ini sejalan dengan
ketentuan bank Indonesia.
4. Likuiditas 4.a. Pengertian Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, sebagaimana
dikemukakan oleh Sofyan Syafri Harahap 1997 : 301. Menurut Kasmir 2002 : 48, suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank
yang bersangkutan dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula
memenuhi semua permohonan kredit yang memang layak untuk dibiayai.
Universitas Sumatera Utara
4.b. Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir 2008 : 129, “ rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
kewajiban utang jangka pendek ”. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama
utang yang sudah jatuh tempo. Rasio likuiditas ini berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada hubungan dengan perusahaan
seperti kreditor dan distributor atau supplier. Menurut Kasmir 2008: 132, tujuan dan manfaat hasil rasio
likuiditas adalah : 1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. 2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar memperhitungkan persediaan atau piutang.
3. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
4. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
5. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.
Universitas Sumatera Utara
6. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa
periode. 7. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari
masing – masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
8. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat
ini. Berikut ini diuraikan beberapa jenis – jenis rasio likuiditas, yaitu :
a. Rasio Lancar Current Ratio Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban – kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka
pendeknya. Current ratio yang mana adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100. Ini juga berarti bahwa perusahaan mampu melunasi
semua hutang jangka pendek tanpa harus mengganggu operasi perusahaan. Tapi perlu diperhatikan bahwa tingkat rasio yang tinggi
bukanlah merupakan jaminan bahwa perusahaan mampu melunasi hutang lancarnya tepat waktu.
Current Ratio =
bilities CurrentLia
ts CurrenAsse
x 100
Universitas Sumatera Utara
b. Rasio Kas Cash Ratio Rasio kas ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan surat – surat berharga yang dapat diuangkan.
Cash Ratio =
ies ntLiabilit
TotalCurre ities
tableSecur TotalMarke
TotalCash +
x 100
c. Loan to Deposit Ratio Pada dasarnya Loan to Deposit Ratio digunakan untuk mengetahui
kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada deposannya dengan menarik kembali kredit – kredit yang telah
diberikan kepada para debiturnya. Rasio ini dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Loan to Deposit Ratio = it
TotalDepos TotalLoans
x 100 5. Profitabilitas
5.a. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu hal yang mencerminkan kemampuan dari setiap perusahaan untuk menghasilkan laba. Performa manajerial
dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan kata
lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah
Universitas Sumatera Utara
perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti jumlah aktiva perusahaan maupun penjualan dan investasi, sehingga
dapat diketahui efektivitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan.
5.b. Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir 2008 : 196, “ rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen
aktiva dan hutang terhadap hasil operasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan ”. Rasio ini juga memberikan
ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Menurut Kasmir 2008 : 197, tujuan hasil rasio profitabilitas
adalah : 1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu. 2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang. 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Menurut Kasmir 2008 : 198, manfaat hasil rasio profitabilitas adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.
2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri. 5. Mengetahui produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Berikut ini diuraikan beberapa jenis – jenis rasio Profitabilitas,
yaitu : a. Return On Assets ROA
Rasio ini menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih.
Dengan kata lain, berapa laba yang diperoleh atas setiap rupiah yang tertanam dalam aktiva.
ReturnOnAssets =
s TotalAsset
NetIncome
x 100 b. Return On Equity ROE
Return On Equity ROE adalah rasio yang menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas atau
modal. Besarnya nilai Return On Equity ini dapat dihitung dengan rumus :
Universitas Sumatera Utara
Return On Equity
=
y TotalEquit
NetIncome x 100
ROE merupakan indikator penting bagi para pemilik bank, karena menunjukkan tingkat pengembalian modal atau investasi
yang ditanamkan dalam industri perbankan. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham
bahwa tingkat pengembalian investasi pada sektor perbankan tinggi. c. Net Interest Margin NIM
Menurut Mandala dan Prathama 2004 : 157, “ Net Interest Margin NIM adalah rasio yang menunjukkan berapa persen
pendapatan bunga bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap bank terhadap total aktiva ”. Besarnya nilai dari Net Interest Margin
perusahaan perbankan dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut :
Net Interest Margin =
s TotalAsset
penses InterestEx
come InterestIn
−
x 100
Angka NIM yang makin tinggi menunjukkan bahwa profitabilitas pada suatu bank makin baik, karena selisih antara
pendapatan bunga dengan biaya bunga semakin besar. 18
Universitas Sumatera Utara