Instrumentasi INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

6.1 Instrumentasi

Instrumentasi adalah alat-alat yang digunakan untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diperlukan pengawasan monitoring yang terus menerus terhadap operasi pabrik kimia dan intervensi dari luar external intervention untuk mencapai tujuan operasi. Hal ini dapat terlaksana melalui suatu rangkaian peralatan alat ukur, kerangan, pengendali, dan komputer dan intervensi manusia plant managers, plants operators yang secara bersama membentuk control system . Dalam pengoperasian pabrik diperlukan berbagai prasyarat dan kondisi operasi tertentu sehingga diperlukan usaha-usaha pemantauan terhadap kondisi operasi pabrik dan pengendalian proses supaya kondisi operasinya stabil Poerwanto, 2008. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Agar proses selalu stabil dibutuhkan instalasi alat-alat pengendalian. Alat-alat pengendalian dipasang dengan tujuan Hutagalung, 2008: 1. Menjaga keamanan dan keselamatan kerja Keamanan dalam operasi suatu pabrik kimia merupakan kebutuhan primer untuk orang-orang yang bekerja di pabrik dan untuk kelangsungan perusahaan. Untuk menjaga terjaminnya keamanan, berbagai kondisi operasi pabrik seperti tekanan operasi, temperatur, konsentrasi bahan kimia, dan lain sebagainya harus dijaga tetap pada batas-batas tertentu yang diizinkan. 2. Memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan Pabrik harus menghasilkan produk dengan jumlah tertentu sesuai kapasitas desain dan dengan kualitas tertentu sesuai spesifikasi. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem pengendali untuk menjaga tingkat produksi dan kualitas produk yang diinginkan. 3. Menjaga peralatan proses dapat berfungsi sesuai yang diinginkan dalam desain. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasi proses produksi memiliki kendala-kendala operasional tertentu yang harus dipenuhi. Pada pompa harus dipertahankan NPSH, temperatur dan tekanan pada reaktor harus dijaga agar tetap beroperasi aman dan konversi menjadi produk optimal, isi tangki tidak boleh luber ataupun kering, serta masih banyak kendala lain yang harus diperhatikan. 4. Menjaga agar operasi pabrik tetap ekonomis. Operasi pabrik bertujuan menghasilkan produk dari bahan baku yang memberi keuntungan yang maksimum, sehingga pabrik harus dijalankan pada kondisi yang menyebabkan biaya operasi menjadi minimum dan laba yang diperoleh menjadi maksimum. 5. Memenuhi persyaratan lingkungan Operasi pabrik harus memenuhi berbagai peraturan lingkungan yang memberikan syarat-syarat tertentu bagi berbagai buangan pabrik kimia. Variabel-variabel proses yang biasanya dikontroldiukur oleh instrumen adalah Considine, 1985 : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir, dan level cairan. 2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, panas spesifik, konduktivitas, pH, humiditas, titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel lainnya. Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari : 1. Elemen Perasa sensing Primary Element Elemen yang merasakan menunjukkan adanya perubahan dari harga variabel yang diukur. 2. Elemen pengukur measuring element Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya perubahan temperatur, tekanan, laju aliran, maupun tinggi fluida. Perubahan ini merupakan sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen pengontrol. 3. Elemen pengontrol controlling element Elemen pengontrol yang menerima sinyal kemudian akan segera mengatur perubahan-perubahan proses tersebut sama dengan nilai set point nilai yang diinginkan. Dengan demikian elemen ini dapat segera memperkecil ataupun meniadakan penyimpangan yang terjadi. 4. Elemen pengontrol akhir final control element Elemen ini merupakan elemen yang akan mengubah masukan yang keluar dari elemen pengontrol ke dalam proses sehingga variabel yang diukur tetap berada dalam batas yang diinginkan dan merupakan hasil yang dikehendaki. Pengendalian peralatan instrumentasi dapat dilakukan secara otomatis dan semi otomatis. Pengendalian secara otomatis adalah pengendalian yang dilakukan dengan mengatur instrumen pada kondisi tertentu, bila terjadi penyimpangan variabel yang dikontrol maka instrumen akan bekerja sendiri untuk mengembalikan variabel pada kondisi semula, instrumen ini bekerja sebagai controller. Pengendalian secara semi otomatis adalah pengendalian yang mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada variabel yang dikontrol. Untuk mengubah variabel-variabel ke nilai yang diinginkan dilakukan usaha secara manual, instrumen ini bekerja sebagai pencatat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA recorder. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen-instrumen adalah Peter, dkk., 2004 : 1. Range yang diperlukan untuk pengukuran 2. Level instrumentasi 3. Ketelitian yang dibutuhkan 4. Bahan konstruksinya 5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah : 1. Untuk variabel temperatur:  Temperature Indicator TI adalah instrumentasi yang digunakan untuk menunjukkan temperatur dari suatu alat.  Temperature Controller TC adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengkontrol temperatur suatu alat. Dengan menggunakan temperature controller , para engineer dapat melakukan pengendalian terhadap peralatan sehingga temperatur peralatan tetap berada dalam range yang diinginkan. Temperature controller kadang-kadang juga dapat mencatat temperatur dari suatu peralatan secara berkala Temperature Recorder.  Temperature Indicator Control Alarm TICA adalah instrumen yang digunakan untuk tiga fungsi instrumen temperatur sekaligus yaitu menunjukkan, mengkontrol temperatur dan membunyikan alarm jika terjadi perubahan temperatur dari suatu peralatan 2. Untuk variabel tinggi permukaan cairan  Level Indicator LI adalah instrumentasi yang digunakan untuk menunjukkan ketinggian cairan dalam suatu alat.  Level Controller LC adalah instumentasi yang digunakan untuk mengkontrol ketinggian cairan dalam suatu alat. Dengan menggunakan level controller , para engineer juga dapat melakukan pengendalian ketinggian cairan dalam peralatan tersebut. 3. Untuk variabel tekanan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA  Pressure Indicator PI adalah instrumentasi yang digunakan untuk menunjukkan tekanan operasi suatu alat.  Pressure Controller PC adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati tekanan operasi suatu alat. Para engineer juga dapat melakukan perubahan tekanan dari peralatan operasi. Pressure controller dapat juga dilengkapi pencatat tekanan dari suatu peralatan secara berkala Pressure Recorder .  Pressure Indicator Control Alarm PICA adalah instrumen yang digunakan untuk tiga fungsi instrumen tekanan sekaligus yaitu menunjukkan tekanan, membunyikan alarm jika terjadi perubahan tekanan dan mengkontrol tekanan dari suatu peralatan 4. Untuk variabel aliran bahan  Flow Indicator FI adalah instrumentasi yang digunakan untuk menunjukkan laju aliran bahan dalam suatu alat.  Flow Controller FC adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati laju alir bahan yang melalui suatu alat dan bila terjadi perubahan dapat melakukan pengendalian. Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Silikon Karbida No Nama alat Jenis instrumen Kegunaan 1. Tangki cairan LI Menunjukkan tinggi cairan dalam tangki 2. Pompa FC Mengontrol laju alir cairan dalam pipa 3. Mixer LC Mengontrol tinggi bahan dalam Mixer 4. Electric Furnace TC Mengontrol temperatur dalam Electric Furnace 5. Steam Boiler PC Mengontrol tekanan dalam Steam Boiler FC Mengontrol laju alir air masuk ke dalam Steam Boiler 6. Compressor PC Mengontrol tekanan operasi dalam kompresor UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7. Rotary Kiln Preheater TC Mengontrol suhu dalam Rotary Kiln Preheater 8. Conveyor FC Mengontrol laju alir bahan pada conveyor 6.2 Keselamatan Kerja Pabrik Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi. Semakin tinggi tingkat keselamatan kerja dari suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang menyenangkan. Untuk mencapai hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab dan kewajiban para perancang untuk merencanakannya. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin adanya keselamatan kerja adalah sebagai berikut Alamsyah, 2007: 1. Penanganan dan pengangkutan bahan harus seminimal mungkin . 2. Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik. 3. Jarak antar mesin-mesin dan peralatan lain cukup luas. 4. Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin. 5. Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran. 6. Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya. 7. Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran. 6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Silikon Karbida Dalam rancangan pabrik pembuatan Silikon Karbida, usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan sebagai berikut: 6.3.1 Pencegahan Terhadap Kebakaran dan Ledakan Pencegahan kebakaran dan ledakan adalah usaha mewaspadai akan faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengambil langkah-langkah untuk mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu program pendidikan dan pengawasan beserta pengawasan karyawan, suatu rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya, inspeksipemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapainya. Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan. Api terjadi karena persenyawaan dari Safe, 2000 : 1. Sumber panas, seperti energi elektron listrik statis atau dinamis, sinar matahari, reaksi kimia dan perubahan kimia. 2. Benda mudah terbakar, seperti bahan-bahan kimia, bahan bakar, kayu, plastik dan sebagainya. 3. Oksigen tersedia di udara Peralatan Pencegahan Kebakaran Safe, 2000 : 1. Memasang sistem alarm pada tempat yang strategis dan penting, seperti power station , laboratorium, dan ruang proses. 2. Mobil pemadam kebakaran harus selalu dalam keadaan siap siaga di fire station. 3. Fire Hydran ditempatkan di daerah storage, proses dan perkantoran. Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran gedung, hydran halaman dan hydran kota, sesuai namanya hydran gedung ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air. 4. Fire Extinguishers APAR Racun Api disediakan pada bangunan pabrik untuk memadamkan api yang relatif kecil. Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran UNIVERSITAS SUMATERA UTARA beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kimia kering, busa foam dan CO 2 , untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia. 5. Gas Detector dipasang pada daerah proses, storage, dan daerah perpipaan dan dihubungkan dengan gas alarm di ruang kontrol untuk mendeteksi kebocoran gas. 6. Detektor Asap Smoke Detector Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung. 7. Sprinkler Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam Peraturan Tenaga Kerja No.Per13Men2003 tentang instalansi alarm kebakaran otomatis, yaitu Frankiest, 2003 : 1. Detektor Kebakaran, merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi secara dini adanya suatu kebakaran awal. Alat ini terbagi atas: a. Alarm kebakaran Fire Alarm Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat. b. Gas Detector adalah detector yang bekerja berdasarkan kenaikan konsentrasi gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas-gas lain yang mudah terbakar. c. Smoke Detector adalah detector yang bekerja berdasrkan terjadinya akumulasi asap dalam jumlah tertentu. 2. Panel Indikator Kebakaran UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Panel Indikator Kebakaran adalah suatu komponen dari sistem deteksi dan alarm kebakaran yang berfungsi mengendalikan kerja sistem dan terletak di ruang operator. 6.3.2 Pencegahan Terhadap Bahaya Mekanis Upaya pencegahan kecelakaan terhadap bahaya mekanis adalah Ishak, 2004: 1. Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup berat untuk mencegah kemungkinan terguling atau terjatuh. 2. Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup lebar dan tidak menghambat kegiatan karyawan. 3. Jalur perpipaan sebaiknya berada di atas permukaan tanah atau diletakkan pada atap lantai pertama kalau di dalam gedung atau setinggi 4,5 meter bila diluar gedung agar tidak menghalangi kendaraan yang lewat. 4. Letak alat diatur sedemikian rupa sehingga para operator dapat bekerja dengan tenang dan tidak akan menyulitkan apabila ada perbaikan atau pembongkaran. 5. Pada alat-alat yang bergerak atau berputar harus diberikan tutup pelindung untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Untuk mencapai keselamatan kerja yang tinggi, maka ditambahkan nilai- nilai disiplin bagi para karyawan yaitu : 1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan. 2. Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi. 3. Perlu keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan peralatan yang ada. 4. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan pada atasan. 5. Setiap karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya. 6. Setiap kontrol secara periodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas maintenance. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6.3.3 Pencegahan Terhadap Bahaya Listrik Upaya peningkatan keselamatan kerja terhadap listrik adalah Ishak, 2004 : 1. Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekering atau pemutus arus listrik otomatis lainnya. 2. Sistem perkabelan listrik harus dirancang secara terpadu dengan tata letak pabrik untuk menjaga keselamatan dan kemudahan jika harus dilakukan perbaikan. 3. Penempatan dan pemasangan motor-motor listrik tidak boleh mengganggu lalu lintas pekerja. 4. Memasang papan tanda larangan yang jelas pada daerah sumber tegangan tinggi. 5. Isolasi kawat hantaran listrik harus disesuaikan dengan keperluan. 6. Setiap peralatan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan alat penangkal petir yang dibumikan. 7. Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang bekerja pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus. 6.3.4 Menggunakan Alat Pelindung Diri ADP Alat Pelindung Diri APD adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah : 1. Safety Helmet Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung. 2. Tali Keselamatan safety belt Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun peralatan lain yang serupa mobil,pesawat, alat berat, dan lain-lain. 3. Sepatu Karet sepatu boot UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya. 4. Sepatu pelindung safety shoes Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia. 5. Sarung Tangan Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan. 6. Tali Pengaman Safety Harness Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter. 7. Penutup Telinga Ear Plug Ear Muff Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising. 8. Kaca Mata Pengaman Safety Glasses Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja misalnya mengelas. 9. Masker Respirator Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk misal berdebu, beracun. 10. Pelindung wajah Face Shield Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja misal pekerjaan menggerinda 11. Jas Hujan Rain Coat Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat. Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja K3L Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6.3.5 Penyediaan Poliklinik di Lokasi Pabrik Poliklinik disediakan untuk tempat pengobatan akibat kecelakaan di lokasi pabrik seperti terhirup gas beracun, luka terbakar, patah tulang dan lain sebagainya Ishak, 2004.

BAB VII UTILITAS