- Pinjaman dari bank sebanyak 40 dari modal investai total
Dari Lampiran E diperoleh pinjaman bank = Rp 487.897.192.533,-
10.2 Biaya Produksi Total BPT Total Cost TC
Biaya produksi total merupakan semua biaya yang digunakan selama pabrik beroperasi. Biaya produksi total meliputi:
10.2.1 Biaya Tetap BT Fixed Cost FC
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada jumlah produksi, meliputi:
- Gaji tetap karyawan - Depresiasi dan amortisasi
- Pajak bumi dan bangunan - Bunga pinjaman bank
- Biaya perawatan tetap - Biaya tambahan
- Biaya administrasi umum - Biaya pemasaran dan distribusi
- Biaya asuransi Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya tetap, BT sebesar
= Rp 438.817.340.314,-
10.2.2 Biaya Variabel BV Variable Cost VC
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada jumlah produksi. Biaya variabel meliputi:
- Biaya bahan baku proses dan utilitas - Biaya karyawan tidak tetaptenaga kerja borongan
- Biaya pemasaran - Biaya laboratorium serta penelitian dan pengembangan litbang
- Biaya pemeliharaan - Biaya tambahan
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel, BV sebesar = Rp 86.329.301.880,-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Maka, biaya produksi total = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 438.817.340.314,- + Rp 86.329.301.880,- = Rp 525.146.642.195,-
10.3 Total Penjualan Total Sales
Penjualan diperoleh dari hasil penjualan produk Silikon Karbida yaitu sebesar Rp 929.999.978.424,-
10.4 Bonus Perusahaan
Sesuai fasilitas tenaga kerja dalam pabrik pembuatan Silikon Karbida, maka perusahaan memberikan bonus 0,5 dari keuntungan perusahaan yaitu sebesar
Rp 2.024.266.681,-
10.5 Perkiraan RugiLaba Usaha
Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh: 1. Laba sebelum pajak
= Rp 402.829.069.548,- 2. Pajak penghasilan
= Rp 112.792.139.474,- 3. Laba setelah pajak
= Rp 290.036.930.075,-
10.6 Analisa Aspek Ekonomi 10.6.1 Profit Margin PM
Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum
pajak penghasilan PPh terhadap total penjualan. PM =
penjualan total
pajak sebelum
Laba 100
PM = 424
. 978
. 999
. 929
9.548 402.829.06
x 100 = 43,31
Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 43,31 maka pra rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10.6.2 Break Even Point BEP
Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil
penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak untung dan tidak rugi.
BEP =
Variabel Biaya
Penjualan Total
Tetap Biaya
100
BEP = 880
. 301
. 329
. 86
424 .
978 .
999 .
929 314
. 340
. 817
. 438
x 100
= 52,01 Kapasitas produksi pada titik BEP
= 15.603,8613 tontahun Nilai penjualan pada titik BEP
= Rp 483.719.688.702,- Dari perhitungan diperoleh BEP
= 52,01 , maka pra rancangan pabrik ini layak untuk didirikan.
10.6.3 Return on Investment ROI
Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap
tahun dari penghasilan bersih. ROI
= investasi
modal Total
pajak setelah
Laba 100
ROI = 800
. 788
. 845
. 731
075 .
930 .
036 .
290 x 100
= 23,78 Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi
total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah: ROI 15 resiko pengembalian modal rendah
15 ROI 45 resiko pengembalian modal rata-rata
ROI 45 resiko pengembalian modal tinggi Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 23,78 , sehingga pabrik yang
akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata-rata.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10.6.4 Pay Out Time POT
Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu
pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada
kapasitas penuh setiap tahun. POT =
tahun 1
x 0,2378
1 POT = 4,21 tahun
Dari harga di atas dapat dilihat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 4,21 tahun operasi.
10.6.5 Return on Network RON
Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan modal
sendiri. RON =
sendiri Modal
pajak setelah
Laba 100
RON = 800
. 788
. 845
. 731
075 .
930 .
036 .
290 x 100
RON = 39,63
10.6.6 Internal Rate of Return IRR
Internal Rate of Return merupakan persentase yang menggambarkan
keuntungan rata-rata bunga pertahunnya dari semua pengeluaran dan pemasukan besarnya sama.
Apabila IRR ternyata lebih besar dari bunga riil yang berlaku, maka pabrik akan menguntungkan tetapi bila IRR lebih kecil dari bunga riil yang berlaku maka
pabrik dianggap rugi. Dari perhitungan Lampiran E diperoleh IRR = 36,38 ,
sehingga pabrik akan menguntungkan karena, IRR yang diperoleh lebih besar dari bunga pinjaman bank saat ini, sebesar 10 Bank Mandiri, 2012.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB XI KESIMPULAN