IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan Indeks Sektoral Harian, 2007-2012
Tabel 1 menyajikan deskripsi statistik dari Indeks Harga Saham Gabungan dan Indeks Sektoral dari sektor keuangan, industri barang konsumsi dan
pertambangan selama periode Januari 2007 hingga Mei 2012. Dari Tabel 1 diketahui bahwa rata-rata return dari indeks harian ketiga sektor tersebut lebih
besar dari return Indeks Harga Saham Gabungan IHSG serta bervariasi antar sektor. Sektor industri barang konsumsi memberikan rata-rata return lebih besar
dibandingkan dengan dengan kedua sektor lainnya. Hammoudeh et al. 2009 menyebutkan bahwa keadaan seperti ini adalah wajar bagi negara dengan
perekonomian besar. Indonesia juga merupakan negara dengan perekonomian besar, yang dibuktikan dengan Produk domestik Bruto PDB mencapai 846,8
miliar US pada tahun 2011 dan menjadikannya masuk ke dalam 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia World Bank, 2012.
Tabel 1 Ringkasan Statistik
Return Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan Indeks Sektoral Harian, 2007-2012
Statistik rIHSG rKeu rKonsumsi
rTambang
Mean 0.056
0.062 0.095
0.058 Std. Deviasi
1.659 1.880
1.533 2.613
Skewness -0.623
-0.065 -0.172
-0.733 Kurtosis
9.275 6.566
8.009 11.779
Jarque-Bera 2251.262
0.000 700.455
0.000 1386.598
0.000 4357.043
0.000 ADF -32.693
0.000 -32.618
0.000 -33.838
0.000 -32.865
0.000
Sumber: BEI, berbagai tahun diolah
Nilai-nilai dalam standar deviasi menunjukan adanya variasi dalam series masing-masing return saham dari waktu ke waktu. Hal ini berarti bertentangan
dengan syarat bahwa suatu aset harus bebas resiko atau dengan kata lain, aset-aset
tersebut mengandung resiko. Sektor pertambangan memiliki nilai standar deviasi relatif paling tinggi dibandingkan dengan sektor keuangan dan sektor industri
barang konsumsi Tabel 1. Seperti yang dikemukakan oleh Hammoudeh et al. 2009, nilai standar deviasi yang tinggi mengindikasikan bahwa sektor tersebut
memiliki resiko paling besar dibandingkan kedua sektor lainnya karena harga barang tambang sangat fluktuatif mengikuti harga tambang dunia.
Return sektor keuangan, industri barang konsumsi dan pertambangan
memiliki nilai skewness negatif. Hal ini berimplikasi return ketiga sektor tersebut memiliki kesempatan yang lebih besar untuk turun daripada naik selama periode
waktu tertentu. Nilai kurtosis yang merupakan ukuran kemencengan peakedness dari Tabel 1 lebih dari 3. Hal ini berarti bahwa distribusi return IHSG, return
sektor keuangan, sektor industri barang konsumsi dan sektor pertambangan pada ketiga periode tersebut memiliki ekor yang lebih padat dibandingkan dengan
sebaran normal. Hasil tersebut didukung oleh nilai Jarque-Bera Test yang sangat signifikan menolak hipotesis nol dari normalitas pada tingkat kepercayaan 5
persen. Nilai kurtosis yang lebih dari 3 juga merupakan gejala awal adanya heteroskedastisitas.
Augmented Dickey Fuller ADF Test pada data level return IHSG, return
sektor keuangan, sektor industri barang konsumsi dan sektor pertambangan menunjukkan bahwa ketiga data runtun waktu tersebut tidak mengandung akar-
akar unit unit roots. Hal ini berarti data return IHSG, return sektor keuangan, sektor industri barang konsumsi dan sektor pertambangan sudah stasioner Tabel
1. Gambar 5 menyajikan plot data runtun waktu return IHSG, return sektor
keuangan, sektor industri barang konsumsi dan sektor pertambangan yang menunjukkan fluktuasi di sekitar nol, tetapi pada beberapa periode terdapat
kenaikan atau penurunan yang tajam. Data seperti ini mengindikasikan adanya unsur heteroskedastisitas. Hal ini berarti pada jangka panjang varians dari return
IHSG konstan, tetapi ada beberapa periode di mana varians dari return IHSG relatif tinggi Firdaus, 2011.