Definisi Operasional Peubah METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan Indeks Sektoral Harian, 2007-2012

Tabel 1 menyajikan deskripsi statistik dari Indeks Harga Saham Gabungan dan Indeks Sektoral dari sektor keuangan, industri barang konsumsi dan pertambangan selama periode Januari 2007 hingga Mei 2012. Dari Tabel 1 diketahui bahwa rata-rata return dari indeks harian ketiga sektor tersebut lebih besar dari return Indeks Harga Saham Gabungan IHSG serta bervariasi antar sektor. Sektor industri barang konsumsi memberikan rata-rata return lebih besar dibandingkan dengan dengan kedua sektor lainnya. Hammoudeh et al. 2009 menyebutkan bahwa keadaan seperti ini adalah wajar bagi negara dengan perekonomian besar. Indonesia juga merupakan negara dengan perekonomian besar, yang dibuktikan dengan Produk domestik Bruto PDB mencapai 846,8 miliar US pada tahun 2011 dan menjadikannya masuk ke dalam 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia World Bank, 2012. Tabel 1 Ringkasan Statistik Return Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan Indeks Sektoral Harian, 2007-2012 Statistik rIHSG rKeu rKonsumsi rTambang Mean 0.056 0.062 0.095 0.058 Std. Deviasi 1.659 1.880 1.533 2.613 Skewness -0.623 -0.065 -0.172 -0.733 Kurtosis 9.275 6.566 8.009 11.779 Jarque-Bera 2251.262 0.000 700.455 0.000 1386.598 0.000 4357.043 0.000 ADF -32.693 0.000 -32.618 0.000 -33.838 0.000 -32.865 0.000 Sumber: BEI, berbagai tahun diolah Nilai-nilai dalam standar deviasi menunjukan adanya variasi dalam series masing-masing return saham dari waktu ke waktu. Hal ini berarti bertentangan dengan syarat bahwa suatu aset harus bebas resiko atau dengan kata lain, aset-aset tersebut mengandung resiko. Sektor pertambangan memiliki nilai standar deviasi relatif paling tinggi dibandingkan dengan sektor keuangan dan sektor industri barang konsumsi Tabel 1. Seperti yang dikemukakan oleh Hammoudeh et al. 2009, nilai standar deviasi yang tinggi mengindikasikan bahwa sektor tersebut memiliki resiko paling besar dibandingkan kedua sektor lainnya karena harga barang tambang sangat fluktuatif mengikuti harga tambang dunia. Return sektor keuangan, industri barang konsumsi dan pertambangan memiliki nilai skewness negatif. Hal ini berimplikasi return ketiga sektor tersebut memiliki kesempatan yang lebih besar untuk turun daripada naik selama periode waktu tertentu. Nilai kurtosis yang merupakan ukuran kemencengan peakedness dari Tabel 1 lebih dari 3. Hal ini berarti bahwa distribusi return IHSG, return sektor keuangan, sektor industri barang konsumsi dan sektor pertambangan pada ketiga periode tersebut memiliki ekor yang lebih padat dibandingkan dengan sebaran normal. Hasil tersebut didukung oleh nilai Jarque-Bera Test yang sangat signifikan menolak hipotesis nol dari normalitas pada tingkat kepercayaan 5 persen. Nilai kurtosis yang lebih dari 3 juga merupakan gejala awal adanya heteroskedastisitas. Augmented Dickey Fuller ADF Test pada data level return IHSG, return sektor keuangan, sektor industri barang konsumsi dan sektor pertambangan menunjukkan bahwa ketiga data runtun waktu tersebut tidak mengandung akar- akar unit unit roots. Hal ini berarti data return IHSG, return sektor keuangan, sektor industri barang konsumsi dan sektor pertambangan sudah stasioner Tabel 1. Gambar 5 menyajikan plot data runtun waktu return IHSG, return sektor keuangan, sektor industri barang konsumsi dan sektor pertambangan yang menunjukkan fluktuasi di sekitar nol, tetapi pada beberapa periode terdapat kenaikan atau penurunan yang tajam. Data seperti ini mengindikasikan adanya unsur heteroskedastisitas. Hal ini berarti pada jangka panjang varians dari return IHSG konstan, tetapi ada beberapa periode di mana varians dari return IHSG relatif tinggi Firdaus, 2011.

Dokumen yang terkait

ANALYSIS THE DAY OF THE WEEK EFFECT BASED ON RETURN AND ABNORMAL RETURN IN STOCK LQ45 IN THE PERIOD 2007-2008

0 7 92

INFLUENCE OF INVESTORS’ ATTENTION ON STOCK RETURN, LIQUIDITY, AND RETURN VOLATILITY COMPARISON BETWEEN MANUFACTURE COMPANIES IN INDONESIA AND INDIA.

0 3 15

THE EFFECT OF EARNINGS MANIPULATION WITH USING M-SCOREON STOCK RETURN THE EFFECT OF EARNINGS MANIPULATION WITH USING M-SCORE ON STOCK RETURN (Empirical Evidence in Indonesia Listed Companies on LQ45 at Indonesia Stock Exchange Period 2009-2011).

0 2 15

INFLUENCE OF INVESTORS’ ATTENTION ON STOCK RETURN, LIQUIDITY, AND RETURN VOLATILITY COMPARISON BETWEEN INFLUENCE OF INVESTORS’ ATTENTION ON STOCK RETURN, LIQUIDITY, AND RETURN VOLATILITY COMPARISON BETWEEN MANUFACTURE COMPANIES IN INDONESIA AND INDIA.

0 3 19

INTRODUCTION INFLUENCE OF INVESTORS’ ATTENTION ON STOCK RETURN, LIQUIDITY, AND RETURN VOLATILITY COMPARISON BETWEEN MANUFACTURE COMPANIES IN INDONESIA AND INDIA.

0 3 9

STOCK RETURN VOLATILITY AND COINTEGRATION OF U.S. AND ASIAN MARKETS IN ACCORDANCE WITH THE FINANCIAL CRISIS STOCK RETURN VOLATILITY AND COINTEGRATION OF U.S. AND ASIAN MARKETS IN ACCORDANCE WITH THE FINANCIAL CRISIS (1997-2014).

0 3 15

DISCLOSURE OF ACCOUNTING INFORMATION AND STOCK RETURN VOLATILITY IN INDONESIA FIRM LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD JANUARY 2004 - JUNE 2006.

0 0 6

Trading Mechanisms, Return’s Volatility, and Efficiency in the Casablanca Stock Exchange

0 0 9

RETURN ON STOCK IN THE CONTEXT OF DAY OF THE WEEK EFFECT

0 0 16

ANALISIS WEEKEND EFFECT TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Analysis of Weekend Effect Toward Stock Return in Indonesia Stock Exchange) Luhgiatno )

0 0 13